• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengelolaan Kelas yang Diterapkan oleh Guru

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Strategi Pengelolaan Kelas yang Diterapkan oleh Guru

Tabel 5

Keadaan Sarana dan Prasarana pendukung Proses Pembelajaran MTS As’adiyah No. 1 Belawa

No Jenis Bangunan

Jumlah Ruang Menurut Kondisi (Unit)

Baik Rusak Ringan Jumlah

1 Kursi Siswa 75 16 91

2 Meja Siswa 80 8 88

3 Kursi Guru 7 - 7

4 Meja Guru 7 - 7

5 Papan Tulis 7 - 7

6 Alat Peraga PAI 1 - 1

Sumber Data: Dokumentasi Tanggal 23 Februari 2016 di Kantor Tata Usaha MTS As’adiyah No. 1 Belawa

B. Strategi Pengelolaan Kelas Yang Diterapkan Oleh Guru PAI Dalam

Dalam mengelola kelas guru harus selektif terhadap tindakan yang akan dilakukan, karena itu juga sebagai tanggung jawab guru terhadap kelas dan juga selektif terhadap pengunaan alat-alat belajar yang tepat sesuai dengan masalah atau materi yang sedang diberikan. Dengan demikian siswa dapat belajar secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Pengelolaan kelas ditinjau dari penataan ruang kelas, pengaturannya bisa berdasarkan tujuan pengajaran, waktu yang tersedia, dan kepentingan pelaksanaan proses pembelajaran.

Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan bapak H. Abd Rauf selaku kepala sekolah MTS As’adiyah No. 1 Belawa beliau menjelaskan bahwa:

“Pengelolaan kelas di sekolah ini, baik dari pengaturan ruangan ataupun pengaturan siswanya diserahkan pada guru yang mengajar atau wali kelas yang menangani masing-masing kelas”. (Wawancara tanggal 24 Februari 2016 MTS As’adiyah No. 1 Belawa)

Berdasarkan pemaparan di atas menjelaskan bahwa pengelolaan kelas dapat di lakukan oleh wali kelas atau guru yang sedang mengajar, baik guru Pendidikan Agama Islam maupun guru bidang studi lain. Guru harus bisa membuat kelas nyaman dan menyenangkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan dengan ibu gismawati, guru SKI selaku wali kelas VII menjelaskan bahwa:

Saya sebagai wali kelas VII pada awal pertemuan dengan siswa membentuk pengorganisasian kelas terlebih dahulu. Setiap kelas terdapat organisasi kelas terdiri dari ketua kelas, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan seterusnya untuk melaksanakan tata tertib kelas yang telah disepakati kemudian dilanjutkan dengan

membentuk struktur kebersihan dan tata tertib lainnya. (Wawancara tanggal 24 Februari 2016 MTS As’adiyah No. 1 Belawa)

Sebagai guru Pendidikan Agama Islam juga harus bisa mengelola kelas dengan baik, walaupun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak masuk dalam Ujian Nasional. Guru juga harus dapat menyesuaikan pelajaran Agama Islam dengan kondisi siswa yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, selain itu siswa dapat menguasai teori juga harus bisa mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di lapangan strategi pengelolaan kelas yang diterapkan guru Pendidikan Agama Islam di MTS As’adiyah No. 1 Belawa, seperti:

1. Keterampilan mengelola kelas

Jika guru dapat mengelola kelas dengan baik maka proses pembelajaran akan menjadi efekif dan efisien, hasil pengamatan peneliti pada saat kegiatan pendahuluan, yang pertama kali dilakukan guru adalah mengucapkan salam saat masuk ke dalam kelas.

Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan bapak H. Adyani Mustawi, guru Fiqih beliau menjelaskan bahwa:

“Cara membuka dan menutup pembelajaran termaktub dalam RPP, namun dalam pelaksanaannya terkadang berbeda dengan yang direncanakan karena situasi dan kondisi yang diluar dugaan. Pada situasi dan kondisi inilah dituntut kreatifitas guru dalam beriprovisasi.

Namun hal yang wajib dalam membuka dan menutup pelajaran adalah mengucapkan salam”. (Wawancara tanggal 24 Februari 2016 MTS As’adiyah No. 1 Belawa)

Pengaturan meja dan kursi dalam proses pembelajaran di kelas juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan guru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan dengan ibu gismawati, guru SKI beliau menjelaskan bahwa:

Hal yang tidak boleh dilupakan bahwa dalam penataan tempat duduk siswa tersebut guru tidak hanya menyesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan saja. Tetapi seorang guru perlu mempertimbangkan karakteristik individu siswa itu sendiri. Hal ini penting karena guru perlu menyusun atau menata tempat duduk yang dapat memberikan suasana yang nyaman bagi siswa.

Penempatan siswa kiranya harus memperhatikan pula pada aspek biologis seperti postur tubuh siswa, di mana menempatkan postur tubuh siswa yang tinggi dan rendah. Dan menempatkan siswa yang mempunyai kelainan dalam arti secara psikologis, misalnya siswa yang hiper aktif, suka melamun dan bermain sendiri. (Wawancara tanggal 24 Februari 2016 MTS As’adiyah No. 1 Belawa)

Tempat duduk siswa menetukan motivasi belajar siswa, karena tempat duduk bersama teman membawa pengaruh terhadap kegiatan pembelajaran, sehingga guru perlu mengatur bagaimana posisi tempat duduk siswa berdasarkan latar belakang siswa.

Sesuai dengan hasil pengamatan peneliti di lapangan guru PAI mengkondisikan kelas dengan cara sebelum memulai proses pembelajaran guru memperhatikan kondisi ruang kelas dan kesiapan siswa untuk belajar. Mulai dari memeriksa keadaan kelas, menata keindahan dan kebersihan kelas, memeriksa ventilasi dan tata cahaya, mengatur tempat duduk, mengabsen siswa, memberikan tugas serta apresiasi kepada siswa. Setelah siswa sudah tenang guru menyiapkan

materi pembelajaran kemudian guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran mengenai materi yang akan disampaikan.

2. Menciptakan hubungan yang baik dengan siswa

Strategi lain dalam mengelola kelas yang dilakukan oleh guru-guru agar siswa termotivasi dan senang untuk belajar adalah guru menciptakan hubungan yang baik dengan siswa. Disamping guru menjadi pembimbing juga bisa menjadi teman belajar untuk siswanya. Apabila ada siswanya yang belum mengerti, maka guru sabar memberi penjelasan sampai siswa itu mengerti. Dengan demikian, guru sudah menciptakan hubungan yang baik dengan siswanya.

Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Nur Asian Amin, guru Al-Qur’an Hadits beliau menjelaskan bahwa:

“Ketika di dalam kelas saya berusaha menjalin hubungan yang baik dengan siswa saya, memahami latar belakang mereka dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat mereka”. (Wawancara tanggal 24 Februari 2016 MTS As’adiyah No. 1 Belawa)

Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan bapak H. Adyani Mustawi, guru Fiqih beliau menjelaskan bahwa:

Kemampuan guru menciptakan iklim pembelajaran yang harmonis berkaitan dengan bagaimana guru menampilkan peran sebagai orang dewasa profesional sehingga penampilannya menyenangkan bagi siswa. Hal yang dilakukan guru adalah:

a. Berpakaian yang sopan dan rapi

b. Menunjukkan perilaku disiplin dengan baik c. Bersikap ramah tamah dengan siswa d. Bersedia membantu dan melayani siwa

e. Menjalin suasana yang akrab pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas

f. Memberikan perhatian dan menghargai siswa

g. Mudah tersenyum dan humoris (Wawancara tanggal 24 Februari 2016 MTS As’adiyah No. 1 Belawa)

Sesuai dengan hasil pengamatan yang ada di lapangan, penampilan guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap situasi yang terjadi dalam kelas, karena siswa mengamati penampilan dan apapun yang dilakukan oleh guru. Hal ini menentukan bagaimana tanggapan siswa terhadap apapun yang dilakukan oleh guru.

Dengan adanya interaksi-interaksi yang baik, maka hubungan antara guru dengan siswa akan terjalin dengan baik pula. Dengan terciptanya hubungan yang baik antara guru dengan siswa akan membuat siswa betah berada di kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Karena siswa merasa dihargai dan tidak kaku jika bicara dengan guru dan respon siswa dari hubungan yang baik dengan guru adalah siswa menjadi tenang dan senang saat proses pembelajaran.

3. Menggunakan metode yang bervariasi

Strategi pengelolaan kelas yang lain yang dilakukan guru adalah dalam mengajar guru menggunakan metode yang bervariasi dan tidak monoton. Tidak dapat dipungkiri dalam proses pembelajaran adakalanya siswa bahkan guru mengalami kejenuhan. Hal tersebut menjadi problem bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mengatasi itu semua, maka guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan agar tidak memungkinkan rejadinya kebosanan dan kejenuhan dalam kelas.

Guru dalam mengajar tidak hanya menggunakan metode ceramah saja juga bisa menggunakan metode-metode yang lain sesuai materi yang diberikan agar siswa tidak merasa bosan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan dengan ibu gismawati, guru SKI beliau menjelaskan bahwa:

Metode yang biasa saya gunakan dalam mengajar adalah metode ceramah, kerja kelompok, diskusi, tanya jawab interaktif, dan peragaan atau memberikan tugas kepada siswa dengan menonton sejarah-sejarah kebudayaan Islam di televisi ataupun di internet.

(Wawancara tanggal 24 Februari 2016 MTS As’adiyah No. 1 Belawa) Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam di MTS As’adiyah No. 1 Belawa, bahwa dalam pengajaran Agama Islam untuk pengaturan siswa menggunakan beberapa metode dalam penyampaian materi, seperti metode diskusi, tanya jawab dan melakukan praktek sesuai dengan materi yang diajarkan. Dengan begitu siswa lebih mudah dalam mencerna materi yang disampaikan, siswa tidak merasa cepat bosan dalam pembelajaran dan juga dapat meningkatkan motivasi mereka dalam belajar.

4. Memberikan pujian

Setiap orang akan senang jika mendapat hadiah atau pujian dari hasil pekerjaan yang dilakukannya, Begitu juga dengan siswa. Siswa akan merasa senang sekali apabila mendapat pujian atau hadiah dari gurunya karena dia mendapat nilai yang bagus atau prestasinya di kelas bagus.

Dengan adanya pujian atau hadiah yang diberikan bagi siswa yang

prestasinya bagus, maka semua siswa akan termotivasi untuk lebih giat belajar.

Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Nur Asian Amin, guru Al-Qur’an Hadits beliau menjelaskan bahwa:

Apabila ada salah satu siswa yang berprestasi dalam kelas, nilai ujiannya bagus, kesehariannya juga bagus, maka saya memuji siwa itu, memberikan kepercayaan diri dan memberi hadiah kepadanya, biasanya yang saya berikan berupa coklat, buku, peralatan menulis, dll. (Wawancara tanggal 24 Februari 2016 MTS As’adiyah No. 1 Belawa)

Dengan adanya hadiah atau pujian serta penanaman kepercayaan diri yang diberikan kepada siswa akan memberikan semangat dan motivasi bagi siswa untuk mempertahankan nilainya yang bagus dan bagi siswa yang rendah nilainya hal itu dapat memberikan semangat dan motivasi kepada mereka supaya belajar dengan rajin untuk mendapatkan nilai yang tinggi.

5. Memberikan hukuman yang mendidik

Mengatasi kenakalan siswa, sebagaimana yang dijelaskan bahwa siswa yang melanggar atau melakukan tindakan yang menyimpang di dalam kelas diberikan kesempatan untuk bisa merubah tingkah lakunya dengan diberi nasehat atau arahan ataupun hukuman yang besifat mendidik.

Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Nur Amal, guru Akidah akhlak beliau menjelaskan bahwa:

Dalam proses pembelajaran di kelas apabila salah satu siswa terlambat masuk kelas atau membuat gaduh sementara sudah berlangsung proses pembelajaran, saya akan memberikan hukuman

berdiri di depan papan tulis sampai mata pelajaran berakhir dan setelah itu saya memberikan nasehat dan saya suruh mencatat kembali materi pelajaran yang saya ajarkan kemudian saya memberikan tugas kepada siswa saya yang terlambat itu.

(Wawancara tanggal 24 Februari 2016 MTS As’adiyah No. 1 Belawa) Pendekatan seperti ini diharapkan dapat membuat siswa yang melakukan tindakan menyimpang atau membuat gaduh di dalam kelas dapat merasa jera atau menyadari kesalahnnya dan mau mengubah sikapnya dalam kelas dan berperilaku yang baik dalam kelas maupun diluar kelas.

Pendekatan yang digunakan dalam strategi pengelolaan kelas bermacam-macam. Sebagaimana yang dikatakan ahmad Rohani dan abu ahmadi dalam bukunya pedoman penyelenggaraan administrasi di sekolah, bahwa mengelola kelas dapat memberi pesan belajar. Untuk menciptakannya adalah tugas seorang guru. Karena guru merupakan aktor dan desainer pembelajaran siswa dengan salah satunya menciptakan kelas untuk belajar dan membimbing siswa untuk saling belajar membelajarkan serta membawa dampak lahirnya masukan bagi guru.

Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan bapak H. Adyani, guru Fiqih beliau menjelaskan bahwa:

Pendekatan yang dilakukan dalam pengelolaan kelas yaitu dimana guru memberi kegiatan yang positif kepada siswa, sehingga siswa dapat menimbulkan perilaku yang baik. Seperti memberi hukuman kepada siswa yang menyimpang atau membuat gaduh di kelas. Dan sebagai guru yang baik harus memberi contoh yang baik kepada siswa, dengan mewujudkan sikap saling menghormati antar sesama baik guru dengan guru, guru dengan siswa, siswa dengan siswa.

Seperti dibudayakan salam antar sesama dan setiap ketemu dengan

guru baik guru Pendidikan Agama Islam maupun guru bidang studi lainnya akan bersalaman setiap bertemu. (Wawancara tanggal 24 Februari 2016 MTS As’adiyah No. 1 Belawa)

Dengan demikian adanya strategi pengelolaan kelas yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam maka proses pembelajaran menjadi kondusif, siswa menjadi termotivasi untuk belajar Pendidikan Agama Islam, hubungan guru dan siswa menjadi dekat karena adanya interaksi yang baik. Dan pelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.

C. Gambaran Motivasi Belajar PAI Siswa MTS As’adiyah No. 1 Belawa

Dokumen terkait