BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Subjek Penelitian
Untuk menguji perbedaan efek pemberian ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% dan Povidone Iodine terhadap peningkatan penyembuhan ulkus traumatikus mukosa mulut tikus yang terpapar H2O2 30% dengan perubahan yang signifikan terhadap neoangiogenesis dan reepitelialisasi pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol, digunakan tikus putih (Rattus Novergicus) , sehat, umur 2 bulan, dan berat 180-200 gram sebagai sampel. Sampel ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Kelompok Perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% dan Kelompok Kontrol dengan pemberian Povidone Iodine, masing-masing kelompok berjumlah 16 ekor.
6.2 Ekstrak Etanol Meningkatkan Penyembuhan Ulkus Traumatikus Mukosa Mulut
Pada penelitian ini, pengamatan dilakukan pada hari ke 7, ditentukan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Mandala 2006; Anton 2007). Pemberian ekstrak etanol buah adas pada luka gingival selama 3 hari menyebabkan peningkatan neoangiogenesis dan reepitelialisasi (Rather dkk., 2012). Selain itu, pada penelitian pendahuluan (Pertiwi, 2015) pengamatan dilakukan pada hari ke 7 menunjukan adanya peningkatan neoangiogenesis dan reepitelialisasi pada luka mukosa mulut tikus.
Penentuan konsentrasi ekstrak etanol buah adas (Foenicullum vulgare Mill) sebesar 50% dilakukan berdasarkan penelitian yang dilakukan Setyaningsih (2006), di mana aplikasi topikal ekstrak etanol buah adas 50% dapat meningkatkan jumlah fibroblas. Pada penelitiannya menggunakan model tikus, ekstrak etanol buah adas
dapat meningkatkan penyembuhan luka gingival tikus melalui peningkatan jumlah fibroblas (Setyaningsih, 2006). Selain itu, pada penelitian pendahuluan (Pertiwi, 2015), konsentrasi 50% paling efektif untuk meningkatkan neoangiogenesis dan reepitelialisasi pada ulkus traumatikus mukosa mulut tikus.
6.2.1 Perbandingan Rerata Neoangiogenesis
Uji perbandingan rerata neoangiogenesis antar kelompok menggunakan uji independent T-test, menunjukan terdapat perbedaan neoangiogenesis yang signifikan pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan (p<0,05) yang disajikan pada Tabel 5.4. Terdapat peningkatan neoangiogenesis yang bermakna pada Kelompok Perlakuan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%
dibandingkan kelompok Povidone Iodine pada pengamatan hari ke 7. Hal ini mempunyai arti bahwa proses penyembuhan ulkus traumatikus mukosa mulut lebih cepat terjadi pada kelompok yang diberikan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% dibandingkan kelompok Povidone Iodine.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Anton pada tahun 2007 di mana pemberian ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%
dapat meningkatkan penyembuhan luka gingiva tikus. Pengamatan dilakukan pada hari ke 7 menunjukan adanya peningkatan poliferasi pembuluh darah dan kepadatan angiogenesis. Gambaran histopatologi pada penelitian tersebut menunjukan perbedan yang signifikan antara Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol, di mana Kelompok Perlakuan yang diberikan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% menunjukan jumlah pembuluh darah yang baru terbentuk lebih banyak dibandingkan Kelompok Kontrol (Anton, 2007).
Terjadinya peningkatan neoangiogenesis pada penelitian ini dapat disebabkan oleh karena ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% memiliki potensi antioksidan dan antiinflamasi sehingga berpengaruh dalam proses penyembuhan luka. Ekstrak etanol buah adas (Foenicullum vulgare Mill) konsentrasi 50% merupakan antioksidan flavonoid, memiliki potensi mencegah terbentuknya radikal bebas yang keberadaannya dapat menyebabkan stress oksidatif dan respon inflamasi berkepanjangan sehingga dapat menunda dimulainya fase proliferasi penyembuhan luka (McKelvey dkk., 2012). Flavonoid dapat menurunkan inflamasi dan mencegah kerusakan oksidatif jaringan pada jaringan lunak rongga mulut (Shahat dkk., 2011).
Peningkatan proses penyembuhan luka setelah diberikan ekstrak buah adas juga ditemukan dalam penelitian Sahane dkk. (2015), hal tersebut dapat terjadi akibat efek dari flavonoid, yang terkandung di dalamnya, dapat meningkatkan ekspresi faktor pertumbuhan yang dibutuhkan dalam proses pembentukan pembuluh darah baru di area luka. Neoangiogenesis memiliki peran yang penting dalam penyembuhan jaringan yang rusak dengan membantu menyalurkan nutrisi dan oksigen. Angiogenesis, diatur oleh faktor pertumbuhan yang bekerja secara sinergi. VEGF, angiopoietin dan TGF-β merupakan komponen utama pada angiogenesis.
Angiogenesis pada Kelompok kontrol lebih rendah dari Kelompok perlakuan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%. Brinemark dkk. (2006) meneliti efek dari pemberian Povidone Iodine pada luka kecil di pipi hamster menemukan kelompok yang diberi Povidone Iodine selama satu menit terjadi
penghentian aliran darah pada permukaan kapiler dan tidak kembali normal dalam waktu satu jam. Penelitian Brennan dan Leaper (2005) yang meneliti mikrosirkulasi pada jaringan granulasi luka di telinga kelinci, setelah luka tergranulasi sempurna dialiri saline dan Povidone Iodine, mikrosirkulasi diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui efek dari bahan larutan pada mikrosirkulasi jaringan granulasi, kelompok yang dialiri Povidone Iodine menunjukkan penghentian aliran darah pada jaringan granulasi dan tidak mengalami perbaikan selama 72 jam.
6.2.2 Perbandingan rerata reepitelialisasi (lebar celah epitel) antar kelompok Untuk melihat peningkatan reepitelialisasi, diukur lebar celah epitel yang masih ada dengan metode morfometri. Uji perbandingan rerata lebar celah epitel antar kelompok menggunakan uji independent T-test, menunjukan terdapat perbedaan lebar celah epitel yang signifikan pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan (p<0,05) yang disajikan pada Tabel 5.5. Terdapat peningkatan repitelialisasi yang bermakna pada kelompok perlakuan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% dibandingkan Kelompok pada pengamatan hari ke 7. Pada Kelompok Perlakuan, celah epitel yang masih terbuka lebih kecil dibandingkan Kelompok kontrol. Hal ini mempunyai arti bahwa proses reepitelialisasi pada penyembuhan ulkus traumatikus mukosa mulut lebih cepat terjadi pada kelompok yang diberikan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%
dibandingkan Kelompok Kontrol.
Peningkatan reepitelisasi pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mandala (2006) yang menyimpulkan bahwa pemberian ekstrak
etanol buah adas dapat meningkatkan neoformasi sel epitel pada luka. Pada penelitiannya, observasi yang dilakukan pada hari ke 7 menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara Kelompok Kontrol dan Perlakuan di mana lebar celah epitel pada Kelompok Perlakuan pemberian ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% lebih pendek dibandingkan Kelompok Kontrol. Meningkatnya reepitelialisasi akan mempercepat proses penyembuhan luka. Reepitelialisasi yang baik ditandai dengan celah epitel yang tertutup sempurna akibat migrasi sel epitel yang terus terjadi sampai luka tertutup.
Meningkatnya reepitelialisasi pada kelompok yang diberikan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% dapat disebabkan karena ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50% mampu meningkatkan faktor pertumbuhan yang dibutuhkan dalam migrasi dan proliferasi sel epitel. Buah adas menunjukkan efek antiinflamasi dan antioksidan sehingga mampu meningkatkan penyembuhan luka melalui peningkatan kerja Transforming Growth Factor-beta 1 (TGF- β1). TGF-β 1 menstimulasi migrasi dan meningkatkan kekuatan adhesi sel-sel epitel (Sahane dkk., 2015), meningkatkan aktivitas enzim, menginduksi sintesis nitric oxide dan COX-2 yang diperlukan pada proses reepitelisasi luka (Larjava, 2012).
Pada penelitian ini, terdapat peningkatan reepitelialisasi yang signifikan pada kelompok yang diberikan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%. Hal ini menunjukan hasil yang sama dengan penelitian Sahane dkk., (2015) yang menyatakan bahwa ekstrak buah adas dapat meningkatkan regenerasi sel epitel yang signifikan pada Kelompok Perlakuan. Berdasarkan penelitian tersebut, Sahane dkk., (2015) menyimpulkan bahwa buah adas dapat mempercepat
penyembuhan luka. Peningkatan reepitelialisasi ini dapat disebabkan karena potensi buah adas sebagai antioksidan dalam mencegah terbentuknya radikal bebas yang menghambat migrasi sel. Buah adas mencegah terjadinya penundaan fase proliferasi penyembuhan luka akibat radikal bebas dan meningkatkan regenerasi jaringan untuk mengembalikan integritasnya. Buah adas juga mempersingkat proses inflamasi dan mengatur respon seluler terhadap luka berjalan dengan normal (Keller dkk., 2006).
Celah epitel pada Kelompok Kontrol yang diberikan Povidone Iodine lebih lebar dibandingkan kelompok perlakuan ekstrak etanol buah adas konsentrasi 50%, hal tersebut sesuai dengan penelitian Kjolseth dkk. (2004) penelitiannya menunjukkan kelompok yang diberi Povidone Iodine memerlukan waktu yang lebih lama untuk epitelialisasi daripada Kelompok Kontrol yang diberikan saline. Begitu juga penelitian Gruber dkk. (2005) membandingkan waktu yang dibutuhkan untuk epitelialisasi luka pada luka partial thickness dan full thickness pada tikus, kemudian diberikan hydrogen peroksida 3%, Povidone Iodine, acetic acid, saline masing-masing 4 kali sehari. Hasilnya tidak ada perbedaan waktu epitelialisasi antara Povidone Iodine dan saline.
6.3 Mekanisme Ekstrak Etanol Buah Adas (Foenicullum vulgare Mill)