BAB I PENDAHULUAN
F. Kerangka Teori
7. Validitas Data
Validasi Data bertujuan untuk membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesunguhnya ada dalam kenyataan dan apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia kenyataan sesuai dengan sebenarnya ada atau terjadi. Untuk memperoleh keabsahan data atau data yang Valid diperlukan teknik pemerisaan, supanya di peroleh temuan-temuan dan informasi yang absah dapat digunakan sebagai berikut:
a. Triangulasi data
Triangulasi dalam penelitian ini adalah untuk mengecek keabsahan data terbentuk dengan membandingkan data yang diproleh dengan sumber yang lain. Triangulasi sumber data dilakukan untuk mendapatkan informasi yang sejenis dari informasi atau sumber yang lain berbeda. Hal tersebut dapat dilakukan dengan carasebagai berikut:
1) Membandingan data observasi dengan data hasil wawancara 2) Membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi
3) Membandingkan persepsi orang dengan pendapat dan pandangan orang lain.
Perbandingan antara observasi dengan wawancara
45Ibid., h. 341.
1) Membandingkan Observasi dengan hasil Wawancara bertujuan mencari kebenaran apakah hasil Observasi dengan yang didapatkan ketika wawancara.
2) Membandingkan hasil Wawancara dengan hasil dokumentasi bertujuan mencari kebenaran apakah keterangan yang didapatkan pada saat Wawancara sudah sesuai dengan dokumentasi
3) Membandingkan hasil persepsi orang dengan pendapat dan pandangan orang berbeda persepsi. Sedangkan yang diaksud dengan triangulasi adalah metode yang dilakukan dengan mengunakan beberapa teknik pengumpulan data yang ditunjukan untuk memproleh informasi yang serupa. Triangulasi metode dilakukan secara bersamaan dalam suatu kegiatan wawancara dengan responden pengusaha sayur-sayuan di Desa Bagik Payung.
b. Kecukupan Referensi
Referensi merupan data penting yang mendukung keabsahan suatu penelitian karena ia merupakan sejumlah teori sebagai pijakan dalam pembahasan hasil penelitian, usaha-usaha yang dilakukan peneliti dalam mencari referensi mengali dari internet, membeli di toko buku dan berusaha mencari di perpustakaan terdekat.
H. Sistematika Penulisan
Peneliti membagi sistematika dalam penulisan proposal skripsi ini menjadi empat bab dan di dilamnya ada sub bab tertentu. Berikut merupakan sistematika pembahasan :
BAB I, yaitu pendahuluan, peneliti mengungkapkan konteks penelitian masalah sehingga memunculkan keinginan untuk mengkaji permasalahan yang menjadi judul dari penelitian ini. Yang termasuk juga dalam bab ini diantaranya adalah tujuan penelitian, dan mamfaat yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini.
BAB II, dalam bab ini berisi tentang paparan data dari penelitian yang ditemukan di lapangan. Dalam hal ini peneliti mencoba menggambarkan secara singkat tentang gambaran lokasi penelitan dan temuan-temuan dalam melakukan penelitian serta tanggapan dari beberapa responden/informan tentang pembahasan dari penelitian ini.
BAB III, dalam bab ini menguraikan tentang pembahasan dari penelitian ini yang termasuk di dalamnya adalah proses dari analisa peneliti dalam melakukan penelitian yang berdasarkan temuan-temuan di lapangan.
Bab IV, berisi penutup yang memuat kesimpulan dan saran-saran dalam penelitian.
35 BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Desa Bagik Payung
1. Sejarah singkat Desa Bagik Payung
Desa Bagik Payung merupakan salah satu Desa dari 15 (Lima Belas) Desa yang ada di Kecamatan Suralaga, dengan luas 245 Ha. Yang terdiri dari 3 (Tiga) Dusun. Desa Bagik Payung merupakan pecahan dari Desa Suralaga yang dilaksanakan sejak Tahun 1960 dibawah pimpinan Kepala Desa yang Pertama yaitu bernama PE.UTI dari Dusun Belet.
Maka untuk meningkatkan pelayanan Pemerintahan di masyarakat telah dibentuk Pemerintahan dalam istilah Kekeliangan yang sebanyak 8 (Delapan) Kekeliangan, yang dipimpin oleh seorang sebagai berikut:46 Keliang Dasan Reriu Dipimpin Oleh Haji Muhammad, Keliang Dasan Bantek Dipimpin Oleh Mamiq Nihir, Keliang Dasan Belet Dipimpin Oleh Abu Hanipah, Keliang Dasan Reban Dipimpin Oleh Lo. Antep, Keliang Dasan Baru Dipimpin Oley Amaq Muksin, Keliang Dasan Cengok Dipimpin Oleh Bapak Mustianom, Keliang Peraida Dipimpin Oleh Amaq Tiahmad, dan Keliang Karang Baru Dipimpin Oleh Amaq Ramlah.
Pada tahun 1963 sampai dengan 1983 Desa Bagik Payung dipimpin Oleh Haji ANANG MUKTAR sebagai Kepala Desa yang definitive yang dibantu oleh Keliang dan jumlah Keliang sebanyak Delapan Keliang sebagaimana tersebut diatas.
46 Profil Desa Bagik Payung 2012.
Semenjak lajunya tingkat ekonomi Masyarakat pada Tahun 1983, untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pada Tahun 1983 sesuai dengan Perda Tingkat II Kabupaten Lombok Timur No. 07 Tahun 1981, istilah Kekeliangan berubah menjadi Dusun/Kadus, dan sekaligus meningkatkan Fungsi peranannya, sebagai pemerintahan di bawah Pemerintahan Desa. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Desa yang dulunya di bagi 8 Kekeliangan kemudian dikembangkan menjadi 11 Dusun.47
Namun pada tahun 2004 Desa Bagik Payung dimekarkan menjadi Dua bagian yaitu Desa bagik Payung menjadi Desa Induk dan Desa Bagik Payung Selatan menjadi Desa pemekaran. Desa pemekaran terdiri dari empat Kekadusan dan Desa Bagik Payung (Desa Induk) terdiri dari 8 kekadusan.
Dalam menjalankan roda pemerintahan LALU MUHIR S.Ag.
Sejak dilantik menjadi Kepala Desa Bagik Payung yang ke-4, sejak itu pula beliau berfikir dan bekerja keras untuk membangun Desa Bagik Payung, Beliau banyak melakukan pendekatan kepada semua elemen masyarakat Desa Bagik Payung bahkan di instansi – instansi terkait, sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama Desa Bagik Payung berubah secara spontanitas menampakkan dinamika yang fositif berbagai bidang secara menyeluruh.
47 Perda Tingkat II Kabupaten Lombok Timur No. 07 Tahun 1981.
Secara Administratif Desa Bagik Payung pada tahun 2010 (sebelum pemekaran) terdiri dari 08 Dusun ,51 RT, 19 RW. Sedangkan pada tahun 2011 (stelah pemekaran) terdiri dari 03 Dusun ,27 RT, 7 RW.
Yaitu:
1. Dusun Reriu 06 RT dan 02 RW 2. Dusun Bantek 12 RT dan 03 RW 3. Dusun Belet 9 RT dan 2 RW
Seiring dengan lajunya pertumbuhan penduduk Desa Bagik Payung pada tahun 2011 kembali memekarkan Desa baru yaitu untuk Wilayah Timur diberi nama Desa Bagik Payung Timur dan dibagian Barat diberi nama Bagik Payung Baret.48
2. Letak Geografis dan Demografis
Sebagaimana yang dipaparkan oleh Kepala Desa Bagik Payung bapak H. Khaidir Taufiq Ramdan tentang geografi dan demografi Desa Bagik Payung tersebut salah satu Desa yang berada di wilayah Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Teggara Barat. Desa ini terletak kurang lebih 6 KM dari Kota Selong Kabupaten Lombok Timur. Desa Bagik Payung memiliki luas wilayah 245 Ha.49 Adapun batas wilayah Desa Bagik Payung, Sebelah Utara berbatesan dengan Dasan Tumbu sedangkan Sebelah Selatan berbatesan dengan Desa Korleko kecmatan Labuan Haji, Sebelah Timur berbatesan dengan Desa Lenek Lauk dan Sebelah Barat berbatesan Desa Waringin.
48 Profil Desa Bagik Payung 2012.
49Arsip dan Dokumetasi Desa Bagik Payung
3. Struktur Organisasi Pemerintah Desa
Dalam menjalankan kegiatan Pemerintahan, Pembangunan dan kemasyarakatan, Kepala Desa Paok Lombok dibantu oleh Perangkat Desa dan Pelaksana Teknis yang terdiri dari:50
a. Pemerintah Desa
Tabel 1.1 Pemerintah desa
No Pemerintah Desa
Jabatan Nama
1 Kepala Desa H. Khaidir Taufiq Ramdan 2 Sekretaris Desa Muliadi, S.Sos
3 Kaur Pemerintahan Abdul Kadir, S.Pd 4 Kaur Pembangunan Azami
5 Kaur Keuangan Lalu Muh. Ikhwan Yuniadi, A.Md 6 Kaur Kesras Zuhpatul Aini, S.PdI
7 Kaur Umum Baiq Yulia Maulida, A.Md
8 Kaur Trantib Yusmawadi
9 Kadus Reriu Lalu Hendri Hujana
10 Kadus Bantek Lalu Bur Salit
11 Kadus Belet Muhammad Ariadi Sopiyan Sauri 12 Kadus Reriu Daya Lalu Mustiaji Makti, S.Pd.
13 Kadus Bantek Selatan Amir Hamdi, S.Pd 14 Kadus dasan Peken Ahmad
15 Kadus Bantek Tengah Wildani
16 Kadus Belet Harum Manis Abdul Aziz Madani 17 Kadus belet Lauk Danang Marsuwandi 18 Kadus Belet Arpah Muhammad Safi’i
50 Ibid.,h. 8.
b. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tabel 1.2
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
No Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Jabatan Nama
1 Ketua Arrofiki Autada,SE
2 Wakil Ketua Muhamat Paizin,SPd.
3 Sekretaris Indriawan, S.Pd.I
4 Anggota Ziaul Haq, S.Pd.
5 Anggota Mahsun, S.Pd.I
6 Anggota Lukamanul Hakim, S.Pd.
7 Anggota Hendriawan
c. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) Tabel 1.3
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)
No Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)
Jabatan Nama
1 Ketua H. Salehuddin, S.Ag
2 Wakil Ketua H. Muhammad zuhdi ar.
3 Sekretaris H. Syahrudin, S.Pd.
4 Bendahara H. Munawir
4. Kondisi Penduduk
Jumlah penduduk Desa Bagik Payung Pada tahun 2010 (Sebelum Pemekaran) sebanyak jiwa (2061 jiwa laki-laki, dan 2120 jiwa perempuan), terdiri dari 1372 KK. Sedangkan Jumlah Penduduk pada Tahun 2011 sebanyak 2061 jiwa laki-laki, dan 2120 jiwa perempuan terdiri dari KK Dalam Pertumbuhannya jumlah penduduk perempuan tetap lebih banyak dari pada penduduk laki-laki. Pada tahun 2010 (sebelum
Pemekaran) penduduk Perempuan 50,70%, Laki-laki 49,29% sedangkan pada Tahun 2011 (setelah Pemekaran) penduduk Perempuan 50,70%, Laki-laki 49,29%.51
Dari jumlah penduduk berdasarkan umur, struktur penduduk Pada tahun 2010 (sebelum Pemekaran) sebagian besar adalah penduduk usia 15-36 sebanyak 52,42 % dan kelompok usia 7-15 tahun sebanyak 15,73%.
sedangkan pada Tahun 2011 (setelah Pemekaran) penduduk usia 15-36 sebanyak 52,42 % dan kelompok usia 7-15 tahun sebanyak 15,73%
Berdasarkan mata pencaharian menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk adalah petani dan buruh tani. Sedangkan penduduk yang mempunyai mata pencaharian di sektor jasa, pegawai, dan lainnya relatif kecil. Dari usia kerja yang ada tercatat pada Pada tahun 2010 (sebelum Pemekaran) sejumlah 375 orang bekerja di luar negeri yang rata-rata sebagai tenaga kasar sedangkan pada Tahun 2011 (setelah pemekaran) sejumlah 375 orang bekerja di luar negeri yang rata-rata sebagai tenaga kasar.
5. Kondisi Ekonomi
Dalam bidang ini dapat dilihat dari beberapa hal. Pertama, bahwa mata pencaharian penduduk desa Desa bagik Payung terbesar adalah sebagai Petani, Buruh tani, dan dikuti dengan yang lain dalam jumlah yang relatif kecil. Hal ini berdampak pada waktu kerja produktif masyarakat secara keseluruhan dan khususnya bagi masyarakat usia kerja.
51Ibid.,h. 9.
Kedua, pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Bagik Payung lebih banyak dipengaruhi oleh sektor pertanian dan perkebunan yang dua tahun terakhir antara tahun 2009-2010 mengalami pasang surut. Hal ini berdampak pada tingkat pendapatan Masyarakat Desa secara keseluruhan.
Pendapatan pada bidang pertanian jenis komoditi padi misalnya, pada tahun 2009 sejumlah Rp. 5.916.000.000 dan pada tahun 2010 sejumlah Rp. 6.712.076.800.
Dalam bidang perkebunan komoditi Tembakau pada tahun 2011 sejumlah Rp. 10.247.080.000. Hal ini dipengaruhi oleh pluktuasi harga barang dan juga faktor perubahan cuaca/iklim yang tidak sesuai dengan kalender musim tanam. 52
Ketiga, sumber-sumber PAD yang dimiliki bertumpu pada upaya pengelolaan sumber daya alam pertanian sebagai faktor produksi yang dominan. Masih cukup banyak lapangan usaha yang dapat dikembangkan seperti perdagangan, pariwisata, kerajinan, industri rumah tanggga, dan lain-lain yang belum dijadikan dan dimanfaatkan sebagai alternatif.
Keempat, Angkatan kerja di Desa Bagik Payung mencapai hampir 52 % dari total penduduk. Sementara kesempatan kerja diluar sektor pertanian masih sangat terbatas dan belum didukung oleh keterampilan dan pendidikan. Bekerja sebagai Buruh Migran masih menjadi pilihan masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan keluarga. Walaupun
52 Ibid.,h, 11.
demikian secara umum masyarakat di Desa Bagik Payung rata-rata bekerja semua.
Kelima, Tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu tolak ukur daya perekonomanian sekaligus menjadi salah satu tolak ukur tingkat kesejahteraan keluarga suatu masyarakat di samping tolak ukur yang lain.
Berdasarkan data tahun 2010 sampai tahun 2011 terdapat peningkatan kesejahteraan masyarakat sebanyak 5,4%.
Dari Potensi perekonomian masyarakat Desa Bagik Payung yang meliputi pertanian, perkebunan, perdagangan, industri rumah tangga, dan jasa angkutan cukup potensial dikebangkan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.53
6. Kondisi Sosial dan Budaya
Aktivitas kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan di wilayah Desa Bagik Payung adalah cukuplah tinggi. Hal ini didukung dengan banyaknya organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan seperti:
Pondok Pesantren, Madarasah, Masjid, Musolla , Mejelis Ta’lim, Jamaah Zikir, Jamaah Wirid, kelompok Hiziban, Yasinan, Syafa’ah.54
Selain itu berkembang pula kelompok-kelompok kesenian tradisonal dan modern seperti: Cilokak, Qasidah, Gendang Belek, Takepan, Group Band, Gawe Adat dan Sorong Serah. Demikian pula dengan upacara-upacara/acara keagamaan yang dikaitkan dengan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI).
53 Ibid.,h. 6.
54 Ibid.,h. 6.
Adapun organisai kemasyarakatan (ORMAS) yang ada di Desa bagik payung terdiri dari Nahdatul Wathan (NW) dan Nahdatul Ulama (NU). Dari ormas yang ada tersebut organisasi NW memiliki jamaah yang cukup besar dan memiliki kontribusi yang signifikan dalam mendukung dalam berbagai pembagunan dan pembinaan kehidupan. Komunikasi, hubungan dan kerja sama dibidang kemasyrakatan antara ormas yang ada cukup baik dan kondusip. Di samping itu terdapat pula organisasi pemuda, remaja masjid, kumpulan profesi dan lain-lain.
B. Profil Bumdes Bagik Payung
Organisasi ekonomi perdesaan menjadi bagian penting sekaligus masih menjadi titik lemah dalam rangka mendukung penguatan ekonomi perdesaan.
Oleh karenanya diperlukan upaya sistematis untuk mendorong organisasi ini agar mampu mengelola aset ekonomi strategis di desa sekaligus mengembangkan jaringan ekonomi demi meningkatkan daya saing ekonomi perdesaan. Dengan demikian, BUMDes Bagik Payung pada dasarnya merupakan bentuk konsolidasi atau penguatan terhadap lembaga-lembaga ekonomi desa. Beberapa agenda yang bisa dilakukan antara lain:
pengembangan kemampuan SDM sehingga mampu memberikan nilai tambah dalam pengelolaan aset ekonomi desa, mengintegrasikan produk- produk ekonomi perdesaan sehingga memiliki posisi nilai tawar baik dalam jaringan pasar, mewujudkan skala ekonomi kompetitif terhadap usaha ekonomi yang dikembangkan, menguatkan kelembagaan ekonomi desa, mengembangkan unsur pendukung seperti perkreditan mikro, informasi pasar,
dukungan teknologi dan manajemen, prasarana ekonomi dan jaringan komunikasi maupun dukungan pembinaan dan regulasi.
BUMDes Bagik Payung merupakan instrumen pendayagunaan ekonomi lokal dengan berbagai ragam jenis potensi. Pendayagunaan potensi ini terutama bertujuan untuk peningkatan kesejahteran ekonomi warga desa melalui pengembangan usaha ekonomi mereka. Disamping itu, keberadaan BUMDes Bagik Payung juga memberikan sumbangan bagi peningkatan sumber pendapatan asli desa yang memungkinkan desa mampu melaksanakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat secara optimal.
Bahwa dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, sebagaimana diamanatkan dalam Bab X yang menyatakan Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut BUMDes.
Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa. Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan pendirian BUMDes, maka berdasarkan Pasal 136 PP Nomor 43 Tahun 2015 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 tentang Desa.
Sesuai peraturan di atas maka diputuskan melalui Musdes untuk mendirikan Bumdes dengan nama BUMDes Bagik Payung didirikan pada tanggal 11 Agustus 2014 untuk waktu yang tidak terbatas. BUMDes Bagik Payung juga berkedudukan di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur dengan wilayah kerja BUMDes Bagik Payung adalah di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur.
Dengan bertujuan Pembentukan BUMDes Desa Bagik Payung dimaksudkan guna mendorong dan menampung seluruh kegiatan ekonomi masyarakat yang berkembang sesuai adat istiadat/budaya setempat untuk dikelola bersama oleh pemerintah desa dan masyarakat dan bertujuan untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Desa.
1. Visi dan Misi a. Visi
Visi BUMDes Bagik Payung adalah Menuju Desa Mandiri yang Makmur dan Sejahtera.
b. Misi
Misi BUMDes Bagik Payung adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan lapangan pekerjaan b. Memberikan pelayanan yang maksimal c. Menggali potensi Desa untuk didayagunakan d. Membuka pola wirausaha masyarakat
e. Kewirausahaan syariah.55
2. Struktur Organisasi BUMDes Bagik Payung
Struktur organisasi sangat penting artinya bagi lembaga Baik itu lembaga pendidikan, maupun lembaga pemerintahan. Begitu juga dengan struktur organisasi BUMDes Bagik Payung sebagai lembaga pengelola Ekonomi tingkat Desa, maka struktur lembaga atau organisasi sangat dibutuhkan sebagai pedoman dan gambaran dari kordinasi dan
55Ibid.,h, 10.
terorganisaninya pembagain tugas dan wewenang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya pada lembaga BUMDes Bagik Payung yang dikelola.
Selain itu, struktur BUMDes Bagik Payung dapat memberikan arah kebijakan masing-masing komponen yang ada sehingga pencapaian tujuan yang telah dicapai semaksiamal mugkin.
Adapun struktur organisasi BUMDes Bagik Payung Kecamatan Suralaga dapat dilihat di bawah ini sebagai berikut:
Sumber: Ahyar, Struktur Organisasi BUMDES Bagi Payung, 2018
3. Jenis usaha BUMDes Bagik Payung
Terdiri dari beberapa unit usaha yang meliputi antara lain : a. Pelayanan jasa yang meliputi : simpan-pinjam;
b. Perdagangan sarana dan hasil pertanian, yang meliputi: hasil perkebunan, peternakan, perikanan, agrobisnis dan holticultura);
c. Industri kecil dan kerajinan rakyat
d. Kegiatan perekonomian lainnya yang dibutuhkan oleh warga desa dan mampu meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat.
e. Pengembngan usaha BUMDes dapat dikembangkan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada.56
4. Permodalan
Sumber-sumber pembiyayaan atau modal BUMDes Bagik Payung ini berasal dari Pemerintah desa (penyertaan modal dari kekayaan desa yang dipisahakan), bantuan dari pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pemerintah Pusat, tabungan Masyarakat, pinjaman, bantuan atau sumber lainya yang sah, dan kerja sama dengan pihak swasta atau pihak ketiga.57
5. Kegiatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bagik Payung
1) Unit usaha simpan Pinjam
BUMDes Bagik Payung pada unit usaha ini memberikan pinjaman kepada masyarakat untuk mengembangkan usahanya.
Anggaran dana yang digunakan pada modal awal diperoleh dari dana
56 AD dan ART BUMDes Bagik Payung Tahun 2015.
57 Ibid.,h, 5.
desa sebesar Rp.20.000.000. Program ini sudah berjalan dengan adanya 130 nasabah peminjam. Setiap tahunnya dilaporkan laporan keuangan oleh pengelola unit usaha ini, meskipun laporan yang diberikan masih bersifat sederhana.
Pada unit pinjaman ini, nasabah dapat mengajukan pinjaman uang untuk modal usaha yang untuk saat ini yang diberikan masih untuk usaha secara perseorangan. Bunga sebesar 10% untuk setiap pinjaman dengan waktu tertentu, nasabah boleh mengajukan penambahan jangka waktu dengan mengajukan kepada BUMDes.
Program ini bertujuan agar masyarakat terhindar dari rentenir atau oleh bank harian, yang pada setiap pinjaman sudah dikurangi biaya administrasi dan bunga yang sangat tinggi. Sebelumnya masyarakat khususnya sebagian besar pedagang pasar melakukan pinjaman dari bank harian yang memiliki bunga tinggi. Dari situlah BUMDes mendirikan unit usaha simpan pinjam yang tidak hanya menghindarkan dari bank harian tetapi sebagai upaya BUMDes dalam memberdayakan masyarakat. Peminjam sangat mudah hanya menunjukkan identitas diri dan mengisi form yang berisi surat pernyataan perjanjian permohonan bantuan modal. Karena syarat yang mudah bunga yang tidak terlalu tinggi, sekarang banyak yang beralih ke pinjaman BUMDes. Bantuan modal yang didapatkan rata-rata sebesar Rp.1.000.000 yang diperuntukkan untuk pedagang pedagang kecil dan toko kelontong yang ada di pasar desa yang berkeinginan mendapatkan modal.
Rencana kedepannya arah sasaran juga akan mencakup warga masyarakat desa Pekiringan yang berkemampuan dan berkeinginan memulai kegiatan usaha secara produktif, seperti dagang dan usaha- usaha lainnya yang berskala sedang. Atau kepada UMKM yang kekurangan modal, BUMDes Bagik Payung belum bisa memberikan pinjaman kepada UMKM dikarenakan sampai sekarang pinjaman yang bisa diajukan maksimal baru Rp.5.000.000.
2) Unit Pengelolaa Pasar di Desa Bagik Payung
Salah satu unit Usaha BUMDes Bagik Payung adalah unit pengelolaan pasar. Di Desa Bagik Payung terdapat yang merupakan pusat ekonomi masyarakat dan tumpuan masyarakat dalam kegiatan ekonomi. Keberadaan pasar adalah sebuah potensi yang apabila dapat dimanfaatkan baik oleh BUMDes akan memberikan keuntungan yang besar. Sebelumnya pengelolaan pasar dilakukan oleh pemerintah desa namun belum dikelola dengan baik, yang kemudian diambil alih tugasnya oleh BUMDes. Pengalihan tugas ini bertujuan pasar agar dapat dikelola dengan baik dan dapat terstruktur. Dalam unit pengelolaan pasar terdapat program pengelolaan parkir, retribusi pasar dan pengelolaan sampah. Untuk retribusi pasar dilakukan dengan menarik setaip pedagang untuk membayar sebesar mulai dari Rp.1.000 tergantung lapak/kios yang digunakan. Retribusi pasar melibatkan dua warga yang menjadi penarik karcis retribusi pasar. adanya retribusi pasar mencegah pedagang dari pungutan liar. Kemudian untuk
pengelolaan parkir melibatkan tiga juru parker yang bertugas mengelola parkir dan memberikan kenyamanan kepada pedagang dan pembeli agar tidak khawatir kehilangan kendaraan mereka. Parkir yang rapi membuat pasar lebih teratur. Pengelolaan sampah dilakukan untuk mencegah pencemaran tanah dan udara akibat pedagang membuang sampah masih di dalam pasar. pengelolaan sampah melibatkan satu petugas kebersihan yang bertugas menyapu pasar setelah pasar beroperasi. Dan mengelola sampah yang sudah dibuang oleh pedagang di TPA. Kegiatan dalam pengelolaan pasar melibatkan masyarakat khusunya masyarakat yang tidak mampu atau menganggur. Tidak hanya memberikan lapangan pekerjaan, sejauh ini keberadaan BUMDes Bagik Payung telah dapat memberikan kontribusi dalam pengelolaan pasar dan memberikan sumbangan pendapatan bagi desa.
3) Unit Usaha Pertanian
Unit usaha pertanian dan persawahan ini menjalankan usaha Desa dalam bentuk jasa keuangan, simpan pinjam, industri kecil dan kerajinan Rayat. Manfaat dari adanya unit usaha ini adalah Ekonomi Desa semakin bergairah, pendapatan Desa meningkat serta meningkatkan kinerja pembangunan Desa dalam mensejahterakan masyarakatnya.58
Unit usaha yang dijalankan oleh BUMDES Bagik Payung ini yaitu dalam usaha jasa yang berupa jasa keuangan, jasa angkutan darat
58 Lalu Mauli, Wawancara, bagik Payung, 18 Mei 2021.
dan air, listrik desa dan usaha lainnya. Dapat diketahui bahwa Desa Bagik Payung mayoritas penduduk nya bekerja sebagai petani. Padi dan Sayuran merupakan komoditas yang sangat diperlukan untuk kebutuhan manusia dalam hal pangan.
4) Unit penyuluhan pertanian
Penyeuluhan pertanian berperan untuk menambah pengetahuan masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui partisipas masyarakat. Penyuluhan yang diadakan oleh BUMDes Bagik Payung ini seperti penyuluhan tentang pemberantasan hama padi. Harapannya petani di Desa Bagik Payung ini mengetahui solusi untuk membasmi hama sehingga hasil panen padi meningkat.
Partisipasi masyarakat untuk mengikuti program ini sangat diharapkan.
Penyuluhan pertanian ini dilaksanakan 3 kali dalam satu tahun dan pemateri nya dari dinas pertanian. Kegiatan ini ditujukan untuk semua masyarakat yang bekerja sebagai petani. Program ini sangat didukung oleh pemerintah Desa Bagik Payung. Dengan adanya penyuluhan pemberantasan hama padi harapannya hasil panen padi masyarakat Desa Bagik Payung dapat meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, agar kesejahteraan masyarakat dapat meningkan pelatihan penyuluhan.
Selain tentang pemberantasan hama padi ada juga tentang teknik Pembibitan cabai. Masyarakat yang mengikuti program ini akan