• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran badan usaha milik desa dalam pemberdayaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "peran badan usaha milik desa dalam pemberdayaan"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

i

(Studi Kasus Di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur)

Oleh NANA ROAINA

Nim: 170302006

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2021

(2)

ii

(Studi Kasus Di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur)

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Serjana sosial

Oleh NANA ROAINA

Nim: 170302006

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2021

(3)

iii

(4)

iv

Usaha Milik Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid 19 (Studi Kasus di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur)” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal:

Pembimbing I

Dr.Muhammad Thohri, M. Pd.

NIP. 197211012000031002

Pembimbing II

Dr. Azwadi, M. Hum.

NIP. `197712312007101001

(5)

v Hal: Ujian Skripsi

Yang Terhormat

Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Di mataram

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi kami berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama Mahasiswa : Nana Roaina

NIM : 170302006

Jurusan/ Prodi : Pengembangan Masyarakat Islam

Judul : Peran Badan Usaha Milik Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid 19 (Studi Kasus di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur) telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di munaqasyahkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I

Dr.Muhammad Thohri, M. Pd.

NIP. 197211012000031002

Pembimbing II

Dr. Azwadi, M. Hum.

NIP. `197712312007101001

(6)

vi Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : NANA ROAINA

Nim : 170302006

Program studi : Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas : Dakwah dan Ilmu Komunikasi Institusi : UIN Mataram

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peran Badan Usaha Milik Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid 19 (Studi Kasus di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur)” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian–bagian yang dirujuk sumbernya. Jika saya terbukti melakukan palgiat tulisan/karya orang lain, siap menerima sanksi yang telah ditentukan oleh lembaga.

Mataram, 06 Juli 2021 Saya yang menyatakan

NANA ROAINA

(7)

vii

Milik Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid 19 (Studi Kasus di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur), telah dipertahankan di depan dewan penguji Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram pada tanggal.

Dewan Penguji

Dr.Muhammad Thohri, M. Pd.

(Ketua Sidang/ Pembimbing I)

Dr. Azwadi, M. Hum.

(Sekertaris Sidang/ Pembimbing II)

Dr. Khairy Juanda, M. AP. . (Penguji I)

H. Masruri, Lc. M.A.

(Penguji II)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Dr. H. Subhan Abdullah Acim, M. A.

NIP. 197107102001121002

(8)

viii

































Artinya : “dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa- Nya”.(QS. Al- Maa-idah{05}: 2).1

11 Yayasan penyelengara penerjemah Al-Quran, Al-Quran dan terjemahan: edisi ilmu pengetahuan, (Bandung: PT. Mizan Bunaya kreativa, 2011), hlm. 160.

(9)

ix

“Hanya sebuah karya sederhana yang bisa aku hasilkan, hanya seuntaian kata yang mampu aku ucapkan, untuk orang yang aku hormati, cintai, sayangi dan kasihi. Kupersembahkan skripsi ini untuk Allahku, kedua orang tuaku tercinta yaitu Inak HURIAH dan Amakku HUZAIR, semua guruku dan semua saudaraku yaitu kakak RIZWANDI, kakak THARMIZI TAHIR, M.Pd. dan kakak MUHAMMAD YANI.

(10)

x

telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: Peran Badan Usaha Milik Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid 19 (Studi Kasus di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur), dengan baik walaupun dalam bentuk sederhana dan masih perlu banyak pembenahan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak membutuhkan kritik dan saran agar dapat ditindak lanjuti dalam penulisan yang lebih baik lagi.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang telah membawa petunjuk kebenaran seluruh umat manusia yaitu ad-Dinul Islam yang kita harapkan syafaatnya di dunia dan akhirat.

Dengan terselesainya skripsi ini, tidak lupa penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan dan dukungan dari semua pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr.Muhammad Thohri, M. Pd sebagai pembimbing I dan Dr. Azwadi, M.

Hum. sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan selsai.

2. Dr. Azwadi, M. Hum. Sebagai ketua jurusan

(11)

xi

4. Prof. Dr. H. Mutawalli, M. Ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

5. dan seterusnya;

Semoga amal kebaikan dari beberapa pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-ganda dari Allah SWT. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta.

Mataram, 27 Juni 2021 Penulis,

NANA ROAINA

(12)

xii

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR JUDUL ... ii

HALAMAN LOGO ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING ... V PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... Vi PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vii

HALAMAN MOTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 7

E. Telaah Pustaka ... 7

F. Kerangka Teori ... 10

1. Konsep BUMDes ... 10

a. Peran BUMDes ... 12

b. Tujuan pendirian BUMDes ... 14

c. Prinsip-prinsip BUMDes ... 15

2. Konsep pemberdayaan ... 17

(13)

xiii

2. Kehadiran Penelitian ... 26

3. Lokasi Penelitian ... 26

4. Sumber dan Jenis Data ... 27

5. Prosedur penelitian ... 27

6. Teknik Analisis Data ... 30

7. Validitas Data ... 32

H. Sisitematika Penulisan ... 33

BAB II PAPARAN DATA ... 35

A. Gambaran Umum Desa Bagik Payung ... 35

1. Sejarah singkat desa bagik Payung ... 35

2. Letak Geografis dan Demografis ... 37

3. Struktur organisasi pemerintah Desa ... 38

4. Kondisi Penduduk... 39

5. Kondisi Ekonomi ... 40

6. Kondisi Sosial Budaya... 42

B. Profil Bumdes Bagik Payung ... 43

1. Visi dan Misi ... 43

2. Struktur Organisai BUMDes Bagik Payung ... 45

3. Jenis usaha BUMDes Bagik Payung ... 47

4. Permodalan ... 47

5. Kegiatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bagik Payung ... 47

C. Peran Bumdes dalam Pemberdayaan Masyrakat pada Masa Covid 19 studi kasus di Desa Bagek Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur ... 52

1. Penyuluhan ... 53

2. Unit usaha ... 55

3. Pelatihan Pemasaran Produk ... 56 D. Kendala BUMDes dalam memberdayakan masyarakat pada

(14)

xiv

1. Modal ... 58

2. Kepengurusan ... 59

BAB III PEMBHASAN ... 62

A. Analisis Peran Bumdes dalam Pemberdayaan Masyrakat pada Masa Pandemi Covid 19 Studi kasus di Desa Bagek Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten LombokTimur ... 62

1. Penyuluhan ... 63

2. Unit usaha ... 65

3. Pelatihan Pemasaran Produk ... 66

B. Kendala BUMDes dalam memberdayakan masyarakat pada masa Pandemi Covid 19 studi kasus di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur ... 67

BAB IV PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN ...

DAPTAR RIWAYAT HIDUP ...

(15)

xv

Tabel 1.1 Daftar Pemerintah Desa Bagik Payung Kecmatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur, 38.

Tabel 1.2 Daftar Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Bagik Payung Kecmatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur 39.

Tabel 1.3 Daftar Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) Desa Bagik Payung Kecmatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur, 39.

(16)

xvi Lampiran:

Lampiran 01: Surat pengantar bimbingan skripsi

Lampiran 02: Surat penerimaan penelitian dari kator Desa Bagik Payung Lampiran 03: Kartu konsultasi bimbingan skripsi

Lampiran 04: Foto-foto peneliti ketika penelitian di lapangan Lampiran 05: Pedoman wawancara

(17)

xvii

KABUPATEN LOMBOK TIMUR)

OLEH:

NANA ROAINA Nim: 170302006

ABSTRAK

Dengan keberadaan BUMDes Bagik Payung kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur. pemberdayaan masyarakat sebelum Covid 19 menipa masyarakat Desa Begik payung penyuluhan pertanian dan pelatihan untuk pedagang rumahan seperti pedagang keripik singkong yang ada di Desa Bagik Payung berjalan dengan baik. Akan tetapi Semenjak ada Covid 19 tentunya penyuluhan dan pelatihan memberdayakan masyarakat masih banyak terkendala. Karena Pada masa pandemi COVID-19, setiap warga masyarakat diharapkan untuk mampu bertahan hidup dan menyesuaikan diri dalam pola hidup disiplin kolektif dan perilaku yang dipedomani protokol kesehatan dibutuhkan pada saat mereka beraktivitas, khususnya di ruang publik. Ini juga bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran sambil beraktivitas seperti biasa. Namun masyarakat masih bayak yang tidak mematuhi protokol kesehatan seperti tidak memakai masker, penegecekan suhu badan dan tempat cuci tangan harus di siapkan oleh panitia disaat melakukan penyuluhan dan pelatihan yang ada di Desa Bagik Payung. Fokus yang dikaji dalam penelitian ini adalah 1. 1. Bagaimana peran BUMDes dalam memberdayakan masyarakat pada masa Pandemi Covid 19 Studi di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur? 2. Apa kendala BUMDes dalam memberdayakan masyarakat pada masa Pandemi Covid 19 Studi di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur?

Metode penelitian yang digunakan penelitian kualitatif, dengan jenis penelitian field research dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dalam tiga tahap, yaitu comparative method, reduksi data, display.

Hasil BUMDes Bagik Payung memiliki peran dalam pemberdayan masyarakat di Desa Bagik Payung kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur pada masa Pandemi Covid 19 ini. Meskipun dalam kondisi Covid 19, BUMDes Bagik Payung tetap menjalakan program untuk pemberdayaakan masyarakat seperti penyuluhan, unit usaha dan pelatihan pemasran produk meskipun dalam pelaksanaanya harus sesuai dengan protokol kesehatan.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDES Bagik Payung) memiliki unit-unit usaha

(18)

xviii

di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur pada masa pandemi Covid 19 antra lain: Kurangnya modal atau anggaran yang dimiliki oleh BUMDes Bagik Payung, kepengurusan yang kurang solid.

Kata kunci: Peran BUMDes, Pemberdayaan, Covid 19,

(19)

1 A. Latar Belakang

Pembangunan wilayah pedesaan berbasis pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu prioritas utama pemerintah saat ini. Tujuan pemberdayaan tersebut nantinya tidak hanya peningkatan produktivitas dan keanekaragaman usaha, namun juga mampu mengarah pada pemenuhan fasilitas dan prasarana yang mendukung dalam meningkatkan perekonomian desa. Dukungan sarana dan prasarana tersebut mampu mengarahkan pembangunan desa dalam hal penguatan institusi yang menopang lancarnya arus produksi dan pemasaran serta bermuara pada optimalisasi potensi dan kompetensi sumber daya manusia yang menjadi landasan pertumbuhan perekonomian desa itu sendiri.

Untuk itu, peran strategis pemerintah sangat diperlukan terutama dalam mengatasi permasalahan-permasalahan sosial dan permasalahan masyarakat di tengah pandemi Covid 19.2

Fenomena yang terjadi akibat panademi Covid 19 merusak sendi-sendi dan menginfeksi berbagai lini kehidupan di dunia, mulai dari sektor kesehatan, sosial, pendidikan dan bahkan di sektor ekonomi. Oleh karena itu, jika tidak segera diselesaikan justru berakibat keterpurukan bagi Negeri. Namun ata

2 I. Wayan Suartana et al., “Resiliensi Bisnis Badan Usaha Milik Desa Pada Era Pandemi:

Sebuah Pendekatan Studi Kasus,” Matrik: Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis Dan Kewirausahaan, n.d., 256–66.

(20)

segala keterpurukan itu, ada beberapa usaha tetap bertahan dan diharapkan terus berkembang di saat krisis.3

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dinilai menjadi salah satu elemen penting yang bisa memainkan peran membangkitkan dan menggairahkan perekonomian yang lesu ditengah pandemi Covid 19. Tidak hanya itu, BUMDes juga bertujuan membangun kemandirian, termasuk pembangunan pedesaan. Salah satu misi pemerintah adalah membangun daerah pedesaan yang dapat dicapai melalui pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas dan keanekaragaman usaha pedesaan, membangun dan memperkuat institusi yang mendukung rantai produksi dan pemasaran, serta mengoptimalkan sumber daya sebagai dasar pertumbuhan ekonomi pedesaan.

Tujuannya, adalah untuk memberi peluang bagi kemampuan daerah dan pedesaan sebagai tulang punggung ekonomi regional dan nasional. Kemajuan ekonomi nasional hanya akan tercapai jika terdapat iklim perekonomian yang baik di tingkat provinsi. Kemajuan ekonomi di tingkat provinsi akan tercapai jika kabupaten memiliki kegiatan ekonomi yang baik. Kemajuan ekonomi sebuah kabupaten dapat tercapai karena adanya sumbang dari ekonomi pedesaan yang kuat berimbas pada kesejahteraan masyarakat luas. Hal ini akan menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang baik untuk diterapkan di semua tingkat pembangunan dan keputusan berdasarkan kebutuhan nyata dari

3 Rudy Agung Nugroho et al., “Edukasi Covid-19 Dan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program KKN KLB, Desa Kelinjau Ulu, Muara Ancalong, Kutai Timur Kalimantan Timur,” in Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 2020, 1–8.

(21)

masyarakat. Pembangunan pedesaan merupakan salah satu cara dalam upaya mengentaskan kemiskinan di Indonesia.4

Salah satu strategi pembangunan yang dapat dipertimbangkan adalah dengan pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Pendirian BUMDES ini disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi desa. Pendirian BUMDes ini dapat dijadikan salah satu strategi yang patut dipertimbangkan dalam upaya pembangunan desa. Bahkan di beberapa wilayah desa lainnya, BUMDES ini telah beroperasi dan memberikan keuntungan serta menambah pemasukan bagi keuangan desa.5

Pada dasarnya, BUMDES merupakan institusi ekonomi di tingkat desa yang diupayakan sebagai sarana peningkatan kesejahteraan masyarakat.

BUMDES ini menjadi bagian penting dari bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat di tingkat desa sejak dimasukkan dalam UU Nomor 6 Tahun 2014.

Bahkan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 meniscayakan kehadiran BUMDes sebagai sentra pengembangan program ekonomi masyarakat dengan mengedepankan prinsip keterbukaan dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.6

BUMDes (badan usaha milik desa) merupakan lembaga perekonomian yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat, yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa dan melalui penyertaan

4 Sutjiatmi Sri, “Penguatan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Masa Pandemi Covid- 19 (Studi Kasus Bumdes di Desa Dukuhjati Kidul Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal),” Report Publication, n.d.

5 Imelda Kun Wahyuningtyas, “Peran Strategis Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) dalam Pemberdayaan Ekonomi Desa,” Jendela Inovasi Daerah 4, No. 1 (2021): 91–101.

6Imam Yudhianto Soetopo, 2010, Mengejawantahkan Peran dan Eksitensi BUMDes, hlm. 116.

(22)

langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lain untuk mendapatkan keuntngan yang sebesar-besarnya sehingga dapat mensejahteraan masyarakat desa.7 BUMDES juga diharapkan menjadi “basisekonomi kerakyatan” dan penguatan keuangan pemerintahan desa melalui kegiatan usaha ekonomi produktif masyarakat perdesaan dan kontribusi pada pemberdayaan masyrakat desa.8

Berdasarkan hasil Observasi peneliti di BUMDes Bagek Payung didirikan pada tanggal 11 Agustus 2014 untuk waktu yang tidak terbatas.

BUMDes Bagik Payung juga berkedudukan di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur dengan wilayah kerja BUMDes Bagik Payung adalah di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur. Dengan bertujuan Pembentukan BUMDes Bagik Payung dimaksudkan guna mendorong dan menampung seluruh kegiatan ekonomi masyarakat yang berkembang sesuai adat istiadat/budaya setempat untuk dikelola bersama oleh pemerintah desa dan masyarakat dengan tujuan untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Desa.

Dengan keberadaan BUMDes Bagik Payung pemberdayaan masyarakat sebelum Covid 19 menipa masyarakat Desa Begik payung penyuluhan pertanian dan pelatihan untuk pedagang rumahan seperti pedagang keripik singkong yang ada di Desa Bagik Payung berjalan dengan baik. Akan tetapi Semenjak ada Covid 19 tentunya penyuluhan dan pelatihan

7 SM Situmorang, Objek Wisata Kebun Binatang Simalingkar B Dalam Kajian Sejarah Pariwisata Tahun 2015-2011, (Medan: Universiras Negeri Medan, 2012).

8 Imelda Kun Wahyuningtyas, “Peran Strategis Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) Dalam Pemberdayaan Ekonomi Desa,” Jendela Inovasi Daerah 4, no. 1 (2021): 91–101.

(23)

memberdayakan masyarakat masih banyak terkendala. Karena Pada masa pandemi COVID-19, setiap warga masyarakat diharapkan untuk mampu bertahan hidup dan menyesuaikan diri dalam pola hidup disiplin kolektif dan perilaku yang dipedomani protokol kesehatan dibutuhkan pada saat mereka beraktivitas, khususnya di ruang publik. Ini juga bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran sambil beraktivitas seperti biasa. Namun masyarakat masih bayak yang tidak mematuhi protokol kesehatan seperti tidak memakai masker, penegecekan suhu badan dan tempat cuci tangan harus di siapkan oleh panitia disaat melakukan penyuluhan dan pelatihan yang ada di Desa Bagik Payung. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengangkat judul penelitian tentang “PERAN BADAN USAHA MILIK DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA MASA PANDEMI COVID 19 (STUDI KASUS DI DESA BAGIK PAYUNG KECAMATAN SURALAGA KABUPATEN LOMBOK TIMUR)”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran BUMDes dalam memberdayakan masyarakat pada masa Pandemi Covid 19 Studi di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur?

2. Apa kendala BUMDes dalam memberdayakan masyarakat pada masa Pandemi Covid 19 Studi di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur?

(24)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

a. Untuk mengatahui peran BUMDES dalam memberdayakan masyarakat pada masa Pandemi Covid 19 Studi di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur.

b. Untuk mengetahui apa kendala BUMDes dalam memberdayakan masyarakat pada masa Pandemi Covid 19 Studi di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur.

2. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat teoritis

Sebagai bahan pertimbangan atau refrensi untuk penelitian- penelitian selanjutnya yang berkaitan denganPeran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Memberdayakan Masyarakat Pandemi Covid 19 studi di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur.

b. Manfaat Praktis

sebagai masukan bagi lembaga-lembaga pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) agar lebih meningkatkan peran serta konstribusi melalui program-program unggulan dalam mengelola BUMDES.

(25)

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Penelitian ini berfokus pada Peran Badan Usaha Milik Desa dalam Pemberdayaan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid 19 (Studi Kasus di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur).

E. Telaah Pustaka

Untuk mendukung teori penelitian, penulis perlu membandingkan dengan penelitian sebelumnya. Terdapat beberapa penelitian yang membahas tentang Peran Badan Usaha Milik Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid 19 Studi Kasus Di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur yakni:

1. Skripsi yang ditulis oleh Agung Septian Wijanarko, Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Pandankrajan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian: tepat informasi, tepat jaminan, tepat subyek, tepat waktu, tepat tempat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dengan key person dan informan serta dokumentasi dari arsip kantor BUMDes Desa Pandankrajan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta menggunakan teknik analisis data model interaktif terhadap obyek penelitian yaitu Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Pandankrajan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto, dapat disimpulkan bahwa 1) pengurus dan anggota BUMDes telah berperan

(26)

dalam mengumpulkan modal BUMDes agar tujuannya dalam memberdayakan masyarakat bisa tercapai. 2) pengurus dan anggota BUMDes telah berperan dalam mengumpulkan modal BUMDes agar tujuannya dalam memberdayakan masyarakat bisa tercapai. 3) upaya BUMDes untuk menambah modal dari simpanan sukarela belum bisa terpenuhi. Kurangnya dukungan dari masyarakat yang mengumpulkan modal BUMDes untuk melakukan simpanan sukarela. 4) upaya BUMDes dalam memberi pinjaman kepada anggota telah membantu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, hal ini tujuan BUMDes untuk mencapai kesejahteraan masyarakat telah tercapai.9

Dalam hal ini, persamaan penelitian ini terletak pada ingin mengetahui bagaimana peran bumdes dalam memberdayakan masyarakat, sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi yang diangkat oleh peneliti.

2. Skripsi yang ditulis oleh Adriani Sari berjudul”Pengaruh Bumdes Terhadap Pengembangan Ekonomi Desa Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai”

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dengan fokus penelitian:

(1) keberadaan Badan Usaha Milik Desa (2) Pendapatan Masyarakat Sebelum dan Sesudah adanya Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Hasil penelitian ini ialah keberadaan badan usaha milik desa

9 Agung Septian Wijanarko, Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Pandankrajan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto,(Skripsi: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Surabaya 2012)

(27)

sudah sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten Serdang Bedagei yang kemudian diatur oleh desa dengan peraturan desa mengenai Badan Usaha Milik Desa.10

Dalam hal ini, persamaan penelitian ini terletak pada metode yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif, sedangkan perbedaannya terletak pada variable independen yang digunakan yaitu jika penelitian diats fokus pada pengaruh BUMDes terhadap pengembangan ekonomi, maka pada penelitian kali ini berfokus pada peran BUMDes dalam memberdayakan masyarakat.

3. Skripsi yang ditulis oleh Ratna Azis PrasetyoPeranan Bumdes Dalam Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Pejambon Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro”

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pola pemanfaatan dana BUMDes dengan menggambil studi kasus di Desa Pejambon Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro yang merupakan salah satu desa yang mengimplementasikan BUMDes yang secara garis besar tujuan dari penelitian ini adalah: Pertama, untuk mengetahui bentuk keterlibatan perangkat desa dan masyarakat Desa Pejambon dalam pemanfaatan dana BUMDes. Kedua, untuk mengetahui pola pemanfaatan dana BUMDes di Desa Pejambon. Ketiga, untuk mengetahui kontribusi BUMDes di Desa Pejambon dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.

10 Adriani Sari berjudul”Pengaruh Bumdes Terhadap Pengembangan Ekonomi Desa Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai,(Skripsi:Universitas Sumatera Utara Medan 2017).

(28)

Metode dalam Studi ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara terstruktur dengan kuesioner kepada 50 responden di Desa Pejambon untuk pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder dari Desa Pejambon. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam kegiatan BUMDes masih kurang karena pengetahuan masyarakat terhadap program BUMDes masih sedikit.Terkait pola pemanfaatan lebih banyak pada pembangunan fisik desa sedangkan kontribusi bagi pemberdayaan masyarakat masih belum maksimal karena sejumlah kendala terutama yaitu anggaran BUMDes.11

Dalam hal ini, persamaan penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan yaitu sama-sama membahas tentang pemberdayaan masyarakat, sedangkan perbedaannya terletak pada studi kasus yang dipakai dan metode yang digunakan.

F. Kerangka Teori 1. Konsep BUMDes

BUMDes merupakan institusi yang dibentuk oleh pemerintah desa serta masyarakat mengelola institusi tersebut berdasarkan kebutuhan dan ekonomi desa. BUMDes dibentuk berlandaskan atas peraturan perundang- undangan yang berlaku atas kesepakatan antar masyarakat desa. Tujuan BUMDes adalah meningkatkan dan memperkuat perekonomian desa.

BUMDes memiliki fungsi sebagai lembaga komersial melalui penawaran

11Ratna Azis Prasetyo, Peranan Bumdes Dalam Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Pejambon Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegor,(Skripsi:

Departemen Sosiologi FISIP Universitas Airlangga, 2016)

(29)

sumber daya lokal yang bertujuan untuk mencari keuntungan dan lembaga sosial melalui kontribusi penyediaan pelayanaan sosial yang berpihak pada kepentingan masyarakat. BUMDes telah memberikan kontribusi positif bagi penguatan ekonomi di pedesaan dalam mengembangkan perekonomian masyarakat.12

Ciri utama BUMDes yang membedakan lembaga komersial lain (Pusat Kajian dinamika Sistem Pembangunan, 2007) adalah (1) Badan usaha merupakan milik Desa dan pengelolaannya dilakukan secara bersama-sama;

(2) Modal usaha sebesar 51% berasal dari dana desa dan 49% berasal dari dana masyarakat; (3) Operasionalisasi dilakukan berdasarkan pada falsafah bisnis berbasis budaya lokal; (4) Potensi yang dimiliki desa dan hasil informasi pasar yang tersedia menjadi dasar untuk menjalankan bidang usaha; (5) Laba yang diperoleh BUMDes dipergunakan untuk upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat berdasarkan peraturan yang telah disusun; (6) Fasilitas ditunjang oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Pemerintah desa; dan (7) Pelaksanaan operasionalisasi BUMDes diawasi secara bersama oleh Pemerintah Desa, BPD beserta anggota.13

12 Kurniawan,Ade Eka, “Peranan Badan Usaha MilikDesa (BUMDes) Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Desa (Desa Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten LinggaTahun 2015), Jurnal Ilmu Pemerintahan, Umroh.2016

13 PKDSP (Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan), Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).(Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. 2007). hal. 56.

(30)

a. Peran BUMDes

Masyarakat desa sesungguhnya memiliki karakteristik yang khas sebagai suatu komunitas. Salah satu karakteristik yang khas dari masyarakat desa yaitu cara hidup kolektif. Durkheim menggambarkan ciri-ciri masyarakat desa dengan ciri-ciri memiliki solidaritas yang sifatnya mekanis.Sementara Ferdinand Tonnies salah satu karakteristik dari masyarakat desa adalah Gemeinschaft yaitu kehidupan yang masih guyup ditandai dengan adanya gotong royong. Kehidupan masyarakat desa yang bersifat kolektif memiliki tradisi: Pertama, solidaritas, kerjasama, swadaya, dan gotong royong tanpa mengenal batas-batas kekerabatan, suku, agama, aliran dan sejenisnya merupakan akar tradisi dari basis modal sosial desa. Kedua, kepentingan masyarakat diatur dan diurus melalui kekuasaan dan pemerintahan desa yang mengandung otoritas dan akuntabilitas.Ketiga, ekonomi lokal yang memproteksi dan mendistribusikan pelayanan dasar masyarakat dilakukan oleh desa.14

Tradisi desa inilah yang menjadi salah satu gagasan fundamental dalam pendirian BUMDes, sehingga dalam pelaksanaannya ada sejumlah prasyarat yaitu: Pertama, BUMDes membutuhkan modal sosial yang berwujud kerjasama, solidaritas, kepercayaan, dan sejenisnya. Kedua, pengembangan usaha ekonomi desa dilakukan oleh BUMDes melalui musyawarah desa yang memiliki kedudukan sebagai forum tertinggi.Ketiga, BUMDes merupakan usaha ekonomi desa yang

14 Putra,Anom Surya. Buku 7 Badan Usaha Milik Desa: Spirt Usaha Kolektif Desa.

Jakarta: Kementrian Pembengunan Daerah Tertinggal, danTransmigrasiRepublik Indonesia. 2015).

hal. 79.

(31)

mengandung unsur bisnis ekonomi dan bisnis sosial yang dijalankan secara kolektif oleh pemerintah desa dan masyarakat desa.Keempat, kegiatan di bidang ekonomi dan / atau pelayanan umum yang dikelola oleh desa dan / atau kerjasama antar-desa seluruhnya ditampung oleh BUMDes sebagaimana tertuang dalam UU Desa.Kelima, BUMDes berfungsi sebagai arena belajar bagi warga desa dalam meningkatkan kapasitas manajerial, kewirausahaan, tata kelola desa yang baik, kepemimpinan, kepercayaan dan aksi kolektif.Keenam, program yang diinisiasi oleh pemerintah (proyek pemerintah) menjadi “milik desa”

ditransformasi oleh BUMDes.15

Di dalam prasyarat pelaksanaan BUMDes secara eksplisit telah disebutkan peranan dari BUMDes yaitu sebagai bisnis ekonomi dan bisnis sosial.Peranan secara ekonomi tentu saja meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui usaha-usaha yang dikelola oleh BUMDes serta kontribusinya terhadap kas desa atau PADes.Sedangkan peranan secara sosial dapat tirlihat dari bagaimana nantinya keberadaan BUMDes mampu memberdayakan masyarakat, meningkatkan interaksi dan solidaritas yang telah terbina selama ini melalui kegiatan BUMDes yang dikelola secara kolektif.

Peranan BUMDes ini juga tercantum di dalam UU Desa bahwa hasil dari BUMDes dimanfaatkan selain untuk pengembangan usaha juga dimanfaatkan untuk pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa,

15Ibid. hal.74.

(32)

dan pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

b. Tujuan Pendirian BUMDes

Pengembangan dan pembangunan desa dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada dibutuhkan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini juga harus dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat serta memperhatikan keberlanjutan dari berjalannya BUMDes. Partisipasi yang terbuka untuk masyarakat akan mengembangkan potensi yang ada. Oleh karena itu pendirian BUMDes harus memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut:

1) Maksud Pembentukan BUMDes

a) Menumbuhkembangkan perekonomian desa b) Meningkatkan sumber pendapatan asli desa

c) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan jasabagi peruntukan hajat hidup masyarakat desa

d) Sebagai perintis bagi kegiatan usaha di desa 2) Tujuan Pembentukan BUMDes

a) Meningkatkan peranan masyarakat desa dalam mengelola sumber sumber pendapatan lain yang sah

b) Menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi masyarakat desa, dalam unit-untit usaha desa

(33)

c) Menumbuhkembangkan usaha sektor informal untuk dapat menyerap tenaga kerja masyarakat di desa

d) Meningkatkan kreatifitas berwira usaha Desa masyarakat desa yang berpenghasilan rendah

c. Prinsip-prinsip pendirian BUMDes

BUMDes adalah intervensi kelembagaan ekonomi yang berhubungan dan menyatu dengan masyarakat. Karena hal itu, BUMDes harus menjadi lembaga ekonomi yang mandiri untuk menunjang segala aktivitas ekonomi produktif di desa. BUMDes bukan lembaga milik pribadi atau sekelompok masyarakat, tetapi milik desa yang dikelola dengan melibatkan masyarakat secara mandiri dan profesinal agar memberikan manfaat bagi masyarakat desa. Dalam pendirian BUMDes harus memperhatikan prinsip-prinsip:

1) Berbasis Lokal

Pendirian BUMDes harus disesuaikan dengan potensi, kapasitas, dan kebutuhan masyarakat desa. Bidang yang harus dilakukan harus didasarkan pada daya dukung lokal desa, baik sumber daya manusia, sumber daya alam, teknologi, permodalan, pasar, dan akses informasi.

2) Partisipasi

Pembentukan dan pendirian BUMDes harus dilakukan secara partisipatif dan inisiatif masyarakat desa. Hal ini menjadi penting karena BUMDes harus menjadi stimulasi bagi pengembangan ekonomi

(34)

masyarakat perdesaan dan harus memberikan dampak pada peningkatan pelayanan publik bagi seluruh masyarakat desa.

3) Berpihak pada Masyarakat

BUMDes yang didirikan dan dikelola harus memenuhi kebutuhan pembangunan ekonomi masyarakat perdesaan dan bermanfaat bagi seluruh proses pembangunan perdesaan dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat, dan memberikan perhatian khusus kepada kelompok masyarakat miskin.

4) Pemberdayaan

Prinsip pemberdayaan harus dikedepankan dalam pengembangan BUMDes, yang menempatkan masyarakat sebagai kekuatan anggota masyarakat secara keseluruhan yang disebut tujuan kolektif dalam pembangunan ekonomi.

5) Demokrasi

Pendirian dan pengembangan BUMDes harus memperhatikan prinsip demokratisasi dengan nilai-nilai yang hidup dan berkembang di masyarakat.

6) Akuntabel

BUMDEs yang didirikan dan dikelola secara transparansi dan akuntabel. Proses dan tahapan kegiatan yang dilakukan BUMDes dapat pertanggungjawabkan dengan benar, baik pada pemerintahan desa maupun masyarakat desa.

(35)

7) Keberagaman

Pendirian dan pengembangan BUMDes pada dasarnya dimaksudkan untuk mengembangkan potensi perekonomian di wilayah perdesaan guna mendorong kemampuan ekonomi masyarakat desa secara keseluruhan.16

2. Konsep pemberdayaan

pemberdayaan merupakan strategi dalam mendorong masyarakat untuk dapat melakukan kegiaatan yang berbaur partisipatif untuk mencapai suatu kesejahteraan sosial.17 Secara harfiah, pemberdayaan berasal dari kata daya atau power (kekuasaan atau keberdayaan). Oleh karenanya prinsip dasar dari pemberdayaan acap kali untuk membantu orang lain yang belum bisa membantu dirinya sendiri untuk dapat bertindak dalam mencapai keinginanya. Dalam pradigma ilmu sosial, permberdayaan merupakan bentuk pengalihan kekuasaan dan mengontrol individu, kelompok maupun masyarakat yan belum berdaya (disadvantages).18

Dengan demikian, pemberdayaan dapat menjalani berbagai macam proses untuk menigkatkan keberdayaan pada individu. Hal yang dapat dilakukan antara lain:

1. Kekuasaan selalu bisa berubah itu dikarnakan oleh, jika kekuasaan itu tidak dapat berubah maka pemberdayaaan tidak akan bisa dicapai.

16 PPPSDAK. Modul Pemberdayaan Masyarakat. (Bandung : PPPSDAK Press, 2017), hal. 27.

17 Rohimi, Perempuan Dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, (Yogyakarta: guepedia 2020), hlm 43.

18Ibid.

(36)

2. Kekuasaan memiliki makna stratis dan dinamis.19

Menurut Heynes yang dikutip dari Najib, pemberdayaan ialah kegiatan yang saling mengayomi dan mendorong kemampuan individu dan kelompok. Maksudnya pemberdayaan merupakan sebagian proses memandirikan dan memajukan individu dan masyarakat untuk ikut andil dalam perubahan social.20 Sedangkan menurut Ife, pemberdayaan merupakan suatu bentuk keberpihakan orang-orang memiliki simpati terhadap kondisi orang-orang lemah atau kurang beruntung.21

Jadi dapat disimpulkan, bahwa pemberdayaan adalah suatu bentuk kegiatan yang saling mengayomi dan mendorong masyarakat untuk memiliki sifat simpati agar masyarakat dapat ikut andil dalam proses perubahan social yang ada dimasyarakat.

Dengan demikian pemberdayaan masyarakat adalah cara yang digunakan untuk meningkat harkat dan martabat masyarakat yang berada di level bawah. Dalam hal memberdayakan masyarakat ada yang memicu terlahirnya masyarakat atau kondisi miskin dan terbelengunya masyarakat itu disebut ketidakberdayaan masyarakat. Menurut iman, ciri- ciri ketidak berdayaan adalah sebagai berikut:

1) Mereka yang tidak memiliki uang atau kesulitan dalam akkses dalam perkenomian keluarga.

19Ibid……,hlm 44.

20 Siti Kurnia, Pemberdayaan Masyarakat Marginal (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm 33.

21 Jim Ife, Community Development (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), hlm 132.

(37)

2) Mereka yang miskin dan pasrah dengan nasip yang hanya keseringan memikirkan ketidak berdayaanya.

3) Mereka yang tersisihkan dari keramaian atau berada didaerah pinggiran yang menimbulkan beberapa polarisasi kesejahteraan seperti sulitnya mencari nafkah, pendidikan, dan ketidak mampuan melanjutkan sekolah.

4) Mereka yang hanya mengandalkan satu jalur untuk pencarian nafkah, sehingga ketika mengalami ketidakberuntungan dengan peranya atau pekerjaanya mereka akan kesulitan mencari alternative lain sebagai penunjang akses perekonomianya.

5) Mereka yang tidak berdaya terhadap pengaruh intenal dan eksternal, dalam hal ini mereka tidak memliki kemampuan yang lebih untuk bersaing secara kompetitif.22

Dalam persoalan mengatasi permasalahan social pemberdayaan tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan hal tersebut namun pemberdayaan juga membantu masyarakat untuk mengidentifikasi kebutuhanya, menggali potensinya dan menggali sumber daya yang ada, ini dilakukan untuk mencapi suatu kesejahteraan untuk dirinya sendiri.23

Suaharto berpendapat bahwa tujuan utama dari pemberdayaan adalah suatu strategi yang dilakukan untuk memperkuat kekuasaan masyarakat ususnya mereka yang berada dikondisi ketidak

22 Iman Santosa, Pengembangan Masyarakat Berbasis Sumber Daya Lokal, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2018), hlm 58.

23 Aziz Muslim, Metodologi Pengenmbangan Masyarakat, (Yogyakarta: Penerbitan Teras, 2009), hlm 13.

(38)

beradaanya.Kelompok yang dimaksud hal ini adalah mereka yang lemah secara stuktural yang disebabkan oleh lingkungan, gendre dan etnis.24 1) Indikator pemberdayaan masyarakat

Pemberdyaan memiliki beberapa indictor itu mencangkup tiga peran dimensi dalam membantu individu, kelompok maupun masyarakat. Idikator tersebut antara lain:

a) Proses pengembangan dan pemberdayaan harus dimulai secara individual yang nantinya akan berkembang menjadi proses perubahan sosial yang lebih besar dengan jalanya partisivasi masyarakat secara kolektif dan proaktif.

b) Menginplentasikan gerakan sosial dalam memajukan pola pengembangan masyarakat yang lemah dan rentan itu dapat dilakukan dengan upaya-upaya kolektif untuk memproleh kekuasaan dan mengubah stuktur yang menekan dinamisme yang ada dimasyarakat.

2) Tujuan dalam pemberdayaan masyarakat

Tujuan yang ingin dicapai dalam hal ini adalah membentuk kemandirian pada individu dan meraih kesejahteraan secara merata, supaya tidak ada ketidakberdayaan dan kesenjagan sosial dalam perekonomian.

Kemandirian yang dimaksud dalam hal ini adalah mereka yang bisa berpikir dan merancanakan apa yang perlu dikerjakan untuk

24Santosa, Pengembangan Masyarakat Berbasis Sumber Daya Lokal…………., hlm 53.

(39)

menutupi keterpurukanya. Tujuan dalam pemberdayaan ini juga untuk menindak lanjuti keadaan mengenai keadilan social dengan membantu mereka yang lemah untuk mencapai tujuan dan mencapaian suatu kebajikan dalam hidup.

Hamka menyatakan bahwa, dasar-dasar dari kebajikan, yakni kebajikan menurut jiwa (soul), nurani seseorang perlu untuk menumbuhkan dan saling mencintai antara sesame dengan efektif.

Kebajikan menjadi penghubung anatar mereka yang lemah dengan yang berdaya, atau mereka yang inferior dengan yang superior.Ia juga berpendapat bahwa kebajikan sudah tertanam di lubuk hati manusia, maka itu akan menimbulkan pola kebaikan seperti memiliki rasa empati, bukan hanya sekedar rasa cinta tetapi sudah merepresentasikan pola tindakan yang bersifat positif kearah yang lebih baik.

3) Strategi dalam pemberdayaan masyarakat.

Strategi dalam pemberdayaan dibagi menjadi tiga arah yaitu:

a) Mikro yaitu pemberdayaan yang diberikan secara individual dalam bentuk mediasi dan mediator. Ini bertujan untuk menuntun klien dalam membantu dan menjalankan kehidupan dalam keberfungsian sisial.

b) Mezzo, yaitu pemberdayaan terhadap suatu kelompok. Dalam hal ini agen pemberdayaan melakukan intervensi aktif yang dipokuskan pada pelatihan secara kolektif, dinamika kelompok,

(40)

peningkatan kesadaran, dan keterampilan dalam memecahkan persoalan yang ada pada kehidupan ini.

c) Makro, yaitu large system strategy, yakni dan area dan lingkungan yang luas, seperti perumusan kebijakan, aksi sosial dan perencanaan social. Metode ini di gunakan untuk memahami lingkungan individual atau mandiri dan tindakan partisipatoris.

Dalam perencanaan dan kebijakan sosial, pemberdayaan membantu masyarakat mengakses sumber dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat.Sedangkan aksi sosial diarahkan untuk meningkat pola partisipasi pada masyarakat yang lemah dengan kondisi sosial ekonominya yang rendah. Untuk itu, masyarakat akan mampu memproleh keberdayaan dengan membuka peluang pembangunan.25 4) Prinsip dalam pemberdayaan

Menurut Huda, implementasi pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari cara untuk menghentikan penindasan yang terjadi.

Karna penindasan, diskriminatif dan kesenjangan sosial ekonomi menjadi bagian terpenting yang harus diprioritaskan untuk masyarakat level rendah kebawah.26Karna manusia memiliki hak hidup, bebas, dan sejahtera dari permasalahnya.

Sedangkan menurut Hamka, setiap orang memiliki hak hidup dan sejahtera, karna hidup buka semat-mata untuk diri sendiri

25Ibid……, hlm 67.

26 Miftahul Huda, Pekerjaan Social dan Kesejahteraan Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm 274.

(41)

melainkan untuk kemaslahatan ummat.27Hak hidup adalah hak bersama.Selain itu hak budi dan berakal adalah tujuan utama untuk kesehatan diri secara jasmani dan rohani, sera hak bantin adalah hak yang bisa digunakan untuk menimba ilmu dan memiliki keterampilan sebagai seorangg manusiawi.

Jadi dari kedua teori tersebut dapat disimpilkan, bahwa masyarakat harus mampu melihat dirinya sebagai orang yang senantiasa harus merasakan kemerdekaan dan kesehteraan dalam hidup.Oleh karena itu, peran partsipatif dari masyarakat sebagai bagian dari meraih sumber yang telah direncanakan dan tingkat kesadaran dari masyarakat sebagai pendorong serta motivasi diri yang lugas untuk terus menjalan kehidupan yang produktif.

5) Pemberdayaan masyarakat dalam bingkai partisipasi

Partisipasi adalah bagian terpenting dalam pemberdayaan untuk membangun potensi diri individual. Karna pemberdayaan membantu orang dalam meningkatkan kemampuanya untuk menolong diri sendiri maupun orang lain.

Menurut mikkelsen, terdapat 6 pengertian partisipasi antara lain:

a. Partisipasi yakni suatu demokratisasi dari masyarakat untuk ikut andil dalam pengambilan keputusan di lapangan.

27 Hamka, Falsafah Hidup (Jakarta: Republic Penerbit, 2018), hlm 33.

(42)

b. Partisipasi adalah cara masyarakat untuk semakin meningkatkan keampuan atau potensi diri untuk mampu menangani tantangan dan pola pekerjaan di lingkungan sosial.

c. Partisipasi yaitu peran dari masyarakat itu sendiri untuk mencapai perubahan secara individual maupun kolektif.

d. Partisipasi yakni ruang gerak aktif untuk masyarakat yang bersifat masif.

e. Partisipasi yaitu upaya meraih informasi, melaksanakan perencanaan dan monitoring kondisi sosial.

f. Partisipasi adalah keretlibatan masyarakat untuk meningkatkan harkat dan martabat mereka.28

Pemberdyaan sebagai hakikat pembangunan sosial dan mpembangunan masyarakat dan proses pengembangan merupakan hal yang digunakan untuk mendidik, membuat masyarakat menjadi mandiri dan meraih kesejatreaan sosial.

Tabel 1

Perandingan anatar partisipasi sebagai cara dan Partisipasi sebagai tujuan29

Partisipasi sebagai cara Partisipasi sebagai tujuan Implikasi partisipasi sebagai

strategi dalam mencapai tujuan

Memberdayakan masyarakat dengan jalan partisipasi untuk membangun semangat dan dedikasi mereka secara personal maupun kelompok

Fokus dalam mencapai tujuan bukan pada aktivitas partisipasi itu sendiri

Fokus pada peningkatan kemampuan pada masyarakat untuk berpartisipasi demi

28 Britha Mikkelsen, Metode Penelitian Partisipatoris Dan Upaya-Upaya Pemberdayaan:

Sebuah Buku Pegangan Bagi Para Praktisi Lapangan (Jakarta: Obor Indonesia, 1999), hlm 65.

29Jim Ife, Community Development, (Yogyakarta………, hlm 296.

(43)

mencapai suatu tujuan bersama Partisipasi sebagai upaya

memanfaatkan sumber daya untuk mencapai tujuan program pembangunan

Meningkatkan peran masyarakat dan potenainya serta inisiatif dalam pembangunan

Lebih dominan pada program

pemerintah dan

mengimplikasikan pada masyarakat untuk meningkatkan efisiensi system

Lebih mengarah pada pandagan dari gerakan swadaya atau LSM

Bentuk pasif pada proses partisipasi

Partipasi sebagi pola yang relative membangun gerakan yang massif dan dinamis

Ruang lingkupnya umum dan jangka pendek

Partispasi melibatkn waktu yang bekesinabungan dari jangka panjang

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat kualitatif.

Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.30

Adapun alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif adalah, makna dibalik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang, dan untuk

30 Lexy j. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 6.

(44)

memahami interaksi sosial. Interaksi yang kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan serta wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut.31

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kulitatif, kehadiran peneliti sebagai instrumen sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaan peneliti di lokasi penelitian mutlak diperlukan. Kehadiran Peneliti di BUMDes Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur sebatas sebagai pengamat penuh, dan kehadiran peneliti sudah diketahui oleh responden atau informen.32

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di BUMDes Bagik Payung, Kecamatan Suralaga Kaupaten Lombok Timur. Pemilihan lokasi Desa Bagik Payung karena tempatnya seterategis dan sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani dan umumnya sebagai pedagang maka untuk itu peneliti tertarik meneliti Peran Badan Usaha Milik Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid 19 (Studi Kasus Di Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur)

.

31Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta CV, 2011), h. 24.

32Pedoman Praktikum Penulisan Skripsi (IAIN Mataram, 2016), h. 49.

(45)

4. Sumber dan Jenis Data a. Sumber data terdiri dari

1) Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh dari Ketua BUMDes, Kepala Desa Bagik Payung dan pedagang industri rumahan.

2) Sumber data sekunder, yaitu data yang menunjang data primer yang diperoleh maupun kepustakaan lainnya yang ada hubungannya dengan judul penelitian.

b. Jenis data

Adapun jenis data dapat dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:33

1) Data kualitatif merupakan jenis data yang digunakan pada penelitian kualitatif. Data kualitatif diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian, bahkan dapat berupa cerita pendek.

2) Data kuantitatif merupakan jenis data yang lebih mudah dimengerti bila dibandingkan dengan data kualitatif. Data biasanya disimpulkan dengan angka-angka serta dapat dianalisis dengan analisis statistik.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpualan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah alat yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan tempat, pelaku

33 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet 22, 2007), hlm. 14.

(46)

kegiatan dan hal-hal yang dianggap relevan dengan data yang diperlukan.34 Ada beberapa macam observasi, diantaranya yaitu:

1) Observasi partisipan

Observasi partisipan yaitu observasi yang dilakukan dengan cara peneliti terlibat langsung pada objek yang diteliti.

2) Observasi non partisipan

Observasi non partisipan adalah observasi yang dilakukan dengan hanya mengamati gejala-gejala yang terdapat dilapangan tanpa ikut terlibat langsung pada objek pada objek penelitian.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipan atau secara langsung, ini digunakan agar peneliti dapat mengambil data yang dibutuhkan oleh peneliti sehingga peneliti akan melakukan kunjungan lapangan ke lokasi yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tinggkat makna dari setiap perilaku yang nampak.35

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dan si penjawab atau partisipan dengan

34 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta.2013), h. 63.

35 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (bandung: CV. Alfabeta 1999), h. 139.

(47)

menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).36

Wawancara atau interview dalam penelitian kualitatif menurut Denzim & Licoln adalah percakapan, seni bertanya dan mendengar.37 Jenis dari wawancara yaitu ada wawancara terstruktur dan tidakterstruktur. Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur dan tatap muka yaitu dengan memberikan pertanyaan tampa ada pertanyaan yang direncanakan. Jika responden menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, berdasarkan jawaban tersebut pewawancara kemudian mengembangkan pertanyaan lain yang lebih terperinci sekaligus menanyakan kembali pertanyaan tersebut kepada responden untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam.38

Adapun jumlah yang akan diteliti dan diwawancarai oleh peneliti adalah sebagai berikut: H.Khaidir Taufiq Ramdan selaku kepala desa bagik payung, Mulidi selaku sekertaris desa bagik payung, serta pengelola BUMDes Bagik Payung terdiri dari ketua, sekertaris dan Masyarakat yang memiliki Usaha di bawah nanugan BUMDes Bagik Payung itu sendiri. Ardianto Hidayat, Lalu Ihwan Yuniadi dan Asmuni, Amak Ije, Inak Da’i, Amak Pawan, Hj. Faizah, Lalu Jamu, H. Sakir, Inak misna, H. Mubar, Hj. Jong, sebagai pedagang.

36Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor. Ghalia Indonesia, Cet. Ke-7, 2011), h. 234.

37Moh.Soehada.Metode Penelitian Sosiologi Agama Kualitati (Jakarta: PT. Bumi angkasara, 2012 ), h. 94.

38 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial(Bandung : Refika Aditama, 2009), h. 314.

(48)

c. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto dalam buku Prosedur penelitian pendekatan praktik metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, dan sebagainya.39Sedangkan menurut ahli lain metode dokumentasi merupakan metode yang menggunakan dokumen-dokumen sebagai data mengenai hal-hal berupa buku, catatan, internet, dan lain-lain.40 Adapun dari kedua pendapat ahli di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data menggunakan metode dokumentasi yaitu berupa catatan tentang nama-nama Pengelola BUMDes dan pedangang yang ada di Desa Bagik Payung, dan mendokumentasikan gambar ketika peneliti melakukan wawancara dengan sampel penelitian atau pedangang yang di Desa Bagik Payung serta profil desa Bagik Payung.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian atau untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dinyatakan sebelumnya. Analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data dengan mengelompokkan dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi.41

39Moh. Soehada, Metode Penelitian Sosiologi Agama (Kualitatif), h. 115.

40 Suharmin Arikunto, Prosedur PenelitianPenelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:

Rineka Cipta, 1991), h. 188.

41 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung : Refika Aditama, 2009), h. 332.

(49)

Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperlukan adalah data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata, dan bukan rangkaian angka serta tidak dapat disusun dalam kategori- kategori/struktur klasifikasi. Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.42

Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis.Ia merupakan bagian analisis. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.43Alur kedua yang penting dalam kegiatan analisis dalam penelitian kualitatif adalah penyajian data, yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.44 Kegaiatan analisis yang ketiga adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Ketika kegiatan pengumpulan data dilakukan, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda- benda, mencatat keteraturan, pola, penjelasan, dan konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekukuhannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validalitasnya. Jika tidak demikian,

42Ibid., h. 16-21.

43Ibid., h. 339.

44Ibid., h. 340.

(50)

yang kita miliki adalah cita-cita yang menarik mengenai sesuatu yang terajadi dan yang tidak jelas kebenarannya dan kegunaannya.45

7. Validitas Data

Validasi Data bertujuan untuk membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesunguhnya ada dalam kenyataan dan apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia kenyataan sesuai dengan sebenarnya ada atau terjadi. Untuk memperoleh keabsahan data atau data yang Valid diperlukan teknik pemerisaan, supanya di peroleh temuan-temuan dan informasi yang absah dapat digunakan sebagai berikut:

a. Triangulasi data

Triangulasi dalam penelitian ini adalah untuk mengecek keabsahan data terbentuk dengan membandingkan data yang diproleh dengan sumber yang lain. Triangulasi sumber data dilakukan untuk mendapatkan informasi yang sejenis dari informasi atau sumber yang lain berbeda. Hal tersebut dapat dilakukan dengan carasebagai berikut:

1) Membandingan data observasi dengan data hasil wawancara 2) Membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi

3) Membandingkan persepsi orang dengan pendapat dan pandangan orang lain.

Perbandingan antara observasi dengan wawancara

45Ibid., h. 341.

(51)

1) Membandingkan Observasi dengan hasil Wawancara bertujuan mencari kebenaran apakah hasil Observasi dengan yang didapatkan ketika wawancara.

2) Membandingkan hasil Wawancara dengan hasil dokumentasi bertujuan mencari kebenaran apakah keterangan yang didapatkan pada saat Wawancara sudah sesuai dengan dokumentasi

3) Membandingkan hasil persepsi orang dengan pendapat dan pandangan orang berbeda persepsi. Sedangkan yang diaksud dengan triangulasi adalah metode yang dilakukan dengan mengunakan beberapa teknik pengumpulan data yang ditunjukan untuk memproleh informasi yang serupa. Triangulasi metode dilakukan secara bersamaan dalam suatu kegiatan wawancara dengan responden pengusaha sayur-sayuan di Desa Bagik Payung.

b. Kecukupan Referensi

Referensi merupan data penting yang mendukung keabsahan suatu penelitian karena ia merupakan sejumlah teori sebagai pijakan dalam pembahasan hasil penelitian, usaha-usaha yang dilakukan peneliti dalam mencari referensi mengali dari internet, membeli di toko buku dan berusaha mencari di perpustakaan terdekat.

H. Sistematika Penulisan

Peneliti membagi sistematika dalam penulisan proposal skripsi ini menjadi empat bab dan di dilamnya ada sub bab tertentu. Berikut merupakan sistematika pembahasan :

(52)

BAB I, yaitu pendahuluan, peneliti mengungkapkan konteks penelitian masalah sehingga memunculkan keinginan untuk mengkaji permasalahan yang menjadi judul dari penelitian ini. Yang termasuk juga dalam bab ini diantaranya adalah tujuan penelitian, dan mamfaat yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini.

BAB II, dalam bab ini berisi tentang paparan data dari penelitian yang ditemukan di lapangan. Dalam hal ini peneliti mencoba menggambarkan secara singkat tentang gambaran lokasi penelitan dan temuan-temuan dalam melakukan penelitian serta tanggapan dari beberapa responden/informan tentang pembahasan dari penelitian ini.

BAB III, dalam bab ini menguraikan tentang pembahasan dari penelitian ini yang termasuk di dalamnya adalah proses dari analisa peneliti dalam melakukan penelitian yang berdasarkan temuan-temuan di lapangan.

Bab IV, berisi penutup yang memuat kesimpulan dan saran-saran dalam penelitian.

(53)

35 BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Desa Bagik Payung

1. Sejarah singkat Desa Bagik Payung

Desa Bagik Payung merupakan salah satu Desa dari 15 (Lima Belas) Desa yang ada di Kecamatan Suralaga, dengan luas 245 Ha. Yang terdiri dari 3 (Tiga) Dusun. Desa Bagik Payung merupakan pecahan dari Desa Suralaga yang dilaksanakan sejak Tahun 1960 dibawah pimpinan Kepala Desa yang Pertama yaitu bernama PE.UTI dari Dusun Belet.

Maka untuk meningkatkan pelayanan Pemerintahan di masyarakat telah dibentuk Pemerintahan dalam istilah Kekeliangan yang sebanyak 8 (Delapan) Kekeliangan, yang dipimpin oleh seorang sebagai berikut:46 Keliang Dasan Reriu Dipimpin Oleh Haji Muhammad, Keliang Dasan Bantek Dipimpin Oleh Mamiq Nihir, Keliang Dasan Belet Dipimpin Oleh Abu Hanipah, Keliang Dasan Reban Dipimpin Oleh Lo. Antep, Keliang Dasan Baru Dipimpin Oley Amaq Muksin, Keliang Dasan Cengok Dipimpin Oleh Bapak Mustianom, Keliang Peraida Dipimpin Oleh Amaq Tiahmad, dan Keliang Karang Baru Dipimpin Oleh Amaq Ramlah.

Pada tahun 1963 sampai dengan 1983 Desa Bagik Payung dipimpin Oleh Haji ANANG MUKTAR sebagai Kepala Desa yang definitive yang dibantu oleh Keliang dan jumlah Keliang sebanyak Delapan Keliang sebagaimana tersebut diatas.

46 Profil Desa Bagik Payung 2012.

Gambar

Tabel 1.1   Daftar  Pemerintah  Desa  Bagik  Payung  Kecmatan  Suralaga  Kabupaten Lombok Timur, 38
Lampiran 04: Foto-foto peneliti ketika penelitian di lapangan  Lampiran 05: Pedoman wawancara
Tabel 1.1  Pemerintah desa
FOTO KETIKA WAWANCARA
+2

Referensi

Dokumen terkait

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi wadah pemerintah desa dan warganya yang secara proporsional melaksanakan program pemberdayaan perekonomian di tingkat desa.. Keberadaan

Persamaan kedua penelitian ini adalah memiliki pembahasan tentang, peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan juga menggunakan metode penelitian kualitatif,

Jurnal Ilmiah Ekonomi Manajemen JIEM Page 95 PERAN BADAN USAHA MILIK DESA BUMDes DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA SILIWANGI Aulia Nurlaili Kusuma Wardani 1,

v PERAN BADAN USAHA MILIK DESA BUMDes KUALA ALAM BANDAR JAYA DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DESA KUALA ALAM KECAMATAN BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS Nama Mahasiswa : Shelvi

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka Pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa Arja Jaya Abadi Oleh Pemerintah Desa Tinggarjaya Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap

Jurnal Mirai Management ISSN : 2598-8301 Online Peran Badan Usaha Milik Desa BUMDES Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa Melalui Pengembangan Desa Wisata Studi Pada Badan Usaha

Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani di Desa Mobuya Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang

PENUTUP Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan pengambilan data lapangan mengenai peran pemerintah desa terhadap peningkatan fungsi Badan Usaha Milik Desa BUMDes di Desa