BAB III: METODE PENELITIAN
G. Tahap Penelitian
Tahapan atau prosedur dalam penelitian ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:54
1. Persiapan
a. Menyusun rancangan penelitian
Penelitian yang akan dilakukan berangkat dari permasalahan dalam lingkup peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta diverifikasi secara nyata pada saat berlangsungnya penelitian. Peristiwa-peristiwa yang diamati dalam konteks kegiatan orang-orang/organisasi.
54 Untung Nugroho, Metodologi Penelitian Kualitatif Pendidikan Jasmani dan Olahraga Multilateral, (Grobogan: CV. Sarnu Untung, 2021), 143-151
b. Memilih lapangan
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data, dengan mengasumsikan bahwa dalam penelitian kualitatif, jumlah (informan) tidak terlalu berpengaruh dari pada konteks.
Juga dengan alasan-alasan pemilihan yang ditetapkan dan rekomendasi dari pihak yang berhubungan langsung dengan lapangan, seperti dengan kualitas dan keadaan sekolah (Dinas Pendidikan). Selain didasarkan pada rekomendasi-rekomendasi dari pihak yang terkait juga melihat dari keragaman masyarakat yang berada di sekitar tempat yang menempatkan perbedaan dan kemampuan potensi yang dimilikinya.
c. Mengurus perizinan
Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan penelitian.
Terutama kaitannya dengan metode yang digunakan yaitu kualitatif, maka perizinan dari birokrasi yang bersangkutan biasanya dibutuhkan karena hal ini akan mempengaruhi keadaan lingkungan dengan kehadiran seseorang yang tidak dikenal atau diketahui. Dengan perizinan yang dikeluarkan akan mengurangi sedikitnya ketertutupan lapangan atas kehadiran kita sebagai peneliti.
d. Menjajagi dan menilai keadaan
Setelah kelengkapan administrasi diperoleh sebagai bekal legalisasi kegiatan kita, maka hal yang sangat perlu dilakukan adalah proses penjajagan lapangan dan sosialisasi diri dengan keadaan, karena kitalah yang menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan menetukan apakah lapangan merasa terganggu sehingga banyak data yang tidak dapat digali/tersembunyikan/disembunyikan, atau sebaliknya bahwa lapangan menerima kita sebagai bagian dari anggota mereka sehingga data apapun dapat digali karena mereka tidak merasa terganggu.
e. Memilih dan memanfaatkan informan
Ketika kita menjajagi dan mensosialisasikan diri di lapangan, ada hal penting lainnya yang perlu kita lakukan yaitu menentukan patner kerja sebagai “mata kedua”
kita yang dapat memberikan informasi banyak tentang keadaan lapangan. Informan yang dipilih harus benar-benar orang yang independen dari orang lain dan kita, juga independen secara kepentingan penelitian atau kepentingan karier.
f. Menyiapkan instrumen penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah ujung tombak sebagai pengumpul data (instrumen). Peneliti terjun secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan. Peneliti sebagai intrumen utama dalam penelitian kualitatif, meliputi ciri-ciri sebagai berikut
1) Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dan lingkungan yang bermakna atau tidak dalam suatu penelitian.
2) Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri dengan aspek keadaan yang dapat mengumpulkan data yang beragam sekaligus.
3) Tiap situasi adalah keseluruhan, tidak ada instrumen berupa test atau angket yang dapat mengungkap keseluruhan secara utuh.
4) Suatu interaksi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami oleh pengetahuan semata-mata.
5) Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
6) Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan dari data yang diperoleh.
7) Dengan manusia sebagai instrumen respon yang aneh akan mendapat perhatian yang seksama.
Dalam rangka kepentingan pengumpulan data, teknik yang digunakan dapat berupa kegiatan:
1) Observasi, observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap subjek (partner penelitian) dimana sehari-hari mereka berada dan biasa melakukan aktivitasnya. Pemanfaatan teknologi informasi menjadi ujung tombak kegiatan observasi yang dilaksanakan, seperti pemanfaatan Tape Recorder dan Handy Camera.
2) Wawancara, wawancara yang dilakukan adalah untuk memperoleh makna yang rasional, maka observasi perlu dikuatkan dengan wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan dialog langsung dengan sumber data, dan dilakukan secara tak berstruktur, dimana responden mendapatkan kebebasan dan kesempatan untuk mengeluarkan pikiran, pandangan, dan perasaan secara natural. Dalam proses wawancara ini didokumentasikan dalam bentuk catatan tertulis dan Audio Visual, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kebernilaian dari data yang diperoleh.
3) Studi dokumentasi, selain sumber manusia (human resources) melalui observasi dan wawancara sumber lainnya sebagai pendukung yaitu dokumen-dokumen tertulis yang resmi ataupun tidak resmi.
g. Persoalan etika dalam penelitian
Peneliti akan berhubungan dengan orang-orang, baik secara perorangan maupun secara kelompok atau masyarakat, akan bergaul, hidup, dan merasakan serta menghayati bersama tatacara dan tatahidup dalam suatu latar penelitian. Persoalan etika akan muncul apabila peneliti tidak menghormati, mematuhi dan mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan pribadi yang ada. Dalam menghadapi persoalan tersebut peneliti hendaknya mempersiapkan diri baik secara fisik, psikologis maupun mental.
2. Lapangan
a. Memahami dan memasuki lapangan
1) Memahami latar penelitian; latar terbuka; dimana secara terbuka orang berinteraksi sehingga peneliti hanya mengamati, latar terttutup dimana peneliti berinteraksi secara langsung dengan orang
2) Penampilan, Menyesuaikan penampilan dengan kebiasaan, adat, tata cara, dan budaya latar penelitian.
3) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan, berindak netral dengan peranserta dalam kegiatan dan hubungan akrab dengan subjek.
4) Jumlah waktu studi, pembatasan waktu melalui keterpenuhan informasi yang dibutuhkan.
b. Aktif dalam kegiatan (pengumpulan data)
Pendekatan kualitatif yang dipergunakan beranjak dari bahwa hasil yang diperoleh dapat dilihat dari proses secara utuh, untuk memenuhi hasil yang akurat maka pendekatan ini menempatkan peneliti adalah instrumen utama dalam penggalian dan pengolahan data-data kualitatif yang diperoleh. Berbeda dengan pendekatan kuantitatif yang menafsirkan data-data kuantitatif (angka-angka) dari alat yang berupa angket, penelitian kualitatif atau sering disebut dengan metode naturalistik memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Data diambil langsung dari setting alami 2) Penentuan sampel secara purposive 3) Peneliti sebagai instrumen pokok
4) Lebih menekankan pada proses dari pada produk, sehingga bersifat deskriptif analitik
5) Analisa data secara induktif atau interpretasi bersifat idiografik 6) Menggunakan makna dibalik data
3. Pengolahan Data
a. Reduksi data, data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting. Data hasil mengihtiarkan dan memilah-milah berdasarkan satuan konsep, tema, dan kategori tertentu akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data sebagai tambahan atas data sebelumnya yang diperoleh jika diperlukan.
b. Penyajian data, alur yang paling penting selanjutnya dari analisis data adalah penyajian data. Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, verifikasi data adalah usaha untuk mencari, menguji, mengecek kembali atau memahami makna atau arti, keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur, sebab-akibat, atau preposisi. Sedangkan Kesimpulan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
46 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Latar Penelitian
Lokasi yang menjadi objek penelitian ini adalah Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Ponorogo yang terletak di jalan Letjend S. Sukowati No. 90, RT 01/RW 01 Ngunut, Babadan, Ponorogo.
Untuk dapat memahami keadaan lokasi penelitian tersebut dan mendapatkan suatu gambaran tentang objek penelitian, maka dapat dikemukakan secara lebih mendalam mengenai gambaran latar penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Profil MTsN 3 Ponorogo a. Identitas MTsN 3 Ponorgo55
Tabel 4.1
Identitas MTsN 3 Ponorogo
NO. IDENTITAS MADRASAH
1. Nama Madrasah Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Ponorogo 2. Nomor Statistik Madrasah 121135020001
3. Nomor Pokok Sekolah Nasional 20584853 4. Akreditasi Madrasah A
5. Status Adiwiyata Madrasah Adiwiyata Tingkat Provinsi 6. Alamat Jl. Letjend S. Sukowati Nomor 90 Ngunut
7. Nomor Telepon 483779
8. E-mail [email protected]
9. Nomor NPWP Madrasah 00.192.631.0.647.000
10. Desa Ngunut
11. Kecamatan Babadan
12. Kabupaten Ponorogo
13. Kode Pos 63491
14. Tahun Berdiri 1993
15. Waktu Belajar Pagi
55 Transkrip Dokumentasi 08/D/13-03-2023
b. Letak Geografis MTsN 3 Ponorogo
Gambar 4.1
Halaman MTsN 3 Ponorogo
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Ponorogo adalah lembaga pendidikan formal yang letak geografisnya berada di Desa Ngunut, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo.
Tepatnya berlokasi di jalan Letjend S. Sukowati No. 90, RT 01/RW 01 Ngunut, Babadan, Ponorogo. Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Ponorogo adalah madrasah yang berlokasi strategis yaitu di tepi jalan raya sehingga dapat dengan mudah dijumpai.
Selain itu akses menuju sekolah sangat mudah dijangkau, karena jalan raya yang berada di depan MTsN 3 Ponorogo merupakan jalur lintasan kendaraan umum seperti bus, angkutan desa, dan lain-lain.
MTsN 3 Ponorogo merupakan madrasah yang terletak di area padat penduduk di mana batas sebelah selatan madrasah adalah rumah warga, batas sebelah utara adalah sungai disertai banyak tumbuhan bambu, dan di samping sungai merupakan wilayah pertokoan, batas sebelah timur adalah rumah warga dan batas sebelah barat adalah sungai dan jalan raya, di samping jalan raya terdapat pertokoan dan rumah warga.
Meskipun berada di area padat penduduk, proses belajar mengajar di MTsN 3 Ponorogo dapat terlaksana dengan baik, kondusif, dan tidak terdengar suara bising yang berasal dari luar madrasah.56
56 Transkrip Observasi 01/O/13-03/2023
MTsN 3 Ponorogo merupakan suatu lembaga pendidikan yang bercorak agama dan berstatus negeri serta berada di bawah naungan Kementerian Agama. Status kepemilikan tanah dan bangunan di MTsN 3 Ponorogo merupakan milik sendiri. Tanah milik tersebut terbagi menjadi 2 yaitu tanah yang sudah bersertifikat dan yang belum bersertifikat. Tetapi tanah yang di atasnya terdapat bangunan adalah tanah yang sudah bersertifikat. Berikut ini adalah tabel luas tanah dan bangunan di MTsN 3 Ponorogo:57
Tabel 4.2
Tanah dan Bangunan MTsN 3 Ponorogo Status
Kepemilikan
Luas Tanah
Penggunaan
Bangunan Halaman Lapangan Kebun Lain-lain Milik Sertifikat 6.803
𝑚2
3.767 2.169 867 - -
Belum Sertifikat
853 𝑚2 - - - - 853
Jumlah 7.656 𝑚2
3.767 2.169 867 - 853
c. Sejarah MTsN 3 Ponorogo
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Ponorogo berdiri pada tanggal 25 Oktober 1993 berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 244 tahun 1993. Adapun sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Ponorogo adalah sebagai berikut:
1) Sebelum tahun 1973 merupakan Sekolah Rakyat (SR).
2) Pada tahun 1973 menjadi PGA Pembangunan yang didirikan oleh Pemerintah Desa Ngunut.
3) Kemudian berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah Pembangunan yang didirikan oleh 3 orang yaitu: Sumardi, Achmad Abid, dan Irchamni pada tanggal 1 Desember 1978 dengan nomor piagam Madrasah: L.m/3/30/B/1978 dan resmi
57 Transkrip Dokumentasi 12/D/21-03-2023
dicatat oleh notaris Kustini Sosrokusumo, S.H. dengan nomor: 3 tanggal 23 April 1984.
4) Pada tanggal 26 Februari 1986 menjadi kelas jauh (fillial) dari MTs Negeri Ponorogo dengan nomor SK.: 21/E/1986 sampai tahun 1992.
5) Baru pada tanggal 25 Oktober 1993 menjadi MTs Negeri secara penuh melalui Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor: 244 tahun 1993.
6) Selanjutnya sejak tahun 2017 MTsN Ngunut Ponorogo berubah nama menjadi MTs Negeri 3 Ponorogo.
Awal berdirinya, Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Ponorogo bernama Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngunut dari Filial Madrasah Negeri Ponorogo. Pada Tahun 1993 menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri secara penuh dengan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 244 Tahun 1993. Pada awal Tahun Ajaran Baru memperoleh 120 siswa. Lembaga ini berkembang dengan baik seiring membaiknya respon masyarakat.
Dalam perkembanganya, lembaga ini mengalami kemajuan-kemajuan yang cukup pesat baik di bidang Akademik maupun Non Akademik. Sehingga hal tersebut dapat menarik minat calon peserta didik untuk bergabung di madrasah ini. Sejak menjadi Tsanawiyah Pembangunan jumlah siswa sudah mencapai 2 kelas, kemudian sampai mencapai puncaknya setelah statusnya menjadi Negeri sudah mencapai 6 kelas parallel.
Untuk mencukupi ruangan, terpaksa siswa belajar di rumah penduduk dan di gedung pertemuan Muhammadiyah Ngunut sejak tahun 1986-1996.
Pada tahun 1995 mendapat bantuan tanah dan gedung dengan lokasi yang tidak jauh dari gedung lama. Akhirnya untuk efektifitas pembelajaran sejak tahun 1998 kami sepakat semua aktifitas difokuskan di lokasi baru yang berjarak + 200 meter ke utara dari gedung lama.
Walaupun bisa disebut belum signifikan dalam memperoleh prestasi, namun ada sejumlah penghargaan terhadap Madrasah ini, sebagai bukti keterlibatan Madrasah dalam mengikuti berbagai kegiatan.
Seiring berjalannya waktu, sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 670 Tahun 2016 tentang Perubahan Nama Madrasah, Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngunut berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Ponorogo.58
Posisi sebagai Kepala Madrasah seiring berjalannya waktu akan mengalami perubahan karena beberapa alasan dan kepentingan tertentu. Berikut ini sejarah Kepala Madrasah yang pernah menjabat di MTsN 3 Ponorogo sejak awal madrasah ini berdiri hingga sekarang:59
Tabel 4.3
Kepala Madrasah yang Pernah Menjabat di MTsN 3 Ponorogo
NO. NAMA PERIODE KETERANGAN
1. H. Sumardi, S.Ag. 1993-1999 Pensiun
2. H. Chozin Anwar, S.H. 1999-2002 Pindah Ke MAN 1 Ponorogo 3. Drs. H. Imam Asj’ari, S.H.,
M.Pd.
2002-2007 Pindah Ke MTsN 2 Ponorogo 4. Drs. H. Mudier Sunani 2007-2013 Pensiun Per-September
2013 5. Drs. Sutarto Karim 2013-2014 Plt. 3 September-
Januari 2014 6. Drs. Moch Haris, M.Pd.I. 2014-2015 Pindah Ke MTsN 2
Ponorogo 7. H. Agus Darmanto, S.Pd.,
M.Pd.
2015-2023 Pindah Ke MTsN 1 Ponorogo 8. Nuurun Nahdiyyah Karunia
Yuliastin, S.Pd., M.Pd.I.
2023-sekarang Per 21 Maret 2023
58 Transkrip Dokumentasi 01/D/13-03-2023
59 Transkrip Dokumentasi 09/D/13-03-2023
2. Visi, Misi, dan Tujuan MTsN 3 Ponorogo
Sebagai sebuah lembaga pendidikan, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan, MTsN 3 Ponorogo memiliki visi, misi, dan tujuan yang sejalan dan dapat mendukung terpenuhinya tujuan tersebut. Berikut ini akan dipaparkan visi, misi, dan tujuan MTsN 3 Ponorogo:
a. Visi MTsN 3 Ponorogo
Visi MTsN 3 Ponorogo adalah “Mewujudkan MTsN 3 Ponorogo Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK serta Peduli Lingkungan”.60
Indikator Visi:
1) Unggul dalam keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME.
2) Unggul dalam pengembangan kurikulum yang mengacu 8 standar pendidikan.
3) Unggul dalam pelaksanaan aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan pendekatan scientific.
4) Unggul dalam prestasi akademik dan non akademik.
5) Unggul dalam kejujuran, disiplin, peduli, santun, percaya diri dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam.
6) Unggul dalam pembelajaran dan pengembangan diri yang terintegrasi dengan pendidikan lingkungan hidup dan P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba).
7) Unggul dalam karakter warga madrasah yang berbudi pekerti luhur, bersih dari narkoba, dan peduli terhadap kelestarian fungsi lingkungan.
8) Unggul dalam menciptakan lingkungan madrasah yang bersih, asri, dan nyaman untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
60 Transkrip Dokumentasi 02/D/13-03-2023
b. Misi MTsN 3 Ponorogo
Dalam mencapai visi tersebut, diperlukan misi yang merupakan langkah dan tahapan yang harus dilalui oleh madrasah untuk mencapai visi yang telah direncanakan.
Adapun Misi MTsN 3 Ponorogo, yaitu:61
1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME melalui penanaman budi pekerti dan program kegiatan keagamaan.
2) Mewujudkan pengembangan kurikulum yang meliputi 8 standar pendidikan.
3) Mewujudkan pelaksanaan pengembangan aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan pendekatan scientific.
4) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.
5) Meningkatkan sikap kejujuran, disiplin, peduli, santun, percaya diri dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam.
6) Mewujudkan pembelajaran dan pengembangan diri yang terintegrasi dengan pendidikan lingkungan hidup dan P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba).
7) Mewujudkan karakter warga madrasah yang berbudi pekerti luhur, bersih dari narkoba dan peduli terhadap kelestarian fungsi lingkungan.
8) Mewujudkan kondisi lingkungan madrasah yang bersih, asri, dan nyaman untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
c. Tujuan MTsN 3 Ponorogo
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Adapun tujuan pendidikan MTsN 3 Ponorogo yang merupakan
61 Transkrip Dokumentasi 02/D/13-03-2023
penjabaran dari visi dan misi madrasah agar komunikatif dan bisa diukur adalah sebagai berikut:62
1) Terlaksananya peningkatan pembinaan nilai-nilai moral, akhlakul karimah, dan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari.
2) Tercapainya prestasi dalam berbagai kegiatan, baik akademis maupun non akademis.
3) Terlaksananya Program Ramah Anak dengan mengintegrasikan cinta dan peduli lingkungan.
4) Terlaksananya Program Gerakan Ayo Membangun Madrasah (Gelem, Gemes, Gefa, Gemi, dan Katasiguru).
5) Terlaksananya kedisiplinan untuk semua komponen warga madrasah sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlandaskan lima budaya kerja Kementerian Agama (Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung Jawab, dan Keteladanan).
6) Terlaksananya kepatuhan terhadap aturan dan tata tertib yang berlaku untuk semua warga madrasah.
7) Terciptanya jalinan kerja sama yang harmonis antara sesama warga madrasah, orang tua siswa, masyarakat, dan semua stakeholder madrasah lainnya.
8) Telaksananya tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) masing-masing komponen madrasah.
9) Terlaksananya pengembangan kurikulum secara bertahap, melalui pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan.
10) Tercapainya optimalisasi kegiatan proses belajar mengajar (KBM) yang berorientasi kepada penerapan CTL dan pendekatan scientific.
11) Tercapainya perolehan nilai akademis siswa meningkat dari tahun ke tahun.
62 Transkrip Dokumentasi 02/D/13-03-2023
12) Terlaksananya kegiatan pembinaan dan pengembangan minat dan bakat siswa dalam bidang Tahfidz, Sains, Olahraga, dan Seni.
3. Struktur Organisasi MTsN 3 Ponorogo
Struktur organisasi merupakan sebuah garis hirarki atau bertingkat yang mendeskripsikan komponen yang menyusun sebuah perusahaan terkait pembagian tugas dan tanggung jawab agar tidak terjadinya tumpang tindih dalam suatu wewenang dan tanggung jawab perorangan. Dalam lembaga atau organisasi sangat memerlukan sebuah struktur lembaga atau organisasi. Struktur lembaga tersebut menandakan bahwa lembaga atau organisasi tersebut aktif dan mempunyai peran yang jelas. Adanya struktur organisasi tersebut mempunyai manfaat yaitu, membantu mencapai target organisasi, membantu dalam membuat job description karyawan, membantu dalam pembagian tugas atau tanggung jawab menjadi lebih mudah dan jelas, dan mengurangi konflik internal yang terjadi di dalam organisasi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab. Seperti halnya di lembaga pendidikan khususnya di MTsN 3 Ponorogo, terdapat struktur organisasi yang terstruktur dengan jelas mulai dari Komite Sekolah, Kepala Madrasah hingga siswa.
Sehingga dengan adanya struktur tersebut terdapat pembagian tugas dan wewenang yang jelas. Berikut ini adalah struktur organisasi di MTsN 3 Ponorogo.
Gambar 4.2
Struktur Organisasi MTsN 3 Ponorogo
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Ponorogo dipimpin oleh seorang kepala madrasah yang membawahi 1 (satu) bagian tata usaha dari 4 (empat) waka, sebagai berikut, bagian tata usaha, waka kurikulum, waka kesiswaan, waka hubungan masyarakat (Humas), dan waka sarana prasarana. Adapun penjelasan mengenai tugas dan fungsinya sebagai berikut:63
a. Kepala Madrasah
Kepala Madrasah mempunyai tugas merencanakan, mengelola, memimpin, dan mengendalikan program dan komponen penyelenggaraan pendidikan pada madrasah berdasarkan standar nasional pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Madrasah mempunyai fungsi perencanaan, pengelolaan, dan kepemimpinan serta pengendalian program dan komponen penyelenggaraan pendidikan pada madrasah.
b. Waka Kurikulum
Wakil Kepala Madrasah bagian Kurikulum mempunyai tugas membantu Kepala Madrasah dalam kegiatan sebagai berkut:
1) Menyusun program pengajaran 2) Menyususn pembagian tugas guru 3) Menyusun jadwal pelajaran 4) Menyusun jadwal evaluasi belajar 5) Menyusun pelaksanaan Ujian Madrasah
6) Menyusun kriteria persyaratan naik/tidak naik kelas
7) Menyusun jadwal buku penerimaan laporan pendidikan (raport) dan penerimaan Ijazah
8) Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan program suatu pelajaran 9) Mengatur kegiatan belajar tambahan/les
63 Transkrip Dokumentasi 03/D/13-03-2023
10) Mengatur kegiatan program spesifikasi
11) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan secara berlaku c. Waka Kesiswaan
Wakil Kepala Madrasah bagian Kesiswaan mempunyai tugas membantu Kepala Madrasah dalam kegiatan sebagai berikut:
1) Menyusun program pembinaan kesiswaan
2) Melaksanakan bimbingan/pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa/OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib madrasah
3) Membina dan melaksankan keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan
4) Memberikan pengarahan dalam pembinaan pengurus OSIS 5) Melakukan pembinaan pegurus OSIS dalam berorganisasi
6) Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan insidentil 7) Melaksanakan pemilihan siswa untuk mewakili madrasah dalam kegiatan di luar
madrasah
8) Mengkoordinir kegiatan ekstra kurikuler
9) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan secara berkala d. Waka Sarana dan Prasarana
Wakil Kepala Madrasah bagian Sarana dan Prasarana mempunyai tugas membantu Kepala Madrasah dalam kegiatan sebagai berikut:
1) Inventarisasi barang
2) Pendayagunaan sarana prasarana
3) Pemilihan (pengamanan, penghapusan, dan pengembangan) Sarana Prasarana 4) Pengelolaan alat-alat pengajaran
e. Waka Hubungan Masyarakat (Humas)
Wakil Kepala Madrasah bagian Humas mempunyai tugas membantu Kepala Madrasah dalam kegiatan sebagai berikut:
1) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan madrasah dengan orang tua/wali siswa 2) Membina hubungan antara madrasah dengan Komite
3) Membina pengembangan madrasah, antar lembaga pemerintah, lembaga keamanan dan lembaga sosial lainnya
4) Mengatur kegiatan yang berkenaan dengan penyuluhan keagamaan kepada masyarakat
5) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan secara berkala f. Guru
Guru bertanggung jawab kepada Kepala Madrasah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan belajar mengajar cara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab seorang Guru meliputi:
1) Membuat program pengajaran (rencana program kegiatan belajar mengajar semesteran atau tahunan)
2) Membuat satuan pelajaran (persiapan mengajar/RPP) 3) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar
4) Melaksanakan kegiatan penilaian belajar (semester/tahunan)
5) Mengadakan pengembangan setiap bidang pengajaran yang menjadi tanggung jawab
6) Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran g. Bimbingan dan Penyuluhan
Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan:
1) Koordinasi dengan guru dalam rangka mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa
2) Memberikan layanan bimbingan penyuluhan pada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar
3) Melaksanakan koordinasi dengan urusan Kepala Madrasah dan guru dalam menilai siswa bila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh siswa
4) Penyusunan dan pemberian saran serta perimbangan saran dalam pemilihan jurusan/program pilihan bagi siswa
5) Memberikan saran/pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai
6) Mengadakan penilaian pelaksanaan BP/BK 7) Menyususn statistik hasil penilaian BP/BK
8) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan BP/BK secara berkala h. Wali Kelas
Tugas dan tanggung jawab Wali Kelas, yaitu:
1) Pengelola kelas
2) Penyelenggaraan adminstrasi kelas yang meliputi:
a) Papan absensi siswa b) Daftar pelajaran kelas c) Daftar piket kelas d) Buku absensi siswa
e) Jurnal kegiatan belajar mengajar dan tata tertib 3) Penyusunan/pembuatan statistik bulanan siswa 4) Pengisian dafrat nilai siswa
5) Pembuatan catatan khusus tentang siswa 6) Pengisian buku laporan pendidikan (raport) 7) Pembagian buku laporan pendidikan (raport)