• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyajian Data dan Analisis

Dalam dokumen implementasi living sunnah (Halaman 80-96)

BAB IV Penyajian Data dan Analisis

B. Penyajian Data dan Analisis

Penyajian data berisi tentang uraian data serta temuan yang di dapatkan berdasarkan metode penelitian yang digunakan. Pada bagian akan diuraikan deskripsi data yang telah didapatkan berdasarkan fokus

54 Pondok Pesantren Al-Mubarok Balung, “Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al- Mubarok Balung”, 21 Maret 2022.

penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Analisis data merupakan hasil temuan yang dipaparkan peneliti berdasarkan pola dan tema yang telah ditentukan. Dari teknik pengumpulan data tersebut didapatkan data yang disesuaikan dengan fokus masalah yang telah ditetapkan, yaitu:

1. Implementasi living sunnah dalam pembentukan karakter santri melalui kajian kitab bulughul marrom di Pondok Pesantren Al- Mubarok Balung.

Implementasi living sunnah menjadi bagian dari masyarakat, karena telah menjadi praktik dan juga tradisi yang hidup dimasyarakat. Namun, living sunnah juga merupakan proses penanaman hadis sebagai pedoman hidup apabila mendapati suatu hambatan dalam memecahkan masalah bagi umat islam. Maka, living sunnah sangat penting dikaji dalam pondok pesantren al- mubarok supaya ketika terjun di masyarakat bisa ikut andil jika terjadi persoalan-persoalan di masyarakat.

Salah satunya living sunnah terkait karakter santri. Seorang santri terkenal dengan karakternya yang terpuji sehingga dapat menjadi contoh yang baik. Oleh karena itu, seorang santri hendaknya ditanamkan karakter agar mempunyai dasar serta langkah dalam menghindari hal-hal yang merugikan dirinya sendiri dan dapat mengimplementasikanya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan KH. Abdul Hamid Farouq, M. Pd selaku pengasuh pondok pesantren al-mubarok

Balung tentang sejak kapan dimulai penerapan living sunnah dalam pembentukan karakter santri melalui kajian kitab bulughul marram yaitu:

Saya menerapkan tentang living sunnahnya itu sebelum saya ngaji Kitab Bulughul Maram tetapi ketika saya ngaji Kitab Bulughul Maram itu lebih terasa lagi efeknya. Jadi, kalau bisa dikatakan mulai living sunnahnya mulai lama sebelum ngaji Kitab Bulughul Maram tapi menjadi lebih intens menjadi lebih masif ketika sudah ngaji Kitab Bulughul Maram. Dikarenakan mbak Kitab Bulughul Maram itu kitab yang komprehensif mbak dalam artian bab semuanya disentuh, bukan hanya membahas tentang bab fiqih tetapi juga ada bab pelengkap. Kemudian, kitab bulughul Maram juga ada catatan kaki atau footnote di bawahnya ada syarahnya. Tujuan agar menjadi pribadi yang lebih baik yaitu orang yang melakukan sunah nabi Karena nabi itu manusia terbaik maka ketika kita melakukan kebiasaan orang-manusia terbaik, kita akan ikut menjadi baik.55

Wawancara di atas, maka dapat disimpulkan dalam pembentukan karakter di pondok pesantren al-mubarok dimaknai dengan adanya nilai-nilai dasar yang membangun pribadi seseorang yang berpacu pada hadis di kitab bulughul marram lebih masif. Kitab bulughul marram ini sangat dalam pembahasannya karena terdapat bab pelengkap, salah satunya bab adab sehingga menambah kepercayaan dan kemantaban hati para muslim. Kitab ini sangat layak dimiliki oleh setiap mukalaf. Apalagi penyusun kitab ini, Ibnu Hajar al-Asqalani seorang hafidz al-Qur'an dan ribuan hadits.

55 Abdul Hamid Farouq, diwawancarai oleh Penulis, Jember, 23 Maret 2022.

Iindividu yang baik dan berjiwa kemanusiaan adalah individu yang beradab, kesantunan dan tata krama yang bagus dapat mengiringi setiap langkahnya dan akan mampu membetuk karakter individu tersebut. Bentuk implementasi living sunnah dalam dalam pembentukan karakter santri melalui kajian kitab bulughul marram bab adab di pondok al-mubarok yaitu meliputi adab kepada Allah, Kepada sesama, dan kepada diri sendiri.

a. Adab Kepada Allah

Nilai karakter dalam hubunganya dengan Tuhan ini bersifat religius. Dengan kata lain, pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan ajaran agama.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ustadz Abdul Rohmah Alkawakibi, selaku guru pengampu kajian kitab bulughul marram di pondok pesantren al-mubarok Balung tentang implementasi living sunnah dalam pembentukan karakter santri melalui kajian kitab bulughul marram, yaitu:

Menurut pengamatan saya hasil pelaksanaan kajian kitab bulughul marram bab adab sangat berperan dalam membentuk karakter santri. Implementasinya: adab kepada Allah yang rutin dipraktekan selama ini adalah wiridan dan pembacaan burdah setelah shalat 5 waktu berjamaah. Selain itu juga dalam bentuk shalat dhuha yang pelaksanaannya diserahkan masing-masing santri. Begitu juga santri selalu mensyukuri nikmat mulai dari makanan, paling juga tahu tempe tiap harinya. Kalaupun makan enak itu karena ada kiriman dari orang tua. Terlepas dari hal-hal diatas, masih ada juga peserta didik yang belum bisa melaksanakan hal- hal tersebut dengan baik. Dan tidak jarang dari pihak-pihak

terkait selalu mengingatkan, mengarahkan dan bahkan memberikan teguran kepada peserta didik yang belum bisa melaksanakannya dengan baik.56

Selian itu peneliti juga melakukan wawancara kepada guru pengampu kajian kitab bulughul marram yang lain yaitu Ustadz Abdul Hamid Farouq , beliau mengemukakan bahwa:

Di pondok al-mubarok Balung ini implementasi living sunnah dalam pembentukan karakter, adab kepada Allah yaitu pertama, sholat dhuha sebelum berangkat sekolah atau shalat dhuha di sekolah mbak. Kedua, pembacaan wirid setelah sholat, yang terdiri dari wirid rotibul haddad, wirdul lathif, wirdus sakran, wirid imam nawawi dan pembacaan burdah setelah shalat isya. Ketiga, tak lupa pada bab adab dijelaskan tentang mensyukuri nikmat enggeh mbak, saya lihat para santri bersyukur dan menerima atas nikmat yang diberikan Allah dengan kesederhanaan dalam hal pakaian, mereka membawa pakaian secukupnya dan itupun pakaian yang sederhana, hanya untuk ngaji.57

Sebagaimana telah disampaikan oleh Ustadz Ahmad Fauzi dan Ustadz Abdul Hamid Farouq dalam wawancara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakter santri kepada Allah di pondok pesantrean al-mubarok terbentuk dari keseharian yang mereka peroleh dari pendidikan mereka selama di pondok pesantren. Dari mulai mendekatkan diri kepada Allah ketika melaksanakan ibadah shalat dhuha dan serangkaian kegiatan wiridan setelah shalat fardhu. Tak lupa pula juga berserah diri kepada Allah, dengan menerima ketentuanya dan selalu bersyukur atas nikmat yang dberikan.

56 Abdul Rohmah Alkawakibi,diwawancarai oleh Penulis, Jember, 28 Maret 2022.

57 Abdul Hamid Farouq, diwawancarai oleh Penulis, Jember, 16 April 2022.

Dari observasi peneliti, Setiap paginya para santri ada yang melaksanakan shalat dhuha di asrama masing-masing dan ada pula yang melaksanakan di sekolah dan juga setelah shalat fardu di pondok pesantren al-mubarok membaca wirid ba’da shalat dan setelahnya dilanjutkan dari beberapa wiridan.

Diantaranya:

1. Setelah shalat subuh membaca wirid wirdul lathif,

2. Setelah shalat dzuhur membaca wirid imam nawawi dan wirid wirdus sakran,

3. Setelah shalat ashar membaca wirid ayat alquran (Q.S Al- Waqiah),

4. Setelah shalat maghrib membaca wirid rotibul haddad, wirid imam nawawi dan wirid wirdus sakran,

5. Setelah shalat isya membaca sholawat burdah.58 b. Adab Kepada Diri Sendiri

Nilai karakter dalam hubunganya dengan diri sendiri merupakan sikap pribadi, hasil proses kesadaran pada peningkatan potensi pribadi dengan tujuan meningkatkan kualitas manusia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mbak Irma Mufidatul Hasanah, selaku pengurus di pondok pesantren al-mubarok Balung, yaitu:

58 Observasi di Pondok Pesantren al-mubarok Balung, 1 April 2022.

Saya amati living suunahnya santri di pondok pesantren al- mubarok terkait adab kepada diri sendiri yaitu mbak:

pertama, karakter santri ini sebagian besar sudah memiliki rasa keberanian dan percaya diri mbak, dapat dilihat melalui kegiatan dalam memandu burdah. Kedua, Santri menerapkan pada diri sendiri untuk tidak mudah berbohong. Ketiga, santri mempunyai karakter disiplin dan tanggung jawab dari keseharian mereka selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan dan ketika mereka melanggar, mereka sanggup ditakzir. Keempat, Santri juga mandiri atas hidupnya mbak, seperti mencuci baju sendiri yang sebelum di pondok mungkin masih dicucikan orang tua.59

Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada ustadz pengampu kajian kitab bulughul marram yaitu Ustadz Abdul Rohmah Alkawakibi, beliau mengemukakan bahwa:

Setelah saya mengajar kitab bulughul marram, ini khususnya bab adab nggeh mbak?. Kalo implementasi living sunnah terhadap bab adab kepada diri sendiri, yang pertama santri ini keseharianya sudah terbiasa dengan makan dan minum sesuai kebutuhanya tidak berlebihan dengan memakai tangan kanan sambil duduk. Yang kedua, memakai sepasang sandalnya bukan makai sandal hanya sebelah ya mbak, yang didahului dari kaki kanan ketika memakai. Yang ketiga, selama saya memantau para santri, karakter santri ini kebanyakan sudah memiliki rasa keberanian, percaya diri, mandiri yang bisa dilihat dari ngaji dengan metode sorogan yang individual. Yang terakhir yaitu mbak, mereka selalu setoran hafalan yang saya berikan, dimana dalam hal ini mereka juga bekerja keras dalam menghafal pelajaran yang diberikan oleh saya, biasanya pelajaran kitab nadhoman.60

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, setiap hari sabtu dan minggu setoran nadhoman saat diniah pagi sebelum jam 07.00 serta setiap hari rabu diadakan setoran nadhoman

59 Irma Mufidatul Hasanah, diwawancarai oleh Penulis, Jember, 7 April 2022.

60 Abdul Rohmah Alkawakibi,diwawancarai oleh Penulis, Jember, 28 Maret 2022.

saat diniah malam dari jam 20.00-21.00. beberapa santri.

Kemudian, pada pukul 21.00-22.00 dilakukan takror. Peneliti juga melihat beberapa santri berdiri saat wiridan berlangsung dikarenakan telat jamaah. Ketika tidak ada kegiatan pondok dari jam 12.30-15.30, santri menyibukkan diri dengan membereskan kamar, mencuci baju, mandi bahkan tidur dan bersenda gurau.61

Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, bahwa penerapan living sunnah terkait karakter santri kepada diri sendiri di pondok pesantrean al-mubarok sudah menjadi kebiasaan dari kegiatan keseharian mereka selama mondok di pondok pesantren al-mubarok, mulai dari karakter disiplin, jujur, bertanggung jawab, kerja keras, percaya diri, mandiri dan bergaya hidup sehat. Selain itu, santri juga memiliki rasa cinta terhadap ilmu, buktinya dilihat pada diri mereka mulai mempelajari dan mengimplementasikan ilmu yang mereka dapatkan di kehidupan sehari-hari.

c. Adab Kepada Sesama.

Nilai karakter dalam hubungan dengan sesama merupakan kepedulian terhadap sosial, nilai karakter ini berupa aturan- aturan sikap dan tindakan dengan orang lain. Aturan ini meliputi hak dan kewajiban diri seseorang.

61 Observasi di Pondok Pesantren al-mubarok Balung, 10 April 2022.

Berdasarkan hasil wawancara dengan KH Abdul Hamid Farouq selaku pengasuh di pondok pesantren al-mubarok Balung, beliau mengemukakan bahwa:

Misalnya kita menjadi lebih tepo seliro tentang tenggang rasa, misalnya tentang sosial pada orang, bagaimana bahagianya orang ketika mendapatkan pemberian kita, bagaimana rasanya orang yang sedang kelaparan, kita itu merasakan, ketika kita bisa merasakan penderitaan orang lain sehingga kita bisa saling memberi. Menghormati orang lain yang lebih tua terlebih kepada orang tua dan guru dan menghargai kepada yang muda. Saya menerapkan santri untuk memanggil yang lebih tua dengan panggilan mas, kang, cak dan mbak walaupun hanya beda satu hari kelahiranya dan juga terhadap sesama kita menjadi tidak mudah untuk menghina kita menjadi tidak mudah untuk membicarakan kejelekan orang (ghibah).62

Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada Dewi Istiqomah, selaku santri di pondok pesantren al-mubarok Balung, yaitu:

Kalo living sunnah terhadap sesama yang saya tau,diantaranya ketika ada teman atau santri lain sakit, kita menjenguk dan merawatnya. Santri mengucapkan salam ketika berangkat atau pulang dari sekolah. Dan kita juga sudah terbiasa saat bersin mengucap Alhamdulillah begitu pula dengan teman yang lain mengucapkan doa menjawabnya, yaitu yarhamukallah (pembelajaran yang ada di kitab bulughul marram), ilmu yang dihafalkan dan kami terapkan mbak,seperti hal nya kebiasaan kita berdoa sesudah adzan. Terakhir mbak, ada kegiatan roan kerja bakti dalam membersihkan pondok.63

Berdasarkan hasil observasi penelitian di pondok pesantren al-mubarok, peneliti menemukan bahwa: pelaksanaan roan dilakukan seminggu sekali pada hari minggu, setelah roan

62 Abdul Hamid Farouq, diwawancarai oleh Penulis, Jember, 23 Maret 2022.

63 Dewi Istiqomah, diwawancarai oleh Penulis, Jember, 4 April 2022.

selesai banyak santri yang dikirim orang tua dengan membawa nasi, dimana kiriman nasinya di makan bersama-sama santri lainya. Santri ketika mau berangkat atau pulang dari sekolah ke ndalem (rumah yang ditempati pengasuh pondok) untuk pamit salam dan salim.64

Hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, bahwa penerapan living sunnah terkait karakter santri kepada sesama di pondok pesantren al-mubarok ini, santri harus lebih memperhatikan dan tanggap terhadap orang lain ketika membutuhkan dan santri harus menghormati dan memuliakan guru atau orang tua dan yang lebih muda.

Dari penelitian terkait implementasi living sunnah dalam pembentukan karakter santri melalui kajian kitab bulughul marram ini, bukan hanya adab kepada Allah, adab kepada diri sendiri, adab kepada sesama tetapi juga terdapat adab kepada lingkungan dilihat dari santri yang menyibukkan dengan bersih-bersih kamar ketika tidak ada kegiatan dan melakukan roan setiap minggu sekali. Serta adab kebangsaan yang dapat dilihat santri yang menghargai keberagaman, yaitu: santri peduli terhadap santri lain tanpa memandang fisik, watak maupun ekonomi serta saling menghargai dan menghormati, baik orang yang lebih muda maupun tua.

64 Observasi di Pondok Pesantren al-mubarok Balung, 10 April 2022.

Maka dengan hal ini seorang guru juga mempunyai tugas yang sangat penting dalam membentuk karakter santrinya, sebab belajar bukan hanya terkait tentang materi pembelajaran melainkan pembentukan karakter, yang juga sangat penting bagi setiap seorang santri. Oleh karena itu, sangat penting juga bagi guru untuk menerapkan metode yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk mempercepat pemahaman mereka terhadap pembelajaran, seperti di pondok pesantren al-mubarok yang mengimplementasikan living sunnah dalam pembentukan karakter melalui kajian kitab bulughul marram, sebagaimana yang dikemukakan oleh KH Abdul Hamid Farouq, juga selaku ustadz pengampu kajian kitab bulughul marram, sebagai berikut:

Dalam pembelajaran kitab bulughul marram di pondok ini menggunakan metode wetonan, ustadz mengeluarkan ilmu santri mendengarkan. Metode sorogan itu santri membaca ustadz mendengarkan dan metode bandongan itu modifikasi dari keduanya.65

Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Mas Muhammad Alif Fajarali, selaku seorang santri di pondok pesantren al-mubarok. Sebagai berikut:

Ustadz membaca alfatihah dan dilanjut ustadz mengulang kembali materi yang sebelumnya setelah itu lanjut maknai kitab. Jadi, ustadz yang baca kitab dengan maknanya, santri yang maknai dapat beberapa baris atau bait, ustadz menjelaskan tentang yang dimakanai kemudian lanjut makanai lagi. Intinya selangseling mbak. Setelah selesai maknai mbak, gentian santri yang ditunjuk untuk

65 Abdul Hamid Farouq, diwawancarai oleh Penulis, Jember, 16 April 2022.

membacakan maknai dari kitabnya tadi dan ustadz mendengarkan. Kemudian, doa penutup dan bubar.66

Adapun pelaksanaan pembelajaran kajian kitab bulughul marram dimulai dengan para santri membaca doa kemudian membaca nadhoman bersama-sama dan ketika Ustadz pengampu sudah datang, ustadz membaca Al Fatihah kemudian mengulang kembali materi sebelumnya dan dilanjutkan menggunakan metode wetonan dan saat ustadz menjelaskan maksud yang terkandung dalam materi kitab menggunakan metode ceramah serta metode keteladanan. Setelah metode wetonan selesai, dilanjutkan dengan metode sorogan.67

Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, bahwa Ustadz mengajarkan untuk membiasakan membaca alfatihah sebelum mengaji dan menerapkan pengulangan kembali materi sebelumnya supaya bisa lebih merekam dan menyimpan hal-hal baik sehingga bisa mengimplementasikan pada sikap yang baik dalam aktivitasnya. Selajutnya, ustadz memaknai isi kitab dengan memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang hal-hal dari materi tersebut melalui metode ceramah dan keteladanan dari lingkungan sekitar. Dengan adanya keteladanan yang diberikan ustadz pengampu, maka akan cepat dalam membentuk karakter santri karena dengan keteladanan ini mudah ditiru. Pada dasarnya

66 Muhammad Alif Fajarali, diwawancarai oleh Penulis, Jember, 4 April 2022.

67 Observasi di Pondok Pesantren al-mubarok Balung, 1 April 2022.

guru itu menjadi teladan yang digugu dan ditiru, maka dengan memberikan keteladanan dan contoh yang baik dapat menjadikan peserta didik yang berakhlak (berkarakter) yang mulia. Kemudian santri mendengarkan dan memahami secara mendalam ilmu dari ustadz karena setelah metode wetonan selesai dilanjutkan dengan metode sorogan, santri membaca kembali kitab yang sudah dimaknai sebelumnya dan ustadz pengampu menyimak bacaan santri.

Dalam pembentukan karakter santri di Pondok Pesantren Al Mubarok Balung, pengurus keamanan juga turut serta memantau perkembangan akhlak santri dan menjaga keamanan pondok ketika ada santri yang melanggar aturan. Mas Yusril Wijaya Mahendra, selaku pengurus keamanan pondok mengungkapkan bahwa:

Pengurus pondok pesantren setiap ada kejadian tidak baik yang berkaitan dengan santri maka akan langsung dilaporkan kepada pengasuh. Setelah itu, pengasuh melakukan pembinaan secara intensif mbak.68

Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh , KH.

Abdul Hamid Farouq, M. Pd, selaku pengasuh pondok pesantren al-mubarok Balung. mengemukakan bahwa:

Contoh kasus, ada santri yang kena kecanduan minum pil terlarang sama orang tuanya ditaruh di sini di pondok, santri ini dapat 40 hari lebih lah di sini. ya saya hukum dan hukumanya ala pesantren, di adusi di kongkon sholat terus- terusan untuk menghilangkan pengaruh obatnya. Dapat gak sampai 2 bulan datanglah liburan Pondok liburan Santri

68 Yusril Wijaya Mahendra, diwawancarai oleh Penulis, Jember, 7 April 2022.

yang bersangkutan ini baru mondok karena libur pondok ya otomatis dia pulang nyampe rumah malam pertama ,besok shubuh bapaknya sudah kesini. Ternyata penerapan sunnah nabi ala Pesantren selama nggak sampai 2 bulan itu berpengaruh banget karena bapaknya datang ke sini berterimakasih karena melihat anaknya jam 2 bangun melaksanakan kebiasaanya shalat tahajud dan sudah tidak minum pil.69

Oleh sebab itu, selain menggunakan berbagai metode yang telah dilakukan oleh para guru, juga harus ada upaya tersendiri dalam pembentukan karakter dengan mengarahkan, menegur dan memberi sanksi kepada santri yang melanggar tata tertib dan juga memotivasi para santri agar kembali (tobat). Melalui metode- metode yang diterapkan dalam kajian kitab bulughul marram, diharapkan santri pondok pesantren al-mubarok menjadi santri yang berakhlak yang baik sesuai kitab bulughul marram dan ilmu yang didapat bisa bermanfaat terhadap orang lain serta dapat mengamalkan ilmunya dengan tulus ikhlas hanya semata karena Allah.

2. Faktor pendukung dan penghambat penerapan living sunnah dalam pembentukan karakter santri melalui kajian kitab bulughul marrom di Pondok Pesantren Al-Mubarok Balung.

Terdapat dua faktor dalam upaya pembentukan karakter, yaitu : faktor pendukung dan faktor penghambat baik dari internal

69 Abdul Hamid Farouq, diwawancarai oleh Penulis, Jember, 23 Maret 2022

(individu) maupun eksternal (lingkungan) pada penerapan living sunnah.

Pembentukan karakter santri yang dilakukan di pondok pesantren al-mubarok tentunya tidak akan selalu berjalan baik, terkadang juga mengalami hambatan dalam penerapanya di berbagai kegiatan. Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan living sunnah dalam pembentukan karakter santri, berdasarkan hasil wawancara dengan Ustadz Abdul Rohmah Alkawakibi , selaku ustadz pengampu kajian kitab bulughul marra.

Beliau mengemukakan bahwa:

Faktor pendukungnya yang pertama yaitu karena tinggal di pondok. Jadi, penerapannya bisa menyeluruh karena di pondok ini kan kegiatannya terjadwal. yang kedua yaitu adanya tirakat atau riyadhoh untuk mengubah hati santri.

santri itu kan gak semuanya baik mbak, yang masuk itu kan inputnya macam-macam jadi untuk mengubah yang keras menjadi lembut menerapkan tirakat atau riyadhoh. Faktor penghambatatnya yang pertama, lingkungan sekitar keluarga, terjadi di saat mereka liburan. Yang kedua, HP terjadi ketika ujian online mereka bawa hp. Yang ketiga, Karakter orang tua itu nurun, genetiknya.70

Peneliti juga melakukan wawancara kepada Mas Muhammad Alif Fajarali, selaku seorang santri di pondok pesantren al-mubarok. Sebagai berikut:

Kalau menurut saya pribadi yang pertama itu faktor lingkungan, seperti lumrah pondok pesantren pasti lingkungannya mendidik dan mendukung santri untuk yang belum baik menjadi lebih baik lagi karakternya dalam penerapan living hadis. Faktor kedua terdapat pada kurikulum atau materi-materi di diniah ini lebih ditekankan kepada akhlak. Dan faktor penghambat juga ada dua. Yang

70 Abdul Rohmah Alkawakibi,diwawancarai oleh Penulis, Jember, 28 Maret 2022.

pertama adalah terkait dengan faktor eksternal. Jadi, hubunganya dengan kegiatan sekolah yang tidak dalam lingkup pondok tapi dalam lingkup suatu yayasan. Akan tetapi, dalam lingkup sekolah itu bukan hanya santri, juga terdapat selain santri yang tidak mondok. Faktor yang kedua kurangnya daya ingat santri dalam memahami materi-materi. Terutama materi kitab bulughul marram, terkadang santri ketika mengaji itu mendengarkan tapi dalam konteks, perilaku itu dalam waktu yang tidak lama mereka bisa lupa. Kemudian, ya istilahnya kurang memahami lah ya, karena memang semua santri baik yang mulai dari level bawah sampai level atas itu semua wajib mengikuti kitab bulughul marram. Jadi, ketika ustadz menjelaskan secara global secara umum daya tangkap dari santri-santri itukan berbeda-beda.71

Hasil dari observasi peneliti bahwa di sebelah mushola pondok al-mubarok memasang banner jadwal kegiatan sehari-hari santri sehingga santri bisa melaksanakan kegiatan pondok dengan tertib guna untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan santri yang baik dalam penerapanya. Pada pukul 21.00-22.00 dilakukan takror untuk santri belajar bersama, agar ada santri yang tidak paham tentang tugasnya atau materinya bisa menanyakan kepada yang lebih paham tentang hal tersebut dan ada beberapa santri yang menggunakan hp dalam mengerjakan tugasnya, akibatnya mengurangi fokusnya santri dalam belajar.72

Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, bahwa lingkungan sekitar bisa menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penerapan living sunnah baik dari

71 Muhammad Alif Fajarali, diwawancarai oleh Penulis, Jember, 4 April 2022.

72 Observasi di Pondok Pesantren al-mubarok Balung, 21 April 2022.

Dalam dokumen implementasi living sunnah (Halaman 80-96)

Dokumen terkait