• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAPPING COMPASS

Dalam dokumen JURLENG AMIN PERPET revisi (Halaman 67-79)

Aminulla1, Muammar Rifqi Risqullah2, Arul Gunawan, S.T.3

Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia Makassar Jl. UripSumoharjo KM 05, Telp/Fax (+62) 411 455695

Email: [email protected]

SARI

Pemetaan merupakan salah satu kegiatan dalam untuk menghasilkan peta yang dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data hingga diproyeksikan pada bidang dua dimensi dengan skala sebagai pembanding antara jarak yang ada pada peta. Tujuan utama dari praktikum ini adalah untuk mengetahui prinsip dasar penggunaan kompas geologi dan mengetahui cara pengolahan serta interpretasi data dari hasil praktikum.

Tapping compass merupakan kegiatan yang berisi tentang perhitungan arah dan kemiringan lereng pada suatu lapangan dengan menggunakan kompas. Untuk menunjang itu semua diperlukan alat bantu tambahan sebagai pelengkap dalam survei pemetaan. Sebelum pengambilan data, sebaiknya kelengkapan alat di cek terlebih dahulu, setelah itu dilanjutkan dengan mengukur jarak dari setiap patok, mengukur tinggi alat, mengukur slope menggunakan kompas hingga membuat sketsa area yang dikur sebagai tahap koreksi kebenaran data dari hasil data yang telah diketahui. Dengan diadakannya praktikum tapping compass ini diharapakan dapat menambah pengetahuan tentang alat yang digunakan dalam kegiatan pemetaan serta dapat mengaplikasikannya.

Kata Kunci: Garis Kontur; Grid; Sayatan; Penampang; Kompas.

ABSTRACT

Topographic maps are maps made based on differences in elevation points or elevations on the earth's surface depicted by contour lines based on differences in elevation points. A geologist is required to be able to make maps, one of which is a contour map. Based on this, the practice of 'Tapping compass' is carried out to increase the ability of the practitioner. Compass is a navigational tool to find direction in the form of a magnetic arrow that is free to align itself with the earth's magnetic field accurately.

Compass provides a specific direction reference, so it is very helpful in the field of navigation. The cardinal directions he pointed were north, south, east, and west. This tool helps the development of maritime trade by making travel much safer and more efficient than when humans were still guided by the position of the stars to determine the direction as for the purpose of this practicum so that the practitioner can know the basic principles of using the Brunton geological compass in the field. the practitioner can also find out the parts of the Brunton geological compass such as the tube nivo, box nivo and others, the practitioner can find out how to collect data and know how to process and interpret data from the tapping compass practicum. The tools used in this practicum are roll meter, sticks, pegs, and red duct tape.

Keyword ; contur line;grid;incision;cros-section; compass.

PENDAHULUAN

Pengetahuan tentang peta terus berlanjut. Abad ke 15 sampai 17 merupakan era perpetaan. Para kartografer berjibaku memetakan wilayah yang akan di arungi para petualang. Saat itu memang bangsa di Eropa tengah berlomba lomba mencari wilayah baru untuk dikuasainya terutama penghasil rempah- rempah. Selain untuk mengetahui lokasi dan sumber daya muka bumi yang terdapat di suatu daerah, peta juga diperlukan untuk perencanaan pembangunan berskala kecil maupun besar.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan yang luar biasa, baik kekayaan

Tapping Compass-55 Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. II, 2023

Geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip- prinsip fisika. Penelitian geofisika diperlukan untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pendataan di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pendataan ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal. Sedangkan geologi mempelajari lapisan batuan dari kulit bumi (atau litosfer) dan perkembangan sejarahnya. Pemetaan merupakan salah satu kegiatan dalam dunia pertambangan untuk menghasilkan peta yang dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data, dan diproyeksikan pada bidang dua dimensi dengan skala sebagai pembanding antara jarak pada pangan dengan jarak yang ada pada peta. Untuk menunjang itu semua diperlukan alat – alat atau perlengkapan pemetaan. Dalam melakukan kegitan tersebut kita harus mengetahui hal – hal yang yang menunjang kegiatan pemetaan. Oleh karena itu agar mendapat data yang tepat dan benar dilapangan dibutuhkan alat – alat yang membantu kegiatan tersebut. dalam rangka mensukseskan usaha pertambangan. Dalam pemetaan terdapat beberapa cara di dalamnya salah satunya yakni tapping compass. Meskipun masih banyak orang yang belum mampu melihat peta dengan baik dan benar, namun fungsi peta dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipungkiri tidak kalah penting dengan penunjuk arah lainnya.

Tapping compass merupakan kegiatan yang berisi tentang perhitungan dan pengukuran arah serta kemiringan lereng pada suatu lapangan dengan menggunakan kompas, dan juga membutuhkan alat untuk mengukur jarak pada lapangan. Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat.

Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat.

Kompas memberikan rujukan arah tertentu. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah. Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk arah utara magnetis dari magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap sebagai kompas. Kompas jam adalah kompas yang dilengkapi dengan jam matahari.

Kompas variasi adalah alat khusus berstruktur rapuh yang digunakan dengan cara mengamati variasi pergerakan jarum. Girokompas digunakan untuk menentukan utara sejati.

TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan dari praktikum perpetaan ini adalah untuk memberikan keterampilan praktis di lapangan kepada para mahasiswa sebagai kelengkapan dari mata kuliah yang diberikan di kelas.

Praktikum ini menjadi salah satu persyaratan bagi mahasiswa guna untuk dapat melulusi mata kuliah perpetaan pada semeseter ini.

Khusus pada mata acara praktikum tapping compass dimana mahasiswa diharapkan mampu untuk mengetahui prinsip dasar penggunaan kompas geologi brunton, mampu mengetahui bagian- bagian dari kompas geologi brunton, mampu mengetahui cara pengambilan data dilapangan dan diharapkan mahasiswa mampu mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil praktikum tapping compass.

TINJAUAN PUSTAKA

Kompas berasal dari bahasa Latin yaitu Compassus yang berarti jangka. Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China sekitar tahun 1100 M. Kompas geologi digunakan untuk mengukur arah (azimuth) pada suatu titik ataupun kelurusan struktur, mengukur kemiringan lereng, maupun mengukur jurus ataupun kedudukan perlapisan dan kemiringan lapisan batuan. Setiap kompas geologi harus memiliki sebuah jarum magnit, lingkaran pembagi dalam derajat, nivo leveling (nivo mata lembu) dan sebuah klinometer dengan nivo tabung mengukur kemiringan (Wahyuni et al., 2019)

Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi.

Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah. Sejarah kompas geologi mengalami perjalanan yang cukup panjang, perubahan demi perubahan selalu terjadi dengan tujuan menyempurnakan, agar dapat dipergunakan lebih praktis. Orang Amerika mempunyai

Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. II, 2023

kompas geologi merek Brunton, orang Prancis dengan merek Chaix Universselle, orang Swiss memberi nama dengan merek Meridian, dan orang Swedia dengan merek Silva, Jepang dengan merek Tamaya, orang Jerman dengan merek Breithaupt. Oleh sebab itu harga kompas geologi juga bervariasi tergantung pada kelengkapan yang tersedia dan kemudahan untuk di oprasikan. Secara umum terdapat dua macam bentuk kompas geologi yaitu yang berbentuk segi delapan dan berbentuk segi empat. Namun demikian bagian dalam kompas hampir sama dengan beberapa modifikasi.

Gambar 3.2.1 Kompas Geologi Brunton

Adapun bentuk yang dibuat oleh industri kompas geologi, saat ini ditawarkan model tradisional 360º dan continental 400º (grads) pada sebuah lingkaran penuh. Model yang disebut terakhir (yaitu dengan grads), saat ini sudah tidak banyak yang mempergunakan sehingga di pasaran pun jarang diperoleh. Tidak ada perbedaan pemakaian antara kompas model azimuth dan kompas model quadrant.

Kecepatan di dalam penggunaan kompas sangat di tentukan oleh kebiasaan. Perbedaan utama dari kompas Pandu dan kompas geologi terletak pada kedudukan E dan W serta keberadaan clinometers.

Kompas geologi, kegunaan utamanya adalah untuk, mengukur jurus (strike) dan kemiringan (dip) perlapisan batuan atau sejenisnya, yang kedua sebagai alat untuk mengukur arah penembakan (shooting) dari satu tempat ke tempat lain yang diketahui posisinya di peta topografi dan juga dikenal di lapangan. Pada dasarnya penentuan arah dengan memakai kompas, dapat dilakukan dengan memakai semua jenis kompas, dalam hal ini akan dibahas pemakaian kompas yang mempunyai pembagian derajat 0o – 360o. Orientasi bidang diskontinuitas yang tegak lurus sumbu lintasan terowongan, sangat menguntungkan. Sebaliknya orientasi bidang diskontinuitas yang sejajar dengan sumbu lintasan terowongan, akan sangat tidak menguntungkan. Di lapangan, orientasi bidang diskontinuitas dapat diperoleh dengan mengukur strike/dip kekar menggunakan kompas geologi. Begitu pula dengan arah lintasan terowongan, dapat diperoleh dengan mengukur azimuth arah lintasan terowongan menggunakan kompas geologi (Daerah et al., 2023).

Tapping compass merupakan kegiatan yang berisi tentang perhitungan arah dan kemiringan lereng pada suatu lapangan dengan menggunakan kompas, dan juga membutuhkan alat untuk mengukur jarak pada lapangan. Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Pada Praktikum ini kompas yang digunakan merupakan kompas geologi, kompas geologi merupakan alat yang berguna bagi ahli geologi untuk mengukur kemiringan lereng, mengukur azimuth pada kelurusan struktur geologi, ataupun mengukur kemiringan lapisan batuan dalam kegiatan taping compass dibutuhkan beberapa alata bantu diantaranya yakni kompas untuk mengukur arah mata angim.

Garis ketinggian atau biasa disebut garis kontur, Adalah garis yang menyerupai sidik jari yang menunjukkan titik ketinggian yang sama dalam peta. Karena merupakan tanda dari

Tapping Compass-57 Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. II, 2023

tunjukan di dekat lokasi legenda. Untuk peta skala 1:25000 interval konturnya biasanya adalah 12,5 meter sedangkan peta skala 1:50000 biasanya interval konturnya adalah 25 meter.

Terjemahannya adalah bila interval kontur 25 meter, maka jarak antara garis kontur yang satu dengan yang lainnya di medan sebenarnya memiliki beda tinggi secara vertikal 25 meter. Garis kontur dengan pola huruv “V” atau runcing biasanya menunjukan sebuah jurang/sungai, dan garis kontur dengan pola “U” atau berpola Lengkung biasanya menunjukan sebuah punggungan dan “O” merupakan puncak atau Kawah.

Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala. Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan kenampakan alam (asli) dan kenampakan buatan manusia yang diperlihatkan pada posisi yang benar. Selain itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajikan informasi spasial dari unsur-unsur pada muka bumi dan dibawah bumi meliputi, batas administrasi, vegetasi dan unsur-unsur buatan manusia. Peta topografi mempunyai garisan lintang dan garisan bujur dan titik pertemuannya menghasilkan koordinat. Koordinat ialah titik persilangan antara garisan lintang dan bujur. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur,dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah. Saat ini banyak pula pendaki gunung yang memanfaatkan alat navigasi system GPS, yang merupakan singkatan dari Geografical Position Satelite. Sistem ini dikembangkan dengan bantuan satelit militer

Pengukuran kecepatan arus menggunakan metode dengan benda hanyut atau drifter (Langlarian).

Alat pengukur menggunakan Free-floating drogued buoy untuk mengukur kecepatan dan sebuah kompas bidik untuk mencari arah. Free-floating drogued buoy dilepas di perairan dengan diikat sebuah tali dengan jarak tertentu, lalu diukur waktunya sampai tali tersebut menegang. Kecepatan arus bisa diukur dengan membagi jarak dengan waktu. Sedangkan arah bisa dicari dengan menggunakan kompas bidik (Perairan et al., 2018).

METODOLOGI

Pertama kali dilakukan adalah Periksa kelengkapan dan kondisi alat-alat praktikum, setelah semua di anggap lengkap, Pasang patok di area yang ingin diukur dan dipetakan dengan kompas, Ukur jarak setiap patok dengan roll meter, ukur tinggi alat (Tongkat yang digunakan) sebagai dudukan atau tempat penempatan kompas, Ukur arah, Slope dan presentase kemiringan dengan kompas. Dari semua yang telah dilakukan sebelumnya, selanjutnya Catat data hasil pengukuran, selanjutnya Sketsa area yang diukur sebagai tahap koreksi kebenaran data, dan yang terakhir setelah pengambilan data selesai, alat-alat dirapikan dan diperiksa kelengkapan, serta kondisi alat.

Tabel 1 Hasil Data Pratikum Tapping Compas

TABEL DATA TAPPING COMPASS

No

Patok Arah Jarak Slope Persentase

Keterangan

Dari Ke Lapangan (Cm) ° Kemiringan

Lereng

1 1 2 89 3182 5 30 9.628905

2 2 3 181 3762 11 20 20.04248 -

Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. II, 2023

3 3 4 269 2537 3 40 6.408291 -

4 4 1 351 3823 8 10 14.35084 +

5 1 BM 124 1862 6 50 9.628905 +

6 1 A 163 3012 15 30 20.04248 -

7 2 B 205 2682 15 50 6.408291 -

BM 776742.4 942457

8 35M

2. Pembahasan 1. Patok Utama

1. Slope

Sn = Derajat +Menit

60

S1 = (-5) + 3060 = -4.5 S2 = ( -11) + 2060 = -10.66666 S3 = (-3) + 40

60 = -2.33333 S4 = 8 + 1060 = 8.16666

∑Sn = - 9.33333

|∑Sn| = 25.66665 2. Koreksi Slope

KSn = ∣KSn∣

∣ΣKSn∣ ∑Sn KS1 = 4.5

25.66665 × - 9.33333 = -1.63636 KS2 = 10.66666

25.66665 × - 9.33333 = -3.87878 KS3 = 2.33333

25.66665 × - 9.33333 = -0.84848 KS4 = 25.666658.16666 × - 9.33333 = -2.96969 3. Slope Terkoreksi

STn = Sn − KSn

ST1 = -4.5 − (−1.63636) = -2.86364 ST2 = -10.66666 −(−3.87878) = -6.78788 ST3 = -2.33333 − ( 0.84848) = -1.48485 ST4 = 8.16666 − (−2.96969) = -11.13635

∑STn = 0,0005 4. Beda Tinggi

ΔTn = Jarak Lapangan × Sin (α)

ΔT1 = 3132 × Sin (-2.86364) = -156,47202 ΔT2 = 3712 × Sin (-6.78788) = - 438,73583 ΔT3 = 2487 × Sin (-1.48485) = -64,44468 ΔT4 = 3746 × Sin (-11.13635) = 723,51924

∑ΔTn = 63,86671 │∑Sn│= 1383,17177 5. Koreksi Beda Tinggi

K∆Tn = |∑∆𝑇𝑛||∆Tn| × ∑∆Tn

K∆T1 = 1383,17177156,47202 × 63,86671= 7,22495 K∆T2 = 438,73583

1383,17177 × 63,86671= 20,25823

Tapping Compass-59 Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. II, 2023

∆TTn = ∆Tn - K∆Tn

ΔTT1 = -156,47202 – 7,22495 = -163,69697 ΔTT2 = - 438,73583 – 20,25823 = -458,99406 ΔTT3 = -64,44468 − 2,97567 = -67,42035 ΔTT4 = 723,51924 − 2,97567 = -690,1114

ΣΔTTn = 00000.2 7. Jarak Horizontal

JHn = Jarak lapangan × cos(∝)

JH1 = 3132 × Cos (-2.86364) = 3128,08895 JH2 = 3712 × Cos (-6.78788) = 3685,98085 JH3 = 2487 × Cos (-1.48485) = 2486.16489 JH4 = 3746 × Cos (-11.13635) = 3675,46403 8. Koordinat X

KXn = Xn – 1 ± (JHn – 1) × sin(∝) KX1 = 0

KX2 = 0 + 3128,08895 × Sin (89) = 3127,61252

KX3 = 3128,08895 + 3685,98085 × Sin (181) = 3063,28328 KX4 = 3063,28328 + 2486.16489 × Sin (269) = 577,49704 KX5 = 577,49704 + 3675,46403 × Sin (351) = 2,52779 9. Koreksi Koordinat X

KKXn = (KXn + 1) – Xn

KKX1 = 3127,61252 − 0 = 3127,61252

KKX2 = 3063,28328 – 3128,08895 = -64,32924 KKX3 = 577,49704 – 3063,28328 = -2505,78624 KKX4 = 2,52779 − 577,49704 = -554,96925

∑ΔKKXn = 2,52729

│∑KKXn│= 6252,69725 10. Faktor Koreksi Koordinat X

FKKXn = │ΣKKXn││KKXn│ × ΣKKXn FKKX1 = │3128,08895│

│6252,69725│ × 2,52729 = 1,26440 FKKX2 = │64,32924│

│6252,69725│ × 2,52729 = 0,02600 FKKX3 = │2505,78624│

│6252,69725│ × 2,52729 = 1,01301 FKKX4 = │554,96925│

│6252,69725│ × 2,52729 = 0,22435 11. KXTn = KKXn – FKKXn

KXT1 = 3128,08895 – (1,26440) = 3126,34812 KXT2 = -64,32924 – (0,02600) = -64,35524 KXT3 = -2505,78624 – (1,01301) = -2506,79925 KXT4 = -554,96925 – (0,22435) = -555,1936

∑KXTn = 0,00003 12. Koordinat X Pada Peta

KXPn = (XPn−1) + KXTn

KXP1 = 0 + 3126,34812 = 3126,34812

KXP2 = 3126,34812 + (-64,35524) = 3061,99288 KXP3 = 3061,99288 + (-2506,79925) = 555,19363 KXP4 = 555,19363 + (-555,1936) = -0.00003 13. Koordinat Y

KYn = Yn – 1 ± ((JHn – 1) × Cos (𝑎) K1 = 0+0= 0

KY2 = 0 + 3128,08895 × cos (89) = 54,59268

KX3 = 3128,08895 + 3685,98085 × cos (181) = -3630,82677 KX4 = 3063,28328 + 2486.16489 × cos (269) = -3674,21633

Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. II, 2023

KX5 = 577,49704 + 3675,46403 × cos (351) = -44,00336 14. Koreksi Koordinat Y

KKYn = (KYn + 1) – Yn KKY1 54,59268 − 0 = 54,59268

KKY2 = -3630,82677 – 54,59268 = -3685,41945 KKY3 = -3674,21633 − (-3630,82677) = -43,3856 KKY4 = -44,00336 – (-3674,21633) = 3630,21297

∑ΔTn = -44,00336

│∑Sn│= 7413.61466 15. Faktor Koreksi Koordinat Y

FKKYn = │KKYn│

│ΣKKYn│ × ΣKKYn FKKY1 = │54,59268│

│7413.61466│ × -44,00336 = -0,32402 FKKY2 = │3685,41945│

│7413.61466│ × -44,00336 = -21,87473 FKKY3 = │7413.61466││43,3856│ × -44,00336 = -0.25753 FKKY4 = │3630,21297

│7413.61466│ × -44,00336 = -21,54705 16. Koordinat Y Terkoreksi

KYTn = KKYn – FKKYn

KYT1 = 54,59268 – (-0,32402) = 54,91671 KYT2 = -3685,41945 – (-21,87473) = -3663,54472 KYT3 =-43,3856– (-0.25753) = -43,13203

KYT4 = 3630,21297 – (-21,54705) = 3651,76002

∑STn = 0,00002 17. Koordinat Y Pada Peta

KYPn = (YPn−1) + KYTn KYP1 = 0 + 54,91671 = 54,91671

KYP2 = 54,91671 + (-3663,54472) = -3668,62801 KYP3 = -3668,62801 + (-43,13203) = -3651,76004 KYP4 = -3714.18206 + 3714.18205 = 0.00002 2. Patok Detail

A. Slope

Sn = Derajat + Menit60 S1 = (˗6) + 50

60 = -5.16666 S2 = (-15) + 3060 = 14.5 S3 = (-15) + 50

60 = -14.16666 B. Beda Tinggi

∆Tn = Jarak Lapangan × Sin (α)

ΔT1 = 1862 × Sin (˗5.16666) = -163,17615 ΔT2 = 2962 × Sin (-14.5) = -741,62557 ΔT3 = 2632 × Sin (-14.16666) = -644,16463 C. Jarak Horizontal

JHn = Jarak Lapangan × Cos (α)

JHBM = 1862 × cos (˗5.16666) = 1804,17615 JHD = 2962 × cos (-14.5) = 741,62557 JHE = 2632 × cos (-14.16666) = 25551,95531 D. Koordinat X

JHn × Sin (α)

KX1 = 1804,17615 × Sin (124) = 1496,11252 KX2 = 741,62557× Sin (163) = 838,42068

Tapping Compass-61 Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. II, 2023

KY2= 741,62557 × Cos (163) = -2742,35049 KY3= 2551,95531 × Cos (205) = -2312,85697

Tabel 2 Hasil Pengolahan Data Satuan Centimeter TABEL CM

DARI KE X Y Z

1 1 0.00002 0.00003 -163,69697

1 2 3126,34812 54,91671 -446.45082

1 3 3061,99288 -3608,62801 -68.96419

1 4 555,19363 3651,76004 702.18085

1 BM 1496,11252 -1009,14064 -163,17615

1 A 838,42068 -2742,35049 -741,62557

2 B -1078,50291 -2312,85697 -464,57962

Tabel 3 Hasil Pengolahan Data SKALA

TABEL SKALA

DARI KE X Y Z

1 2 21.21757 0.23736

2 3 20.78363 -24.46687

3 4 3.90564 -24.76121

4 1 0 0

1 BM 8.75703 -6.9

1 A 5.68382 -18.59056

2 B -7.32660 -15.70933

3. Rumus kontur 1. P1−P2

DTOT =7,7 cm

BTOT = 17553 − 17251 = 302 IC = 50

B1 = 17553 − 17550 = 3 B2 = 17300− 17251 = 49 D1 = 7,7 ×50

302 = 0 D2 = 7,7 ×41

302 = 0,2 D3 = 7,7 − ( 0+0,2)

17550−17300 50

= 1,5 2. P2 − P3

DTOT = 24,3 cm

BTOT =3205 − 3138 = 67 IC = 50

B1 = 3205 – 3200 = 5 B2 = 3150 − 3138 = 12

Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. II, 2023

D1 = 24,3× 5

213 = 1,8 D2 = 24,5 ×12

213 = 4,3 D3 = 24,5−( 1,8+4,3)

3200−3150 50

= 18,2 3. P3 − P4

DTOT = 16,6 cm

BTOT = 3828− 3138 = 690 IC = 50

B1 = 3828 – 3800 = 28 B2 = 3750 − 3138 = 12 D1 = 16,6 ×28690 = 0,6 D2 = 16,6 ×12

690 = 0,2 D3 = 6,1−( 0,6+0,4)

17000−16700 50

= 0,8 4. P4− P1

DTOT = 7,3 cm

BTOT = 16672 − 16263 = 409 IC = 50

B1 = 16672 – 16650 = 22 B2 = 16300 − 16263 = 37 D1 = 7,3×22409 = 0,3

D2 = 7,3 ×37

409 = 0,6 D3 = 7,3−( 0,3+0,6)

16650−16300 50

= 0,9 5. P1 – BM

DTOT = 6,1 cm

BTOT = 17553 − 17500 = 53 IC = 50

B1 = 17553 – 17550 = 3 B2 = 17550 − 17500 = 50 D1 = 6,1×353 = 0,3

D2 = 6,1 ×50

53 = 5,7 D3 = 6,1−( 0,3+5,7)

17550−17550 50

= 0 6. PA – BM

DTOT = 8,8 cm

BTOT = 17500 − 17038 = 462 IC = 50

B1 = 17500 – 17450 = 50 B2 = 17050 − 17038 = 12 D1 = 8,8 ×50462 = 0,9

D2 = 8,8 ×12462 = 0,2 D3 = 8,8 −( 0,9+0,2) 17450−17050

50

= 1 7. P2 – Bm

DTOT = 9,5 cm

BTOT = 17500 − 16672 = 828 IC = 50

B1 = 17500 – 17450 = 50

Tapping Compass-63 Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. II, 2023

D3 = 9,5−( 0,5+0,3) 17450−16700

50

= 0,6 8. PB – BM

DTOT = 7 cm

BTOT = 17500 − 17407 = 93 IC = 50

B1 = 17500 – 17450 = 50 B2 = 17450− 17407 = 43 D1 = 7 ×50

93 = 3,7 D2 = 7 ×43

93 = 3,2 D3 = 7−( 3,7+3,2)

17450−17450 50

= 0 9. P2 – PB

DTOT = 6 cm

BTOT = 16584 − 16263 = 321 IC = 50

B1 = 16584 – 16550 = 34 B2 = 16300 − 16263 = 37 D1 = 6,5×34

321 = 0,6 D2 = 6,5×37321 = 0,7 D3 = 6,5−( 0,6+0,7) 16550−16300

50

= 1 10. P3 – PA

DTOT = 7,9

BTOT = 16709 − 16584 = 125 IC = 50

B1 = 16709 – 16700 = 9 B2 = 16600 − 16584 = 16 D1 = 7,9×9125 = 0,5

D2 = 7,6×25

125 = 1 D3 = 7,9−( 0,5+1) 16700−16600

50

= 3,2 11. PA – PB

DTOT = 11,4 cm

BTOT = 17407 − 16584 = 823 IC = 50

B1 = 17407 – 17400 = 7 B2 = 16600 − 16584 = 16 D1 = 11,4×7

823 = 0 D2 = 11,4×16

823 = 0,2 D3 = 11,4−( 0+0,2)

17400−16600 50

= 0,7 12. PA – P1

DTOT = 11,4 cm

BTOT = 17407 − 16584 = 823 IC = 50

B1 = 17407 – 17400 = 7 B2 = 16600 − 16584 = 16 D1 = 11,4×7

823 = 0 D2 = 11,4×16

823 = 0,2 D3 = 11,4−( 0+0,2)

17400−16600 50

= 0,7 13. PA – P4

Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. II, 2023

DTOT = 11,4 cm

BTOT = 17407 − 16584 = 823 IC = 50

B1 = 17407 – 17400 = 7 B2 = 16600 − 16584 = 16 D1 = 11,4×7

823 = 0 D2 = 11,4×16823 = 0,2 D3 = 11,4−( 0+0,2)

17400−16600 50

= 0,7 14. P3 – PB

DTOT = 11,4 cm

BTOT = 17407 − 16584 = 823 IC = 50

B1 = 17407 – 17400 = 7 B2 = 16600 − 16584 = 16 D1 = 11,4×7

823 = 0 D2 = 11,4×16

823 = 0,2 D3 = 11,4−( 0+0,2)

17400−16600 50

= 0,7 KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur permukaan bumi yang digambar dalam skala tertentu dan sistem proyeksi tertentu. Peta seringkali sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari objek-objek alamiah maupun objek buatan manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Tapping Compass merupakan kegiatan yang berisi tentang perhitungan arah dan kemiringan lereng pada suatu lapangan dengan menggunakan kompas, dan juga membutuhkan alat untuk mengukur jarak pada lapangan.

Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat.

Tapping Compas-65 Gambar 3.2.2 Peta Hasil Pengolahan Data Tapping Compas

Dalam dokumen JURLENG AMIN PERPET revisi (Halaman 67-79)

Dokumen terkait