• Tidak ada hasil yang ditemukan

THEODOLITE

Dalam dokumen JURLENG AMIN PERPET revisi (Halaman 92-104)

Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV,, 2023

THEODOLITE

Aminulla1, Muammar Rifqi Risqullah2, Arul Gunawan, S.T.3

Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia Makassar Jl. UripSumoharjo KM 05, Telp/Fax (+62) 411 455695

Email: [email protected]

SARI

Permukaan bumi sangat tidak teratur seperti bentuk permukaan ketinggian yang tidak sama atau mempunyai selisih tinggi. Ilmu ukur tanah merupakan bagian kecil dari ilmu yang lebih luas. ilmu ukur tanah memiliki tujuan ilmiah. Tujuan Ilmiahnya adalah untuk menentukan bentuk permukaan bumi, sedangkan tujuan praktisnya adalah untuk membuat gambaran yang dinamakan peta, dari sebagian besar atau sebagian kecil bentuk permukaan bumi Tinggi merupakan perbedaan vertikal atau jarak tegak dari suatu titik-titik bidang referensi yang telah ditentukan ketinggian terhadap bidang rujukan. Bidang ketinggiannya bias berupa ketinggian air laut rata-rata atau disebut juga mean sea level ( MSL ) Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut horizontal dan sudut vertikal. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Pada kompas sudut yang dapat dibaca hanya satuan menit, namun di dalam theodolitet sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien dibantu dengan tripod dan kompas. Sebuah theodolite umumnya digolongkan menurut cara yang dipakai untuk membaca lingkaran, kegunaan, dan ketelitiannya.

Kata kunci: Pemetaan; theodolite; survei; geometri; ketinggian.

ABSTRACT

The earth's surface is very irregular as the shape of the surface of the height is not the same or has a height difference. The science of soil measurement is a small part of the broader science. Soil Measurement Science has a scientific Purpose. Its Scientific Purpose is to determine the shape of the earth's surface, while its practical purpose is to create an image called a map, of most or a small part of the earth's surface shape The height is a vertical difference or upright distance from a point - a predetermined reference plane point of height to the reference plane. The altitude field is biased in the form of an average sea level or also called mean sea level (MSL) Theodolite is one of the soil measuring instruments used to determine the height of the soil with a horizontal angle and a vertical angle. Unlike the waterpass which only has a horizontal angle. On a compass the angle that can be read is only a unit of minutes, but in theodolitet the readable angle can come to a unit of seconds (seconds). Surveys using theodolite are carried out when the site to be mapped is extensive and or quite difficult to measure, and especially when the site has a large relief or height difference. By using this tool, the overall appearance or symptoms will be mapped quickly and efficiently assisted by a tripod and compass. A theodolite is generally classified according to the way it is used to read circles, its usefulness, and accuracy.

Keywords: Mapping; theodolite; survey; geometry; height.

PENDAHULUAN

Permukaan bumi sangat tidak teratur seperti bentuk permukaan ketinggian yang tidak sama atau mempunyai selisih tinggi. Selisih tinggi dari ke dua titik ini dapat diketahui, bentuk permukaan bumi yang tidak merata disetiap daerah, merupakan suatu permasalahan untuk melakukan suatu pembangunan dan perencanaan. Tinggi merupakan perbedaan vertikal atau jarak tegak dari suatu titik-titik bidang referensi yang telah ditentukan ketinggian terhadap bidang rujukan. Bidang ketinggiannya bias berupa ketinggian air laut rata-rata), perbedaan tinggi titik yang akan didapat, ditentukan pada garis sumbu pesawat yang ditunjukan rambu ukur yang vertikal. Oleh karena itu pengukuran topografi dan situasi sangat efisiensi dan efektifi untuk mencari perbedaan elevasi untuk ketepatan data dalam suatu pekerjaan alat theodolite dan

Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV,, 2023

GPS. Berdasarkan dari hasil pengamatan dan berdasarkan penjelasan dari latar belakang masalah, terlihat bahwa pengukuran topografi dan situasi inilah yang sangatlah penting atau tepat sehingga suatu perencanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan benar sesuai keadaan dilapangan. Geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Penelitian geofisika diperlukan untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pendataan di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pendataan ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal. Sedangkan geologi mempelajari lapisan batuan dari kulit bumi (atau litosfer) dan perkembangan sejarahnya. Pemetaan merupakan salah satu kegiatan dalam dunia pertambangan untuk menghasilkan peta yang dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data, dan diproyeksikan pada bidang dua dimensi dengan skala sebagai pembanding antara jarak pada pangan dengan jarak yang ada pada peta. Untuk menunjang itu semua diperlukan alat – alat atau perlengkapan pemetaan. Dalam melakukan kegitan tersebut kita harus mengetahui hal – hal yang yang menunjang kegiatan pemetaan. Oleh karena itu agar mendapat data yang tepat dan benar dilapangan dibutuhkan alat – alat yang membantu kegiatan tersebut. dalam rangka mensukseskan usaha pertambangan

.

TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan Praktikum adalah agar praktikan mengetahui prinsip dasar penggunaan Theodolite, dapat mengetahui bagian-bagian dari Theodolite, mengetahui cara pengambilan data dilapangan dan mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil Theodolite untuk pembuatan peta.

TINJAUAN PUSTAKA

Bentuk permukaan bumi sangat tidak teratur seperti bentuk permukaan ketinggian yang tidak sama atau mempunyai selisih tinggi. Selisih tinggi dari ke dua titik ini dapat diketahui, bentuk permukaan bumi yang tidak merata disetiap daerah, merupakan suatu permasalahan untuk melakukan suatu pembangunan dan perencanaan. Tinggi merupakan perbedaan vertikal atau jarak tegak dari suatu titik - titik bidang referensi yang telah ditentukan ketinggian terhadap bidang rujukan. Bidang ketinggiannya bias berupa ketinggian air laut rata - rata atau disebut juga mean sea level ( MSL ), perbedaan tinggi titik yang akan didapat, ditentukan pada garis sumbu pesawat yang ditunjukan rambu ukur yang vertikal. Oleh karena itu pengukuran topografi dan situasi sangat efisiensi dan efektifi untuk mencari perbedaan elevasi untuk ketepatan data dalam suatu pekerjaan alat theodolite dan gps. Berdasarkan dari hasil pengamatan dan berdasarkan penjelasan dari latar belakang masalah, terlihat bahwa pengukuran topografi dan situasi inilah yang sangatlah penting atau tepat sehingga suatu perencanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan benar sesuai keadaan dilapangan.

Ilmu ukur tanah merupakan bagian kecil dari ilmu yang lebih luas. Ilmu Ukur Tanah memiliki Tujuan ilmiah. Tujuan Ilmiahnya adalah untuk menentukan bentuk permukaan bumi, sedangkan tujuan praktisnya adalah untuk membuat gambaran yang dinamakan peta, dari sebagian besar atau sebagian kecil bentuk permukaan bumi. Ilmu ukur tanah untuk jurusan sipil hanya mempelajari tujuan praktisnya saja, yaitu untuk membuat peta bagi keperluan-keperluan teknik sipil. Salah satu materi yang dipelajari dalam ilmu ukur tanah salah satunya adalah pengukuran sudut. Pengukuran beda tinggi adalah suatu pekerjaan pengukuran untuk menentukan beda tinggi beberapa titik dimuka bumi terhadap tinggi muka air laut rata- rata. Pekerjaan ini dapat pula diaplikasikan pada pekerjaan konstruksi bangunan dimana titik titik konstruksi harus ditentukan ketinggiannya atau elevasinya. Untuk pekerjaan pengukuran pada pekerjaan konstruksi memerlukan alat pengukur beda tinggi yang mempunyai akurasi yang tinggi. Alat yang biasa dipakai pada pekerjaan pengukuran beda tinggi adalah Water pas , selang ukur dan atau Pesawat Penyipat Datar. Alat Pesawat Penyipat Datar yang dipakai untuk Melakukan pekerjaan pengukuran beda tinggi harus mempunyai akusari yang disyaratkan , artinya alat tersebut harus akurat, sehingga dapat

Theodolite-79 Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV,, 2023

dengan sudut horizontal dan sudut vertikal. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Pada kompas sudut yang dapat dibaca hanya satuan menit, namun di dalam theodolitet sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Alat ini merupakan alat yang sangat penting dalam surveying dan pekerjaan di dunia teknik, terutama untuk dapat mengenali permukaan tanah Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputarputar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi. Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien dibantu dengan tripod dan kompas. Sebuah theodolite umumnya digolongkan menurut cara yang dipakai untuk membaca lingkaran, kegunaan, dan ketelitiannya. Penggolongan yang utama adalah menurut cara yang dipakai untuk membaca lingkaran. Theodolite terdiri dari berbagai macam bagian yang memiliki fungsinya masing masing. Dari bagian bagian itulah theodolite dapat digunakan untuk mengukur beda tinggi suatu wilayahadapun di antarnya bagian bagian theodolite sebagai berikut:

1. Visir kasar, berfungsi untuk membantu pembidikan yaitu membantu mengarahkan teropong ke target secara kasar.

2. Klem pengunci vertikal, untuk mengunci teropong agar tidak dapat digerakkan secara vertikal.

3. Penggerak halus vertikal, untuk menggerakkan teropong secara vertikal ke arah rambu ukur (objek) secara halus.

4. Tempat baterai, berjumlah 4 buah dengan jenis baterai A2.

5. Klem pengunci lingkaran horizontal, untuk mengunci badan pesawat agar tidak dapat diputar secara horizontal.

6. Penggerak halus lingkaran horizontal, untuk menggerakkan teropong horizontal ke arah rambu ukur (objek) secara halus.

7. Sekrup pengatur nivo, untuk mengatur posisi gelembung nivo berada pada titik tengah.

8. Handle, untuk pegangan tangan pada alat.

9. Handle, untuk pegangan tangan pada alat.

10. Pengatur fokus lensa okuler, untuk fokus lensa okuler ke objek.

11. Nivo tabung, untuk menyetel posisi sumbu II pesawat secara horizontal, dan dapat diatur dengan 3 sekrup penyama rata.

12. Display dan papan tombol, untuk pembacaan skala lingkaran vertikal dan horizontal.

13. Nivo kotak, berfungsi untuk menyetel posisi sumbu I berada pada posisi vertikal.

14. Plat dasar, untuk bertumpunya pesawat theodolite.

15. Lensa verticalizing, untuk melihat dan memposisikan sumbu I berimpit dengan titik berdiri pesawat atau titik tertentu di bumi.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil

Tabel 1 Data Hasil Pratikum

NO PATOK TINGGI JARAK BENANG SUDUT

VERTIKAL

SUDUT

HORIZONTAL KETERANGAN DARI KE ALAT LAPANGAN ATAS TENGAH BAWAH ° ' " ° ' "

1 1 2 155 3686 173 155 137 93 23 46 132 8 20 -

2 2 3 135 2986 148 135 119 95 15 47 214 37 35 -

3 3 4 155 2786 168 155 141 94 10 55 236 17 40 -

Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV,, 2023

4 4 5 159 3586 175 159 143 97 21 46 272 34 40 -

5 5 6 133 3886 152 133 114 89 17 53 225 39 20 +

6 6 7 144 2086 157 144 131 89 30 48 275 34 15 +

7 7 8 174 2286 185 174 163 91 40 54 311 43 10 -

8 8 9 136 1486 143 136 129 88 27 45 340 18 25 +

9 9 10 141 2686 146 133 120 83 26 45 25 0 0 +

10 10 11 145 2786 170 156 143 86 23 45 35 0 0 +

11 11 12 141 3286 155 141 123 84 25 45 75 35 11 +

12 12 1 148 6286 179 148 117 87 33 45 85 20 50 +

13 1 BM 155 2786 168 155 141 92 29 20 234 8 30 -

14 5 E 133 1386 139 133 126 94 18 25 290 43 55 +

15 11 c 141 2886 155 141 127 88 20 45 156 19 15 +

BM 801149 9490206 175

2. Pembahansan A. Patok Utama

1. Slope

Sn = 90 – (Derajat + 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡60 + 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘3600) s1 = 90 – (93+ 2360 + 360046 ) = -3,396111111 s2 = 90 – (95+ 15

60 + 47

3600) = -5,263055556 s3 = 90 – (94+ 1060 + 360055 ) = -4,181944444 s4 = 90 – (97+ 21

60 + 46

3600) = -7,362777778 s5 = 90 – (89+ 1760 + 360053 ) = 0,701944444 s6 = 90 – (89+ 30

60 + 48

3600) = 0,486666667 s7 = 90 – (91+ 4060 + 360054 ) = -1,681666667 s8 = 90 – (88+ 27

60 + 45

3600) = 1,5375 s9 = 90 – (83+ 2660 + 360045 ) = 6,554166667 s10 = 90 – (86+ 23

60 + 45

3600) = 3,604166667 s11 = 90 – (84+ 2560 + 360045 ) = 5,570833333 s12 = 90 – (87+ 33

60 + 45

3600) = 2,4375

∑Sn = -0,992777778

|∑Sn| = 42,77833333 2. Koreksi Slope

Ksn = |∑ 𝑆𝑛||𝑆𝑛| × ∑ 𝑆𝑛 KS1 = -0.07882 KS2 = -0.12214 KS3 = -0.09705 KS4 = -0.17087 KS5 = -0.01629

Theodolite-81 Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV,, 2023

KS11 = -0.12929 KS12 = -0.05657 3. Slope Terkoreksi STn = Sn – KSn ST1 = -3.31730 ST2 = -5.14091 ST3 = -4.08489 ST4 = -7.19191 ST5 = 0.71823 ST6 = 0.49796 ST7 = -1.64264 ST8 = 1.57318 ST9 = 6.70627 ST10 = 3.68781 ST11 = 5.70012 ST12 = 2.49407

∑STn = 0,00000 4. Beda Tinggi

∆Tn = Jarak Lapangan × SIN (∝)

∆T1 = -213,2918

∆T2 = -267,56207

∆T3 = -198,45912

∆T4 = -448,94239

∆T5 = 48,71191

∆T6 = 18,12932

∆T7 = -65,52942

∆T8 = 40,79626

∆T9 = 313,66963

∆T10 = 179,19552

∆T11 = 326,37145

∆T12 = 273,54130

∑∆Tn = 6,63056

|∑∆Tn| = 2394,20029 5. Koreksi Beda Tinggi

K∆Tn = |∑ ∆𝑇𝑛||∆𝑇𝑛| × ∑ ∆𝑇𝑛 K∆T1 = 0,590696458 K∆T2 = 0,740993979 K∆T3 = 0,549618322 K∆T4 = 1,243313756 K∆T5 = 0,134904166 K∆T6 = 0,050207851 K∆T7 = 0,181479033 K∆T8 = 0,112982339 K∆T9 = 0,868685564 K∆T10 = 0,496269142 K∆T11 = 0,903862332 K∆T12 = 0,757553029 6. Beda Tinggi Terkoreksi

∆TTn = ∆Tn - K∆Tn

∆TT1 = -213,88254

∆TT2 = -268,30307

∆TT3 = -199,00875

∆TT4 = -450,18571

Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV,, 2023

∆TT5 = 48,57702

∆TT6 = 18,07911

∆TT7 = -65,71090

∆TT8 = 40,68329

∆TT9 = 312,80095

∆TT10 = 178,69925

∆TT11 = 325,46759

∆TT12 = 272,78375

∑∆TTn = 0,00000 7. Jarak Horizontal

JHn = Jarak lapangan × COS ( 𝑎 ) JH1 = 3679,823717

JH2 = 2973,988321 JH3 = 2778,922448 JH4 = 3557,786774 JH5 = 3885,69468 JH6 = 2085,921218 JH7 = 2285,060589 JH8 = 1485,439889 JH9 = 2667,622042 JH10 = 2780,231099 JH11 = 3269,751928 JH12 = 6280,045474 8. Koordinat X

Kxn = Xn − 1 ± (( Jhn − 1 ) × SIN 𝑎 ) KX1 = 0

KX2 = 2734,641954 KX3 = 1071,60879 KX4 = -1232,222331 KX5 = -4787,841797 KX6 = -7535,442855 KX7 = -9613,426513 KX8 = -11337,98363 KX9 = -11846,03399 KX10 = -10718,6482 KX11 = -9123,973159 KX12 = -5965,635325 KX13 = 290,5126795 9. Koreksi Koordinat X

KKxn = ( Kxn + 1) − Xn KKX1 = 2734,641954 KKX2 = -1663,033164 KKX3 = -2303,831121 KKX4 = -3555,619466 KKX5 = -2747,601058 KKX6 = -2077,983658 KKX7 = -1724,557118 KKX8 = -508,0503638 KKX9 = 1127,38579 KKX10 = 1594,675046

Theodolite-83 Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV,, 2023

10. Faktor Koreksi Koordinat X FKKxn=|∑ 𝐾𝐾𝑦𝑛||𝐾𝐾𝑦𝑛| × ∑ 𝐾𝐾𝑦𝑛 FKKX1 = 26,97446063 FKKX2 = 16,40413018 FKKX3 = 22,72495007 FKKX4 = 35,07256852 FKKX5 = 27,10228901 FKKX6 = 20,49719463 FKKX7 = 17,01100139 FKKX8 = 5,011399945 FKKX9 = 11,12051381 FKKX10 = 15,7298469 FKKX11 = 31,15378941 FKKX12 = 61,71053502 11. Koordinat X Terkoreksi

KXTn = KKxn − FKKxn KXT1 = 2707,667493 KXT2 = -1679,437294 KXT3 = -2326,556071 KXT4 = -3590,692035 KXT5 = -2774,703347 KXT6 = -2098,480853 KXT7 = -1741,568119 KXT8 = -513,0617638 KXT9 = 1116,265276 KXT10 = 1578,945199 KXT11 = 3127,184044 KXT12 = 6194,43747

∑KXTn = 0,00000 12. Koordinat X Pada Peta

KXPPn = ( KXPn − 1 ) + KXTn KXPP1 = 2707,667493

KXPP2 = 1028,230199 KXPP3 = -1298,325872 KXPP4 = -4889,017907 KXPP5 = -7663,721254 KXPP6 = -9762,202106 KXPP7 = -11503,77023 KXPP8 = -12016,83199 KXPP9 = -10900,56671 KXPP10 = -9321,621514 KXPP11 = -6194,43747 KXPP12 = 0

13. Koordinat Y

Kyn = Yn – 1 ± (( Jhn − 1 ) × COS 𝑎 ) KY1 = 0

KY2 = -2462,282675 KY3 = -4927,830734 KY4 = -6481,784446 KY5 = -6357,619479 KY6 = -9105,220537 KY7 = -8923,420524 KY8 = -7424,285892 KY9 = -6028,42899

Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV,, 2023

KY10 = -3610,742361 KY11 = -1333,310372 KY12 = -487,0363002 KY13 = 60,30572758

14. Koreksi Koordinat Y KKyn = ( Kyn + 1) − yn KKY1 = -2462,282675 KKY2 = -2465,548059 KKY3 = -1553,953712 KKY4 = 124,1649678 KKY5 = -2747,601058 KKY6 = 181,8000131 KKY7 = 1499,134631 KKY8 = 1395,856903 KKY9 = 2417,686629 KKY10 = 2277,431989 KKY11 =846,2740719 KKY12 = 547,3420278

∑KKYn = 60,30572758

|∑KKYn| = 18519,07674 15. Faktor Koreksi Koordinat Y

FKKyn=|∑ 𝐾𝐾𝑦𝑛||𝐾𝐾𝑦𝑛| × ∑ 𝐾𝐾𝑦𝑛 FKKY1 = 8,018204706 FKKY2 = 8,028838137 FKKY3 = 5,060312163 FKKY4 = 0,404332183 FKKY5 = 8,947318664 FKKY6 = 0,592015586 FKKY7 = 4,881798697 FKKY8 = 4,545483952 FKKY9 = 7,872981646 FKKY10 = 7,416254873 FKKY11 = 2,755816306 FKKY12 = 1,782370671 16. Koordinat Y Terkoreksi

KYTn = KKyn − FKKyn KYT1 = -2470,30088 KYT2 = -2473,576897 KYT3 = -1559,014025 KYT4 = 123,7606356 KYT5 = -2756,548377 KYT6 = 181,2079975 KYT7 = 1494,252832 KYT8 = 1391,311419 KYT9 = 2409,813648 KYT10 = 2270,015734 KYT11 = 843,5182555

Theodolite-85 Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV,, 2023

KYPPn = ( KYPn − 1 ) + KYTn KYPP1 = -2470,30088

KYPP2 = -4943,877777 KYPP3 = -6502,891801 KYPP4 = -6379,131166 KYPP5 = -9135,679543 KYPP6 = -8954,471545 KYPP7 = -7460,218713 KYPP8 = -6068,907294 KYPP9 = -3659,093646 KYPP10 = -1389,077913 KYPP11 = -545,5596571 KYPP12 = 0

B. Patok Detail

1. Sudut Horizontal

SHn = Derajat + 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡60 + 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘3600 SH1 = 234 + 8

60 + 30

3600 = 234,14167 SH2 = 290 + 4360 + 360055 = 290,73194 SH3 = 156 + 19

60 + 15

3600 = 156,32083 2. Sudut Vertikal

SVn = 90 – (Derajat + 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡60 + 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘3600) SV1 = -1.51111

SV2 = -3.69306 SV3 = 2.35483 3. Beda Tinggi

∆𝑇𝑛 = Jarak lapangan x SIN 𝑎

∆T1 = -73,46906784

∆T2 = -89,27414079

∆T3 = 118,12709 4. Jarak Horizontal

JHn = Jarak lapangan × COS ( 𝑎 ) JH1 = 2785,031112

JH2 = 1383,121877 JH3 = 2883,581452 5. Koordinat X

KXn = JHn × SIN ( 𝑎 ) KX1 = -2257,178173 KX2 = -1293,560325 KX3 = 1158,089005 6. Koordinat Y

KYn = JHn × COS ( 𝑎 ) KY1 = -1631,424222 KY2 = 489,6200717 KY3 = -2640,808938

Tabel 2 Hasil Pengolahan Data Centimeter CM

NO X Y Z

1-1 0 0 272,7837543

1-2 2707,6675 -2470,3009 -213,882539

Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV,, 2023

1-3 1028,2302 -4943,8778 -268,3030706 1-4 -1298,326 -6502,8918 -199,0087471 1-5 -4889,018 -6379,1312 -450,1857073 1-6 -7663,721 -9135,6795 48,57701515 1-7 -9762,202 -8954,4715 18,07911221 1-8 -11503,77 -7460,2187 -65,7109006 1-9 -12016,83 -6068,9073 40,68328622 1-10 -10900,57 -3659,0936 312,8009529 1-11 -9321,622 -1389,0779 178,699252 1-12 -6194,437 -545,55966 325,467592

1-

BM -2257,178 -1631,4242 -73,46906784 5-E -1293,56 489,62007 -89,27414079 11-C 1158,089 -2640,8089 118,1270904

BM 801149 940206 175

Tabel 3 Hasil Pengolahan Data Meter METER

NO X Y Z

1-1 0 0 2,727838

1-2 27,07667 -24,703 -2,13883 1-3 10,2823 -49,4388 -2,68303 1-4 -12,9833 -65,0289 -1,99009 1-5 -48,8902 -63,7913 -4,50186 1-6 -76,6372 -91,3568 0,48577 1-7 -97,622 -89,5447 0,180791 1-8 -115,038 -74,6022 -0,65711 1-9 -120,168 -60,6891 0,406833 1-10 -109,006 -36,5909 3,12801 1-11 -93,2162 -13,8908 1,786993 1-12 -61,9444 -5,4556 3,254676 1-BM -22,5718 -16,3142 -0,73469 5-E -12,9356 4,896201 -0,89274 11-C 11,58089 -26,4081 1,181271

BM 801149 940206 175

Tabel 4 Hasil Pengolahan Data Kordinat KORDINAT

NO X Y Z

1 801171,6 9490222 175,7347 2 801198,6 9490198 173,5959 3 801181,9 9490173 170,9128

Theodolite-87 Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV,, 2023

7 801073,9 9490133 165,0875 8 801056,5 9490148 164,4303 9 801051,4 9490162 164,8372 10 801062,6 9490186 167,9652 11 801078,4 9490208 169,7522 12 801109,6 9490217 173,0069 BM 801149 9490206 175

E 801109,7 9490163 163,5281 C 801089,9 9490182 171,5392

KESIMPULAN

Dari jurnal praktikum ini dapat di Tarik kesimpulan bahwa ilmu ukur tanah merupakan bagian penting dalam proses pembuatan peta. Dalam hal ini theodolite telah alat yang paling cocok digunakan.

Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut horizontal dan sudut vertikal. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Pada kompas sudut yang dapat dibaca hanya satuan menit, namun di dalam theodolite sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Alat ini merupakan alat yang sangat penting dalam surveying dan pekerjaan di dunia teknik, terutama untuk dapat mengenali permukaan tanah.

MATA ACARA V

Dalam dokumen JURLENG AMIN PERPET revisi (Halaman 92-104)

Dokumen terkait