JURNAL LENGKAP PRAKTIKUM PERPETAAN
AMINULLA
09320220130 C4
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
JURNAL LENGKAP PRAKTIKUM PERPETAAN
AMINULLA
09320220130 C4
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN
AMINULLA
09320220130
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Praktikum Perpetaan Laboratorium Perpetaan Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia
Menyetujui, Penanggung Jawab Kelas Program Studi Teknik Pertambangan
FTI-UMI
Menyetujui,
Koordinator Laboratorium Perpetaan Program Studi Teknik Pertambangan
FTI-UMI
Muammar Rifqi Risqullah Nim. 09320200151.
Arul Gunawan, S.T
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Perpetaan
Program Studi Teknik Pertambangan FTI-UMI
Ir. Firdaus, S.T., M.T., IPP.
Nips. 109 18 1499.
Kata Pengantar- iii
KATA PENGANTAR
Bissmilahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT., atas berkat hidayah, taufik serta rahmat kesehatan-Nya saya dapat menyelesaikan laporan tepat pada waktunya.
Salawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW Segala puji bagi Allah SWT yang dengan izin-Nya semua jurnal ini dapat disusun sebagaimana mestinya.
Tak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Nur Asmiani, S.T., M.T., IPM., selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
2. Bapak Ir. Firdaus, S.T., M.T., IPP., selaku Kepala Laboratorium Perpetaan Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
3. Bapak Ir. Agus Ardianto Budiman, S.T., M.T., IPP., dan Bapak Ir. Firdaus, S.T., M.T., IPP., selaku Dosen Perpetaan Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
4. Kakak Arul Gnawan, S.T., selaku Koordinator Praktikum Perpetaan.
5. Kakak-kakak Asisten Perpetaan yang telah mendampingi, membimbing dan membantu selama kegiatan Praktikum.
6. Orang tua dan keluarga yang membantu secara moral maupun materi.
7. Teman-teman angkatan 2022 Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia yang selalu setia dalam suka maupun duka.
Akhir kata, penyusun berharap jurnal ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Mohon maaf juga terdapat kesalahan pengetikan atau penyusunan dalam jurnal ini.
Semoga Allah SWT memberikan berkah pada setiap umat-Nya yang senantiasa berbagi ilmu.
Billahi Taufik Walhidayah, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, 28 Desember 2023
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ... 2
1.3 Alat dan Bahan ... 3
1.4 Lokasi Praktikum ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peta ... 6
2.2 ArcGIS ... 8
2.3 GPS (Global Positioning System) ... 10
2.4 Tapping Compass ... 13
2.5 Waterpass (Auto Level) ... 17
2.6 Theodolite ... 19
2.7 Total Station ... 21
BAB III JURNAL TIAP MATA ACARA 3.1 GPS (Global Positioning System) ... 24
3.2 Tapping Compass ... 53
3.3 Waterpass (Auto Level) ... 66
3.4 Theodolite ... 76
3.5 Total Station ... 89
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 97
4.2 Saran ... 97 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Daftar Gambar- v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Peta Rute Perjalanan Menuju Lokasi Praktikum ... 5
2.1 GPS Garmin ... 12
2.2 Kompas Geologi Brunton dan Bagian-Bagiannya ... 16
2.3 Alat Waterpass ... 18
2.4 Theodolite ... 20
2.5 Total Station ... 22
3.1.1 GPS Garmin ... 28
3.1.2 Peta Plot Koordinat dari GPS... 52
3.2.1 Kompas Geologi Brunton ... 56
3.2.2 Peta Hasil Pengolahan Data Tapping Compas ... 65
3.3.1 Peta Hasil Pengolahan Data Waterpass... 75
3.4.1 Peta Hasil Pengolahan Data Theodolite ... 88
3.5.1 Peta Hasil Pengolahan Data Total Station ... 96
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1.1 Hasil Koordinat ... 29
3.1.2 Data Koordinat 1 ... 30
3.1.3 Data Koordinat 2 ... 31
3.1.4 Data Koordinat 3 ... 32
3.1.5 Data Koordinat 4 ... 33
3.1.6 Data Koordinat 5 ... 34
3.1.7 Data Koordinat 6 ... 35
3.1.8 Data Koordinat 7 ... 36
3.1.9 Data Koordinat 8 ... 37
3.1.10 Data Koordinat 9 ... 38
3.1.11 Data Koordinat 10 ... 39
3.1.12 Data Koordinat 11 ... 40
3.1.13 Data Koordinat 12 ... 41
3.1.14 Data Koordinat 13 ... 42
3.1.15 Data Koordinat 14 ... 43
3.1.16 Data Koordinat 15 ... 44
3.1.17 Data Koordinat 16 ... 45
3.1.18 Data Koordinat 17 ... 46
3.1.19 Data Koordinat 18 ... 47
3.1.20 Data Koordinat 19 ... 48
3.1.21 Data Koordinat 20 ... 49
3.2.1 Hasil Pengambilan Data Tapping Compass ... 61
3.2.2 Hasil Pengolahan Data Centimeter ... 61
3.3.1 Hasil Pengambilan Data Waterpass ... 70
3.3.2 Hasil Pengolahan Data Cm ... 74
3.3.3 Hasil Pengolahan Data M ... 74
3.3.4 Hasil Pengolahan Data Koordinat ... 74
3.4.1 Tabel Data Theodolite ... 79
3.5.1 Hasil Pengambilan Data Total Station ... 92
Daftar Lampiran- vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A. Tugas Pendahuluan;
B. Katrol;
C. Catatan Tiap Praktikum;
D. Catatan Perhitungan;
E. Dokumentasi Lapangan;
F. Biografi.
BAB I
PENDAHULUAN
PRATIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
Pendahuluan- 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian atau pengembangan dan pemanfaatan, pengangkutan dan penjualan, reklamasi, serta kegiatan pascatambang. Dari semua tahapan kegiatan pertambangan tersebut, yang paling erat kaitannya dengan ilmu Perpetaan yaitu kegiatan penyelidikan umum. Penyelidikan umun adalah tahapan kegiatan usaha Pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi bahan galian oleh karena itu kita memerlukan peta untu mengetahui bahan galian tersebut (Pertambangan, 2017).
Dalam kaitan ilmu ukur tanah memegang peranan yang tidak kecil yaitu memindahkan sebagian atau seluruh bentuk muka bumi yang diperlukan kedalam lembar kertas yang dinamakan peta, dan proses keseluruhannya disebut pemetaan.
Dalam praktikum ini terdapat lima mata acara mengenai pemetaan yakni Global Postioning System, Tapping Compass, Waterpass, Theodolite, dan Total Station. GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Nama aslinya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System). Tapping Compass merupakan kegiatan yang berisi tentang perhitungan arah dan kemiringan lereng pada suatu lapangan dengan menggunakan kompas, dan juga membutuhkan alat untuk mengukur jarak pada lapangan.
Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda
tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Prinsip kerjanya adalah berdasarkan
kerataan terhadap horizontal bumi. Theodolitee adalah salah satu alat ukur tanah
yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut horizontal dan sudut
vertikal. Total Station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horizontal
dan sudut vertikal) secara otomatis. Total Station dilengkapi dengan chip memori
sehingga data pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian
didownload dan diolah secara computerize (Reskiy, 2023).
1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini untuk memberikan tambahan wawasan kepada para praktikan tentang Global Postioning System, Tapping Compass, Waterpass, Theodolite, dan total station. Dengan dilakukannya Praktikum tersebut, praktikan bisa mengetahui tahapan-tahapan dalam pembuatan peta serta alat dan fungsinya.
1.2.2 Tujuan
1 Praktikan dapat mengetahui penggunaan GPS Garmin.
2 Praktikan dapat mengetahui bagian-bagian dari tools yang terdapat di GPS Garmin.
3 Praktikan dapat mengetahui cara plotting koordinat menggunakan GPS Garmin.
4 Praktikan dapat mengetahui cara mengekspor data dari GPS Garmin ke ArcGIS BaseCamp Dan MapSource.
5 Praktikan dapat mengetahui ArcGIS sistem informasi geografis ArcGIS.
6 Praktikan dapat mengetahui pengolahan gambar dengan ArcGIS.
7 Praktikan dapat mengetahui manajemen database pada ArcGIS.
8 Praktikan dapat mengetahui cara pembuatan layout menggunakan ArcGIS.
9 Praktikan dapat membuat peta dengan ArcGis.
10 Praktikan dapat mengetahui prinsip dasar penggunaan kompas geologi brunton.
11 Praktikan dapat mengetahui Bagian-bagian dari kompas geologi brunton.
12 Praktikan dapat mengetahui cara pengambilan data dilapangan.
13 Praktikan dapat mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil praktikum Tapping Compass.
14 Praktikan dapat mengetahui prinsip dasar penggunaan Waterpass.
15 Praktikan dapat mengetahui Bagian-bagian dari Waterpass.
16 Praktikan dapat mengetahui cara pengambilan data dilapangan.
17 Praktikan dapat mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil
praktikum Waterpass.
Pendahuluan- 3
21 Praktikan dapat mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil praktikum Theodolite.
22 Praktikan dapat mengetahui prinsip dasar penggunaan total station.
23 Praktikan dapat mengetahui bagian-bagian dari total station.
24 Praktikan dapat mengetahui cara pengambilan data di lapangan.
25 Praktikan dapat mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil praktikum total station.
26 Praktikan dapat mengetahui prinsip dasar penggunaan Software ArcGis.
27. Praktikan dapat mengetahui bagian-bagian dari Software ArcGis.
28. Praktikan dapat mengetahui cara pengolahan data hasil praktikum pada Software ArcGis.
1.3 Alat dan Bahan 1.3.1 Alat
1. Baterai A3;
2. Drawing Pen;
3. GPS Garmin;
4. Helm Safety;
5. ID Card.
6. Kalkulator Ilmiah;
7. Kompas Geologi Brunton;
8. Lakban Merah;
9. Meteran Roll;
10. Mistar ;
11. Papan Standar;
12. Patok;
13. Payung;
14. Penghapus Kalkir;
15. Pensil Mekanik;
16. Pesawat Theodolite;
17. Pesawat Total Station;
18. Pesawat Waterpass;
19. Ponco;
20. Prisma;
21. Rambu Ukur;
22. Tongkat;
23. Tripod;
1.3.2 Bahan
1. Buku Penuntun;
2. Kertas HVS A4 dan A3;
3. Kalkir A3;
4. Kertas Grafik A3.
1.4 Lokasi Praktikum
Lokasi pada Praktikum kali ini bertepatan di LT 3 Laboratorium Perpetaan
Kampus Universitas Muslim Indonesia, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan
Teknik Pertambangan. Lokasi praktikum ini dapat di tempuh melalui jalur darat
dari rumah penulis terletak di Jl. Muhajrin II no.29, Kelurahan
Mangasa, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar dengan waktu tempuh 15 menit
menggunakan kendaraan roda dua pada keadaan lalu lintas normal.
Pendahuluan - 5
Pendahuluan- 5 Gambar 1.1 Peta Rute Perjalanan Menuju Lokasi Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PRATIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
Tinjauan Pustaka-6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peta
Pada umumnya peta dikenal sebagai gambaran rupa muka bumi pada suatu lembar kertas dengan ukuran yang lebih kecil. Rupa bumi yang digambarkan pada peta meliputi unsur-unsur alamiah dan unsur-unsur buatan manusia. Peta juga merupakan gambaran permukaan bumi yang berisi fenomena alam dan fenomena buatan memuat informasi yang diperlukan dalam pengelolaan sumber daya di berbagai bidang pembangunan termasuk bidang perencanaan tata ruang, kehutanan, perkebunan, pertanian, kelautan, pertambangan dan lain sebagainya. Kemajuan dalam bidang teknologi yang berbasiskan komputer telah memperluas wahana dan wawasan mengenai peta. Berikut ini terdapat beberapa pengertian peta menurut para ahli, diantaranya adalah:
•
Menurut Erwin Raisz Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil dengan berbagai kenampakan dan ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.
•
Menurut ICA (International Cartographic Association) Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.
•
Menurut Aryono Prihandito (1998) Peta adalah gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
•
Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005) Peta adalah wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan pada tingkatan pembangunan.
Jenis-jenis peta berdasarkan isinya:
1. Peta Umum
Menampilkan seluruh permukaan bumi dari segi fisik alam maupun buatan
manusia. Peta ini memiliki gambaran informasinya secara umum. Contohnya peta
topografi, peta rupa bumi, peta korografi, dan lain-lain. Peta umum adalah jenis peta yang menggambarkan kenampakan bumi, baik fenomena alam atau budaya. Peta umum dibagi tiga, yaitu peta topografi, peta chorografi, dan peta dunia atau geografi.
Peta topografi adalah jenis peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam sebuah bentuk garis kontur. Garis kontur adalah sebuah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang sama.
Peta korografi adalah jenis peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang sifatnya umum dan biasanya berskala sedang. Contoh peta korografi adalah atlas. Peta dunia atau geografi adalah jenis peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.
2. Peta Khusus (Peta Tematik)
Menampilkan informasi kenampakan tertentu. Penggunaan simbol sesuai dengan tema pada judul peta. Contoh peta penggunaan lahan, peta kepadatan penduduk, peta persebaran objek wisata, dan lain-lain.
Jenis peta berdasarkan skalanya:
1. Peta Kadaster
Peta kadaster adalah jenis peta yang memiliki skala antara 1 : 100 hingga 1:
5.000. Biasanya, peta ini digunakan untuk menggambarkan luas tanah maupun sertifikat tanah.
2. Peta Skala Besar
Jenis peta ini adalah peta yang memiliki skala antara 1: 5.000 hingga 1: 250.000.
Peta ini digunakan untuk menggambarkan daerah yang sempit, misalnya peta kelurahan, peta desa, peta kecamatan, dan peta kota.
3. Peta Skala Sedang
Peta skala sedang memiliki skala antara 1:250.001 sampai dengan 1:500.000.
Cakupan wilayah yang digambar dalam peta ini termasuk provinsi, pulau, dan sebagainya.
4. Peta Skala Kecil
Peta skala sedang memiliki skala antara 1:250.001 sampai dengan 1:500.000.
Tinjauan Pustaka-8
5. Peta Skala Geografi
Jenis peta yang terakhir ini memiliki skala yang lebih kecil dari 1:1.000.000.
Karena skalanya yang kecil, wilayah yang termasuk ke dalam peta pun lebih luas. Peta yang memiliki skala sekecil ini biasanya adalah peta benua dan peta dunia.
Peta merupakan alat bantu dalam menyampaikan suatu informasi keruangan.
Berdasarkan fungsi tersebut maka sebuah peta hendaknya dilengkapi dengan berbagai macam komponen atau unsur kelengkapan yang bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam membaca atau menggunakan peta. Beberapa komponen kelengkapan peta yang secara umum banyak ditemukan pada peta misalnya adalah: judul, orientasi atau tanda arah, skala, simbol, warna peta, tipe huruf (lettering), garis astronomis, inset, garis tepi peta, sumber dan tahun pembuatan, garis lintang dan garis bujur.
Peta pada dasarnya adalah sebuah data yang didesain untuk mampu menghasilkan sebuah informasi geografis melalui proses pengorganisasian dari Kolaborasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan dan menghasilkan gambaran kartografi. Informasi ruang mengenai bumi sangat kompleks, tetapi pada umumnya data geografi mengandung 4 aspek penting, yaitu lokasi-lokasi yang berkenaan dengan ruang, merupakan objek-objek ruang yang khas pada sistem koordinat (proyeksi sebuah peta) Atribut (ciri bahan), informasi yang menerangkan mengenai objek-objek ruang yang diperlukan Hubungan ruang, hubungan logik atau kuantitatif diantara objek-objek ruang Waktu, merupakan waktu untuk perolehan data, data atribut dan ruang.(Hamzah Yusuf, 2018)
2.2 ArcGIS
ArcGIS pertama kali diluncurkan kepada publik sebagai ArcGIS yang komersial pada tahun 1999 dengan versi (ArcGIS 8.0) dengan perkembangan dan tuntutan akan fitur yang dibutuhkan ESRI selalu memberikan pembaharuan pada ArcGIS, pada saat ini telah keluar versi yang terbaru update yaitu ArcGIS Pro yang merupakan pengembangan dari ArcGIS 10.6.
ArcGIS adalah perangkat lunak yang dikeluarkan oleh Environmental Systems
Research Institute Institute (ESRI), sebuah perusahaan yang telah lama berkecimpung
di dalam bidang geospasial. ArcGIS adalah sebuah platform yang terdiri dari beberapa
ArcGIS yaitu Desktop GIS, Server GIS, Online GIS, ESRI Data, dan Mobile GIS ArcGIS Desktop hanya dapat diinstal pada sistem operasi (OS) Windows. Khusus untuk ArcGIS
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem yang di rancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi.
Sistem Informasi Geografis adalah bentuk sistem informasi yang menyajikan informasi dalam bentuk grafis dengan menggunakan peta sebagai antar muka. SIG tersusun atas konsep beberapa lapisan (layer) dan relasi. Kemampuan dasar SIG yaitu mengintegrasikan berbagai operasi basis data seperti query, menganalisanya serta menampilkannya dalam bentuk pemetaan berdasarkan letak geografisnya.
ArcGIS adalah perangkat yang sangat populer dan andal dalam melakukan tugas- tugas Sistem Informasi Geografis (GIS). Keandalan ArcGIS tidak saja dalam hal membuat peta, melainkan yang lebih utama adalah membantu praktisi SIG melakukan analisis, pemodelan, dan pengelolaan data spasial secara efektif dan efisien. Salah satu bentuk data yang dapat diolah oleh ArcGIS adalah data DEM yang mampu menggambarkan geometri muka bumi. (Indraswari., 2018)
Perangkat lunak ArcGIS merupakan perangkat lunak SIG yang baru dari ESRI (Environmental Systems Research Institute), yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan data dari berbagai format data. Dengan ArcGIS pengguna dapat memanfaatkan fungsi desktop maupun jaringan, selain itu juga pengguna bisa memakai fungsi pada level ArcView, Arc Editor, Arc Info dengan fasilitas ArcMap, ArcCatalog dan Toolbox. Materi yang disajikan adalah konsep SIG, pengetahuan peta, pengenalan dan pengoperasian ArcGIS, input data dan manajemen data spasial, pengoperasian Arc Catalog, komposisi atau tata letak peta dengan ArcMap, memanfaatkan perangkat lunak SIG ArcGIS 10 sp1 untuk pengelolaan data spasial dan tabular serta untuk penyajian informasi peta.
Sejak diluncurkan pada tahun 1999, ArcGIS Developer dari ESRI telah menjadi acuan dalam perkembangan teknologi GIS, serta menjadi salah satu yang terdepan dalam platform Geographic Information System di dunia. (Esriindonesia, 2015).
ArcGIS terus berkembang dengan menerapkan standar yang tinggi untuk
Tinjauan Pustaka-10
1. ArcGIS Online
ArcGIS Online adalah platform teknologi yang kolaboratif dan berbasis cloud yang membantu pengguna dan komunitas dalam menciptakan, berbagi, dan mengakses peta, aplikasi, dan data. ArcGIS Online memfasilitasi penerjemahan data statis menjadi peta yang berguna, bernilai dan pintar. Setelah pengguna membuat peta, pengguna dapat langsung membagikan kepada klien maupun kolega melalui situs atau media sosial. Peta pengguna dilindungi jaringan cloud ArcGIS Online, yang artinya pemilik peta tetap memegang kendali atas data dan tidak perlu membeli perangkat atau infrastruktur baru.
2. ArcGIS untuk Desktop
ArcGIS untuk Desktop adalah aplikasi komputer yang membantu analisis geospasial. ArcGIS untuk Desktop memiliki ratusan perangkat analisis ruang. Perangkat ini memudahkan pengguna dalam mengubah data menjadi data informasi penting dan menjalankan tugas-tugas GIS secara otomatis.
3. ArcGIS untuk Server
ArcGIS untuk Server meningkatkan bisnis pengguna dengan memberikan fasilitas GIS ke setiap orang di dalam suatu organisasi, sehingga memudahkan kemampuan dalam mengambil keputusan. ArcGIS untuk Server mencantumkan beberapa aplikasi serba bisa dari dashboard yang menyimpulkan informasi bisnis penting dalam membawa peta ke bisnis lunak intelijen. (Nur Rohim., 2015)
2.3 GPS (Global Positioning System)
Peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari kenampakan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang diperkecil, dituangkan dalam selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimensional.
Melalui sebuah peta kita akan mudah dalam melakukan pengamatan terhadap
permukaan bumi yang luas, terutama dalam hal waktu dan biaya, Peta digunakan untuk
visualisasi data keruangan (geospatial), yaitu data yang berkenaan dengan lokasi atau
atribut dari suatu objek atau fenomena di permukaan bumi. Beberapa contoh kegunaan
atau fungsi peta antara lain sebagai alat yang diperlukan dalam proses perencanaan
wilayah, membantu dalam kegiatan penelitian (Wahyu Sutrisno, 2018).
Peta mengandung arti komunikasi. Artinya merupakan suatu signal atau channel antara si pengirim pesan (pembuat peta) dengan si penerima pesan (pemakai peta).
Dengan demikian peta digunakan untuk mengirim pesan berupa informasi tetang realita dari fenomena geografi. Peta pada dasarnya adalah sebuah data yang didesain untuk mampu menghasilkan sebuah informasi geografis melalui proses pengorganisasian dari kolaboratoriumorasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan dan menghasilkan gambaran kartografi. Pemetaan adalah suatu proses menyajikan informasi muka bumi yang berupa fakta, dunia nyata, baik bentuk permukaan buminya maupun sumber daya alamnya, berdasarkan skala peta, sistem proyeksi peta, serta simbol-simbol dari unsur muka bumi yang disajikan. Penyajian unsur-unsur permukaan bumi di atas peta dibatasi oleh garis tepi kertas serta grid atau gratikul. Diluar batas tepi daerah peta, pada umumnya dicantumkan berbagai keterangan yang disebut tepi. Keterangan tepi ini dicantumkan agar peta dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemakai peta. Penyusunan dan penempatan keterangan tepi bukan merupakan hal yang mudah karena semua informasi yang terletak disekitar peta harus memperlihatkan keseimbangan. Kebanyakan dari peta yang dikenal hanya memperlihatkan bentuk dua dimensi saja, sedangkan para pengguna peta seperti ahli geologi membutuhkan bentuk 3 dimensi (unsur ketinggian) juga disajikan dalam peta.
Peta yang menyajikan unsur ketinggian yang mewakili dari bentuk lahan disebut dengan peta topografi. Meskipun berbagai teknik telah banyak dipakai untuk menggambarkan unsur ketinggian, akan tetapi metoda yang paling akurat/teliti adalah memakai garis kontur. Indonesia pertama kali di petakan secara detail oleh pemerintah kolonial Belanda dan selesai pada tahun 1943. Peta ini kemudian disempurnakan lagi di tahun 1944. Peta topografi tahun 1944 ini akhirnya dipakai sebagai acuan dasar pemetaan Indonesia. Tahun 1966 peta Indonesia disempurnakan lagi melalui sistem pencitraan satelit oleh American Map Service (AMS) namun dengan skala terbesar 1 : 50000.
Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian
sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis
kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri
permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat
Tinjauan Pustaka-12
permukaan bidang datar). Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur dan barat. Saat ini banyak pula pendaki gunung yang memanfaatkan alat navigasi system GPS, adalah singkatan dari Geografical Position Satelite. Sistem ini dikembangkan dengan bantuan satelit militer (Aman and Asbari, 2020).
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Nama aslinya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System). Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter.
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan), atau dalam arti yang lebih sempit adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan lokasinya.
Gambar 2.1 GPS garmin
GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL
(Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi
kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real- Time.GPS Tracking
memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah objek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.
Cara kerja GPS menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima.Ada tiga bagian penting dari sistem ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.
Bagian kontrol GPS. Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit di luar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan.Sinyal-sinyal dari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat. disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepad a alat navigas i sehingga melacak orbit satelit ( Budiwati, A. 2019).
2.4 Tapping Compass
Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur permukaan bumi yang digambar dalam skala tertentu dan sistem proyeksi tertentu. Peta seringkali sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari objek-objek alamiah maupun objek buatan manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Sebagaimana dengan foto, peta juga menyajikan informasi yang barangkali tidak praktis apabila dinyatakan atau digambarkan dalam susunan kata-kata. Secara umum peta diartikan sebagai gambaran konvensional dari pola bumi yang digambarkan seolah olah dilihat dari atas pada bidang datar melalui satu bidang proyeksi dengan dilengkapi tulisan-tulisan untuk identifikasinya. Perkembangan sejarah pembuatan peta didunia bermula ketika para petualang masa lalu tiba bila menjumpai orang di suatu tempat dan bertanya tentang arah jalan, biasanya orang tersebut segera menggores tanah dengan menggunakan sepotong kayu. Itulah awal dari sejarah pembuatan peta pertama di dunia.
Peta topografi adalah menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan
suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala. Peta topografi dapat juga diartikan
sebagai peta yang menggambarkan kenampakan alam (asli) dan kenampakan buatan
Tinjauan Pustaka-14
bumi dan dibawah bumi meliputi,batas administrasi, vegetasi dan unsur-unsur buatan manusia.
Peta mengandung arti komunikasi. Artinya merupakan suatu signal atau channel antara si pengirim pesan (pembuat peta) dengan si penerima pesan (pemakai peta).
Dengan demikian peta digunakan untuk mengirim pesan berupa informasi tetang realita dari fenomena geografi. Peta pada dasarnya adalah sebuah data yang didesain untuk mampu menghasilkan sebuah informasi geografis melalui proses pengorganisasian dari kolaborasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan dan menghasilkan gambaran kartografi. Pemetaan adalah suatu proses menyajikan informasi muka bumi yang berupa fakta, dunia nyata, baik bentuk permukaan buminya maupun sumber daya alamnya, berdasarkan skala peta, sistem proyeksi peta, serta simbol-simbol dari unsur muka bumi yang disajikan. Penyajian unsur-unsur permukaan bumi di atas peta dibatasi oleh garis tepi kertas serta grid atau gratikul. Diluar batas tepi daerah peta, pada umumnya dicantumkan berbagai keterangan yang disebut tepi. Keterangan tepi ini dicantumkan agar peta dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemakai peta. Penyusunan dan penempatan keterangan tepi bukan merupakan hal yang mudah karena semua informasi yang terletak disekitar peta harus memperlihatkan keseimbangan. Kebanyakan dari peta yang dikenal hanya memperlihatkan bentuk dua dimensi saja, sedangkan para pengguna peta seperti ahli geologi membutuhkan bentuk 3 dimensi (unsur ketinggian) juga disajikan dalam peta.
Peta yang menyajikan unsur ketinggian yang mewakili dari bentuk lahan disebut dengan peta topografi. Meskipun berbagai teknik telah banyak dipakai untuk menggambarkan unsur ketinggian, akan tetapi metoda yang paling akurat/teliti adalah memakai garis kontur. Indonesia pertama kali di petakan secara detail oleh pemerintah kolonial Belanda dan selesai pada tahun 1943. Peta ini kemudian disempurnakan lagi di tahun 1944. Peta topografi tahun 1944 ini akhirnya dipakai sebagai acuan dasar pemetaan Indonesia. Tahun 1966 peta Indonesia disempurnakan lagi melalui sistem pencitraan satelit oleh American Map Service (AMS) namun dengan skala terbesar 1 : 50000.
Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam
bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur,
dan barat. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat
perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman
pada kedudukan bintang untuk menentukan arah. Sejarah kompas geologi mengalami perjalanan yang cukup panjang, perubahan demi perubahan selalu terjadi dengan tujuan menyempurnakan, agar dapat dipergunakan lebih praktis. Orang Amerika mempunyai kompas geologi merek Brunton, orang Prancis dengan merek Chaix Universselle, orang Swiss memberi nama dengan merek Meridian, dan orang Swedia dengan merek Silva, Jepang dengan merek Tamaya, orang Jerman dengan merek Breithaupt , Oleh sebab itu harga kompas geologi juga bervariasi tergantung pada kelengkapan yang tersedia .
Tapping Compass merupakan kegiatan yang berisi tentang perhitungan arah dan kemiringan lereng pada suatu lapangan dengan menggunakan kompas, dan juga membutuhkan alat untuk mengukur jarak pada lapangan. Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur dan barat. Pada Praktikum ini kompas yang digunakan merupakan kompas geologi, kompas geologi merupakan alat yang berguna bagi ahli geologi untuk mengukur kemiringan lereng, mengukur azimuth pada kelurusan struktur geologi, ataupun mengukur kemiringan lapisan batuan. Dalam kegiatan tapping compass dibutuhkan beberapa alata bantu diantaranya yakni kompas untuk mengukur arah mata angin, roll meter untuk mengukur jarak, patok sebagai penanda titik, tongkat sebagai alat bantu untuk dijadikan objek bidik dan lakban merah sebagai penanda pada tongkat.
Kompas merupakan alat navigasi untuk mencari arah mata angin berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara dan selatan.
Kompas sangat membantu dalam bidang navigasi pada saat dilapangan. Apabila
digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat
dalam menunjukkan arah. Namun kompas juga memiliki kelemahan yaitu setiap daerah
mempunyai daya magnet yang berbeda. Dalam tapping compass kompas yang sering
digunakan yakni kompas brunton. Dalam hal ini kompas brunton memiliki beberapa
kelebihan dalam pengukuran dibandingkan dengan kompas bidik diantaranya yakni
Tinjauan Pustaka-16
Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah. Sejarah kompas geologi mengalami perjalanan yang cukup panjang, perubahan demi perubahan selalu terjadi dengan tujuan menyempurnakan, agar dapat dipergunakan lebih praktis. Orang Amerika mempunyai kompas geologi merek Brunton, orang Prancis dengan merek Chaix Universselle, orang Swiss memberi nama dengan merek Meridian, dan orang Swedia dengan merek Silva, Jepang dengan merek Tamaya, orang Jerman dengan merek Breithaupt , Oleh sebab itu harga kompas geologi juga bervariasi tergantung pada kelengkapan yang tersedia .
Gambar 2.2 Kompas dan Bagian-Bagianya
Secara umum terdapat dua macam bentuk kompas geologi yaitu yang berbentuk
segi delapan dan berbentuk segi empat. Namun demikian bagian dalam kompas hampir
sama dengan beberapa modifikasi. Adapun bentuk yang dibuat oleh industri kompas
geologi, saat ini ditawarkan model tradisional 360º dan continental 400º (grads) pada
sebuah lingkaran penuh. Model yang disebut terakhir (yaitu dengan grads), saat ini
sudah tidak banyak yang mempergunakan sehingga di pasaran pun jarang
diperoleh.Tidak ada perbedaan pemakaian antara kompas model azhimut dan kompas
model quadrant. Kecepatan di dalam penggunaan kompas sangat di tentukan oleh
kebiasaan. Perbedaan utama dari kompas Pandu dan kompas geologi terletak pada
kedudukan E dan W serta keberadaan clinometers.
Kompas geologi, kegunaan utamanya adalah untuk, mengukur jurus (strike) dan kemiringan (dip) perlapisan batuan atau sejenisnya, yang kedua sebagai alat untuk mengukur arah penembakan (shooting) dari satu tempat ke tempat lain yang diketahui posisinya di peta topografi dan juga dikenal di lapangan. Pada dasarnya penentuan arah dengan memakai kompas, dapat dilakukan dengan memakai semua jenis kompas, dalam hal ini akan dibahas pemakaian kompas yang mempunyai pembagian derajat 0
o– 360
o. 2.5 Waterpass (Auto Level)
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertical maupun horizontal.
Alat ini sudah diproduksi dengan berbagai merk yang tersedia di pasaran. Terlepas dari merk yang berbeda, penggunaan dan fitur alat ukur ini sama. Ini adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan seberapa sejajar atau tegak lurus suatu permukaan.
Hasil – hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran – saluran yang sudah ada, dan lain – lain.
Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu:
1. Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum dianggap sama dengan garis unting – unting.
2. Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertiKal pada setiap titik.
Bidang horizontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.
3. Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk ketinggian, misalnya permukaan laut rata – rata.
4. Elevasi adalah jarak (ketinggian) yang diukur terhadap bidang datum.
5. Banchmark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya terhadap datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah sekelilingnya.
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu
teropong horizontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horizontal adalah nivo,
Tinjauan Pustaka-18
1. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
2. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu 1.
3. Benang silang horizontal harus tegak lurus sumbu 1.
Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu ukur (baak). Yang terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya harus betul- betul teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di samping itu cara memegangnya pun harus betul-betul tegak (vertikal). Agar letak rambu ukur berdiri dengan tegak, maka dapat digunakan nivo rambu . Jika nivo rambu ini tidak tersedia, dapat pula dengan cara menggoyangkan rambu ukur secara perlahan-lahan ke depan, kemudian ke belakang, kemudian pengamat mencatat hasil pembacaan rambu ukur yang minimum.
Gambar 2.3 Alat Waterpass
Pada hakikatnya setiap pengukuran selalu mengandung suatu kesalahan yang
sifatnya acak. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode yang dapat menentukan nilai
parameter tertentu dengan meminimalkan kesalahan acak. Syarat geometrik merupakan
suatu kondisi yang harus dipenuhi dari hubungan suatu pengukuran dengan pengukuran
lainnya. Sampai saat ini, pengukuran tinggi dengan metode sipat datar atau
waterpassing adalah cara yang paling teliti dibanding dengan cara yang lain. Tinggi
suatu obyek di permukaan bumi ditentukan dari suatu bidang referensi, yang
ketinggiannya dianggap nol. Di bidang Geodesi bidang referensi tersebut disebut Geoid,
yaitu bidang equipotensial yang berimpit dengan permukaan air laut rata-rata (mean sea
level), atau disebut juga dengan bidang nivo. Nivo Tabung/Kotak adalah nivo yang
digunakan sebagai pedoman penyetelan pesawat agar garis bidiknya sejajar dengan garis arah nivo.
2.6 Theodolite
Dalam bidang survey pemetaan dan pengukuran tanah telah banyak dibuat peralatanmengukur sudut,baik digunakan untu mengukur sudut atau didesain untuk keperluan lain. Alat untuk mengukur sudut dalam bidang pengukuran tanah dikenal dengan nama atau theodolite. Theodolite adalah alat ukur optis untuk mengukur sudut vertikal dan horizontal, merupakan alat untuk meninjau dan merencanakan kerja untuk mengukur tempat yang tak dapat dijangkau dengan berjalan. Sekarang theodolite juga sudah digunakan dalam bidang meteorologi dan teknologi peluncuran roket. Theodolite atau theodolit adalah instrument atau alat yang dirancang untuk menentukan tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertikal. Dimana sudut-sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan (Tribhuwana, 2018).
Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon atau detik. Dalam pekerjaan- pekerjaan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya teropong yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah. Untuk pekerjaan- pekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan atau pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.
Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat piringan yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal,sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk dibaca (Tribhuwana, 2018).
Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar
Tinjauan Pustaka-20
theodolite dilengkapi dengan garis vertikal, stadia tengah, stadia atas dan bawah, sehingga efektif untuk digunakan dalam tacheometri, sehingga jarak dan tinggi relatif dapat dihitung.
Di pertengahan abad ke-20, “transit” mulai kembali diubah dengan acuan pada bentuk sederhana theodolite dengan sedikit ketepatan, kekurangan roman seperti kerak magnification dan meteran mesin. Pada zaman sekarang, transit sudah mulai jarang digunakan, karena theodolite digital mulai dikembangkan dan lebih mudah.
Gambar 2.4 Theodolite
Ada saat ini alat seperti alat theodolit sudah diperbaiki dengan menambahkan suatu komponen elektronik. Komponen ini akan menembakkan beam ke objek yang direfleksikan kembali ke mesin melalui cermin. Dengan menggunakan komponen alat survey seperti alat theodolit tersebut pengukuran jarak dan tinggi relatif hanya berlangsung beberapa detik saja. Bila komponen tersebut ditempatkan pada bagian atas alat theodolite, maka disebut Electronic Distance Measurers (EDM), namun bila merupakan satu unit tersendiri maka disebut automatic level atau theodolite total station.
Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan
tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang
hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolite sudut yang dapat di baca bisa
sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang canggih di antara
peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop
yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-
putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk
dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.
Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997).
2.7 Total Station
Dalam bidang survey pemetaan dan pengukuran tanah telah banyak dibuat peralatanmengukur sudut,baik digunakan untu mengukur sudut atau didesain untuk keperluan lain.Alat untuk mengukur sudut dalam bidang pengukuran tanah dikenal dengan nama atau total station.
Secara sederhana total station (TS) adalah gabungan kemampuan antara theodolit elektronik dengan alat pengukur jarak elektronik dan pencatat data elektronik. Alat ini dapat membaca dan mencatat sudut horisontal dan vertikal bersama-sama dengan jarak miringnya. Bahkan dilengkapi mikroprosesor sehingga mampu melakukan operasi perhitungan matematis seperti menghitung jarak datar, koordinat, dan beda tinggi secara langsung.
Total Station dapat mengukur sudut dengan metode electro-optical scanning melalui piringan atau silinder kaca yang memiliki penunjuk skala yang sangat presisi.
Total Station dengan fitur terbaru dapat mengukur sudut dengan nilai ketelitian hingga 0.5 arc-second. Sedangkan jenis Total Station biasa hanya dapat mengukur sudut dengan nilai ketelitian 5 sampai 10 arc-second.
Fungsi lain dari Total Station adalah mengukur jarak. Pengukuran jarak ini menggunakan teknologi sinar infra merah yang termodulasi, sinyal ini dipancarkan oleh alat pemancar kecil yang berada di dalam instrumentoptic, lalu akan dipantulkan kembali oleh prisma reflector yang diletakkan di tempat survei (Nugroho, 2019).
Selanjutnya komputer yang ada di dalam Total Station akan menerjemahkan pola
yang terdapat di dalam gelombang sinyal yang dipantulkan. Hasil pengukuran jarak
baru bisa diperkirakan setelah beberapa kali pemancaran dan penerimaan frekuensi dari
sinar infra merah, setelah itu baru dapat mulai hitung jumlah bulat dari Panjang
gelombang ke pada setiap frekuensinya.
Tinjauan Pustaka-22
dari titik Total Station ke titik tempat survei, sedangkan titik koordinat bisa didapat melalui rumus trigonometri dan triangulasi pada titik survei. Beberapa Total Station sudah dilengkapi Global Navigation Satellite System sehingga memudahkan untuk mengetahui titik koordinat.
Alat Total station (TS) merupakan alat yang mengkombinasikan tiga komponen dasar menjadi satu alat yaitu Pengukuran jarak optis (Elektronic Distance Measurement /EDM), Pengukuran sudut elektronik, Komputer atau microprocessor, Pengamatan secara otomatis, Sudut vertikal dan horisontal serta jarak miring dengan sekali penyetelan alat, Melakukan penghitungan secara cepat untuk komponen jarak horisontal dan vertikal, elevasi dan koordinat titik yang diamati, Tampilan hasil pengukuran pada LCD dan penyimpanan data pada alat maupun dengan eksternal hard disk
Adapun kendala atau kekurangannya antara lain, adanya ketergantungan terhadap sumber tegangan, ketergantungan akan kemampuan sumber daya manusia yang ada, biayanya lebih mahal daripada alat konvensional biasa.
Gambar 2.5 Total station
Selain pertambangan dan konstruksi, Total Station juga sering digunakan oleh para ahli Teknik sipil untuk melakukan survei pemetaan lahan, topografi, bahkan juga bisa untuk jembatan, rumah, bangunan, terowongan, dan lainnya. Total Station juga digunakan oleh para arkeolog untuk survei penggalian dan polisi untuk rekonstruksi kecelakaan.
Sehingga kesimpulan utuk membedakan Total Station dan Theodolite. Total
Station adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu unit alat (EDM) .
Total station juga sudah dilengkapi dengan processor sehingga bisa menghitung jarak
datar (HD), jarak vertikal (VD), jarak miring (SD), koordinat, dan beda tinggi
secara langsung tanpa perlu dihitung manual dengan alat bantu hitung
lagi. Sedangkan Theodolite adalah alat pengukur sudut saja dan
data primer yang dihasilkan dari theodolite hanya sudut horizontal, sudut
vertikal, dan bacaan rambu ukur. Untuk mendapatkan jarak diperlukan
data pendukung seperti data dari EDM, meteran, tachimetri, juga
diperlukan perhitugan secara manual dengan alat bantu hitung (Nugroho,2019)
Tinjauan Pustaka-6
BAB III
JURNAL TIAP MATA ACARA
PRATIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MATA ACARA I
GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)
PRATIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM PERPETAAN
JURNAL PRAKTIKUM
GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)
AMINULLA
09320220130 C4
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2023
GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)
Aminulla1, Muammar Rifqi Risqullah2, Arul Gunawan, S.T.3
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia Makassar Jl. UripSumoharjo KM 05, Telp/Fax (+62) 411 455695
Email: [email protected]
SARI
Perpetaan adalah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan peta, seperti arti peta itu sendiri, klasifikasi peta, cara pembuatan peta maupun cara pegolahan data peta. Praktikum ini dimaksudkan agar mahasiswa diharapkan mampu untuk mengetahui penggunaan GPS Garmin, mengetahui bagian-bagian dari tools yang terdapat di GPS Garmin, mengetahui cara plotting koordinat menggunakan GPS Garmin, mengetahui cara mengekspor data dari GPS Garmin ke software BaseCamp dan MapSource, mengetahui software sistem informasi geografis ArcGis, mengetahui pengolahan gambar dengan ArcGis, mengetahui manajemen data base pada ArcGis, mengetahui cara pembuatan layout menggunakan ArcGis dan dapat membuat peta dengan ArcGis. Adapun prosedur pengambilan data, yang pertama yang pertama periksa kelengkapan dan kondisi alat-alat sebelum digunakan, siapkan GPS dan sepasang baterai ukuran A2 lalu pasang baterai pada GPS, tekan tombol power pada GPS untuk menayalakan lalu tekan tombol power 2 kali lalu atur tingkat kecerahan pada layar, masuk pada bagian menu, pilih heading kemudian pilih Calibrate untuk mengkalibrasikan GPS. Setelah itu mengubah sistem koordinat dengan masuk pada menu utama kemudian masuk pada pengaturan pilih format posisi lalu atur menjadi koordinat geografis. Kembali pada menu utama kemudian Pilih menu satelit maka akan muncul simulasi satelit. Lakukan ploting lokasi dengan cara menekan tombol enter maka akan muncul koordinat dari lokasi tersebut. Kemudian ubah nama lokasi kemudian pilih save secara otomatis akan tersimpan pada GPS dan lakukan hal yang sama dengan titik lokasi yang berbeda. Setelah itu, kita membuat peta menggunakan software Arcgis. Setelah melakukan praktikum ini kita dapat menyimpulkan bahwa GPS adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit.
Kata Kunci: Perpetaan, GPS, Satelit
ABSTRACT
Mapping is a science that studies everything related to maps, such as the meaning of the map itself, map classification, how to make maps and how to process map data. This practicum is intended so that students are expected to be able to know the use of Garmin GPS, know the parts of the tools contained in Garmin GPS, know how to plot coordinates using Garmin GPS, know how to export data from Garmin GPS to BaseCamp and MapSource software, know information system software. geographic ArcGis, know image processing with ArcGis, know data base management on ArcGis, know how to make layouts using ArcGis and can create maps with ArcGis. As for the data collection procedure, the first is to first check the completeness and condition of the equipment before use, prepare the GPS and a pair of A2 size batteries then install the battery on the GPS, press the power button on the GPS to turn it on then press the power button 2 times then adjust the brightness level on screen, enter the menu section, select a heading then select Calibrate to calibrate GPS. After that, change the coordinate system by entering the main menu and then entering settings, selecting the position format and setting it to geographic coordinates. Return to the main menu then select the satellite menu, a satellite simulation will appear. Plot the location by pressing the enter key, the coordinates of that location will appear. Then change the name of the location then select save it will automatically be saved on the GPS and do the same thing with a different location point. After that, we
GPS (Global Positioning System)-26 Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2023
PENDAHULUAN
Pemetaan adalah proses kegiatan untuk menghasilkan peta, meliputi tahapan akuisasi data dengan survei terestris/survei fotogrametri/penginderaan jauh/survei GPS, yang kemudian dilakukan pengolahan dan manipulasi data yang ditujukan untuk menghasilkan perepresentasian data serta informasi dalam bentuk peta analog maupun peta dijital. Sedangkan konsep pemetaan sebagai penyajian masalah dalam informasi peta, atau informasi itu adalah kerenggangan dalam membetulkan untuk penyajian kartografi, yang cenderung keruang fisik daripada fungsinya. Fungsi ruang itu tampak lebih dari hubungan langsung manusia dengan lingkungan. Pada masa sekarang ini, kebutuhan untuk mengetahui posisi keberadaan sesorang dimuka bumi, menentukan arah yang harus ditempuh untuk menuju suatu tempat atau wilayah, mengetahui letak suatu wilayah, jarak tempuh dan lain-lain menjadi sangat dibutuhkan dengan semakin meningkatnya mobilitas seseorang dalam kehidupannya. Sedangkan untuk mengetahui semua itu tidak mungkin bisa dilakukan oleh individu dalam waktu singkat.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka berkembang pula alat-alat canggih yang dapat membantu kita dalam mengerti perkembangan tersebut. Sebagai penduduk suatu negara, kita harus dapat mengikuti perkembangan yang terjadi di negara kita maupun di negara lain. Sehingga kita tidak akan ketinggalan oleh negara lain. Salah satu alat yang dapat kita sebut canggih adalah GPS, yaitu Global Positioning System. GPS merupakan metode penentuan posisi ekstra-teristris yang menggunakan satelit GPS sebagai target pengukuran. Metode ini dinamakan penentuan posisi c yang dihasilkan bersifat geosentrik, artinya pusat massa bumi dianggap sebagai pusat sistem koordinat sehingga sistem koordinat ini berlaku untuk seluruh dunia. Sebagai bidang referensi (bidang datum) koordinat digunakan elipsoid World Geodetic System 1984 (WGS 1984).
Aplikasi GPS sangat beragam dan tidak terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan penentuan posisi saja.Di udara, GPS digunakan sebagai salah satu alternatif peralatan navigasi pesawat terbang.
Dibandingkan dengan peralatan navigasi lain, penerima GPS paling mudah digunakan karena langsung memberikan posisi pesawat sehingga sangat cepat menjadi populer. Penerima GPS yang tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran membuat penggunaannya di darat juga beragam. untuk perjalanan lintas alam seharga sekitar Rp 1 juta sampai penerima GPS untuk memantau perjalanan truk-truk kontainer dan kereta api. GPS juga digunakan membuat peta dan membantu bermain Penerima GPS yang tersedia golf.Sama halnya Jam pada satelit G penerima GPS paling mudah digunakan karena langsung dan memberikan posisi yang kita ingingkan berdasarkan posisi. (Chaidir, I. 2017).
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum adalah agar praktikan mengetahui Penggunaan GPS garmin, mengetahui bagian- bagian tools yang terdapat di GPS garmin dan untuk mengetahui cara ploting koordinat menggunakan GPS garmin. Untuk mengetahui cara mengekspor data dari GPS Garmin ke Sofware BaseCamp dan Mapsource, untuk mengetahui software sistem informasi geografis ArcGis, untuk mengetahui pengolahan gambar dengan ArcGis, untuk mengetahui manajemen database pada ArcGis, untuk mengetahui cara pembuatan layout mengugunakan ArcGis, Dpat membuat peta dengan ArcGis.
Khusus pada mata acara praktikum GPS (Global Position System) dimana mahasiswa diharapkan mampu untuk mengetahui prinsip dasar penggunaan GPS (Global Position System), mampu mengetahui bagian-bagian dari GPS (Global Position System), mampu mengetahui cara pengambilan data dilapangan dan diharapkan mahasiswa mampu mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil praktikum GPS (Global Position System)
TINJAUAN PUSTAKA
Peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari kenampakan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang diperkecil, dituangkan dalam selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimensional. Melalui sebuah peta kita akan mudah dalam melakukan pengamatan terhadap permukaan bumi yang luas, terutama dalam hal waktu dan biaya, Peta digunakan untuk visualisasi data keruangan (geospatial), yaitu data yang berkenaan dengan lokasi atau atribut dari suatu objek atau fenomena di
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2023
permukaan bumi. Beberapa contoh kegunaan atau fungsi peta antara lain sebagai alat yang diperlukan dalam proses perencanaan wilayah, membantu dalam kegiatan penelitian (Wahyu Sutrisno, 2018).
Peta mengandung arti komunikasi. Artinya merupakan suatu signal atau channel antara si pengirim pesan (pembuat peta) dengan si penerima pesan (pemakai peta). Dengan demikian peta digunakan untuk mengirim pesan berupa informasi tetang realita dari fenomena geografi. Peta pada dasarnya adalah sebuah data yang didesain untuk mampu menghasilkan sebuah informasi geografis melalui proses pengorganisasian dari kolaboratoriumorasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan dan menghasilkan gambaran kartografi. Pemetaan adalah suatu proses menyajikan informasi muka bumi yang berupa fakta, dunia nyata, baik bentuk permukaan buminya maupun sumber daya alamnya, berdasarkan skala peta, sistem proyeksi peta, serta simbol-simbol dari unsur muka bumi yang disajikan. Penyajian unsur- unsur permukaan bumi di atas peta dibatasi oleh garis tepi kertas serta grid atau gratikul. Diluar batas tepi daerah peta, pada umumnya dicantumkan berbagai keterangan yang disebut tepi. Keterangan tepi ini dicantumkan agar peta dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemakai peta. Penyusunan dan penempatan keterangan tepi bukan merupakan hal yang mudah karena semua informasi yang terletak disekitar peta harus memperlihatkan keseimbangan. Kebanyakan dari peta yang dikenal hanya memperlihatkan bentuk dua dimensi saja, sedangkan para pengguna peta seperti ahli geologi membutuhkan bentuk 3 dimensi (unsur ketinggian) juga disajikan dalam peta. Peta yang menyajikan unsur ketinggian yang mewakili dari bentuk lahan disebut dengan peta topografi. Meskipun berbagai teknik telah banyak dipakai untuk menggambarkan unsur ketinggian, akan tetapi metoda yang paling akurat/teliti adalah memakai garis kontur. Indonesia pertama kali di petakan secara detail oleh pemerintah kolonial Belanda dan selesai pada tahun 1943. Peta ini kemudian disempurnakan lagi di tahun 1944. Peta topografi tahun 1944 ini akhirnya dipakai sebagai acuan dasar pemetaan Indonesia. Tahun 1966 peta Indonesia disempurnakan lagi melalui sistem pencitraan satelit oleh American Map Service (AMS) namun dengan skala terbesar 1 : 50000.
Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian.
Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar). Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi.
Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur dan barat. Saat ini banyak pula pendaki gunung yang memanfaatkan alat navigasi system GPS, adalah singkatan dari Geografical Position Satelite. Sistem ini dikembangkan dengan bantuan satelit militer (Aman and Asbari, 2020).
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Nama aslinya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System). Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter.
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan), atau dalam arti yang lebih sempit adalah sistem komputer yang memilikikemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya yang didentifikasi menurut lokasinya.
GPS (Global Positioning System)-28 Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2023
Gambar 3.1.1 GPS garmin
GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real- Time.GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah objek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.
Cara kerja GPS menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima.Ada tiga bagian penting dari sistem ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.
Bagian kontrol GPS. Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit di luar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan.Sinyal- sinyal dari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat. disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepad a alat navigas i sehingga melacak orbit satelit ( Budiwati, A. 2019).
METODOLOGI
Pada Praktikum ini GPS yang digunakan merupakan GPS garmin, GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang berbasiskan satelit yang saling berhubungan yang berada di orbitnya.
Satelit-satelit itu milik Departemen Pertahanan (Departemen of Defense) Amerika Serikat yang pertama kali diperkenalkan mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit. Untuk dapat mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat yang diberi nama GPS reciever yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. Posisi diubah menjadi titik yang dikenal dengan nama Way-point nantinya akan berupa titik-titik koordinat lintang dan bujur dari posisi seseorang atau suatu lokasi kemudian di layar pada peta elektronik. GPS sangat membantu dalam bidang navigasi pada saat dilapangan. Alat bantu yang di gunakannya pun Hanya Baterai.
Prosedur pengambilan data pada pratikum ini yaitu Periksa kelengkapan dan kondisi alat-alat sebelum digunakan. Lalu siapkan GPS dan sepasang beterai Ukuran A2. Selanjutnyta pasang Beterai pada GPS. Lalu tekan tombol power pada GPS dan tekan tombol power 2 kali lalu atur tingkat kecerahan pada layar. Kemudian masuk pada bagian menu, pilih Heading kemudian pilih Calibrate untuk mengkalibrasikan GPS. Setelah itu mengubah sistem koordinat dengan masuk pada menu utama kemudian masuk pada pengaturan pilih format posisi lalu atur menjadi kordinat geografis. Selanjutnya Kembali pada menu utama kemudian Pilih menu satelite maka akan muncul simulasi Satelit.Kemudian lakukan ploting lokasi dengan cara menekan tombol enter maka akan muncul Kordinat dari lokasi tersebut. Kemudian ubah nama lokasi kemudian pilih Save secara otomatis akan tersimpan pada GPS. Lakukan hal yang sama dengan Titik lokasi yang berbeda.
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2023
HASIL
Tabel 1. Hasil Koordinat praktikum tahun 2023
NO. STASIUN LOKASI
KOORDINAT
UTM GEOGRAFIS
X Y BUJUR LINTANG
ST.1 Depan Fakultas Teknik UMI 771355 9431738 05°08’11,1” 119°26’51”
ST.2 Depan FKM UMI 771252 9431679 05 ͦ 08’13,0” 119 ͦ 26’48,1”
ST.3 Samping FKM UMI 771198 9431689 05 ͦ 08’12,7” 119 ͦ 26’46,4”
ST.4 Depan Fakultas Farmasi UMI 771264 9431630 05 ͦ 08’14,6” 119 ͦ 26’48,5”
ST.5 Pelataran FEB UMI 771199 9431595 05 ͦ 08’15,8” 119 ͦ 26’46,4”
ST.6 Samping Lapangan Futsal UMI 771123 9431557 05 ͦ 08’17,1” 119 ͦ 26’44,0”
ST.7 Pelataran FTI UMI 771454 9431755 05 ͦ 08’10,4” 119 ͦ 26’54,8”
ST.8 Parkiran Fikom UMI 771513 9431831 05 ͦ 08’08,0” 119 ͦ 26’56,6”
ST.9 Green House Pertanian UMI 771517 9431927 05 ͦ 08’05” 119 ͦ 26’56,6”
ST.10 Belakang Fikom UMI 771522 9431807 05 ͦ 08’8” 119 ͦ 26’9”
ST.11 Depan Fikom UMI 771513 9431763 05 ͦ 08’8” 119 ͦ 26’56,4”
ST.12 Pelataran Fakultas Sastra UMI 771427 9431713 05 ͦ 08’11,9” 119 ͦ 26’53,8”
ST.13 Pelataran Al-Jibra UMI 771538 9431622 05 ͦ 08’14, 8” 119 ͦ 26’57, 4”
ST.14 Depan Fakultas Hukum UMI 771478 9431576 05 ͦ 08’16,3” 119 ͦ 26’55,5”
ST.15 Belakang Gerbang UMI 771465 9431460 05 ͦ 08’20,1” 119 ͦ 26’55”
ST.16 Gerbang 2 UMI 771427 9431417 05 ͦ 08’21,6” 119 ͦ 26’53,8”
ST.17 Parkiran Masjid UMI 771409 9431521 05 ͦ 08’17” 119 ͦ 26’48,9”
ST.18 Parkiran Perikanan UMI 771279 9431558 05 ͦ 08’14,9” 119 ͦ 26’53,4”
ST.19 Perpustakaan UMI 771409 9431738 05 ͦ 08’149” 119 ͦ 26’53”
ST.20 Depan