BAB III METODE PENELITIAN
H. Teknik Analisis Data
Sedangkan dalam menganalisis data, peneliti menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
1. Metode induktif, yaitu teknik analisis data melalui penjelasan yang bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan secara umum.
2. Komparatif, yaitu teknik dengan membandingkan beberapa teori atau pendapat, kemudian mengambil suatu kesimpulan.
3. Deskriptif interpretasi yakni teknik analisis data melalui penjelasan melalaui tabel kemudian selanjutnya diberi komentar.
Langkah-langkah yang penulis tempuh adalah sebagai barikut : 1. Memeriksa data untuk melihat kelengkapannya
2. Memasukkan data kedalam tabel lalu menghitungnya
3. Membahas pertemuan-pertemuan lapangan untuk menjawab masalah penelitia
4. Mengelompokan data berdasarkan kategori yang digunakan 5. Menyusun data kedalam tabel-tabel
6. Pembuatan tabel distribusi frekwensi yang dilengkapi dengan persentase masing-masing kategori dengan menggunakan rumus : P = X 100 %
Keterangan :
P : Angka persentase
F : Frekwensi masing-masing kategori
N : Jumlah sampel, (Nana Sudjana, 1999 : 37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MTs Negeri Balang-Balang
Madrasah Tsanawiyah Negeri Balang-Balang sebelumnya dikenal dengan Madrasah Tsanawiyah GUPPI Balang-Balang yang dirintis ± 33 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1974 kemudian resmi berdiri tahun 1975.
Madrasah ini melalui perjalanan yang cukup panjang hingga akhirnya dapat di Negerikan.Guru-guru yang mengajar dan membina serta pengurus lainnya tidak kenal lelah demi membangun sekolah ini.
Madrasah ini telah 10 kali mengalami penggatian kepala sekolah dimana dimulai dari sekolah ini masih beridentitas MTs Guppi sampai dengan berubah menjadi MTs Negeri, kepala sekolah tersebut adalah sebagai berikut :
1. H. Abdullah Dg Sele ( 1975 s.d. 1979 )
2. Abd. Gani ( 1980 s.d. 1983 )
3. Drs. Amirullah AR ( 1984 s.d. 1986 )
4. Drs. H. M. Sanusi Dg Tutu ( 1987 s.d. 1988 ) 5. H. Muh. Arif Dg Sila ( 1989 s.d. 1991 )
6. Hj. Zaenab Umar ( 1992 s.d. 1996 )
7. Drs. H. M. Sanusi Dg Tutu ( 1997 s.d. 2000 )
8. M. Amin Saban ( 2001 s.d. 2003 )
9. Drs. H. Abd. Madjid. LS ( 2004 s.d. 2006 ) 10. H. Abd. Latif. R, S.Ag. M.Pd. I. ( 2007 s.d. sekarang ) 2. Lokasi Sekolah
MTs Negeri Balang-Balang terletak di Kabupaten Gowa ( ± 8 KM dari Pusat Ibu Kota Kabupaten ) tepatnya di Kecamatan Bontomarannu Kelurahan Bontomanai. MTs Negeri Balang-Balang ini pada awal pendiriannya merupakan satu-satunya sekolah berciri khas Agama Islam di Kecamatan Bontomarannu saat itu, dan sekarang MTs Negeri Balang- Balang menjadi salah satu Madrasah yang diminati dan digandrungi sebagian besar masyarakat di sekitar Kecamatan Bontomarannu.
Seiring dengan perkembangan wilayah Kecamatan Bontomarannu sekarang ini, MTs Negeri Balang-Balang memang mengalami kemajuan dari peminat atau kemauan masyarakat untuk dapat memasukkan putra- putrinya di MTs Negeri Balang-Balang, hal ini mungkin juga di karenakan MTs Negeri Balang-Balang satu-satunya MTs Negeri di Kabupaten Gowa, serta mudah dijangkau dengan transportasi Umum dan angkutan umum lainnya.
Secara geografis letak MTs Negeri Balang-Balang di gambarkan sebagai berikut :
a. Sisi Selatan berbatasan dengan Kantor Urusan Agama ( KUA ) Kecamatan Bontomarannu
b. Utara berbatasan dengan Jalan Provinsi menuju Kota Kabupaten Gowa dan Provinsi Sulawesi Selatan.
c. Barat berbatasan dengan Kantor POLSEKTA Bontomarannu d. Timur berbatas dengan rumah penduduk Kelurahan Bontomanai.
3. Visi dan Misi MTs Negeri Balang-Balang VISI :
Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam prestasi dan kokoh dalam IMTAQ.
MISI :
1. Melakukan penataan secara komprehensif serta vitalisasi fungsi-fungsi organisasi Madrasah yang bertumpu pada managemen berbasis madrasah.
2. Melaksanakan proses pembelajaran efektif yang berbasis standar kompetensi Nasional plus kearifan lokal serta kekhususan.
3. Mengefektifkan kegiatan MGMP dalam meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik.
4. Melaksanakan proses pembinaan secara berkesinambungan bagi siswa yang memiliki talenta unggul pada bidang MIPA, Bahasa, Seni Olahraga, MTQ serta IT
5. Melaksanakan proses pembiasaa melaksanakan shalat secara teratur di Madrasah dan melaksanakan tata tertib siswa secara konsekuen.
6. Mengaktifkan kegiatan OSIS, Pramuka, UKS, KIR serta kegiatan lainnya yang relevan dalam lingkungan madrasah yang bersih dan sehat.
7. Melakukan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan skala prioritas yang tercantum dalam RAPBM.
8. Meningkatkan pengelolaan keuangan madrasah yang realistis, transparan dan akuntabel.
9. Menyediakan tempat ibadah shalat yang layak dan representatif secara mandiri atau dengan bantuan pihak lain.
10. Memaksimalkan peran komite serta pihak terkait dalam membangun madrasah yang unggul.
4. Kondisi Sarana Dan Prasarana/Fasilitas
Dalam rangka mencapai target kualitas sekolah tang bermutu, tentunya tidak terlepas dari beberapak factor pendukung yang berupa sarana dan pra sarana yang memadai. Untuk sampai pada pencapaian target tersebut, sarana dan prasarana baik secara fisik, lingkungan maupun personil yang terkait haruslah bisa memberdaya gunakan secara
efektif dan efisien. Terkait dengan sarana dan prasarana tentunya tidak bisa dilupakan pula perekrutan personil-personil yang ahli dalam bidang sarana dan prasarana penunjang perkembangan sekolah. Sarana dan prasarana ini dapat berupa gedung, peralatan kantor, ATK, dan sebagainya.
Adapun sarana dan prasarana yang ada secara terperinci disebutkan sebagai berikut:
Tabel. 3
Fasilitas Sekolah
No Jenis Ruangan Luas M2 Jumlah Yang
dibutuhkan
1 Ruang Kelas 477 13 6 ruang
2 Ruang Kantor 81 1 1 ruang
3 Kamar Kecil 10,5 2 -
4 Lapangan Upacara 1200 1 -
5 Sumur Bor 1 -
6 Ruang Perpustakaan 36 1 1 ruang
7 Ruang UKS 5 1 1 ruang
8 Multi Media 63 1 1 ruang
9 Ruang BK 1 ruang
10 Pos Jaga 1 ruang
11 Pagar Depan
Sumber : dokumen TU MTs negeri balang-balang
Selain itu perlengkapan sekolah yang dimiliki oleh MTs negeri balang-balang adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Perlengkapan sekolah
No Jenis Alat Jumlah
Tersedia
Yang dibutuhkan
1 Laboratorium IPA -- 1 lokal
2 Laboratorium Komputer -- 1 lokal
3 Laboratorium Bahasa -- 1 lokal
4 Kesenian Qasidah Rebana 1 set 1 set
5 Mesin TIK 1 buah 2 buah
6 Mesin Stensil -- 1 buah
7 Komputer 9 unit 30 unit
8 Filling Kabinet 2 buah 6 buah
9 Sarana Ibadah ( mushalla ) -- 1 buah
10 Multimedia 1 lokal
11 Televisi 2 buah 2 buah
Sumber : dokumen TU MTs negeri balang-balang 5. Kondisi Ketenagaan
Sumber Daya Manusia dan tenaga kependidikan di MTs Negeri Balang-Balang terdiri dari :
a. Kepala Madrasah
b. Wakil Kepala Madrasah
c. Wakil Kepala Madrasah terdiri dari 4 ( empat ) jurusan yaitu Kurikulum, kesiswaan, Sarana Prasarana dan Humas
d. Guru Madrasah dan Pegawai. Lihat Tabel e. Pegawai
1) Pegawai tetap 2 orang 2) Pegawai tidak tetap 7 orang
f. Siswa
Jumlah siswa keseluruhan 682 siswa dengan perincian 328 laki-laki dan 354 perempuan.
B. Gambaran Perbedaan Tingkat Kemampuan Belajar Siswa Kelas VII MTs Negeri Balang-Balang Dalam Proses Pembelajaran
Pengajaran merupakan interaksi antara guru dan siswa, dalam interaksi tersebut guru melakukan kegiatan yang disebut mengajar, sedang siswa melakukan kegiatan yang disebut belajar. Tanpa adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa,maka proses pembelajaran dikelas tidak dapat berlangsung dengan optimal.
Tak dapat kita pungkiri bahwa didalam proses pembelajaran guru akan diperhadapkan kepada siswa yang memiliki kemampuan belajar yang berbeda-beda, maka guru diharapkan mampu melihat situasi tersebut agar dapat menggunkan strategi pengajaran yang tepat guna.
Berikut ini akan dijelaskan tentang gambaran perbedaan kemampuan belajar siswa kelas VII MTs negeri balang-balang.
1. Gambaran Perhatian Siswa Ketika Guru Sedang Menyampaikan Materi Pelajaran Di Kelas
Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk memacu siswanya untuk terlibat langsung selama proses tersebut berjalan. Namun, kemampuan siswa dalam menerima dan memahami materi pelajaran yang disajikan tentunya berbeda-beda, bagi setiap individu siswa satu sama lain.
Tabel 5
Siswa Memperhatikan Ketika Guru Sedang Menyampaikan Materi Pelajaran Di kelas
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
1
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
38 10 2
76%
20%
4%
Jumlah 50 100%
Dataangket No.1
Tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab ya berjumlah 38 siswa atau 78% dari 50 responden, kemudian yang menjawab kadang-kadang berjumlah 10 orang atau 20%, sedangkan yang menjawab tidak pernah berjumlah 2 orang atau 4% hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa banyaknya responden yang menjawab ya, maka pada umumnya siswa kelas VII MTs negeri balang-balang memperhatikan ketika guru sedang menyampaikan materi pelajaran dikelas.
2. Siswa Mampu Memahami Materi Pelajaran Yang Disampaikan Oleh Guru dan Mengingatnya
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan.artinya tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan dan sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Untuk mencapai perubahan tersebut tentunya siswa sebagai peserta didik harus dapat memahami materi pelajaran yang disajikan oleh guru didalam kelas.
Kemampuan siswa untuk memahami dapat memberikan nilai tambah dalam usaha untuk memperoleh perubahan-perubahan yang telah diperolehnya dalam proses tersebut. Gambaran kemampuan siswa kelas VII MTs negeri balang-balang dapat memahami materi pelajaran yang disajikan oleh guru akan dijelaskan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 6
Siswa Mampu Memahami Materi Pelajaran yang Disampaikan Oleh Guru dan Mengingatnya
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
2
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
29 15 6
58%
30%
12%
Jumlah 50 100%
Data angket No.2
Tabel diatas dapat dilihat yang menjawab ya berjumlah 29 orang atau 58%, yang menjawab kadang-kadang adalah berjumlah 15 orang
atau 30%, sedangkan yang menjawab tidak pernah berjumlah 6 orang atau 12% dari 50 responden.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari persentase responden yang ada maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan kemampuan yang cukup signifikan dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
3. Siswa Dapat Menguasai Materi Pelajaran Yang Telah Disajikan Oleh Guru.
Hal lain yang bisa dijadikan sebagai patokan untuk dapat melihat perbedaan kemampuan siswa dalam proses belajar adalah sejauhmana siswa dapat menguasai materi yang telah disajikan oleh guru. Mengenai gambaran kemampuan siswa MTs negeri balang-balangdapat menguasai materi pelajaran yang telah disajikan oleh guru dan mampu memberikan contoh dapat dilihat dari tabel frekuensi berikut ini.
Tabel 7
Siswa Dapat Mengatasi Masalah Pelajaran yang Telah Disajikan oleh guru No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
3
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
15 29 6
30%
58%
12%
Jumlah 50 100%
Data angket No.3
Tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab ya berjumlah 15 orang atau 30%, yang menjawab kadang- kadang berjumlah 29 orang atau 58%, dan yang menjawab tidak pernah berjumlah 6 orang atau 12% dari 50 responden.
Hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa persentase dari jumlah responden yang bervariasi, maka jelaslah perbedaan tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah disajikan.
4. Siswa Mengerjakan Tugas-Tugas yang Diberikan Guru Atau Melakukan Percobaan Tentang Materi yang Telah Diajarkan
Dalam setiap proses pembelajaran seorang guru tentunya harus mengetahui sejauhmana para siswa menerima bahan pelajaran yang telah disampaikan, maka biasanya daktifitas dari proses pembelajaran yang sedang berlangsung guru memberikan tugas sebagai bahan evaluasi untuk melihat sejauhmana mereka menguasai materi pelajaran.
Tabel 8
Siswa Mengerjakan Tugas-tugas yang Diberikan Oleh Guru atau Melakukan percoban Tentang Materi Yang Telah Diajarkan No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
4
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
27 16 7
54%
32%
14%
Jumlah 50 100%
Data angket No.4
Tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab ya berjumlah 27 orang atau 54%, yang menjawab kadang- kadang 16 orang atau 32%, dan yang menjawab tidak pernah berjumlah 7 orang atau 14% dari 50 responden.
Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa banyaknya responden yang menjawab ya adalah 27 orang atau 54% dari 50 responden.
Gambaran ini menunjukkan bahwa siswakelas VII MTs Negeri balang- balang memiliki keaktifan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Menurut Arifuddin S.Ag selaku guru bahasa arabmenyatakan bahwa:
Keterlibatan siswa kelas VII MTs negeri balang-balang sangatlah baik, mereka aktif bertanya dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.Walaupun ada beberapa orang siswa yang kemampuannya tidak memenuhi standar namun dapat di netralisir dengan mengelompokkan mereka dan meberikan bimbingan khusus.(wawancara, 3 agustus 2015)
5. Siswa Mampu Mengerjakan Soal-Soal yang Diberikan Oleh Guru Dengan Mandiri
Dalam proses pembelajaran, selain guru memberikan tugas kepada setiap siswa, agar mendapatkan hasil yang lebih akurat maka guru juga menyodorkan bahan evaluasi kepada siswa berupa soal-soal yang dikerjakan secara mandiri. Dalam hal ini, akan nampak perbedaan kemampuan memahami materi pelajaran yang dimiliki sesuai dengan tingkat intelegensi yang dimiliki masing-masing.
Tabel 9
Siswa Mampu Mengerjakan Soal-Soal yang Diberikan Oleh Guru dengan Mandiri
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
5
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
17 26 7
34%
52%
14%
Jumlah 50 100%
Data angket No.5
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa yang menjawab ya berjumlah 17 orang atau 34%, yang menjawab kadang-kadang berjumlah 26 orang atau 52%, siswa yang menjawab tidak penah berjumlah 7 orang atau 14%dari 50 responden yang diteliti.
Tabel diatas menggabarkan bahwa kemampuan siswa kelas VII MTs negeri balang-balang berbeda-beda, ada yang mampu mengerjakan soal dengan baik ada pulayang kemampuannya tergantung pada jenis
dan butir soalnya. Sebagaimana penuturan dari salah seorang siswa kelas VII MTs negeri balang-balang Sri Wahyuni Saleh mengatakan bahwa :
Kemampuan menjawab soal yang diberikan oleh guru sangat tergantung pada situasi pembelajaran, menyenangkan atau tidak cara guru menyampaikan materi maka seperti itulah siswa mampu atau tidak dalam menjawab setiap soal-soal yang diberikan.(wawancara, 2 agustus 2015)
Dengan demikian gurulah yang berperan aktif dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman dam menyenangkan karena setiap perbedaan yang dimiliki oleh setiap siswa hendaknya mendapatkan perhatian yang serius dalam rangka menciptakan kondisi pembelajaran yang optimal.
Berdasarkan data dari masing-masing angket diatas maka dapat diketahui bahwa pada umumnya siswa kelas VII di MTs negeri balang- balang memiliki tingkat kemampuan belajar yang berbeda-beda, diantaranya ada yang memiliki kemampuan belajar yang tinggi (baik), sedang, dan rendah.
C. Strategi Mengajar Guru dalam Menghadapi Perbedaan Kemampuan Belajar Siswa Kelas VII MTs Negeri Balang-Balang.
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka mengajar sebagai tugas atau kegiatan guru.
Proses pembelajaran baru akan berjalan dengan optimal apabila guru menggunakan metode yang tepat. Dalam menyampaikan materi
pembelajaran hendaknya sesuai dengan kondisi siswa.Keluasan dan kedalaman bahan ajar harus disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan siswa.
Kemampuan siswa pada umumnya dapat dikelompokkan atas tiga bagian kelompok yang pandai dan cepat menangkap pelajaran, kelompok yang ada pada kategori sedang, dan kelompok kurang atau lambat menerima pelajaran.untuk mengatasi perbedaan kemampuan siswa maka guru harus menggunakan metode yang bervariasi, hasil wawancara penulis dengan guru Alquran hadits Drs. Khaerul Abd.Wahab mengemukakan bahwa:
Siswa di kelas VII memiliki tingkat kemampuan belajar yang berbeda- beda untuk mengatasi perbedaan tersebut maka guru mengelompokkan siswa menjadi dua bagian, siswa yang memiliki tingkat kemampuan belajar yang tinggi dan sedang dikelompokkan dan diberikan tugas yang diharapkan dapat dikerjakan dengan mandiri dan siswa yang kemampuan belajarnya rendah diberikan bimbingan yang banyak, tenyunya sesuai dengan situasi yang sedang belangsung.(wawancara, 3 agustus 2015)
1. Guru dalam Menyampaikan Materi Pelajaran Menggunakan Bahasa yang Mudah Difahami
Mengatasi perbedaan kemampuan belajar siswa dapat ditempuh dengan menggunakan metode yang bervariasi, namun untuk melakukan semua itu, harus didasari dengan pola komunikasi yang baik antara guru dan siswa, karena salah satu syarat keberhasilan suatu pembelajaran yaitu ketika guru menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan bahasa yang mudah difahami. Gambaran tentang menggunakan bahasa yang mudah di mengerti dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 10
Guru dalam Menyampaikan Pelajaran Menggunakan Bahasa yang Mudah Difahami
No Alternatif jawaban Frekuensi persentase
6
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
34 15 1
68%
30%
2%
Jumlah 50 100%
Data angket No.6
Tabel diatas dapat diketahui yang menjawab ya berjumlah 34 orang atau 68%, yang menjawab kadang-kadang berjumlah 15 orang atau 30%,dan yang menjawab tidak berjumlah 1 orang atau 2% dari 50 responden.Tabel diatas menggambarkan bahwa dala penyajian materi di depan kelas, guru selalu menggunakan bahasa yang mudah difahami oleh siswanya.
Menurut Diana Sari selaku guru fiqhi melalui hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis mengemukakan bahwa:
Untuk mengatasi perbedaan tingkat kemampuan belajar siswa kelas VII MTs negeri balang-balang, guru selalu mengkomunikasikan pembelajaran sesuai dengan bahasa yang mudah difahami oleh siswa dengan begitu, anak yang tingkat kemampuan belajarnya rendah sekalipun,dapat mengikuti proses belajar dengan menyenangkan.
(wawancara, 3 agustus 2015)
2. Guru Menggunakan Alat Peraga yang Sesuai Dengan Bahan Ajar Ketika Menjelaskan.
Perbedaan kemampuan siswa dalam menanggapi pelajaran merupakan tantangan tersendiri bagi guru, maka guru diharapkan dapat memperhatikan perkembangan mereka.namun, melihat perbedaan yang begitu signifikan, maka tidak mudah bagi guru untuk mentransfer ilmunya agar bisa diterima oleh setiap pribadi siswa tersebut.untuk itu guru harus menggunakan alat bantu untuk lebih mempermudah penjelasan terhadap materi ajar.
Tabel 11
Guru Menggunakan Alat Peraga yang Sesuai dengan Bahan Ajar Ketika Menjelaskan Materi Pelajaran
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
7
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
39 9 2
78%
18%
4%
Jumlah 50 100%
Data angket No.7
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat kita lihat bahwa yang menjawab ya berjumlah 39 orang atau 78%, yang menjawab kadaang- kadang berjumlah 9 orang atau 18%, dan yang menjawab tidak berjumlah 2 orang atau 4%
Gambaran ini menunjukkan bahwa dalam menyampaikan materi pelajaran, guru selalu menggunakan alat peraga. Namun menggunakan alat peraga harus disesuaikandengan bahan atau materi ajar sebab jika
tidak maka alat peraga bukan menjadi alat bantu penjelasan materi namun justru sebaliknya. Menurut salah seorang guru kelas VII MTs negeri balang-balang bahwa penggunaan alat peraga dalam pembelajaran itu harus tepat guna sehingga tidak semua bahan ajar harus menggunakan alat peraga, menurutnya pelajaran agama lebih cocok menggunakan metode ceramah, Tanya jawab, dan metode penugasan.
3. Guru Memberikan Kesempatan Bagi Siswa Untuk Belajar Sendiri Untuk membuka cakrawala berfikir dan memberikan kenyamanan dalam belajar kepada siswa, guru memberikan kesempata kepada siswa untuk belajar sendiri.Dari hasil observasi yang penulis lakukan, bahwa pada pembelajaran tertentu, siswa yang memiliki kemampuan belajar yang baik dan sedang diberikan kesempatan oleh guru untuk mengunjungi perpustakaan guna melakukan kegiatan belajar mandiri.
Berikut gambaran guru memberikan kesempatan kepada siswa kelas VII MTs negeri balang-balang untuk belajar sendiri melalui tabel berikut:
Tabel 12
Guru Memberikan Kesempatan Kepada Siswa Untuk Belajar Sendiri
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase
8
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
23 7 20
45%
14%
40%
Jumlah 50 100%
Data angket No.8
Tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab ya berjumlah 23 orang atau 45%, yang menjawab kadang- kadang berjumlah 7 orang atau 14%, dan yang menjawab tidak, berjumlah 20 orang atau 40% dari 50 responden.
Dari hasil angket ini dapat diketahui bahwa untuk mengatasi perbedaan kemampuan belajar siswa kelas VII MTs negeri balang-balang, guru memberikan kesempatan kepada siswa yang memiliki kemampuan belajar yang baik untuk belajar sendiri.Mengapa terdapat 20% yang manjawab tidak, karena siswa yang tingkat kemampuan belajarnya kurang tetap mendapatkan bimbingan.
Dari hasil wawancara, Drs Khaerun Abd.Wahab pada tanggal 3 agustus 2015 menjelaskan bahwa salah satu strategi/metode yang digunakan oleh guru untuk mengatasi perbedaan kemampuan belajar siswa kelas VII yaitu dengan mengelompokkan siswa. Siswa dari kelompok yang pandai dan sedang diberikan tugas dan berkesempatan untuk belajar mandiri dan kelompok yang kurang cepat dalam menanggapi pelajaran tetap diberikan bimbingan di kelas. Metode ini
dimaksudkan agar pembelajaran dapat berjalan sesuai harapan dan tujuan yang telah ditetapkan.
4. Guru Mengadakan Ulangan Harian Setelah Pembelajaran Selesai Setelah melalui beberapa tahap pembelajaran dengan metode yang digunakan oleh masing-masing guru, untuk mengetahui lebih lanjut peningkatan prestasi belajar siswa dikelas apakah mengalami peningkatan atau tidak setelah proses pembelajaran selesai,maka perlu diadaka tes, Tes yang digunakan bisa berupa ulangan harian .
Tabel 13
Guru Mengadakan Ulangan Harian Setelah Pembelajaran Selesai No Alternatif jawaban Frekwensi Persentase
9
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
27 14 9
54%
28%
18%
Jumlah 50 100%
Data angket No.9
Tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab ya berjumlah 27 orang atau 54%, yang menjawab kadang- kadang berjumlah 14 orang atau 28%, dan yang menjawab tidak, berjumlah 9 orang atau 18% dari 50 responden.
Data tersebut dapat diketahiu bahwa pemberian ulangan harian selalu dilakukan setelah pembelajaran usai.Adapun yang menjawab tidak
pernah menurut survey yang dilakukan oleh peneliti, mereka merupakan siswa yang termasuk memiliki kemampuan belajar yang kurang dan sering bolos sekolah.Menurut pemaparan Drs Kherul Abd Wahab bahwa:
Ada tiga aspek yang dinilai dalam menentukan tingkat keberhasilan siswa yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif. Ketiga aspek tersebut akan dinilai dan menjadi hasil akhir dari pencapaian belajar siswa kelasVII MTs negeri balang-balang khususnya.(wawancara,3 agustus 2015).
5. Guru Memberikan Tugas Pengayaan atau Remedial Terhadap siswa
Setelah mengadakan kegiatan evaluasi, perlu ada tindak lanjut untuk memastikan keberhasilan dari proses pembelajaran.tingkat keberhasilan proses pembelajaran bermanfaat untuk upaya yang dilakukan guru dalam perbaikan proses belajar apabila ada indikasi kegagalan dalam belajar.
Data tentang guru memberikan tugas pengayaan atau remedial terhadap siswa pada tabel berikut:
Tabel 14
Guru Memberikan Tugas Pengayaan Atau Remedial Terhadap Siswa
No Alternatif jawaban Frekuensi persentase
10
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
30 15 5
60%
30%
10%
Jumlah 50 100%
Data angket No.10
Tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab ya berjumlah 30 orang atau 60%, yang menjawab kadang- kadang berjumlah 15 orang atau 30%, dan yang menjawab tidak, berjumlah5 orang atau10% dari 50 responden.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa guru telah melakukan program pengayaan terhadap siswa yang pandai dan remedial terhadap siswa yang kurang dalam memahami pelajaran.hasil wawancara peneliti dengan guru bahasa arab Arifuddin S.Ag bahwa:
Meskipun siswa memiliki karakter yang berbeda dan tingkat kemampuan belajar yang berbeda-beda pula, tapi guru berusaha semaksimal mungkin untukMenghasilkan peserta didik yang unggul dalam prestasi dan kokoh dalam iman sebagai mana tujuan dari Madrasah.(wawancara, 3 agustus 2015)
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat dinyatakan bahwa dalam menghadapi perbedaan kemampuan belajar siswa kelas VII MTs negeri balang-balang, guru menerapkan berbagai strategi dimulai dari pembelajaran dibuka sampai pada tindak lanjut yang dilakukan guru untuk perbaikan proses pembelajaran.