BAB I PENDAHULUAN
G. Metode Penelitian
6. Teknik Analisis Data
maupun foto.50 Jadi dapat diketahui bahwa dokumen merupakan alat bantu penelitian yang memberikan informasi dalam bentuk rangkain kegiatan yang sudah diabadikan dalam bentuk tulisan, foto-foto kegiatan maupun video. Untuk itu dalam penelitian ini dokumen yang dimaksud adalah kegiatan dari penerapan metode gerakan dalam menghafal hadist untuk anak usia 5-6 tahun di RA Perwanida II Mataram.
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang yang tidak penting. Dengan demikian data yang dirangkum adalah data yang diperoleh dari proses wawancara, dokumentasi, dan observasi dari proses penggunaan metode gerakan di RA Perwanida II Mataram.
b. Data Display (Peyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”.Penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan teks yang bersifat naratif.52 Dapat disimpulkan bahwa dalam penyajian data kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan bagan, uraian singkat, hubungan antar kategori serta flawchart akan tetapi penelitian kualitatif lebih sering menggunakan teks yang bersifat naratif untuk mendeskripsikan temuan-temuan di lapangan terkait dengan penelitian ini maka penyajian data dengan menarasikan hasil dari penggunaan metode gerakan dalam menghafal hadits di RA Perwanida II Mataram.
52Ibid, hlm.341
c. Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)
Langkah ketiga dalam anlisis data kualitatif menurut miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.53Penarikan kesimpulan dalam hal ini mengenai temuan yang telah diperoleh dari lapangan mengenai metode gerakan dalam menghafal hadits di RA Perwanida II Mataram.
7. Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data dan temuan yang peneliti peroleh ada beberapa langkah yang dilakukan peneliti diantarnya:
a. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan yaitu melakukan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan direkam secara pasti dan sistematis.54 Dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan ketekunan ini agar memperoleh data secara teliti dan terus menerus sehingga data yang diteliti dapat diperoleh dengan baik dalam hal ini penggunaan dari metode gerakan dalam menghafal hadits untuk anak usia 5-6 Tahun di RA Perwanida II Mataram.
53Ibid, hlm.446.
54Sugiyono metode…, hlm. 492.
b. Triangulasi
Triangulasi is qualitative cross validation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sourceor multiple data collection procedures (William Wiersma).
Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagicara, erbagai waktu.Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, teknik pengumpulan data, dan waktu.55Dapat diketahui bahwa triangulasi merupakan pengujian data dari berbagai sumber informasi yang diperoleh untuk mengecek keabsahan data.Triangulasi dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber, teknik pengumpulan data, dan juga waktu.
Untuk itu, dalam penelitian ini agar memperoleh data yang dapat dijamin keabsahannya maka peneliti menggunakan triangulasi data dan triangulasi yang digunakan berupa triangulasi teknik pengumpulan data untuk mengetahui dari berbagai teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara dan dokumentasi agar memperoleh jawaban yang sama dari data-data yang diperoleh di lapangan dalam hal ini peneliti ingin mengetahui data tentang penggunaan metode gerakan dalam menghafal hadits di RA Perwanida II Mataram.
55Ibid,hlm.494.
H. Sistematika Pembahasan
Pada bagian penulisan sistematika dalam skripsi ini, peneliti akan menguraikan bagian-bagian yang akan dibahas yaitu:
1. BAB I (Pendahuluan)
Pada bagian pendahuluan terdapat pembahasan mengenai latar belakang masalah yang menjadi pokok persoalan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan keadaan di lapangan dalam hal ini penerapan metode gerakan dalam menghafal hadiits untuk anak usia 5-6 tahun di RA Perwanida II Mataram. Kemudian terdapat beberapa rumusan masalah yang akan difokuskan untuk dilakukan pengumpulan data tentang penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya dibahas mengenai tujuan dan manfaat penelitan, ruang lingkup, dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
2. BAB II (Paparan Data dan Temuan)
Pada bagian ini yang akan dipaparkan mengenai seluruh temuan lapangan yaitu: gambaran umum lokasi penelitian, penerapan metode gerakan dalam menghafal hadits, manfaat dari proses penerpan metode gerakan, kesulitan dan cara mengatasi kesulitan yang dihdapi ketika menerapkan metode gerakan.
3. BAB III (Pembahasan)
Pada bagian ini membahas mengenai penyajian data analasis terhadap paparan data dan temuan lapangan, yang terdapat pada bab II yaitu:penerapan metode gerakan dalam menghafal hadits untuk anak usia
5-6 tahun di RA Perwanida II Mataram, manfaat dari penerpan metode gerakan dalam menghafal hadits, kesulitan dalam menerapan metode gerakan untuk menghafal hadits serta cara mengetasi kesulitan dalam menerapan metode gerakan.
4. BAB IV (Penutup)
Pada bagian in berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitan yang telah dilakukan oleh peneliti dan saran yang akan diberikan oleh peneliti.
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram terletak di kelurahan Tanjung Karang Permai Kota Mataram dalam sejarah berdirinya, muncul atas dasar kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan usia dini. Yayasan Mandiri Dharma Wanita Persatuan Kemenag NTB merespon kebutuhan masyarakat tersebut, sehingga berdirilah RA Pewanida II.Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram ini dimulai pada tahun pelajaran 1984, kemudian didaftarkan ke Kementrian Agama Kantor Kota Mataram dan pada tanggal 15 Juli tahun 2003 mendapatkan legalitas berupa SK dengan nomor : Mi. 19/PP,04/1237/2003.
Perkembangan RA ini mengalami kemajuan yang sangat signifikan baik dari segi kuantitas jumlah anak didik yang tiap tahunnyaterus bertambah sampai pada tahun ini berjumlah 81 anak, dari segi kualitaspun sangat memuaskan. Dari dasar itulah tokoh masyarakat, yayasan, komite bahkan pengawas RA Kecamatan Sekarbela terus memotivasi dan menyarankan agar terus meningkatkan kuantitas dan kualitasnya baik melalui kegiatan workshop, diklat maupun dalam kegiatan Kelompok Kerja Raudhatul Athfal (KKRA) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) RA.
48
Dalam pelaksanaan kegiatan baik dari tingkat kecamatan maupun pada tingkat kabupaten, RA Perwanida selalu mengikutsertakan para peserta didik baik dalam kegiatan lomba maupun dalam kegiatan rutinnya dengan prestasi yang sangat memuaskan.
2. Letak Geografis Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram
Secara geografis Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram terletak di Jalan Barito VI Perumnas Kelurahan Tanjung Karang Permai Kecamatan Sekarbela Kota Mataram. Lokasi ini sangat tepat untuk proses belajar mengajar karena berada di tengah-tengah pemukiman warga dan mudah dijangkau oleh anak didik.
Adapun batas-batas lokasi Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram sebagai berikut: sebelah timur SDN No. 37 Ampenan, sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk dan sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk.
3. Visi dan Misi Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram a. Visi Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram
Terwujudnya sumber daya manusia yang relegius berdasarkan Iman dan Takwa Kepada Allah SWT dan berbudi pekerti yang luhur.
b. Misi Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram
1) Menyelenggarakan pendidikan Islam yang mantap
2) Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, menyenangkan dalam nuansa keagamaan yang harmonis.
3) Meningkatkan potensi, bakat, kreativitas, kemampuan, akademis dan kualitas emosional anak didik secara optimal.
4. Rekapitulasi Data Siswa RA Perwanida II Mataram
Rekapitulasi data siswa Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram pada tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Rekapitulasi Siswa Pada Tiga Tahun Terakhir56 No. Tahun
Pelajaran
Kelompok Jumlah Total
A (4-5 Th) B (5-6 Th)
L P JML L P JML L P JML
1 2016/2017 14 17 31 50 50 100 64 67 131 2 2017/2018 15 15 30 48 49 97 63 64 127 3 2018/2019 14 15 29 42 45 87 56 60 116 Berdasarkan tabel di atas tekait dengan rekapitulasi data siswa pada tiga tahun terakhir bahwa pada Tahun Pelajaran 2016/2017 secara keseluruhan berjumlah 131 anak, pada Tahun Pelajaran 2017/2018 berjumlah 127, dan pada Tahun Pelajaran 2018/2019 berjumlah 116 anak 5. Keadaan Guru Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram
Tabel 2.2
Data Kualifikasi Pendidik di RA Perwanida II Mataram Tahun Pelajaran 2019/202057
No Nama Pend.
Terakhir
Prodi/
Jurusan.
Status
Guru Pendamping Pengasuh
1 HJ. BQ. Farihun S1 PAI Kepsek √
2 Faizah S1 PPKN Guru √
3 Priyantini S1 PAI Guru √
4 St.Maryam S1 Syari’ah √ √
5 Ruminah S1 PAI √ √
56RA Perwanida II Mataram Dokumentasi Rekapitulasi Siswa Pada Tiga Tahun Terakhir Senin 24 Agustus 2020.
57RA Perwanida II Mataram Dokumentasi Data Kualifikasi Pendidik di RA Perwanida II MataramTahun Pelajaran 2019/2020Senin 24 Agustus 2020.
No Nama Pend.
Terakhir
Prodi/
Jurusan.
Status
Guru Pendamping Pengasuh
6 Indah Mega S1 Matematika √ √
7 Suharyati Mami PAI √ √
8 BQ. Suharni PAI √ √
9 Rahayu Suminar Bhs.
Indonesia
√ √
10 Liza Kurniawati S1 PAUD √ √
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa RA Perwanida II Mataram dipimpin oleh Hj. Bq. Farihun selaku kepala sekolah, dengan tempat tanggal lahir di Wanasaba, 31 Desember 1960, yang berkediaman di Jln. Sakura 4 Gg.3 No.7 Gomong Sakura. Untuk guru di RA Perwanida II Mataram pada setiap kelas memiliki 2 guru yang bertugas sebagai pendamping dan pengasuh, guru-guru tersebut rata-rata tamatan S-1 akan tetapi bukan dalam bidang PAUD namun dalam bidang studi yang berbeda-beda, dan hanya 1 guru yang tamatan S-1 PAUD.
Adapun untuk kelompok B1 dipegang oleh Liza Kurniawati dan Suharyanti Mami dengan jumlah siswa 23 anak yang terdiri dari 9 anak laki-laki dan 12 anak perempuan.
6. Sarana dan Prasarana Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram a. Alat Bantu Ajar
Tabel 2.4
Data Alat Bantu Ajar Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram58
No. Nama Alat Jml Tahun
Pengadaan
Kondisi Baik Rusak
1 Puzzle 20 2018 20 -
2 Alat menjahit 30 2017 30 -
3 Meronce 30 2017 30 -
4 Kertas lipat 110 2017 -
5 Karton manila 50 2018 - -
58RA Perwanida II Mataram Dokumentasi Data Alat Bantu Ajar Senin 24Agustus 2020.
6 Pohon hitung 4 2018 4 -
7 Papan absen 4 2017 4 -
8 Papan pajangan 4 2018 - -
9 Palstisin 4 top 2018 4 -
10 Alat menganyam 40 2018 40 -
b. Data Alat Bermain diluar
Tabel 2.5
Data Alat Bermain di Luar Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram59
No. Nama Alat Jml Tahun
Pengadaan
Kondisi Baik Rusak
1 Ayunan 4 2010 4 -
2 Prosotan 2 2009 2 -
3 Cawan Putar 1 2008 1 -
4 Jungkitan 4 2008 2 2
5 Jembatan 1 2018 1 -
6 Panjatan 1 2012 1 -
7 panjatan kurung 1 2015 1 -
RA Perwanida memiliki 4 ruang kelas yang terdiri dari 1 kelas A, B1, B2 dan B3, 1 kantor, 1 ruang guru, 1 perpustakaan, 1 UKS, 1 gudang dan 7 kamar mandi. Untuk intalasi seperti listrik, air, telepon, dan wifi internet sudah ada.Adapun sarana dan prasarana RA Perwanida II Mataram sudah lengkap, baik sarana in door dan out door.Untuk alat main in door yang masih dalam keadaan baik terdiri dari 40 alat penganyam, 4 plastisin, 4 papan absen, 4 pohon hitung, 30 alat meronce, 30 alat menjahit, dan 20 puzzle. Sedangkan alat main diluar atau aut door yang masih dalam keadaan baik terdiri dari 1 panjatan kurung, 1 panjatan, 1 jembatan, 2 jungkitan, 1 cawan putar, 2 peronsotan, dan 4 ayunan
59RA Perwanida II Mataram Dokumentasi Data Alat Bermain di Luar Senin 24 Agustus 2020.
7. Struktur Organisasi RA Perwanida II Mataram
Gambar 2.1
Struktur Organisasi RA Perwanida II Mataram60 B. Temuan Data
1. Penerapan Metode Gerakan Dalam Menghafal Hadits Untul Anak Usia 5-6 Tahun di RA Perwanida II Mataram.
Dari hasil observasi yang sudah dilakukan oleh peneliti di RA Perwanida II Mataram, melihat bagaimana kegiatan belajar berlangsung di dalam ruang kelas. Melihat bagaimana proses mengajarkan anak untuk menghafal hadits dengan cara yang digunakan berbeda dari metode menghafal yang kebanyakan dilakukan yaitu dengan menggunakan metode gerakan61
60RA Perwanida II Mataram Dokumentasi Struktur Organisasi Pada Tanggal 24 Agustus 2020
61Observasi kegiatan Menghafal Hadits RA Perwanida II Mataram, Pada Tanggal 10 Maret, 2020.
KEPALA TK/RA Hj. Baiq Farihun, S.Pd.I NIP. 19601231198302012
KOMITE Hj. Muharrofah, S.Pd.I
Guru KLP. B1 Liza K. S.Pd Suharyanti M., S.Pd GURU KLP A
Faizah, S.Pd Siti Maryam, S.Ag
GURU KLP B2 Bq. Suharni, S.Pd.I
Indah M. P, S.Pd
GURU KLP B3 Priyantini, S.Pd.I Ruminah, S. Ag.I WK. KEPALA TK/RA
Ghaniyah Chalidyanti S.Pd.I NIP.1977052120032001
Sebelum mengenal metode gerakan proses menghafal hadits dilakukan dengan caramembacakan hadits saja tanpa adanya kegiatan bergerak yang dapat membantu anak dalam menghafal. Menghafal dengan tanpa adanya gerakan kurang maksimal dan membuat anak mudah bosan.
Berikut sebagaimana dijelaskan oleh Suharyanti M., S.Pd selaku guru kelompok B1:
“Dalam pembelajaran hadits kepada anak usia dini diperlukan metode yang tepat agar anak dapat mengenal hadits-hadits pendek dan dapat diamalkan di kehidupan sehari-hari, dulu kami sudah pernah melakukan kegiatan menghafal dengan metode ceramah, percakapan dan tanya jawab kurang maksimal, akan tetapi bila metode yang disebutkan di atas dipadukan dengan metode yang kami gunakan saat ini (metode gerakan) sangat maksimal dan anak lebih bersemangat dalam menerima pembelajaran hadits”62
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Liza Kurniawati S.Pd selaku guru kelompok B1 yang menyatakan:
“Mengenal metode gerakan ini membuat kami sebagai guru terbantu dalam mengajarkan hadits kepada anak.Yang dulunya dilakukan dengan tanpa gerakan dan sekarang lebih mempermudah dan anak sangat menyukainya dengan bantuan gerakan.”63
Menghafal hadits dengan gerakan didapatkan setelah pendidik melakukan pelatihan yang membahas tentang kegiatan menghafal hadits untuk anak dengan menggunakan gerakan, dan mendapatkan buku pedoman yang berisi tentang cara menghafal hadits dengan gerakan.
Sehingga pendidik ingin menerapkan untuk proses menghafal anak.64 Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru wali kelas ibu Liza Kurniawati S.Pd yang menyatakan:
62Liza Kurniawati Wawancara, Pada Tanggal, 3 September 2020.
63Suharyanti M, Wawancara Pada Tanggal 4 September 2020.
64Dokumentasi, RA Perwanida II Mataram pada tanggal 24, Agustus 2020.
“Proses menghafal hadits sudah diterapkan sebelumnya dan dilakukan oleh guru dengan membacakan hadits dan anak mengikuti bacaan hadits yang diberikan.Hal ini membuat anak kurang aktif untuk menghafal hadits. Setelah beberapa guru melakukan kegiatan pelatihan tentang menghafal hadits dengan gerakan, dan belajar bagaimana cara menghafal hadits dengan gerakan dengan buku panduan dan kami rasa sangat mudah dan cocok untuk anak akhirnya diterapkan dan digunakan sampai sekarang.”65
Selanjutnya dari hasil wawancara dengan ibu Suharyanti M, S.Pd juga menyatakan:
“Alhamdullilah metode ini kami gunakan setelah guru-guru disekolah ini melakukan pelatihan dan dengan adanya pelatihan (workshop) tersebut kami tertarik untuk mencobanya kepada anak dan anak sangat tertarik untuk melakukan kegiatan menghafal.66 Hal ini juga disampaikan oleh ibu kepala sekolah RA Perwanida II Mataram yang mengatakan:
“Metode gerakan ini didapatkan pada saat guru-guru melakukan pelatihan dan mendapatkan buku pedoman tentang kegiatan menghafal dengan gerakan. Guru yang mengikuti pelatihan mengajarkan kembali kepada guru yang lain untuk diterapkan dalam menghafal. Dulu sudah ada kegiatan menghafal hanya dengan membacakan hadits dan anak mengikuti sekarang dilakukan dengan gerakan dan itu lebih mudah dan cepat sekali.”67 Dari hasil observasi yang dilihat oleh peneliti kegiatan menghafal dengan metode ini anak terlihat sangat antusias untuk melakukan kegiatan menghafal karena dengan adanya gerakan68
Dari observasi tersebut diperjelas dengan hasil wawancara dengan ibu Liza Kurniawati S.Pd pada hari kamis 3 September 2020, selaku sumber data yang mengatakan:
65Liza KurniawatiWawancara, Pada Tanggal 5 September 2020.
66Suharyanti M,WawancaraPada Tanggal, 4 Agustus 2020
67Baiq Farihun Wawancara Pada Tanggal,1 September 2020.
68Observasi RA Perwanida II Mataram, pada tanggal, 10 Maret 2020.
“Metode gerakan dalam menghafal hadits sebuah metode yang bisa dilakukan guru untuk mempermudah anak dalam proses menghafal hadits karena apa yang diucapkan anak kita barengi dengan gerakan dan itu mempermudah anak, metode yang sangat menyenangkan untuk mengajarkan kepada anak hadits pendekdengan gerakan- gerakan yang berhubungan dengan hadits yang dibacakan agar anak mudah untuk mengingat hadits tersebut dan anak sangat menyukai karena dibantu dengan gerakan.ada. adapun hadits-hadits yang diajarkan yaitu hadits, tersenyum, kasih sayang, jangan marah, kebersihan, Allah itu indah dan juga hadits tentang niat”69
Hal yang samadisampaikan oleh ibu Suharyanti M.,S.Pd yang juga guru kelompok B1 mengatakan bahwa:
“Metode gerakan cara mengajarkan kepada anak macam-macam hadits pendek yaitu hadits tentang tersenyum, kasih sayang, jangan marah, kebersihan, dan juga niat dengan menirukan gerakan- gerakan yang berhubungan dengan hadits supaya anak mudah mengingat hadits tersebut. Misalnya hadits kasih sayang dengan gerakan kedua tangan memegang bahu, serta gerakan-gerakan lainnya yang berkaitan dengan hadits tersebut”70
Kegiatan pembelajaran menghafal hadits dengan gerakan selain mempermudah anak.Hafalan hadits anak juga meningkat.Anak dapat menghafal beberapa hadits dalam waktu yang cukup cepat.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan ibu Liza Kurniawati S.Pd yang menyatakan:
“Sampai saat ini menghafal hadits dengan gerakan ini membuat anak mampu menghafal hadits dalam waktu yang cukup cepat dan anak sudah mampu menghafal hadits dengan gerakannya tanpa bantuan guru lagi”71
Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Suharyanti M, S.Pd sebagai salah satu pendidik B1 yang menyatakan:
69 Liza KurniawatiWawancara, 3, September 2020.
70Suharyanti M, Wawancara, 7 September 2020.
71Liza Kurniawati,Wawancara, 5 September 2020.
“Alhamdullilah anak dengan mudah menghafal dan mengingat bunyi hadits sehingga guru bisa memberikan hafalan hadits berikutnya.”72
Dalam kegiatan menghafal hadits tentunya memiliki langkah- langkah atau proses dalam menerapkannya adapun proses penerapan metode gerakan berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti hal yang pertama dilakukan adalah dengan mempersiapkan hadits yang akan diajarkan
1. Persiapan Hadits
Adapun dalam kegiatan persiapan yang dilakukan oleh guru yaitu tidak terlepas dari kegiatan perencanaan pembelajaran yang tersusun dalam rencana kegiatan pembelajaran harian (RPPH). Yang akan digunakan dalam melaksanakan pembelajaran dan terdapat kegiatan menghafal hadits.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu Liza Kurniawati, S.Pd:
“Iya, sebelumnya kan kita memiliki rencana misalnya minggu ini kita akan hafalin hadits tersenyum nah, sebelum kita ke anak-anak kita dulu yang melakukan persiapan latihan. Agar apa pas nanti kita ajarkan kepada anak itu kita ngak lihat buku lagi jadi udah diluar kepala.Mempersiapkan haditsnya dalam RPPHdan juga belajar hadits itu dengan gerakannya agar bisa menyampaikan kepada anak dengan baik”73.
Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Suharyanti M, S.Pd:
“Tentu ketika kita ingin mengajarkan kepada anak, kita sebagai guru perlu persiapan dengan menyusun rencana pelaksnaan pembelajaran harian (RPPH) hadits yang sudah
72Suharyanti M, Wawancara 7 September 2020
73Liza Kurniawati, Wawancara,Pada Tanggal, 3 September 2020.
tercantum di RPPH kemudian kita mempelajari hadits apa yang ingin disampaikan kepada anak didik kita supaya tidak lupa ketika berada di depan anak.”74
2. Pelaksanaan di dalam Kelas
Setelah melakukan persiapan hadits langkah selanjutnya yaitu pelaksanaan atau mengajarkan kepada anak.Adapun langkah-langkah penerapannya yaitu berdasarkan hasil wawancara dengan guru wali kelas Ibu Liza Kurniawati yang mengatakan:
“Awalnya kita ajari anak haditsnya sedikit gerakannya sedikit baru kita satukan sampai akhir dengan gerakannya secara perlahan-lahan agar anak mudah untuk mengikuti gerakannya.Setelah itu baru dibaca semua dengan gerakannya”75
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Suharyanti M, S.Pd sebagai guru wali kelas B1.
“Kita membacakan hadits beserta dengan gerakannya sedikit kita berikan agar anak mudah mengikutinya. Sampai anak bisa melakukannya sendiri mengikuti gerakannya”76
3. Evaluasi Hafalan
Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi untuk hadits yang telah diajarkan sebelum berdo’a pulang maka anak diberikan arahan untuk membacakan hadits yang sudah dihafal hal ini sesuai dengan peryataan dari wali kelas ibu Liza Kurniawati S.Pd yang menyatakan:
“Setiap selesai kegiatan belajar atau sebelum berdo’a pulang kami melakukan pengulangan untuk menguatkan hafalan yang telah diberikan, yaitu dengan menyuruh beberapa anak untuk maju ke depan untuk menghafal hadits yang diberikan agar hafalan anak bisa maksimal dan tidak mudah lupa”77
74Suharyanti M, Wawancara Pada Tanggal 4 September 2020.
75Liza Kurniawati, Wawancara, Pada Tanggal 5 September 2020.
76 Suharyanti Wawancara,Pada Tanggal, 7 September 2020.
77 Liza Kurniawati, Wawancara Pada Tanggal, 5 September 2020.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Suharyanti M, S.Pd yang juga merupakan guru wali kelas B1 mengatakan:
“Setelah selesai kegiatan inti terakhir dilakukan evaluasi atau pengulangan hadits-hadits yang telah di hafal pada hari itu, dan juga hadits yang sebelumnya telah dihafal agar anak tetap mengingatnya.”78
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dalam proses menghafal hadits dengan gerakan di RA Perwanida II Mataram diterapkan setelah pendidik melakukan kegiatan pelatihan yang mengikutsertakan beberapa pendidik. Dari hasil pelatihan guru mendapatkan buku pedoman yang di dalamnya terdapat hafalan hadits beserta gerakannya, setelah itu guru memperlajari untuk diterapkan kepada anak.
Dalam proses penerapannya dilakukan dengan langkah- langkah yang pertama yaitu persiapan, yaitu membuat rencana kegiatan pembelajaran harian (RPPH) yang di dalamnya terdapat hadits yang akan diajarkan kepada anak, pendidik mempersiapkan untuk menghafal hadits beserta dengan gerakannya agar memudahkan dalam proses penyampaian kepada anak, setelah mempersiapkan hadits yang akan diajarkan, selanjutnya yaitu pelaksanaan di dalam ruang kelas yang dilakukan oleh pendidik dengan membacakan hadits beserta denngan gerakannya secara perlahan-lahan agar anak mudah
78 Suharyanti, Wawancara, Pada Tanggal,4 September 2020.