BAB I PENDAHULUAN
G. Metode Penelitian
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data di lapangan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.Untuk kegiatan observasi berkaitan dengan peristiwa yang sedang terjadi saat ini maka peneliti tidak dapat melakukan observasi secara langsung.Akan tetapi peneliti sudah pernah melakukan pra penelitian di lembaga tersebut dan melihat secara langsung bagaimana kondisi lembaga tersebut dan proses penerapan dari metode gerakan dalam menghafal hadits di RA Perwanida II Mataram. Untuk itu peneliti lebih memperdalam data penelitian dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi.
a. Wawancara
Esterberg mendefenisikan interview sebagai berikut “a
meeting for stwo persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”.Wawancara merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanyajawab, sehingga dapat disusun makna dalam suatu topik.Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga untuk mengetahui hal-hal dari orang yang memberikan informasi secara mendalam.46 Dapat diketahui bahwa wawancara meupakan proses mencari informasi melalui komunikasi secara langsung dengan pemberian pertanyaan tentang penelitian yang akan dilakukan kepada orang yang memberikan informasi.
Esterberg mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu:
wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
46Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&A (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm.317
diperoleh. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data sudah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan.47Jadi wawancara terstruktur merupakan wawancara yang digunakan dalam pengumpulan data yang jawabannya sudah disiapkan oleh peneliti itu sendiri.
2) Wawancara semiterstruktur
Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-depth interview, yang dalam pelaksanaanya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur.Tujuan dari wawancara ini untuk menemukan permasalahan secara terbuka, diamana pihak yang diajak dalam wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Peneliti perlu teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh pemberi informasi.48Jadi wawancara semiterstruktur merupakan pengumpulandatanya lebih bebas kepada pemberi informasi secara terbuka.
3) Wawancara tak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-
47Ibid hlm.319.
48Ibid, hlm.320.
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.49Dapat diketahui bahwa wawancara tersebut merupakan wawancara bebas yang dan tidak perpatokan pada pedoman wawancara.
Berdasarkan macam-macam wawancara yang dipaparkan di atas maka dalam peneliti ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur dengan menggunakan kedua wawancara ini maka peneliti akan lebih mudah untuk menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diteliti dengan secara terstruktur dan menggunakan wawancara tak struktur untuk mendapatkan informasi yang lebih dan tidak berpatokan dengan pedoman wawancara yang sudah disusun ketika berada di lapangan untuk mengetahui lebih dalam mengenai penelitian yang dilakukan.
Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam kegiatan wawancara antara lain pedoman wawancara, buku catatan, dan alat perekam (HP). Untuk memperoleh data-data penelitian maka dibutuhkan pedoman dalam kegiatan wawancara dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian. Adapun kegiatan wawancara yang akan dilakukan berkaitan dengan proses penerapan dari metode gerakan dalam menghafal hadits, manfaat dari kegiatan menghafal hadits dengan
49Ibid
metode gerakan, kesulitan dan cara mengatasi kesulitan dalam menghafal dengan gerakan di RA Perwanida II Mataram.
Adapun kisi-kisi wawancara yang akan digunakan oleh peneliti ialah:
Tabel 1.1
Kisi-kisi wawancara di RA Perwanida II Mataram
No Rumusan
Masalah
Indikator Pertanyaan 1. Bagaimanakah
Penerapan Metode Gerakan Dalam
Menghafal Hadits Untuk Anak
a.Penerapan metode gerakan dalam menghafal hadits
1. Apakah yang ibu ketahui tentang metode gerakan?
2. Sejak kapan metode gerakan diterapkan?
3. Apakah sebelum menerapkan metode gerakan adakah metode lain yang digunakan?
4. Apakah perbedaan metode yang lain dengan metode yang digunakan saat ini?
5. Bagaimanakah proses penerapan metode gerakan dalam menghafal hadits untuk anak?
6. Apakah dengan menggunakan metode gerakan dapat memudahkan proses menghafal hadits anak?
7. Dalam menerapkan metode menghafal hadits dengan gerakan apakah sebelumnya
dilakukan pelatihan?
b. Persiapan guru dalam menerapkan
8. Apakah dalam kegiatan menghafal hadits dengan
metode gerakan
gerakan ibu
melakukan persiapan terlebih dahulu?
9. Proses penerapan metode gerakan dalam menghafal hadits apakah dilakukan dengan menggunakan buku pedoman?
c. Pelaksanaan 10.Bagaimanakah proses pelaksaan metode gerakan dalam menghafal hadits?
11.Apakah dalam pelaksanaan kegiatan menghafal dilakukan dengan cara bergilir?
d. Evaluasi 12.Bagaiamanakah proses mengevaluasi hafalan hadits anak?
13.Apakah dalam proses evaluasi dilakukan setiap hari?
2. Bagaimanakah manfaat dari penerapan metode gerakan dalam menghafal hadits anak
a. Manfaat metode gerakan dalam menghafal hadits anak
14.Apa sajakah manfaat dari menghafal hadits untuk anak usia dini?
15.Apakah penting untuk diterapkan pembelajaran menghafal hadits untuk anak?
16.Apakah ada pengaruh dari hafalan hadits terhadap perilaku anak?
17.Apakah metode tersebut mampu meningkatkan hafalan hadits anak b. Manfaat
metode gerakan
18.Apakah proses menghafal dengan gerakan dapat
dalam aspek perkemban gan anak
meningkatkan beberapa aspek perkembangan anak?
19.Bagaimanakah pengaruh dari metode gerakan terhadap fisik motorik anak?
3. Kesulitan dalam menerapkan metode gerakan untuk menghafal hadits anak
a. Kesulitan guru dalam menerapka n metode gerakan
20.Apakah metode gerakan sulit untuk diterapkan?
21.Apa sajakah kesulitan dalam melakukan kegiatan menghafal hadits dengan gerakan?
b. Kesulitan anak dalam menghafal dengan gerakan
22.Apakah kesulitan bagi anak dalam menerapkan metode gerakan
4. Cara mengatasi kesulitan dalam menerapkan metode gerakan
a. Cara guru dalam mengatasi kesulitan b. Cara guru
mengatasi kesulitan pada anak
23.Bagaimanakah cara ibu mengatasi kesulitan yang dihadapi ketika melakukan kegiatan menghafal dengan metode gerakan?
24.Bagaimanakah cara mengatasi anak yang kesulitan dalam melakukan kegiatan menghafal?
b. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan atau karya sesorang tentang sesuatu yang telah berlalu dapat berbentuk teks tertulis, gambar
maupun foto.50 Jadi dapat diketahui bahwa dokumen merupakan alat bantu penelitian yang memberikan informasi dalam bentuk rangkain kegiatan yang sudah diabadikan dalam bentuk tulisan, foto-foto kegiatan maupun video. Untuk itu dalam penelitian ini dokumen yang dimaksud adalah kegiatan dari penerapan metode gerakan dalam menghafal hadist untuk anak usia 5-6 tahun di RA Perwanida II Mataram.