BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
B. Temuan
1. Penerapan Metode Gerakan Dalam Menghafal Hadits Untul Anak Usia 5-6 Tahun di RA Perwanida II Mataram.
Dari hasil observasi yang sudah dilakukan oleh peneliti di RA Perwanida II Mataram, melihat bagaimana kegiatan belajar berlangsung di dalam ruang kelas. Melihat bagaimana proses mengajarkan anak untuk menghafal hadits dengan cara yang digunakan berbeda dari metode menghafal yang kebanyakan dilakukan yaitu dengan menggunakan metode gerakan61
60RA Perwanida II Mataram Dokumentasi Struktur Organisasi Pada Tanggal 24 Agustus 2020
61Observasi kegiatan Menghafal Hadits RA Perwanida II Mataram, Pada Tanggal 10 Maret, 2020.
KEPALA TK/RA Hj. Baiq Farihun, S.Pd.I NIP. 19601231198302012
KOMITE Hj. Muharrofah, S.Pd.I
Guru KLP. B1 Liza K. S.Pd Suharyanti M., S.Pd GURU KLP A
Faizah, S.Pd Siti Maryam, S.Ag
GURU KLP B2 Bq. Suharni, S.Pd.I
Indah M. P, S.Pd
GURU KLP B3 Priyantini, S.Pd.I Ruminah, S. Ag.I WK. KEPALA TK/RA
Ghaniyah Chalidyanti S.Pd.I NIP.1977052120032001
Sebelum mengenal metode gerakan proses menghafal hadits dilakukan dengan caramembacakan hadits saja tanpa adanya kegiatan bergerak yang dapat membantu anak dalam menghafal. Menghafal dengan tanpa adanya gerakan kurang maksimal dan membuat anak mudah bosan.
Berikut sebagaimana dijelaskan oleh Suharyanti M., S.Pd selaku guru kelompok B1:
“Dalam pembelajaran hadits kepada anak usia dini diperlukan metode yang tepat agar anak dapat mengenal hadits-hadits pendek dan dapat diamalkan di kehidupan sehari-hari, dulu kami sudah pernah melakukan kegiatan menghafal dengan metode ceramah, percakapan dan tanya jawab kurang maksimal, akan tetapi bila metode yang disebutkan di atas dipadukan dengan metode yang kami gunakan saat ini (metode gerakan) sangat maksimal dan anak lebih bersemangat dalam menerima pembelajaran hadits”62
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Liza Kurniawati S.Pd selaku guru kelompok B1 yang menyatakan:
“Mengenal metode gerakan ini membuat kami sebagai guru terbantu dalam mengajarkan hadits kepada anak.Yang dulunya dilakukan dengan tanpa gerakan dan sekarang lebih mempermudah dan anak sangat menyukainya dengan bantuan gerakan.”63
Menghafal hadits dengan gerakan didapatkan setelah pendidik melakukan pelatihan yang membahas tentang kegiatan menghafal hadits untuk anak dengan menggunakan gerakan, dan mendapatkan buku pedoman yang berisi tentang cara menghafal hadits dengan gerakan.
Sehingga pendidik ingin menerapkan untuk proses menghafal anak.64 Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru wali kelas ibu Liza Kurniawati S.Pd yang menyatakan:
62Liza Kurniawati Wawancara, Pada Tanggal, 3 September 2020.
63Suharyanti M, Wawancara Pada Tanggal 4 September 2020.
64Dokumentasi, RA Perwanida II Mataram pada tanggal 24, Agustus 2020.
“Proses menghafal hadits sudah diterapkan sebelumnya dan dilakukan oleh guru dengan membacakan hadits dan anak mengikuti bacaan hadits yang diberikan.Hal ini membuat anak kurang aktif untuk menghafal hadits. Setelah beberapa guru melakukan kegiatan pelatihan tentang menghafal hadits dengan gerakan, dan belajar bagaimana cara menghafal hadits dengan gerakan dengan buku panduan dan kami rasa sangat mudah dan cocok untuk anak akhirnya diterapkan dan digunakan sampai sekarang.”65
Selanjutnya dari hasil wawancara dengan ibu Suharyanti M, S.Pd juga menyatakan:
“Alhamdullilah metode ini kami gunakan setelah guru-guru disekolah ini melakukan pelatihan dan dengan adanya pelatihan (workshop) tersebut kami tertarik untuk mencobanya kepada anak dan anak sangat tertarik untuk melakukan kegiatan menghafal.66 Hal ini juga disampaikan oleh ibu kepala sekolah RA Perwanida II Mataram yang mengatakan:
“Metode gerakan ini didapatkan pada saat guru-guru melakukan pelatihan dan mendapatkan buku pedoman tentang kegiatan menghafal dengan gerakan. Guru yang mengikuti pelatihan mengajarkan kembali kepada guru yang lain untuk diterapkan dalam menghafal. Dulu sudah ada kegiatan menghafal hanya dengan membacakan hadits dan anak mengikuti sekarang dilakukan dengan gerakan dan itu lebih mudah dan cepat sekali.”67 Dari hasil observasi yang dilihat oleh peneliti kegiatan menghafal dengan metode ini anak terlihat sangat antusias untuk melakukan kegiatan menghafal karena dengan adanya gerakan68
Dari observasi tersebut diperjelas dengan hasil wawancara dengan ibu Liza Kurniawati S.Pd pada hari kamis 3 September 2020, selaku sumber data yang mengatakan:
65Liza KurniawatiWawancara, Pada Tanggal 5 September 2020.
66Suharyanti M,WawancaraPada Tanggal, 4 Agustus 2020
67Baiq Farihun Wawancara Pada Tanggal,1 September 2020.
68Observasi RA Perwanida II Mataram, pada tanggal, 10 Maret 2020.
“Metode gerakan dalam menghafal hadits sebuah metode yang bisa dilakukan guru untuk mempermudah anak dalam proses menghafal hadits karena apa yang diucapkan anak kita barengi dengan gerakan dan itu mempermudah anak, metode yang sangat menyenangkan untuk mengajarkan kepada anak hadits pendekdengan gerakan- gerakan yang berhubungan dengan hadits yang dibacakan agar anak mudah untuk mengingat hadits tersebut dan anak sangat menyukai karena dibantu dengan gerakan.ada. adapun hadits-hadits yang diajarkan yaitu hadits, tersenyum, kasih sayang, jangan marah, kebersihan, Allah itu indah dan juga hadits tentang niat”69
Hal yang samadisampaikan oleh ibu Suharyanti M.,S.Pd yang juga guru kelompok B1 mengatakan bahwa:
“Metode gerakan cara mengajarkan kepada anak macam-macam hadits pendek yaitu hadits tentang tersenyum, kasih sayang, jangan marah, kebersihan, dan juga niat dengan menirukan gerakan- gerakan yang berhubungan dengan hadits supaya anak mudah mengingat hadits tersebut. Misalnya hadits kasih sayang dengan gerakan kedua tangan memegang bahu, serta gerakan-gerakan lainnya yang berkaitan dengan hadits tersebut”70
Kegiatan pembelajaran menghafal hadits dengan gerakan selain mempermudah anak.Hafalan hadits anak juga meningkat.Anak dapat menghafal beberapa hadits dalam waktu yang cukup cepat.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan ibu Liza Kurniawati S.Pd yang menyatakan:
“Sampai saat ini menghafal hadits dengan gerakan ini membuat anak mampu menghafal hadits dalam waktu yang cukup cepat dan anak sudah mampu menghafal hadits dengan gerakannya tanpa bantuan guru lagi”71
Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Suharyanti M, S.Pd sebagai salah satu pendidik B1 yang menyatakan:
69 Liza KurniawatiWawancara, 3, September 2020.
70Suharyanti M, Wawancara, 7 September 2020.
71Liza Kurniawati,Wawancara, 5 September 2020.
“Alhamdullilah anak dengan mudah menghafal dan mengingat bunyi hadits sehingga guru bisa memberikan hafalan hadits berikutnya.”72
Dalam kegiatan menghafal hadits tentunya memiliki langkah- langkah atau proses dalam menerapkannya adapun proses penerapan metode gerakan berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti hal yang pertama dilakukan adalah dengan mempersiapkan hadits yang akan diajarkan
1. Persiapan Hadits
Adapun dalam kegiatan persiapan yang dilakukan oleh guru yaitu tidak terlepas dari kegiatan perencanaan pembelajaran yang tersusun dalam rencana kegiatan pembelajaran harian (RPPH). Yang akan digunakan dalam melaksanakan pembelajaran dan terdapat kegiatan menghafal hadits.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu Liza Kurniawati, S.Pd:
“Iya, sebelumnya kan kita memiliki rencana misalnya minggu ini kita akan hafalin hadits tersenyum nah, sebelum kita ke anak-anak kita dulu yang melakukan persiapan latihan. Agar apa pas nanti kita ajarkan kepada anak itu kita ngak lihat buku lagi jadi udah diluar kepala.Mempersiapkan haditsnya dalam RPPHdan juga belajar hadits itu dengan gerakannya agar bisa menyampaikan kepada anak dengan baik”73.
Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Suharyanti M, S.Pd:
“Tentu ketika kita ingin mengajarkan kepada anak, kita sebagai guru perlu persiapan dengan menyusun rencana pelaksnaan pembelajaran harian (RPPH) hadits yang sudah
72Suharyanti M, Wawancara 7 September 2020
73Liza Kurniawati, Wawancara,Pada Tanggal, 3 September 2020.
tercantum di RPPH kemudian kita mempelajari hadits apa yang ingin disampaikan kepada anak didik kita supaya tidak lupa ketika berada di depan anak.”74
2. Pelaksanaan di dalam Kelas
Setelah melakukan persiapan hadits langkah selanjutnya yaitu pelaksanaan atau mengajarkan kepada anak.Adapun langkah-langkah penerapannya yaitu berdasarkan hasil wawancara dengan guru wali kelas Ibu Liza Kurniawati yang mengatakan:
“Awalnya kita ajari anak haditsnya sedikit gerakannya sedikit baru kita satukan sampai akhir dengan gerakannya secara perlahan-lahan agar anak mudah untuk mengikuti gerakannya.Setelah itu baru dibaca semua dengan gerakannya”75
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Suharyanti M, S.Pd sebagai guru wali kelas B1.
“Kita membacakan hadits beserta dengan gerakannya sedikit kita berikan agar anak mudah mengikutinya. Sampai anak bisa melakukannya sendiri mengikuti gerakannya”76
3. Evaluasi Hafalan
Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi untuk hadits yang telah diajarkan sebelum berdo’a pulang maka anak diberikan arahan untuk membacakan hadits yang sudah dihafal hal ini sesuai dengan peryataan dari wali kelas ibu Liza Kurniawati S.Pd yang menyatakan:
“Setiap selesai kegiatan belajar atau sebelum berdo’a pulang kami melakukan pengulangan untuk menguatkan hafalan yang telah diberikan, yaitu dengan menyuruh beberapa anak untuk maju ke depan untuk menghafal hadits yang diberikan agar hafalan anak bisa maksimal dan tidak mudah lupa”77
74Suharyanti M, Wawancara Pada Tanggal 4 September 2020.
75Liza Kurniawati, Wawancara, Pada Tanggal 5 September 2020.
76 Suharyanti Wawancara,Pada Tanggal, 7 September 2020.
77 Liza Kurniawati, Wawancara Pada Tanggal, 5 September 2020.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Suharyanti M, S.Pd yang juga merupakan guru wali kelas B1 mengatakan:
“Setelah selesai kegiatan inti terakhir dilakukan evaluasi atau pengulangan hadits-hadits yang telah di hafal pada hari itu, dan juga hadits yang sebelumnya telah dihafal agar anak tetap mengingatnya.”78
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dalam proses menghafal hadits dengan gerakan di RA Perwanida II Mataram diterapkan setelah pendidik melakukan kegiatan pelatihan yang mengikutsertakan beberapa pendidik. Dari hasil pelatihan guru mendapatkan buku pedoman yang di dalamnya terdapat hafalan hadits beserta gerakannya, setelah itu guru memperlajari untuk diterapkan kepada anak.
Dalam proses penerapannya dilakukan dengan langkah- langkah yang pertama yaitu persiapan, yaitu membuat rencana kegiatan pembelajaran harian (RPPH) yang di dalamnya terdapat hadits yang akan diajarkan kepada anak, pendidik mempersiapkan untuk menghafal hadits beserta dengan gerakannya agar memudahkan dalam proses penyampaian kepada anak, setelah mempersiapkan hadits yang akan diajarkan, selanjutnya yaitu pelaksanaan di dalam ruang kelas yang dilakukan oleh pendidik dengan membacakan hadits beserta denngan gerakannya secara perlahan-lahan agar anak mudah
78 Suharyanti, Wawancara, Pada Tanggal,4 September 2020.
dalam mengikutinya. Yang terakhir adalah evaluasi hafalan yang dilakukan sebelum kegiatan berakhir.
2. Manfaat Penerapan Metode Gerakan dalam Menghafal Hadits Untuk Anak Usia5-6 Tahun RA Perwanida II Mataram.
a. Anak Lebih Mudah dalam Melakukan Kegiatan Menghafal
Menghafal dengan menggunakan gerakan dapat membuat anak lebih semangat dan mudah untuk melakukan kegiatan menghafal beserta dengan gerakannya
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan wali kelas ibu Liza Kurniawati S.Pd yang menyatakan:
“Tentu dengan adanya metode gerakan ini kita dapat mengajarkan ke anak lebih mudah, dan anak pun dapat menerimanya lebih mudah.Anak-anaksangat aktif dalam menghafal ketika kami mengatakan bacakan hadits, anak-anak langsung siap dengan gerakannya karena anak lebih suka bergerak dari pada diam dan mendengarkan jadinya anak lebih suka dengan melakukan gerakan-gerakan untuk membuatnya lebih bersemangat.”79
Hal yang sama juga dijelaskan oleh ibu Suharyanti M, S.Pd yang menyatakan:
“Alhamdullilah anak dengan mudah menghafal dan mengingat bunyi hadits sehingga guru dengan mudah memberikan hafalan hadits berikutnya. Proses menghafal menjadi lebih santai dan anak menikmati sambil bergerak. Anak lebih mudah untuk mengungkapkan bacaan hadits karena adanya gerakan-gerakan tersebut.”80
79Liza Kurniawati, WawancaraPada Tanggal 5 September 2020.
80 Suharyanti M, Wawancara, Pada Tanggal 7 September 2020.
b. Menyimbangkan Otak Kiri dan Kanan Anak.
Menghafal dengan gerakan dapat membantu dalam menyeimbangkan otak kanan dan kiri karena gerakan ini akan membuat anak menggerakan tangan kanan dan kiri yang dapat membantu anak untuk merefleks pembelajaran yang diberikan hal ini sebagaimana diungkapkan oleh ibu Liza Kurniawati S.Pd:
“Menghafal dengan gerakan ini kan anak itu menggerakan kedua tangannya sesuai dengan hafalan hadits yang sedang dibacakan dan itu membuat otak kanan dan kiri bisa seimbang.
Anak melihat mendengarkan membacakan hadits, berpikir tentang gerakan-gerakan yang terdapat dalam hadits”81
Hal yang samajuga diungkapkan oleh ibu Suharyanti M, S.Pd
“Gerakan tangan mempengaruhi kemampuan otak kiri dan kanan membantu dalam merespon pembelajaran yang diberikan.”82
c. Membiasakan Anak Agar Senantiasa Berperilaku Baik dan Diterapkan dalam Kehidupan Sehari.
Menghafal hadits tentunya dapat memberikan nilai positif bagi anak terutama anak usia dini yang masih dalam tahap meniru, bagaimana perilaku orang-orang yang berada disekitarnya sehingga belajar hadits memberikan teladan untuk kehidupan sehari-hari anak.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara ibu Suharyanti M, S.Pd yang menyatakan:
“Agar generasi Islam bisa mencontoh akhlakul karimah Rasulullah SAW mulai dari usia dini, hingga akhirnya terbiasa dalam setiap tindakan dari perbuatan sehari-hari. Seperti
81Liza Kurniawati Wawancara, Pada Tanggal,20 September 2020
82Suharyanti Wawancara Pada Tanggal, 4 September 2020.
contoh hadits shodakoh dapat mengajarkan kepada anak ternyata shodaqoh tidak harus berbentuk materi, hanya dengan memberi senyum kepada orang lain bisa dijadikan shodaqoh.83
Selain itu ibu Liza kurniawati S.Pd yang merupakan salah satu guru wali kelas juga menyatakan:
Menghafal hadits dapat memberikan pelajaran kepada anak bagaimana harus berperilaku misalnya senyum dihadapan saudaramu adalah sodaqah dia mau melakukan apa yang dimau dalam hadits karena dia tau shodoqah itu tidak harus uang jadinya dia bisa dengan tersenyum.Menghafal hadits dengan gerakan dapat mengajarkan anak secara spontan bagaimana harus berperilaku kepada temannya ataupun orang lain, bagaimana dia harus bersikap.”84
Hal yang sama diungkapkan oleh ibu kepala sekolah RA Perwanida Mataram:
“Pengalaman saya waktu dirumah cucu saya kalau ibunya marah-marah pasti langsung dia keluarin hadits jangan marah surga untukmu, artinya anak tau apa yang diajarkan dari hadits yang diberikan, dengan anak menghafal haditsnya dapat diamalkan menjadi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari anak baik di rumah ataupun di sekolah.”85
d. Mengembangkan Aspek Fisik Motorik Anak
Menghafal hadits dengan gerakan memberikan manfaat kepada anak dalam aspek fisik motoriknya, karena gerakan-gerakan dalam hafalan hadits dapat memberikan kesempatan kepada anak tidak hanya mendegarkan hadits yang dibacakan namun membantu anak untuk ikut serta bergerak mengikuti bacaan hadits yang sedang dibacakan.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Liza Kurniawati S.Pd yang menyatakan:
83Suharyanti M, Wawancara Pada Tnaggal 15 September 2020.
84Liza Kurniawati Wawancara, Pada Tanggal7 September 2020.
85 Baiq Farihun Wawancara, Pada Tanggal 1 September 2020.
“Dengan adanya gerakan dalam metode menghafal hadits, sangat berpengaruh terhadap motorik anak, contohnya saat melakukan gerakan otot-otot motorik anak secara aktif bergerak dan ini dapat terjadinya kesimbangan pada otak anak dan juga melatih keberanian anak. Ketika ada anak yang biasa cenderung malas bergerak, maka ketika menggunakan metode gerakan ini secara otomatis anak akan aktif bergerak.86
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Suharyanti M., S.Pd
“Menghafal dengan gerakan dapat mengembangkan aspek perkembangan motoriknya saat anak melakukan gerakan mengikuti bacaan hadits yang sedang dihafalkan menggerakan anggota badannya. Dengan anak bergerak mengikuti bacaan hadits maka akan membuat anak aktif secara spontan”87
e. Anak Lebih Semangat dalam Menghafal.
Belajar dengan bergerak akan menjadi kegiatan yang menarik bagi anak terutama untuk anak usia dini yang tidak bisa duduk diam dan mendegarkan. Dengan adanya kegiatan bergerak maka dapat membangkitkan semangat belajar anak.
Sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Liza Kurniawati S.Pd bahwa:
“Anak lebih suka jika kegiatan belajarnya dilakukan dengan bergerak metode gerakan memberikan kesempatan untuk anak ikut secara langsung aktif bergerak karena anak lebih excited untuk melakukan kegiatan menghafal. Dengan menggunakan gerakan dalam menghafal anak-anak semakin antusias sehingga kelas menjadi menyenangkan. Saat anak-anak sudah bosan dengan kondisi kelas yang monoton kita bisa mencairkan lagi sebagai ice breaking”88
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Suharyanti M., S.Pd
“Menghafal hadits dengan gerakan ini membuat anak lebih semangat karena anak bisa menghafal dan bergerak sehingga kegiatan menghafal tidak membuat anak merasa bosan karena
86Liza kurniawati, Wawancara Online, Pada Tanggal, 14 Oktober 2020.
87 Suharyanti M, Wawancara Pada Tanggal, 18 September 2020.
88 Liza kurniawatiWawancara Online pada Tanggal, 14 Oktober, 2020.
anak tidak hanya duduk dan mendegarkan guru ketika membacakan hadits akan tetapi anak ikut serta memeperagakannyasehingga menarik minat belajarnya.89” Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu kepala sekolah bahwa:
“ Metode gerakan ini memudahkan anak untuk menghafal dan anak cepat sekali dan semangat dalam menghafal.”90
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat diketahui bahwa metode gerakan dalam menghafal hadits dapat memberikan manfaat bagi anak diantaranya (1).Anak lebih mudah dalam melakukan kegiatan menghafal. (2). Menyeimbangkan otak kiri dan kanan. (3).
Membiasakan anak agar senantiasa berperilaku baik dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (4) Mengembangkan Aspek Motorik Anak. (5) Anak Lebih Semangat dalam Menghafal. Anak dengan mudah bisa melakukan kegiatan menghafal dengan menggunakan metode gerakan karena setiap bacaan hadits terdapat gerakan yang dapat membantu anak untuk mengingat bacaannya, menyeimbangkan otak kiri dan kanan karena anak akan menggerakkan tangan kiri dan kanan dan itu dapat membantu dalam merespon pembelajaran yang diberikan.
Membiasakan anak untuk berperilaku baik dalam hal ini dengan hafalan hadits yang diperoleh anak dapat memberikan contoh bagaimana harus bersikap untuk diterapkan dalam kehidupan sehari- hari.Mengembangkan kemampuan fisik motorik anak ketika anak
89 Suharyanti M, Wawancara, Pada Tanggal 18 September 2020.
90 Baiq Farihun Wawancara Pada Tanggal,1 September 2020.
bergerak mengikuti bacaan.Serta anak lebih semangat untuk menghafal karena anak bisa secara langsung mengikuti bacaan hadits dengan gerakan.
3. Kesulitan dalam Menerapkan Metode Gerakan Untuk Menghafal Hadits Anak
Metode yang dipilih oleh pendidik dapat mempermudah dan juga bisa memberikan tantangan tersendiri ketika digunakan hal ini membuat pendidik harus bisa mempersiapkan diri untuk menerima berbagai resiko yang harus dialaminya dalam memenuhi kebutuhan belajar anak.
Melakukan kegiatan menghafal dengan gerakan ini memliki kesulitan ketika anak harus menghafal dan memasukkan gerakannya hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu Liza Kurniawati S.Pd yang menyatakan:
“Beberapa anak ada yang bisa melakukannya dengan tanpa bantuan dan ada juga anak yang masih susah dalam memasukkan gerakan ke dalam bacaan hadits, jadi kita akan mengarahkan anak yang masih susah untuk dibimbing lagi agar gerakannya sesuai dengan bacaan hadits”91
Selanjutnya ibu Suharyanti M., S.Pd juga menyatakan:
“Kesulitan yang pertama kali dirasakan oleh anak dalam menghafal dengan gerakan yaitu bagaimana memasukkan gerakan ke dalam bacaan hadits masih harus dengan pengarahan mengajarkan dengan memegang, membacakan haditsnya kita tuntun anak sambil memegang tangan anak yang disesuaikan dengan bacaan dari gerakannya mengulangi bacaan sampai mereka benar-benar hafal”92
91Liza Kurniawati Wawancara, Pada Tanggal, 5September 2020.
92 Suharyanti Wawancara, Pada Tanggal, 4 September 2020.
Dari hasil pemaparan di atas dapat diketahui bahwa kesulitan pendidik dalam menerapkan metode gerakan menghafal hadits, ketika pertama kali mengenalkan kepada anak kesulitannya yaitu proses memasukkan gerakan ke dalam hadits masih harus diarahkan oleh guru untuk didampingi, memegang tangannya untuk menyesuaikan gerakan ke dalam bacaan hadits agar anak bisa melakukannya.
4. Cara Mengatasi Kesulitan dalam Menerapkan Metode Gerakan Pada saat menjalankan pembelajaran pendidik akan mengalami berbagai kendala baik itu proses menerapkan metode yang baru digunakan ataupun dari anak yang akan diajarkan, untuk itu sebagai pendidik harus mampu mengatasi berbagai kesulitan dalam hal ini dari kesulitan yang sudah dipaparkan di atas, dibutuhkan solusi yang tepat agar bisa terselesaikan adapun cara pendidik dalam mengatasi kesulitan yaitu guru mengarahkan anak dengan penuh kesabaran untuk selalu membantu anak agar mampu melakukannya karena anak butuh waktu untuk menyesuaikannya hal ini berdasarkan hasil wawancara:
Wawancara dengan wali kelas yaitu ibu Liza Kurniawati S.Pd yang menyatakan bahwa:
“Untuk anak yang masih sulit dalam melakukan kegiatan menghafal maka kita menghampiri anak serta mengajarkan dengan caramemegang anak, misalnya ketika ingin menghafal hadits tentang tersenyum yaitu dengan bacaan tabbassumuka dengan mengarahkan tangan anak ke pipi sampai anak bisa melakukannya.”93
93Liza Kurniawati Wawancara Pada Tanggal, 7 September 2020
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Suharyanti M., S.Pd bahwa:
“Ketika melakukan kegiatan belajar cara mengatasi kesulitan yaitu untuk anak yang masih perlu diarahakan atau dibimbing dalam menghafaldan memasukkan gerakan ke dalam hadits yang dibacakan yaitu kita memegang tangan anak yang masih kesulitan agar mereka bisa mengikuti gerakan hadits yang dibacakan”94 Untuk menyesuaikan anak yang masih perlu pengarahan agar bisa menyesuaikan dengan temannya maka guru melakukan pengulangan hal ini sesuai dengan wawancara dengan guru wali kelas ibu Liza Kurniawati S.Pd yang mengatakan:
“Anak yang satu dengan yang lainnya tentunya memiliki perbedaan dalam menerima. Untuk itu kita perlu menyesuaikan dengan anak yang lain melakukan pengulangan agar semua anak bisa menghafal haditsnya”95
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Suharyanti M., S.Pd bahwa:
“Kita ulangi hafalan itu sampai anak benar-benar hafal.Kalau dilakukan pengulangan otomatis mereka semuanya bisa mendengar kembali dan menyesuaikan walaupun masih belum sepenuhnya dihafal.”96
Dari hasil wawancara yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa cara mengatasi kesulitan dalam menerapkan metode gerakan ini yaitu guru mengarahkan anak dengan memegang tangannya disesuikan dengan hadits yang sedang dibacakan, dan diulang-ulang sampai anak bisa melakukan dengan sendirinya.
94 Suharyanti M, Wawancara, Pada Tanggal, 2 September 2020.
95Liza Kurniawati, Wawancara Pada Tanggal, 19 September 2020
96 Suharyanti M, Wawancara Pada Tanggal 16 September 2020.