• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

Tabel 3.7

Sajian Data Hasil Uji Daya Pembeda

Hasil Nomor Soal Jumlah

Baik sekali 34 1

Baik 2, 3, 4, 5, 10, 11, 16, 18, 19, 20, 21, 22,

24, 29, 32, 33, 36, 37 dan 38 19 Cukup 1, 6, 7, 9, 12, 13, 14, 17, 25, 26, 30, 31,

35, 39, dan 40 15

Kurang baik 23 dan 27 2

Jelek 8, 15, dan 28 3

Jumlah 40

𝐹𝑛(π‘₯) = fungsi distribusi kumulatif data observasi

Aplikasi software SPSS Statistic Versi 26 dimanfaatkan peneliti untuk menguji normalitas dari data. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut:

1) Buka lembar kerja SPSS Statistic Versi 26.

2) Masukan data hasil belajar ke dalam kolom secara vertikal 3) Klik menu Analyze, klik Descriptive Statistic, klik Explore.

4) Masukkan data hasil belajar ke Dependent List dan kelas ke Factor List.

5) Klik pilihan Plots, centang pada tulisan Normality plots with test, lalu pilih continue.

6) Lalu klik ok.

7) Hasil output terdapat di bagian Test of Normality dan lihat pada bagian sig.

Kriteria penilaian pada uji normalitas ini jika nilai signifikansi yang didapatkan β‰₯ 0,05, dinyatakan data terdistribusi normal. Namun jika nilai signifikansi < 0,05, dinyatakan data tersebut tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilaksanakan dengan tujuan memahami dan merencanakan penggunaan data dalam analisis statistik jika homogen (Muhyi dkk., 2018: 61). Perhitungan yang digunakan peneliti dalam melakukan uji homogenitas ini yaitu Uji F. Menurut Matondang (2009: 91) Uji F untuk memeriksa dari dua kelompok data homogenitas varians. Berikut ini adalah rumus untuk Uji F:

𝐹 = 𝑆12 𝑆22

Keterangan:

𝑆12 = varians kelompok 1 𝑆22 = varians kelompok 2

Peneliti menggunakan aplikasi software SPSS Statistic Versi 26 untuk menghitung homogenitas data. Berikut adalah tahapan-tahapan menggunakannya:

1) Buka lembar kerja SPSS Statistic Versi 26.

2) Masukkan data hasil belajar secara vertical pada kolom 3) Klik Analyze, klik Compares Means, klik One-Way ANOVA

4) Masukkan hasil belajar ke dalam kolom Dependent List dan kelas ke dalam kolom Factor List

5) Klik option, centang pada Homogeneity of variance test, pilih continue.

6) Klik ok.

7) Hasil output dapat diperiksa pada bagian β€œTest of Homogeneity of Variance”.

Setelah melakukan perhitungan, adapun kriteria pengujian dari hasil perhitungannya. Jika nilai signifikansi dari perhitungan β‰₯ 0,05, maka data yang telah dihitung disimpulkan homogen. Begitupun, jika nilai signifikansinya <

0,05, maka data dikatakan tidak homogen.

3. Uji N-Gain

Uji gain ternomalisasi atau yang biasa dikenal sebagai uji N-Gain adalah tes yang dilaksanakan dalam rangka memeriksa terdapat penambahan hasil belajar siswa antara nilai pretest dan posttest. Menurut Hake (1999: 1) skor gain didapatkan dengan membandingkan nilai gain yang dicapai dibagi dengan nilai gain tertinggi yang dicapai oleh siswa. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

< 𝑔 > =% < 𝑆𝑓 > βˆ’% < 𝑆𝑖 >

(100 βˆ’ % < 𝑆𝑖 >

Dengan:

<g> = nilai gain ternormalisasi

<Sf> = nilai pretest

<Si> = nilai posttest

Setelah menghitung nilai n-gain, kemudian diintrepetasikan ke dalam beberapa kategori sebagai berikut:

Tabel 3.8

Intepretasi Nilai Gain Ternormalisasi Nilai gain ternormalisasi Intrepetasi

(<g>) > 0,7 Tinggi

0,7 > (<g>) > 0,3 Sedang

(<g>) < 0,3 Rendah

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah uji yang dikerjakan untuk mencari kebenaran suatu hipotesis yang telah dibuat oleh peneliti. Hal tersebut adalah mengetahui adanya perbedaan. Peneliti menerapkan uji beda sampel yang independen uji-t atau (Independent Samples T-Test). Pada uji ini dimaksudkan untuk memadankan rata-rata dari perbedaan dua kelompok yaitu hasil belajar pada kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan khusus pembelajaran dengan Edmodo dan kelas kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan khusus (Ngatno, 2015: 249). Berikut ini merupakan rumus untuk menganalisis uji-t:

𝑑 = π‘₯Μ…Μ…Μ… βˆ’ π‘₯1 Μ…Μ…Μ…2

βˆšπ‘ 12 𝑛1+𝑠22

𝑛2βˆ’ 2π‘Ÿ ( 𝑠1

βˆšπ‘›1

) ( 𝑠2

βˆšπ‘›2

)

Keterangan:

π‘₯1

Μ…Μ…Μ… = rata-rata sampel 1 π‘₯2

Μ…Μ…Μ… = rata-rata sampel 2

𝑠12 = varians sampel 1 𝑠22 = varians sampel 2 𝑛 = total sampel

π‘Ÿ = korelasi antara dua sampel 𝑠1 = simpangan baku sampel 1 𝑠2 = simpangan baku sampel 2 (Muhyi dkk., 2018: 64).

Penitili memanfaatkan bantuan aplikasi SPSS versi 26 untuk mendapatkan hasil skor uji-t (Independent Samples T-Test). Berikut ini merupakan langkah-langkahnya:

1) Buka lembar kerja SPSS versi 26.

2) Masukkan data hasil belajar secara vertical pada kolom.

3) Klik menu Analyze, klik Compare Means, lalu klik Independent-Samples T-Test.

4) Input data hasil belajar ke dalam Test Variable(s) dan data kelas ke dalam Grouping Variable.

5) Klik Define Groups, pada group 1 ketik angka 1 dan group 2 ketik angka 2, lalu pilih continue.

6) Klik ok

Pelaksanaan Pengujian hipotesis memakai uji-t sampel independent dengan dua arah, derajat kesalahan 5% (0,05) (Ngatno, 2015: 250). Artinya apabila nilai probabilitas signifikansi > 0,05, maka pada kelompok kontrol dan eksperimen tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai. Sedangkan, apabila nilai probilitas signifikansi < 0,05, maka pada kelompok kontrol dan eksperimen ada perbedaan rata-rata nilai.

I. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik adalah hipotesis yang ditunjukkan melalui tolok ukur suatu populasi berdasarkan data sampel populasi tersebut (Nuryadi dkk., 2017: 74). Oleh karena itu, berikut adalah hipotesis statistik:

H0 : ΞΌ1 ≀ ΞΌ2

(nilai rerata hasil belajar pada kelompok eksperimen tidak lebih bagus daaripada kelompok kontrol. Sehingga pada materi laju reaksi tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Discovery Learning menggunakan Edmodo pada hasil belajar siswa).

H1 : ΞΌ1> ΞΌ2

(nilai rerata hasil belajar pada kelompok eksperimen lebih bagus daripada kelompok kontrol. Sehingga pada materi laju reaksi terdapat pengaruh model pembelajaran Discovery Learning menggunakan Edmodo pada hasil belajar siswa).

Keterangan:

H0 : Hipotesis 0 H1 : Hipotesis kerja

ΞΌ1 : Nilai rata-rata kenaikan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan pembelajaran memakai Edmodo.

ΞΌ2 : Nilai rata-rata kenaikan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan pembelajaran memakai konvensional.

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Kelas eksperimen yang dipakai dalam penilitian ini yaitu kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 9 Kota Bekasi. Total siswa di kelas ini sebanyak 32 siswa yang meliputi siswa perempuan 10 dan siswa laki-laki 12. Di kelas eksperimen, siswa menerima tindakan khusus berupa belajar dengan model pembelajaran discovery learning dan melalui media Edmodo. Sedangkan, peneliti mengambil data kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 9 Kota Bekasi menjadi kelas kontrol. Total siswa dalam kelas ini 32 siswa meliputi 11 laki-laki dan 11 perempuan. Pada kelas kontrol, siswa tidak menerima perlakuan khusus. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran discovery learning namun tidak melalui Edmodo, melainkan pembelajaran konvensional (secara luring).

a. Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berikut ini merupakan sebaran data kelas eksperimen hasil pretest dan posttest:

Tabel 4.1

Kriteria Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

N 32 32

Jumlah Nilai 1695,47 1613,64

Rata-Rata 52,98 50,43

Nilai Terendah 40,91 36,36

Nilai Tertinggi 72,73 77,27

Standar Deviasi 8,99 11,51

Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat pretest di kelas eksperimen sampel berjumlah 32 siswa memperoleh total nilai 1695,47 dengan nilai rerata 52,98, dimana paling rendah bernilai 40,91 dan nilai paling tinggi 72,73. Selain itu didapatkan nilai standar deviasi sebesar 8,99. Sedangkan pada kelas kontrol dengan total sampel 32 siswa mendapatkan jumlah nilai 1613,64 dengan nilai rata-rata 50,43, dimana nilai yang terendah 36,36 dan nilai tertinggi 77,27.

Selain itu didapatkan nilai standar deviasi 11,51. Jika dibandingkan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, kedua kelas hanya memiliki sedikit perbedaan nilai pada pretest.

b. Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Berikut data pada kelas kontrol hasil pretest dan posttest:

Tabel 4.2

Kriteria Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

N 32 32

Jumlah Nilai 2386,38 2227,30

Rata-Rata 74,57 69,60

Nilai Terendah 54,55 45,45

Nilai Tertinggi 90,91 90,91

Standar Deviasi 10,05 12,98

Berdasarkan data di atas, didapatkan bahwa posttest pada nilai posttest dengan jumlah sampel di kelas eksperimen 32 siswa memperoleh jumlah nilai sebesar 2386,38 dengan rata-rata nilai 74,57, yang mana terendah senilai 54,55 dan tertinggi senilai 90,91. Serta nilai standar deviasinya sebesar 10,05.

Sedangkan pada nilai posttest di kelas kontrol dengan jumlah sampel 32 siswa memperoleh jumlah nilai 2227,30 dengan rata-rata nilai 69,60, yang mana nilai paling rendah adalah 45,45 dan nilai tertinggi sebesar 90,91. Serta nilai standar deviasinya sebesar 12,98. Dari kedua tersebut, terdapat perbedaan nilai rata-

rata. Apabila kelas eksperimen dipadankan dengan kelas kontrol, masih lebih baik kelas eksperimen.

c. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Peneliti mengukur nilai N-Gain atau gain ternormalisasi. Uji ini dilakukan untuk membuktikan terdapat kenaikan hasil belajar di kedua kelas antara nilai pretest dan posttest. Berikut ini data N-Gain pada kedua kelas:

Tabel 4.3

Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Normal Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Terendah 0,11 0,00

Tertinggi 0,82 0,80

Rata-rata 0,46 0,39

Kategori Sedang Sedang

Berdasarkan data tabel 4.3, dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan hasil belajar pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Hal ini terdapat rata-rata nilai n-gain. Kelas eksperimen dengan rerata nilai n-gain 0,46 berkategori sedang dan pada kelas kontrol dengan nilai rerata nilai n-gain sebesar 0,39 berkategori sedang. Kesamaan dari kedua kelas tersebut terdapat peningkatan hasil, tetapi pada kelas eksperimen lebih unggul 0,7 daripada kelas kontrol.

d. Data Ketercapaian Siswa Nilai Posttest Berdasarkan Indikator pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Untuk menilai ketercapaian siswa berdasarkan indikator pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, maka peneliti memetakan persentase ketercapaian siswa pada nilai posttest di setiap kelas dan membandingkannya antara setiap indikator dan kelasnya. Berikut merupakan data persentase ketercapaian siswa:

Tabel 4.4

Persentase Ketercapaian Nilai Posttest Siswa Berdasarkan Indikator pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Indikator

Persentase Ketercapaian

Nilai Posttest Siswa Kelas Eksperimen (%)

Persentase Ketercapaian

Nilai Posttest Siswa Kelas Kontrol (%) 1 Menjelaskan konsep laju reaksi 76,56 71,09 2 Menjelaskan terjadinya reaksi

berdasarkan teori tumbukan 79,69 79,69

3 Menjelaskan energi aktivasi 75,00 71,90

4 Menyebutkan faktor-faktor

yang mempengaruhi laju reaksi 76,04 72,92 5

Menjelaskan pengaruh

konsentrasi terhadap laju reaksi menggunakan teori tumbukan

67,97 70,31

6

Menjelaskan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi menggunakan teori tumbukan

70,31 62,50

7

Menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi

menggunakan teori tumbukan

79,17 69,79

8

Menjelaskan pengaruh katalis terhadap laju reaksi

menggunakan teori tumbukan

73,96 61,46

Jumlah 598,70 559,64

Rata-rata 74,84 69,95

Berdasarkan tabel 4.4, adanya rata-rata persentase ketercapaian pada kelas eksperimen > kelas kontrol. Rata-rata persentase kelas eksperimen

74,84%. Sedangkan, rata-rata persentase kelas kontrol 69,95%. Meskipun tidak begitu signifikan perbedaannya, selisih antara kedua kelas sebesar 4,89%.

Persentase ketercapaian nilai posttest untuk setiap indikatornya bervariasi. Indikator nomor 2 merupakan persentase paling tinggi di antara indikator lainnya baik pada kedua kelas sebesar 79,69%. Sedangkan indikator nomor 5 merupakan persentase ketercapaian yang paling rendah di kelas eksperimen sebesar 67,97% dan indikator nomor 8 merupakan persentase yang paling rendah di kelas kontrol sebesar 61,46%.

2. Uji Prasyarat Sampel

Uji prasyarat sampel adalah uji awal yang dilaksanakan untuk menilai kelayakan suatu sampel dalam penelitian. Penggunaan data di uji ini ialah data pretest dari sampel yang telah ditentukan. Adapun uji prasyarat sampel diantaranya yaitu uji homogenitas dan normalitas, sesudah kedua uji dinyatakan lulus selanjutnya dengan uji-t (independent-sample t-test).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk menilai pengambilan sampel sudah terdistribusi dengan normal atau tidak. Uji ini termasuk syarat untuk melaksanakan uji-t pada uji hipotesis. Berikut ini merupakan hasil uji normalitas:

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik Pretest

Kelas Eksperimen

Pretest Kelas Kontrol

N 32 32

Ξ± 0,05 0,05

Sig 0,183 0,104

Kesimpulan Normal Normal

Peneliti memakai uji Uji Kolmogorov-Smirnov yang dibantu aplikasi SPSS Statistic versi 26 bertingkat signifikansi sebesar 5% (Ξ± = 0,05).

Berdasarkan tabel 4.5, didapatkan hasil nilai perhitungan > 0,05. Pada data kelas eksperimen, diperoleh pretest di kelas eksperimen nilai signifikansi 0,183 dan kelas kontrol 0,104. Maka, dapat disimpulkan bahwa dari kelas eksperimen maupun kontrol data terdistribusi dengan normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ialah uji untuk menilai apakah varian dari dua kelas sudah homogen atau tidak. Pada uji ini peneliti memakai uji fisher dengan nilai signifikansi 5%. Apabila data hitung β‰₯ 0,05, maka dinyatakan homogen.

Berikut ini merupakan hasil uji homogenitas:

Tabel 4.6

Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik Pretestt

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

N 32

Ξ± 0,05

Sig 0,337

Kesimpulan Homogen

Berdasarkan hasil uji homogenitas dengan bantuan aplikasi SPSS Versi 26 menunjukkan hasil bahwa pretest kedua kelas 0,337 > 0,05. Hal ini membuktikan bahwa dari kedua kelas data pretest bervarian homogen.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilaksanakan sesudah hasil data uji homogenitas dan uji normalitas pada kelas keduanya telah berdistribusi normal dan homogen.

Tujuan dilakukannya uji hipotesis untuk mengerahui adanya perbedaan hasil belajar siswa pada kedua kelas. Pada penelitian ini, peneliti memakai uji-t (independent-sample t-test) bertaraf signifikansi 0,05. Berikut ini merupakan hasil uji hipotesis dengan aplikasi SPSS versi 26 yang disajikan pada tabel 4.7:

Tabel 4.7

Hasil Uji-t Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statitik Pretest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Ξ± 0,05

Sig (2-tailed) 0,326

Kesimpulan Sig. > Ξ±

Tidak terdapat perbedaan

Berdasarkan uji t dalam tabel 4.7, didapatkan hasil Sig(2-tailed) sebesar 0,326. Nilai Sig(2-tailed) ini > Ξ± (0,05). Artinya tidak adanya perbedaan rata- rata nilai posttest antara penggunaan model pembelajaran discovery learning berbasis Edmodo kelas eksperimen dengan penggunaan pembelajaran discovery learning tidak melalui Edmodo kelas kontrol. Dapat disimpulkan kemampuan awal siswa pada kedua kelas ialah sama.

3. Uji Prasayarat Analisis

Uji prasyarat analisis untuk mencari tahu hasil data dari perolehan sampel setelah dilakukan percobaan. Pada uji ini menggunakan data hasil posttest siswa. Adapun uji yang dilakukan yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.

a. Uji Normalitas

Berikut ini hasil uji normalitas untuk data posttest yang memakai Uji Kolmogorov-Smirnov berbantu aplikasi SPSS Statistic versi 26 bertingkat signifikansi sebesar 5% (Ξ± = 0,05):

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik Posttest Kelas

Eksperimen

Posttest Kelas Kontrol

N 32 32

Ξ± 0,05 0,05

Sig 0,200 0,148

Kesimpulan Normal Normal

Berdasarkan tabel 4.8, didapatkan hasil nilai perhitungan > 0,05. Pada data kelas eksperimen, untuk posttest didapat nilai signifikansi di kelas eksperimen sebesar 0,200 dan kelas kontrol sebesar 0,148. Maka hal ini membuktikan bahwa di kelas eksperimen maupun kelas kontrol data terdistribusi dengan normal.

b. Uji Homogenitas

Berikut ini merupakan hasil uji homogenitas memakai uji fisher dengan nilai signifikansi 5%:

Tabel 4.9

Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik Posttest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

N 32

Ξ± 0,05

Sig 0,063

Kesimpulan Homogen

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.9, uji homogenitas dengan bantuan aplikasi SPSS Versi 26 menghasilkan pada posttest kedua kelas sebesar

0,063 > 0,05. Hal ini membuktikan data posttest dari kedua kelas bervarian homogen.

c. Uji Hipotesis

Peneliti memakai uji-t (independent-sample t-test) bertaraf signifikansi 0,05. Berikut ini merupakan hasil uji hipotesis dengan aplikasi SPSS versi 26 yang disajikan pada tabel 4.10:

Tabel 4.10

Hasil Uji-t Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statitik Posttest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Ξ± 0,05

Sig (2-tailed) 0,00

Kesimpulan Sig. < Ξ±

Terdapat perbedaan

Berdasarkan uji t dalam tabel 4.10, terdapat hasil Sig(2-tailed) sebesar 0,000. Nilai Sig(2-tailed) ini < Ξ± (0,05). Hal ini berarti nilai rata-rata posttest antara penggunaan model pembelajaran discovery learning berbasis Edmodo kelas eksperimen dengan penggunaan pembelajaran discovery learning tidak melalui Edmodo kelas kontrol terdapat perbedaan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini terlaksana di SMA Negeri 9 Kota Bekasi dengan tujuan menentukan pengaruh model pembelajaran discovery learning memakai Edmodo pada hasil belajar siswa untuk materi laju reaksi, khususnya pada materi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun hasil belajar yang maksud adalah hasil belajar kognitif. Populasi ialah semua siswa XI MIPA 1, XI MIPA 2, XI MIPA 3, XI MIPA 4, XI MIPA 5, dan XI MIPA 6 SMA Negeri 9 Kota Bekasi tahun ajaran 2021/2022 sejumlah 215 siswa. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive

sampling berdasarkan pertimbangan atas kelas yang berkemampuan awal yang sama dari nilai ulangan harian pada materi sebelumnya. Maka terpilihlah dua kelas yang menjadi sampel yaitu siswa kelas XI MIPA 3 dan XI MIPA 5 sejumlah 64 siswa.

Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen yang artinya akan dibagi menjadi 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol ini menggunakan jenis judgment sampling, artinya sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel dalam penelitian (Ngatno, 2015: 168). Kelas eksperimen adalah Kelas XI MIPA 3 dan kelas kontrol adalah kelas XI MIPA 5.

Pada kelas eksperimen siswa diberikan perlakuan khusus berupa model pembelajaran discovery learning menggunakan media Edmodo. Sedangkan untuk kelas untuk kelas kontrol diberikan perlakuan model pembelajaran discovery learning tidak menggunakan media Edmodo. Kedua kelas tersebut memakai bahan ajar yang sama. Pada kelas eksperimen memakai video penjelasan berdasarkan powerpoint melalui Edmodo. Begitu pula dengan kelas kontrol yang memakai powerpoint yang sama dengan kelas eksperimen melalui pembelajaran konvensional secara langsung.

Adapun instrumen yang digunakan merupakan instrumen tes karena yang menganalisis hasil belajar kognitif siswa berupa pretest dan posttest. Sebelum instrumen dipakai, terlebih dahulu instrumen divalidasi. Pertama yaitu validasi isi untuk memastikan bahwa soal-soal yang dibuat telah sesuai dengan indikator dan layak di gunakan. Validasi isi ini dilakukan oleh dua validator ahli yang telah berkompeten dibidangnya, yakni bapak Buchori Muslim, M. Pd. dan Ibu Meissya Wardani, M. Si. Setelah instrumen divalidasi isi oleh para validator, lalu menguji cobakan instrumen tersebut ke siswa yang sudah memahami materi mengenai faktor-faktor laju reaksi, yakni 30 siswa dari kelas XII MIPA 3 SMA Negeri 9 Kota Bekasi tahun ajaran 2021/2022. Setelah pengambilan data uji coba instrumen, peneliti melaksanakan analisis uji instrumen seperti uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran. Hal ini untuk memastikan bahwa instrumen yang dibuat layak digunakan untuk sampel yang akan diteliti. Dari 40

butir soal pengujian pilihan ganda oleh peneliti, sebanyak 22 butir soal valid dan layak dipakai pada penelitian.

Langkah awal dalam penelitian yaitu memberikan soal pretest yang telah valid kepada kelas XI MIPA 3 maupun XI MIPA 5. Tujuan pretest yaitu untuk mengetahui kemampuan awal siswa saat belum diberikan perlakuan. Selanjutnya peneliti melaksanakan 2 kali pertemuan untuk setiap kelas, dengan model pembelajaran discovery learning. Adapun beberapa langkah dari model discovery learning yaitu pemberian stimulus (stimulation), pengidentifikasian masalah (problem statement), mengumpulkan data (data collection), mengolah data (data processing), membuktikan (verification), dan penyimpulan (generalization) (Darmawan & Wahyudin, 2018: 115).

Pertemuan pertama terlaksana di tanggal 13 Oktober 2021 dengan waktu pertemuan selama 2 x 45 menit baik untuk kedua kelas. Pada pertemuan ini membahas materi mengenai konsep teori tumbukan, laju reaksi, energi aktivasi, pengaruh konsentrasi pada faktor laju reaksi, dan pengaruh luas permukaan pada faktor laju reaksi. Pertemuan dimulai dengan pembukaan dengan berdo’a, memeriksa kehadiran siswa, dan memberi motivasi guna membangkitkan semangat dalam mempelajari materi. Setelah itu masuk pada tahap pertama, yaitu pemberian stimulasi (stimulation) dengan memberikan video mengenai peristiwa meledaknya kembang api dan proses perkaratan, lalu diberikan pertanyaan pertanyaan stimulus reaksi mana yang berlangsung lebih cepat dan lambat serta kaitannya dengan laju reaksi. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Darmawan & Wahyudin (2018:115) bahwa dalam tahap stimulation guru dapat memberikan teknik bertanya agar tercipta suasana interaktif. Pada tahap ini, siswa sangat antusias memberikan opininya masing-masing terutama pada kelas eksperimen yang lebih banyak memberikan pendapatnya melalui kolom komentar. Gambar 4.1 merupakan salah satu pendapat siswa dalam menjawab pertanyaan stimulus melalui kolom komentar di Edmodo.

Gambar 4.1

Jawaban Siswa Pada Tahapan Stimulus Di Pertemuan Pertama

Tahap kedua dalam pembelajaran yaitu identifikasi masalah (problem statement). Menurut Darmawan & Wahyudin (2018) menyatakan bahwa pada tahap identifikasi masalah, siswa mampu menyusun hipotesis dalam permasalahan yang diberikan. Pada tahap ini siswa disajikan beberapa pernyataaan permasalahan tentang konsep energi aktivasi, laju reaksi, pengaruh konsentrasi, teori tumbukan, dan luas permukaan pada laju reaksi. Kemudian siswa memberikan hipotesis atau jawaban sementara mengenai pernyataan masalah melalui kolom komentar.

Gambar 4.2 merupakan salah satu hipotesis siswa mengenai pernyataan masalah teori tumbukan.

Gambar 4.2

Hipotesis Siswa Pada Pernyataan Masalah Teori Tumbukan

Tahap ketiga yaitu tahap mengumpulkan data (data collection). Pada tahap pengumpulan data, Darmawan & Wahyudin (2018) menyatakan bahwa siswa

melakukan proses pengumpulan data informasi seluasnya dengan relevan untuk memberikan bukti hipotesis. Dalam tahap ini siswa belajar dengan aktif menghimpun sebanyak-banyaknya informasi untuk pembuktian hipotesis yang dibuat pada tahap identifikasi masalah. Tahap pengumpulan data ini bisa melalui video yang diberikan peneliti, buku cetak, internet atau dimanapun yang relevan dengan permasalahan. Gambar 4.3 merupakan salah satu tangkapan layar video yang diberikan peneliti sebagai salah satu referensi dalam menjawab pernyataan masalah.

Gambar 4.3

Tangkapan Layar Video Penjelasan Pengaruh Luas Permukaan Terhadap Laju Reaksi

Tahap keempat dalam pembelajaran yaitu pengolahan data (data processing). Darmawan &Wahyudin (2018) menyatakan bahwa dalam tahap pengolahan data, siswa menganilis data dari berbagai informasi dan merumuskan jawaban atas hipotesisnya. Dalam tahap ini siswa disajikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) lalu diolah oleh siswa sehingga akhirnya siswa dapat membentuk konsep atas pernyataan masalah yang telah diberikan. LKPD diberikan dalam fitur assignment yang terdapat pada Edmodo. Setelah mengisi LKPD yang telah diberikan, siswa dapat langsung meng-submit jawaban-jawaban atas pertanyaan

yang telah diberikan. Gambar 4.4 adalah cuplikan dari salah satu siswa dalam menjawab pertanyaan diberikan oleh peneliti.

Gambar 4.4

Jawaban Siswa Dalam LKPD Mengenai Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi

Selanjutnya di tahap kelima yaitu tahap pembuktian (verification). Pendapat yang dikemukakan oleh Darmawan & Wahyudin (2018) menyatakan bahwa siswa melakukan penilaian menyeluruh untuk menentukan apakah solusi yang dinyatakan adalah benar. Pada tahap ini peneliti berperan penting untuk melakukan pemeriksaan dan membuktikan jawaban-jawaban dengan benar dengan membuka sesi diskusi yang disediakan pada forum di Edmodo.

Tahap terakhir yaitu menyimpulkan (generalization). Darmawan &

Wahyudin (2018) menyatakan bahwa siswa harus mampu memberikan kesimpulan sebagai konsep utama dari rumusan masalah yang diberikan. Pada tahap ini siswa telah menemukan konsep yang sebenarnya atas pernyataan masalah dan hipotesis yang telah dibuat yang akhirnya digeneralisasikan menjadi sebuah kesimpulan.

Adapun siswa memberikan pernyataan kesimpulan pada kolom komentar dalam Edmodo yang terdapat melalui Gambar 4.5 di bawah ini. Setelah itu diakhiri dengan membaca do’a.

Gambar 4.5

Jawaban Siswa Mengenai Tahapan Kesimpulan

Dokumen terkait