BAB III METODOLOGI PENELITIAN
G. Uji Instrumen
Pada penelitian ini, tes yang dimanfaatkan yakni pretest dan posttest. Untuk mengetahui tes yang diaplikasikan mampu memadai untuk digunakan atau tidak dengan cara melaksanakan uji validitas, uji realibilitas, uji tingkat kesukaran, dan uji daya pembeda.
1. Uji Validitas Tes
Suatu alat ukur dilaporkan valid, jika bisa menilai yang seharusnya (Nasution, 2014: 74). Suatu tes bisa disebut bervaliditas yang tinggi jika alat itu menunjukkan hasil ukur yang sebanding dengan tujuan dilakukannya pengukuran (Matondang, 2009: 89). Dengan adanya tes validitas, peneliti dapat mengukur kesahihan instrumen yang dibuat olehnya. Sebelum dilakukan uji validitas tes, instrumen divalidasi terlebih dahulu oleh para validator ahli.
Dalam uji ini, validator ahli melihat kesesuaian isi instrumen dengan materi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Setelah itu, perhitungan validitas setiap soal tes, peneliti memanaatkan rumus point biserial, yaitu:
𝑟𝑝𝑏𝑖 = 𝑀𝑝− 𝑀𝑡 𝑆𝐷𝑡 √𝑝
𝑞 dengan
𝑟𝑝𝑏𝑖 = koefisien korelasi point-biserial
𝑀𝑝 = rata-rata skor hitung untuk butir item yang bernilai benar 𝑀𝑡 = rata-rata skor dari total skor
𝑆𝐷𝑡 = deviasi standar dari skor total
𝑝 = proposisi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitasnya
𝑞 = 1 – 𝑝
Untuk mempermudah dalam menghitungya, bisa juga memakai software SPSS Statistic Versi 26. Adapun langkah-langkah menggunakannya yaitu:
1) Buka lembar kerja SPSS Statistic Versi 26.
2) Pilih menu analyze, kemudian correlate, kemudian klik berivate dan pilih pearson, lalu klik ok.
Dalam perhitungannya, sesudah rhitung diketahui, kemudian diselaraskan bernilai rtabel bertaraf nyata (α) = 0,05. Apabila nilai rhitung > rtabel, maka item
tersebut dapat dikatakan valid atau signifikan. Lalu, jika nilai rhitung < rtabel, maka item tersebut dapat dikatakan tidak valid atau tidak signifikan. Menurut Matondang (2009: 92) menyatakan bahwa makin tinggi nilai koefisien korelasi, maka validitas tes yang dikembangkan akan makin bagus.
Instrumen yang dinyatakan valid pada penelitian ini apabila Corrected Item Total Correlation yang didapatkan > 0,361. Hal ini karena jumlah sampel pada uji validasi berjumlah 30 orang. Berdasarkan uji validitas pada lampiran 7 menggunakan aplikasi SPSS Statistic Versi 26, berikut ini merupakan sajian data hasil uji validitas:
Tabel 3.3
Sajian Data Hasil Uji Validitas
Hasil Nomor Soal Jumlah
Valid 2, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 16, 18, 19, 20, 21, 22,
24, 29, 30, 32, 33, 34, 36, 37, dan 38 22 Tidak Valid 1, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 17, 23, 25, 26,
27, 28, 31, 35, 39, dan 40 18
Jumlah 40
2. Uji Reliabilitias Tes
Suatu hasil dari pengukuran bisa dipercaya ketika melakukan perhitungan yang berkenaan dengan kelompok subyek yang sama beberapa kali akan mendapatkan hasil perhitungan yang relatif sama, selama bagian yang diukur pada subyek tidak berganti (Matondang, 2009). Tes bertingkat tinggi kepercayaan jika tes tersebut membuat hasil stabil. Untuk memeriksa realibilitasnya, peneliti menerapkan teknik pengujian Kuder Richardson (KR) dengan rumus KR 20. Pengujian reliabilitas menggunakan teknik KR merupakan instrumen dengan jawaban benar 1 saja dan rumus KR 20 ketika instrument tersebut tidak mampu memastikan setiap soal berjenjang kesulitan sama (Yusup, 2018: 21). Berikut adalah rumus untuk menghitung KR 20:
𝑟𝑖 = 𝑘
(𝑘 − 1){𝑠𝑡2 ∑ 𝑝𝑖𝑞𝑖 𝑠𝑡2 } dengan
𝑟𝑖 = reliabilitas intermal instrument 𝑘 = total butir soal dalam instrument
𝑝𝑖 = proporsi banyaknya subjek yang menjawab setiap item soal 𝑞𝑖 = 1 - 𝑝𝑖
𝑠𝑡2 = varians total
Untuk mempermudah perhitungan, dapat pula menggunakan software SPSS Statistic Versi 26. Berikut adalah tahapan-tahapan menggunakannya:
1) Buka lembar kerja SPSS Statistic Versi 26.
2) Klik menu analyze, kemudian scale, kemudian klik reliability analyze, 3) Pilih seluruh informasi yang ada pada sebelah kiri menuju items secara klik
tanda panah kanan.
4) Klik statistic pada kotak dialog, lalu pilih seluruh pilihan yang ada (item, scale, scale if item deleted) dan klik continue.
5) Pada kolom model pilih alpha, kemudian klik ok.
Setelah menghitung menggunakan rumus di atas, selanjutnya yaitu memberikan kesimpulan terhadap koefisien reliabilitas tes. Menurut Sudijono (2016: 209) apabila koefisien reliabilitas tes yang didapatkan ≥ 0,70, artinya tes yang diberikan mempunyai reliabilitas yang tinggi. Sedangkan apabila koefisien reliabilitas tes yang didapatkan < 0,70, hal ini menandakan bahwa tes yang diberikan belum dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi.
Bersumber pada hasil perhitungan memakai software SPSS Statistic Versi 26 yang terdapat pada lampiran 8, instrumen yang berisikan 40 butir soal tersebut didapatkan bahwa koefisien reliabilitasnya yaitu sebesar 0,858. Oleh karena itu,
instrumen soal yang dibuat oleh peneliti dapat dinyatakan memiliki relibilitas yang tinggi sehingga instrumen tersebut bisa diaplikasikan untuk penelitian.
3. Uji Tingkat Kesukaran
Kesukaran soal merupakan tingkatan mudah dan sulitnya soal untuk siswa yang dijelaskan melalui persentase jawaban benar siswa. Semakin tinggi persentase siswa menjawab pertanyaan dengan benar, maka akan semakin mudah pertanyaan tersebut (Hanifah, 2014: 46). Menurut Susanto dkk. (2015:
209) terdapat klasifikasi tingkat kesukaran suatu soal dalam anates, di antaranya:
Tabel 3.4
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Interval Keterangan
86% - 100% Mudah sekali
71% - 85% Mudah
31% - 70% Sedang
16% - 30% Sukar
0% - 15% Sukar sekali
Adapun untuk mengukur seberapa sukar suatu pertanyaan dapat menerapkan rumus berikut:
𝐼 =𝐵 𝐽 Keterangan:
I = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Aplikasi software SPSS Statistic Versi 26 dimanfaatkan peneliti untuk perhitungan tingkat kesulitan setiap butir soal. Berikut tahapan-tahapan menggunakannya:
1) Buka lembar kerja SPSS Statistic Versi 26.
2) Klik menu Analyze, lalu Descriptive Statistic, klik Frequencies.
3) Setelah itu masukan semua data nilai dari soal nomor 1-40 ke variable(s).
4) Klik menu Statistic, klik centang Mean, lalu continue, dan klik ok.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada 30 siswa dengan 40 butir soal memakai software SPSS Statistic Versi 26 pada lampiran 9, didapatkan sebagai berikut:
Tabel 3.5
Sajian Data Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tingkat
Kesukaran Nomor Soal Jumlah
Sedang
1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 27, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 37, dan 40
28 Sukar 7, 9, 13, 23, 28, 36, 38, dan 39 8
Sukar sekali 9, 25, 26 dan 30 4
Jumlah 40
4. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda ialah kapabilitas soal untuk memisahkan kelompok peserta tes kompetensi rendah dan tinggi yang disebutkan dengan indeks daya pembeda. Semakin indeks daya pembeda suatu pertanyaan tinggi, maka semakin baik pertanyaan tersebut dapat memberikan perbedaan antara kelompok lebih tinggi dan kelompok lebih rendah (Hanifah, 2014: 47).
Menurut Sudijono dalam Susanto dkk. (2015: 208) menggolongkan indeks daya pembeda soal, yang meliputi:
Tabel 3.6
Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Soal Daya Pembeda Keterangan
0,70 – 1,00 Baik sekali
0,40 – 0,69 Baik
0,20 – 0,39 Cukup
0,00 – 0,19 Kurang baik Bertanda negatif Jelek sekali
Adapun untuk mengukur seberapa besar daya pembeda suatu soal, dapat menerapkan rumus berikut ini:
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 Keterangan:
D = Daya Pembeda
𝑃𝐴 = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar 𝑃𝐵 = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab salah
Dalam perhitungannya, data skor uji coba yang dihasilkan lalu disusun dari paling besar hingga paling kecil. Perhitungan daya pembeda, nilai diambil dari kelompok tinggi 27 % dan dari kelompok rendah 27 %. Nilai yang berada diantara kedua ujungnya tidak perlu diikutsertakan.
Aplikasi software SPSS Statistic Versi 26 dimanfaatkan peneliti untuk perhitungan daya pembeda setiap soal. Berikut tahapan-tahapan menggunakannya:
1) Buka lembar kerja SPSS Statistic Versi 26.
2) Klik menu analyze, klik correlate, kemudian klik berivate.
3) Pastikan tulisan pearson sudah tercentang.
4) Lalu klik ok.
Berdasarkan hasil pengujian yang diberikan pada 30 siswa dengan 40 butir soal menggunakan software SPSS Statistic Versi 26 pada lampiran 10, didapatkan hasil:
Tabel 3.7
Sajian Data Hasil Uji Daya Pembeda
Hasil Nomor Soal Jumlah
Baik sekali 34 1
Baik 2, 3, 4, 5, 10, 11, 16, 18, 19, 20, 21, 22,
24, 29, 32, 33, 36, 37 dan 38 19 Cukup 1, 6, 7, 9, 12, 13, 14, 17, 25, 26, 30, 31,
35, 39, dan 40 15
Kurang baik 23 dan 27 2
Jelek 8, 15, dan 28 3
Jumlah 40