• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Teknik Pengumpulan Data

Di samping menggunakan metode yang tepat, suatu penelitian juga memerlukan teknik dan pengumpulan data. Teknik pegumpulan data dibutuhkan untuk mendapatkan data yang lengkap dan dapat dipertanggung jawabkan, adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Observasi.

Dalam observasi ini peneliti menggunakan observasi partisipan, karena peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

Sambil menggunakan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.30

Adapun data yang akan diperoleh melalui metode ini adalah letak geografis lokasi penelitian dan hubungannya dengan metode meningkatkan daya ingat dalam pembelajaran tilawatil Qur’an dengan Tajdied di Lembaga Cheng Hoo Mengaji Kaliwates Jember Tahun Ajaran 2016-2017

30 Sugiyono, Metode, 227.

2. Metode Wawancara.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan ingin mengetahui hal-hal dari narasumber yang lebih mendalam dengan jumlah narasumbernya sedikit atau kecil.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara tidak berstruktur. Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersususn secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.31

Peneliti dalam wawancara tidak terstruktur belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh narasumber. Berdasarkan analisis setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan.

Wawancara ini bisa dilakukan dengan face to face maupun menggunakan pesawat telepon akan selalu terjadi kontak pribadi. Oleh karena itu pewawancara perlu memahami situasi dan kondisi sehingga

31 Sugiyono, Metode, 233.

dapat memilih waktu yang tepat, kapan dan dimana harus melakukan wawancara.

Adapun data yang akan diperoleh dengan metode ini adalah tentang bagaiman metode meningkatkan daya ingat dalam pembelajaran tilawatil Qur’an dengan Tajdied di Lembaga Cheng Hoo Mengaji Kaliwates Jember Tahun Ajaran 2016-2017.

Adapun data yang akan diperoleh dengan metode ini adalah peneliti mendapatkan informasi langsung dengan subyek yang akan dteliti tentang metode meningkatkan daya ingat dalam pembelajaran tilawatil Qur’an dengan Tajdied di Lembaga Cheng Hoo Mengaji Kaliwates Jember Tahun Ajaran 2016-2017.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi tidak kalah penting dengan metode lainnya karena metode dokumenter adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data, arsip-arsip, serta catatan-catatan tentang seluk beluk suatu objek penelitian. Metode ini merupakan metode pendukung dari metode observasi dan wawancara.

Dari tekhnik ini data ditemukan melalui bahan-bahan dokumen yang dapat dikumpulkan data-data, catatan-catatan, yang dapat dijadikan dasar atau pondasi dari pembahasan penelitian ini.

Melalui metode dokumentasi ini peneliti dapat menemukan bahan dokumentasi seperti; data santri, data pengurus, data ustadzah, struktur organisasi, sarana dan prasarana, dan lain sebagainya yang dapat

mendukung hasil penelitian tentang metode meningkatkan daya ingat dalam pembelajaran tilawatil Qur’an dengan Tajdied di Lembaga Cheng Hoo Mengaji Kaliwates Jember Tahun Ajaran 2016-2017

E. Analisia data

Analisis data merupakan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti melalui perangkat metodologi tertentu.32 Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan deskriptif kualitatif dalam menganalisa data yang di peroleh dalam pelaksanaan penelitian. Deskriptif kualitatif adalah suatu metode penelitian yang dimaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi dan kejadian.

Menurut Miller and Hunerman yang di kutip oleh Sugiyono, aktifitas dalam menganalisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.33

Adapaun analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tiga kegiatan yang saling berinteraksi. Yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

32 Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2007), 196.

33 Sugiyono, Metode, 140.

F. Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan dan pembandingan data itu.34

Langkah yang diambil dalam penelitian ini untuk pemeriksaan datanya menggunakan triangulasi sumber, yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.

Adapun langkah-langkahnya ada lima. Pertama membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. Kedua membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. Ketiga membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. Keempat membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi.Kelima membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.35

34 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), 330.

35 Lexy Moeleng, Metode Penelitian Kualitatif. 178

G. Tahapan Penelitian

Tahap-tahap penelitian adalah langkah-langkah atau cara-cara peneliti mengadakan penelitian untuk mencari data. Dalam penyusunan skripsi ini, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan.

Dalam tahap awal ini, terdapat enam langkah yang dilakukan peneliti, yaitu:

a. Menyusun Rancangan Penelitian.

b. Memilih Lapangan Penelitian.

c. Mengurus Perizinan.

d. Menjajaki dan Menilai Lapangan.

e. Memilih dan Memanfaatkan Informasi.

f. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan.

Setelah menyelesaikan tahap-tahap pada pra lapangan, peneliti dapat mengawali dan memulai penelitian sesuai dengan rancangan penelitian yang telah disusun sebelumnya.

3. Tahap Analisa Data.

Pada tahap terakhir ini, peneliti menganalisis data sesuai dengan teknik analisis yang digunakan dan kemudian dilanjutkan dengan menyusun laporan penelitian.

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Obyek Penelitian

Gambaran yang peneliti maksud di sini adalah uraian singkat mengenai situasi dan kondisi Lembaga Cheng Hoo Mengaji yang berada di Masjid Muhammad Cheng Hoo Jl. Hayam Wuruk no. 73, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, yang kemudian dijadikan lokasi penelitian oleh peneliti. Uraian singkat itu meliputi: sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, visi dan misi, jadwal kegiatan, keadaan santri dan ustadz- ustadzah, sarana dan fasilitas pendidikan dan lain-lain.

1. Sejarah Laksamana Cheng Hoo

Laksamana Cheng Hoo berasal dari Bangsa Hui, salah satu bangsa minoritas Tionghoa. Beliau sosok bahariawan (pelaut ulung) muslim Tionghoa yang tangguh dan berjasa besar terhadap pembaharuan Islam di Nusantara. Beliau lahir dari keturunan muslim taat dan telah menjalankan ibadah haji yang di kenal dengan julukan Haji Ma.

Laksamana Cheng Hoo di kenal sebagai pemuda yang pemberani dan brilian. Pada saat Kaisar Cheng Tsu berkuasa, beliau di angkat menjadi Admiral Utama armada laut untuk memimpin ekspedisi pertama ke laut selatan dan bahkan sampai beberapa kali ekspedisi ke berbagai

benua. Selain itu beliau juga sangat berperan penting dalam menyebarkan Agama Islam di Nusantara dan kawasan Asia tenggara.36

2. Sejarah berdirinya Lembaga Cheng Hoo Mengaji Kaliwates Jember

Lembaga Cheng Hoo Mengaji diinisiasi dan diawali pada bulan Ramadhan 13 Mei 2016 oleh Gus Afton, Totok Andhika, Cok Bien, Hong Tjai dan Lukman Syah dengan pelaksanaan awal training belajar ngaji cepat dengan metode Tajdied yang diikuti oleh anggota PITI Jember yang rata-rata belum bisa membaca Al-Qur’an. Karena peserta semakin banyak, maka diadakan program mengaji cepat sebelum lebaran. Hingga akhirnya didirikan sebuah lembaga chenghoo mengaji di masjid cheng hoo.

3. Letak geografis Lembaga Cheng Hoo Mengaji yang berada di Masjid Muhammad Cheng Hoo Kaliwates Jember

Lembaga Cheng Hoo Mengaji yang berada di Masjid Muhammad Cheng Hoo Jl. Hayam Wuruk no. 73, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember mempunyai batas-batas antara lain:

- Sebelah Utara : SDN Sempusari 01 - Sebelah Timur : Kantor Smartfren - Sebelah Selatan : Persawahan - Sebelah Barat : Persawahan 4. Visi dan Misi

Visi :

Terwujudnya Lembaga Cheng Hoo Mengaji sebagai pusat pendidikan dan pembinaan Islam yang integral dan komprehensif.

36 Majalah Percikan Iman. Hal 9, 2001

Misi :

a. Menjadikan Lembaga Cheng Hoo Mengaji sebagai pusat pendidikan Islam yang maju.

b. Menjadikan Lembaga Cheng Hoo Mengaji sebagai pusat pembinaan muallaf yang profesional.

5. Data Santri

Lembaga Cheng Hoo Mengaji memiliki 29 santri, 22 santri di level tilawah dan 7 santri di level tajwid. Rata-rata santri berusia sekitar 40 – 70 tahun, akan tetapi terdapat juga santri yang masih duduk di sekolah dasar. Mereka terdiri dari berbagai macam profesi, mulai dari pegawai bank, guru, pegawai perusahaan hingga yang sudah pensiun.

Berikut adalah data santri di Lembaga Cheng Hoo Mengaji :

DAFTAR SANTRI Lembaga Cheng Hoo Mengaji (Tilawah)

No Tgl Dft Nama TTL Alamat Pekerja

an

Pend.

Terakhir 1 25/06/16 Krisna Yanuar Jember,

30/01/03

Perum Bumi Mangli Permai B.3

Pelajar SMP

2 23/07/16 Afandie Malang, 12/06/44

Jl. Brawijaya 63 Q Sukorambi

Jember

Pensiun an

SMA Malang 3 28/07/16 Marissa

Wijayanti

Kediri, 18/08/85

Pandean Gg.III

no. 23 Kediri BUMN S1 4 30/07/16 Bimo Satriyo

Pamungkas

Jember, 24/01/04

Krajan II

Grenden, Puger Pelajar SMP 5 31/07/16 Moch. Dwi

Purwanto

Jember, 21/02/75

Jl. Trunojoyo 1X No. 37 jember

Wirasw

asta SMA

6 31/07/16 Hoediono Madiun, 10/12/39

Jl. Letjen Suprapto 7 Jbr

Pensiun

an S1

7 02/08/16 Nieniek Moedarini

Mojokerto, 28/08/45

Jl. Letjen

Suprapto 8 Jbr Ibu RT S1 8 07/08/16 Sandy Mt. Suri, Jl. H. Imran, Wirasw SMA

Halianto 07/10/76 Sampit asta 9 07/08/16 Warsito Solok,

03/08/66

Jl. Koptu Berlian Antirogo, Jember

Wirasw

asta S1

10 20/08/16 Soekardi Surabaya, 11/05/41

Bumi Tegal Besar Blok BO.07

Pensiun

an SD

11 02/09/16 Lilik Tjinosari Jember, 22/08/70

Jl. Gajah Mada

XXVII/31 Swasta S1 12 05/09/16

Drs. Reginald A.F. Van Der

Heidjen

Jember, 06/12/65

Jl. PB. Sudirman IV/39 Jember

Wirasw

asta S1

13 07/09/16 Sri Yuniarti Purworejo 28/06/62

Jl. Hayam Wuruk

IX/1 Jember SMA

14 07/09/16 Nurul Hadi Jember, 26/03/55

Jl. Hayam Wuruk IX/1 Jember

Pensiun

an SMA

15 10/09/16

Handy Cahyono

Raharjo

Kediri, 13/09/78

Perum The Argopuro

Wirasw

asta S1

16 10/09/16 Fajar

17 01/10/16 Febriono Maulana

Jember, 06/02/96

Jl. Brawijaya 63Q

Sukorambi Jbr Pelajar SMA 18 15/10/16 Muh. Tjahjono Blitar,

14/09/58

Jl. Letjen Sutoyo G1 Jember

Pensiun

an pns S1 19 15/10/16 Fatmawati Tuban,

08/05/59

Jl. Letjen Sutoyo

G1 Jember IRT SLTA

20 17/10/66 Ismi Pinarsih Jember, 05/05/66

Jl. Urip Sumoharjo No.

146 Tanggul

Guru S1

21 26/10/16 Nunung Tauristiyana S.

Jember, 19/05/64

Perum Graha Permata Indah

B.E 14

IRT D2

DAFTAR SANTRI

Lembaga Cheng Hoo Mengaji (Tajwid)

No Tgl. Dft Nama TTL Alamat Pekerja

an

Pend.

Terakhir 1 02/08/16 Subekti Jakarta,

03/11/54

Perum Indah Pemali l/2

Pensiun

an SMA

2 30/07/16 H. Lukman Palembang 10/09/51

Jl. Bangka V/15 Jember

Pensiun

an SMA

3 08/08/16 Kunta Hendrawidjaja

Surabaya, 04/01/71

Perum Surya Milenia A-26

Jember

Wirasw

asta S1

4 05/09/16 Didin Sri Hadiyani

Jember, 22/10/65

Jl. PB.

Sudirman IV/39 Jember

Wirasw

asta SMA

5 24/10/16 H. Kodrat Riyanto

Jember, 16/04/70

Jl. Basuki Rahmat 58

Jember

Guru S1

6 08/11/16 Nurul Hadi Jember, 26/03/55

Jl. Hayam Wuruk IX/1

Jember

Pensiun

an SMA

7 08/11/16

Handy Cahyono

Raharjo

Kediri, 13/09/78

Perum The Argopuro

Wirasw

asta S1

Sumber Data: Dokumentasi Lembaga Cheng Hoo Mengaji

6. Data para pengajar

Para pengajar di Lembaga Cheng Hoo Mengaji harus memenuhi berbagai syarat. Syarat yang utama harus dimiliki adalah (sesuai dengan syariat Islam) syar’i dan mampu membaca Al-Qur’an dengan fasih, (ahli dibidangnya) profesional.

Seorang pengajar sangat diperlukan keprofesionalan dalam bekerja. Dengan profesional, Insya Allah tujuan, visi, dan misi dalam pendidikan akan tercapai. Semua ustadz- ustadzah yang mengajar harus fasih dalam membaca al-qur’an, harus menguasai ilmu tajwid dan mengikuti training metode Tajdied.

Adapun data para pengajar di Lembaga Cheng Hoo Mengaji adalah sebagai berikut:

Data para pengajar di Lembaga Cheng Hoo Mengaji

No Nama Lulusan Jabatan

1 Fatatun Nafisah, SE. S-1Universitas Negeri

Jember Pengajar

2 Ulva Nurmala Sari MAN Pesanggaran

BWI Pengajar

3 Abdul Latif S.Th.I S-1 IAIN Jember Pengajar 4 Riayatul H. S.Pd.I. S-1 IAIN Jember Pengajar

Sumber Data: Dokumentasi Lembaga Cheng Hoo Mengaji

7. Struktur Organisasi

Adapun Struktur Organisasi Lembaga Cheng Hoo Mengaji adalah sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI

LEMBAGA CHENG HOO MENGAJI KALIWATES JEMBER

Sumber Data: Dokumentasi Lembaga Cheng Hoo Mengaji

PENASEHAT Drs. Totok Andhika

Bendahara Gunawan Wibisono

Sekretaris Drs. Didik

Bidang Pendidikan Dr. AstutikRahma

Pengajar 3 Abdul Latif S.Th.I Pengajar 2

Ulva Nurmala S.

Pengajar 1 Fatatun Nafisah, SE

Ketua Edy Darmawan

Pengajar 4 Riayatul H. S.Pd.I.

8. Standar Kemampuan Belajar Santri

Standar Kemampuan Belajar Santri Lembaga Cheng Hoo Mengaji Dengan Menggunakan Metode “Tajdied”

Pertemuan Halaman Keterangan

I 1-5 Teori (pengenalan kata kunci 1-5).

Sorogan (halaman 1-5 tentang ََوَبَيَس dan َِنِإِدِل.

II 6-9 Mengingat kata kunci ke-3 dan teori tentang a-i-u (1).

Sorogan (halaman 6-9 tentang َُتُكُرُب dan pengayaan a-i-u (1) dari kalimat ََوَبَيَس, َِنِإِدِل, َُتُكُرُب).

III 10-15 Mengingat kata kunci ke-4 dan 5, dan teori tentang a-i-u (2).

Sorogan (halaman 10-14 tentang ََتَقَمَه, ََزَجَفَص, pengayaan a-i-u (2) dari kalimat ََتَقَمَه dan ََزَجَفَص) kemudian menyanyikan lagu ََبَكَر dengan

menggunakan lagu “Kring-kring Ada Sepeda”.

IV 16-19 Teori (pengenalan bacaan panjang (mad) dan bentuk-bentuk penulisan mad).

Sorogan (halaman 16-19 tentang mad).

V 20-26 Teori (pengenalan kata kunci 6-10 dan tanwin).

Sorogan (halaman 21-26 tentang ًَلَظَشَس)

VI 27-32 Mengingat kata kunci ke-7 dan teori tentang sukun dan tasydid.

Sorogan (halaman 27-32 tentang َ ثُثَوَغ, tanwin dan tasydid).

VII 33-38 Mengingat kata kunci ke-8, 9 dan 10.

Sorogan (halaman 33-38 tentang َْوَجِحَْمَلَع, ََبَط ْوَنَذ,

َِرَلْأَضَخ dan pengayaan mad dan tanwin).

VIII 39-43 Sorogan (halaman 39-43 tentang pengayaan sukun dan tasydid).

IX 44-45 Teori (pengenalan لا Qamariyah dan لا Syamsiyah).

Sorogan (halaman 44-45 tentang لا Qamariyah dan لا Syamsiyah).

Tes baca Qur’an yang mencangkup 10 kata kunci.

X 46-48 Teori (cara membaca lafadz الله dan huruf yang dilewati dalam bacaan).

Sorogan (halaman 46-48 tentang َُالله, َُاللهَو, َِللاِب, َاوُتوُا

ََمْلِعلْا, dan ََةوَكَّزلاَاوُتاَءَو.

XI 49-52 Teori (pengenalan huruf-huruf potongan, cara mewaqafkan dan ketukan).

Sorogan (halaman 49-52 tentang huruf-huruf potongan, waqaf, cara membaca ًَة, َ ة, َ تى, اًئ, dan اًى di akhir kalimat).

XII 53-54 Teori (pengenalan huruf-huruf hijaiyah).

Sorogan (halaman 53-54 tentang huruf-huruf hijaiyah dan praktik langsung membaca Taawudz, Basmallah, surat Al-Kautsar dan surat At-

Takatsur.

Sumber Data: Dokumentasi Lembaga Cheng Hoo Mengaji

B. Penyajian Data dan Analisis

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di Lembaga Cheng Hoo Mengaji dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka peneliti memberikan deskripsi secara umum tentang Implementasi Metode Mnemonic dan SAS (struktural analitik sintetik) dalam Pembelajaran Tilawatil Qur’an di Lembaga Chenghoo Mengaji Kaliwates Jember Tahun ajaran 2016-2017.

1. Implementasi Metode Mnemonik dan SAS dalam Pembelajaran Tilawatil Qur’an di Lembaga Chenghoo Mengaji Kaliwates Jember Tahun Ajaran 2016-2017.

Penerapan metode mnemonic dan SAS dalam pembelajaran tilawatil Qur’an di Lembaga Cheng Hoo Mengaji telah tertuang dalam buku Tajdied. Di dalam buku Tajdied, santri akan belajar dengan menggunakan kata kunci. Seperti yang diungkapkan Riayatul Husnan berikut ini:

“Penerapannya ya ketika mau belajar ngaji, kami diharuskan memiliki wudhu bagi yang tidak berhalangan, kemudian bersama-sama membaca doa sebelum belajar. Lalu sebelum membuka buku pelajaran santri di ajarkan kata kunci. Dan diminta untuk mengingatnya dengan ucapan dan gerakan dan di ulang berkali-kali. Setelah santri di anggap sudah mulai ingat dan terbiasa, maka santri di minta untuk membuka buku dan

membunyikan kata kunci, pertama bersama-sama dan terus di ulang.

Setelah itu santri di minta untuk membaca halaman ke dua. setelah pembelajaran kalsikal, maka santri secara individual menghadap ke pengajar untuk membaca halaman yang telah dibacanya tadi. Setelah selesai pembelajaran, maka santri di minta untuk membaca doa pulang.”37

Penerapan metode tersebut adalah cara agar santri mudah mengingat huruf-huruf hijaiyah, karena yang diajarkan dalam kata kunci langsung menggunakan huruf sambung dan hasilnya hanya dalam lima kali pertemuan, santri sudah mampu menyelesaikan satu buku tilawah.

Bagi santri yang agak lambat, maksimal tujuh kali pertemuan sudah mampu membaca ayat.

Dalam penerapan pembelajaran tersebut masih membutuhkan beberapa hal yang dapat mendukung efektivitas pembelajaran di antaranya seperti tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, materi pembelajaran dan juga media pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Fatatun Nafisah, selaku pengajar berikut ini:

“Tujuan pembelajaran yang saya tau ya mbak, ya agar santrinya cepet bisa ngaji mbak. Jadi kan orang orang tau kalau metode ini beda dengan yang lainnya, kalo metodenya ya jelas MetodeTajdied mbak. Materi itu tergantung pada tingkatannya mbak, jadi kan pas masuk nanti santrinya di tes dulu, bisa ngaji atau nggak, trus kalau bisa ngajinya itu lancar atau tidak. Ya gitu wes mbak. Nah kalau media pembelajaran ya buku tilawah atau tajwid, trus nanti juga ada alat peraganya mbak. Alat peraga itu ya isinya sama kayak buku tajwid atau tilawah tapi besar mbak kayak papan. Kan yang di ajar ngaji orang tua to mbak, jadi takutnya nanti nggak kelihatan. Terus selain itu untuk materi tajwid harus ada papan dan spidol. Kan kalo tajwid harus diterangkan secara mendalam biar faham mbak.38

37 Riayatul Husnan, Wawancara, Jember, 21 Nopember 2016.

38 Fatatun Nafisah, Wawancara, Jember, 21 Nopember 2016.

Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa tujuan, media dan materi pembelajaran adalah hal yang sangat penting dalam mendukung proses belajar mengajar di Lembaga Cheng Hoo Mengaji.

2. Problematika yang dihadapi dalam Implementasi Pembelajaran Tilawatil Qur’an di Lembaga Chenghoo Mengaji Kaliwates Jember Tahun Ajaran 2016-2017.

Mendidik orang tua sebenarnya tidak semudah yang dibayangkan dibanding mendidik anak-anak. Ada beberapa problem yang dihadapi dalam Implementasi Pembelajaran Tilawatil Qur’an di Lembaga Chenghoo Mengaji Kaliwates Jember Tahun Ajaran 2016-2017 yang berdasarkan observasi, wawancara dan dokumentasi. Di antaranya adalah:

a. Faktor Internal 1) Fisik

a) Penglihatan dan pendengaran

Ketika usia sudah mulai bertambah, maka ketajaman penglihatan dan pendengaranpun mulai menurun. Sehingga tidak jarang para santri menggunakan kacamata seperti yang di ungkapkan oleh Subekti, santri tajwid berikut ini:

“ya namanya sudah tua ya mbak, kadang pandangan saya itu tiba-tiba kabur, jadi kalau tidak pakai kacamata ya tidak kelihatan. Orang tua itu ya memang gini mbak, sudah mulai rewel. Karena tubuhnya kan juga sudah mulai menurun kerjanya. Tapi karena masih kepengen bisa ngaji, jadi ya harus di paksa.”39

39 Subekti, Wawancara, 14 Desember 2016.

Faktor usia memang menyebabkan fungsi organ tubuh tidak lagi optimal sehingga diperlukan adanya alat bantu untuk menunjang penglihatan. Selain penglihatan, faktor usia juga mengurangi fungsi pendengaran. seperti yang diungkapkan Muhammad Tjahyono, santri yang baru belajar tilawah berikut ini:

“saya itu memang agak kurang di pendengaran, la umur emang sudah hampir 70 lo mbak, jadi ya maklum. Ya kalau dulu masih seusia mbaknya ya normal mbak, sekarang itu kalau nggak dekat ya kurang jelas gitu aja”40

Karena berkurangnya faktor penglihatan dan pendengaran, maka di Lembaga Cheng Hoo Mengaji kegiatan pembelajaran dibatasi hanya maksimal 5 santri perkelas, hal tersebut bertujuan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Ketika pembelajaran secara klasikal telah selesai, maka santri di minta untuk belajar secara individual.

b) Artikulasi atau pengucapan

Faktor artikulasi atau pengucapan memang sering kali menjadi problem dalam belajar mengaji, apalagi bagi orang tua yang kondisi fisiknya sudah menurun. Seperti yang di ungkapkan Fatatun Nafisah, selaku pengajar di Lembaga Cheng Hoo Mengaji berikut ini:

40 Muhammad Tjahyono, Wawancara, 14 desember 2016.

“emm orang tua itu memang susah mbak mengucapkan huruf- huruf yang agak sulit, seperi dza, za, tsa, dlo, ya biasanya pelafalan huruf-huruf itu sih mbak yang susah. Apalagi kan mungkin lidahnya masih kaku ya mbak, jadi nggak bisa-bisa mbak”41

Karena pelafalan atau artikulasi ini sangat penting ketika belajar membaca al-qur’an maka di Lembaga Cheng Hoo Mengaji para ustadz ataupun ustadzah senantiasa menuntun satu persatu santri untuk mencoba belajar dan membunyikan huruf.

c) Ketahanan tubuh dan penyakit

Ketahanan tubuh juga sangat penting bagi santri yang akan belajar, karena ketika tubuhnya sehat maka santri dapat fokus belajar dengan baik. Begitu juga yang telah di ungkapkan oleh H. Lukman berikut ini:

“Kesulitan santri itu biasanya dari faktor usia yang rata-rata sudah dewasa bahkan manula membuat cepet lupa, daya tahan tubuh atau kesehatan yang tidak optimal membuat cepet lelah dan kurang konsentrasi”42

Berdasarkan observasi di Lembaga Cheng Hoo Mengaji, maka biasanya santri memang sering mengeluh merasa lelah ketika harus terus belajar, maka dari itu pengajar tidak bisa memaksakan pembelajaran. Pengajar membuat situasi belajar yang santai dan juga memberikan istirahat sejenak, agar santri melakukan hal disukainya. Setelah di rasa cukup, maka santri di minta kembali untuk belajar.

41 Fatatun Nafisah, wawancara, 21 nopember 2016.

42 H. Lukman, wawancara, 21 Nopember 2016.

Selain H. lukman, Ulva Nurmala Sari juga mengungkapkan hal yang sama bahwa:

“orang tua itu kalau belajar gak bisa lama sih mbak, kalau sudah lebih dari satu jam itu gak konsentrasi, la kadang malah ada mbak yang baru sebentar sudah capek. Biasanya kakinya kesemutan kalau duduk lama.”43

Karena waktu belajar yang lebih dari satu jam di anggap kurang kondusif bagi orang tua, maka di Lembaga Cheng Hoo Mengaji waktu belajar para santri maksimal satu jam, akan tetapi ketika sebelum satu jam santri telah merasa lelah, maka ustadz/ustadzah memberikan waktu untuk beristirahat sebagaimana yang telah disebutkan di atas.

2) Non fisik

a) Motivasional

Motivasi adalah hal yang penting untuk mendasari suatu kegiatan yang dilakukan, tanpa adanya motivasi maka kegiatan tersebut terasa kurang berarti. Seperti yang di ungkapkan Hong Tjai berikut ini:

“saya itu baru masuk Islam, istilahnya mualaf lah ya.

Makanya saya kepengen bisa ngaji, biar saya juga bisa shalat yg khusyuk. Saya itu sibuk, tapi saya seneng ada orang ngaji gitu, kebetulan teman teman saya kayak Chok Bien gitu ngajak ke sini untuk ngaji”44

Dengan adanya motivasi, maka semangat untuk melakukan hal yang diinginkan juga semakin tinggi, pembelajaran di Lembaga Cheng Hoo Mengaji ini biasanya

43 Ulva Nurmalasari, wawancara, 21 Nopember 2016.

44 Hong Tjai, wawancara, 14 Desember 2016.

Dokumen terkait