• Tidak ada hasil yang ditemukan

Temuan Khusus Mengenai Penerapan metode bercerita menggunakan

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

B. Temuan Khusus Mengenai Penerapan metode bercerita menggunakan

B.Temuan Khusus Mengenai Penerapan Metode Bercerita Menggunakan

faktor-faktor yang mendukung untuk pemilihan metode tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajaran penerapan metode bercerita menggunakan media buku cerita bergambar, dirancang dengang melakukan rancangan persiapan guru, rancangan pelaksanaan kegiatan bercerita, dan rancangan penilaian kegiatan bercerita. Berikut rancanngan penerapan metode bercerita menggunakan media buku cerita bergambar di TK Negeri Pembina adalah:

1. Rancangan persiapan guru

Rancangan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang terus menerus dan menyeluruh, dimulai dari penyusunan suatu rencana, evalusi pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari tujuan yang sudah ditetapkan.

Pada anak usia dini rancangan pembelajaran metode bercerita dengan bantuan menggunakan alat media buku cerita bergambar akan dapat membantu terkait pentingnya pembelajaran bercerita yang dapat meningktakan kemampuan berbicara anak. Adapun rancangan yang sudah dibuat oleh guru di TK Negeri Pembina berdasarkan observasi pada tanggal 16 Juni 2020, pembelajaran tetap dilaksanakan dengan disesuaikan dengan keadaan pandemi. Sebelum ke proses pembelajaran guru merancang persiapan sebagai berikut:

1) Guru Menetapkan tujuan dan tema yang dipilih 2) Guru menetapkan bentuk bercerita

3) Guru menentukan rancangan atau alat/media yang digunakan dalam bercerita

4) Guru menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita

5) Guru menetapkan rancangan penilaian dalam kegiatan bercerita.51 Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti melihat dalam kegitan pembelajaran bercerita guru terlebih dahulu merancang dan menulis di buku catatan guru, kemudian disetiap pembelajaran, kegitan pembelajaran selalu dilakukan dan dikaitkan dengan tema yang ada sehingga peneliti melihat bagaimana antusias anak pada saat kegiatan pembelajaran.52

a. Persiapan guru

Terdiri dari dua bagian yaitu persiapan pribadi dan persiapan teknik 1) Persiapan pribadi

Pendidik di TK Negeri Pembina mempersiapkan pribadinya untuk menjalankan aktifitasnya sebagai seorang pendidik, seperti mempersiapkan kondisi tubuh yang prima mulai dari badan secara keseluruhan dan suara. Persiapan ini tidak hanya dilakukan saat melaksanakan pembelajaran dengan metode bercerita, tetapi dilaksanakan pada semua pembelajaran sehari-hari di TK Negeri Pembina. Selain persiapan fisik, pendidik juga mempersiapkan materi-materi cerita sebelum pembelajaran. Dari materi cerita tersebut, hanya cerita-cerita yang memiliki nilai – nilai pendidikan dan sesuai dengan perkembangan peserta didik saja yang dipilih dan digunakan. Sebelum masuk kedalam kelas terlebih dahulu pendidik membaca dan memahami isi cerita agar pesan yang terkandung dalam cerita dapat diserap atau dipahami dengan baik

51 Kegiatan Penelitian, Observasi, TK Negeri Pembina,16 Juni 2020.

51 Ibid.

52 Ibid.

oleh peserta didik.

2) Persiapan teknik

Persiapan teknik yang dilakukan pendidik di TK Negeri Pembina meliputi:

a Rencana kegiatan harian (RKH) b Absen kelas

c Daftar perkembangan anak didik d Alat tulis

e Media53

Para pendidik TK Negeri Pembina melakukan program perencanaan persiapan mengajar yang mana guru melihat jadwal mengajar dan kurikulum yang digunakan. Dalam pelaksanaan metode bercerita terlebih dahulu pendidik menentukan: tema yang akan diberikan kepada anak, yang sebelumnya pendidik telah menyiapkan rencana pembelajaran dalam satuan kegiatan harian (RKH). Kegiatan harian tersebut dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, evalusi.54

Dari hasil observasi serta dokumentasi yang peneliti temukan dilapangan dapat disimpulkan bahwa persiapan yang dilakukan guru di TK Negeri Pembina sudah melakukan persiapan seprti membuat RKH dan membuat absen, daftar perkembangan anak, serta alat media yang digunakan.

53 Persiapan Teknis yang di lakukan Pendidik, Dokumentasi, TK Negeri Pembina,17 Juni 2020.

54 Kesiapan Guru, Observasi, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.

b. Materi

Pembelajaran bercerita di TK Negeri Pembina mengacu pada materi yang di ajarkan dengan metode yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran yaitu meliputi sebelum kegaiatan belajar mengajar (pembukaa), ketika kegiatan belajar mengajar (inti), dan setelah kegiatan belajar mengajar (penutup).

Pelaksanaan pembelajaran di TK Negeri Pembina digunakan dalam beberapa materi di antaranya cerita dongeng yang berisi tentang keteladanan. Setelah terkonsep dalam persiapan, materi-materi tersebut di sampaikan dengan penuh seksama Berbagai tahapan yang dilakukan oleh pendidik mulai dari persiapan penyampaian hingga evaluasi telah dilakukan semua itu dilakukan dengan materi cerita dan situasi serta kondisi yang dialami peserta didik.55

Peneliti dapat menyimpulkan di TK Negeri Pembina sebelum melakkukan pembelajaran guru sudah menyiapkan materi cerita sesuai dengan tahap perkembangan anak.

c. Media

Penggunaan alat media di TK Negeri Pembina cukup bervariasi tetapi lebih dominan dengan buku cerita bergambar karena mudahnya pendidik dalam mendapatkannya. Selain itu buku cerita bergambar menjadi media yang dominan karena

55 Kegiatan Penelitian, Observasi, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.

didalamnya terdapat gambar-gambar yang menarik dan imajinatif, seperti gambar binatang, bulan, bintang, rumah dan lain-lain.

Penggunaan media ini dikuatkan karena mudahnya pendidik dalam mendapatkannya serta mudah untuk menjalankannya.

Peneliti melihat penggunaan media di TK Negeri Pembina sudah dilakukan karena selain media yang disiapkan oleh guru sudah banyak media yang disiapkan si sekolah. Sehingga dalam proses pembelajaran bercerita menjadi efektif.

d. Metode

Dalam penyampaian cerita pendidik senantiasa menggunakan variasi-variasi atau cara yang menarik agar peserta didik antusias dalam mendengarkan dan memperhatikan cerita yang disampaikan apabila peserta didik merasa bosan dalam mendengarakan cerita yang disampaikan, pendidik di TK Negeri Pembina menghentikan cerita dengan melakukan gerak dan lagu sehingga mampu membuat peserta didik kembali focus untuk mendengarkan kembali isi cerita. Jika di tengah-tengah cerita ada salah satu anak yang gaduh, maka pendidik langsung menghentikan cerita dan memanggil nama anak dengan nada yang lembut dan menyuruh anak tersebut supaya memperhatikan kembali isi cerita.56

Melatih kemampuan berbicara anak dengan kegiatan pembelajaran

56 Kegiatan Penelitian, Observasi, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.

bercerita merupakan salah satu cara yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak di TK Negeri Pembina.

Berikut sebagaimana yang di ungkapkan oleh ibu Sri selaku guru kelompok A menyatakan sebagai berikut:

“Sebelum ke proses pembelajaran bercerita saya menyiapkan buku pegangang, disini saya memilih buku pegangan seperti buku cerita islami, buku kisah nabi, dan lain- lainnya. Hal ini menurut saya bagus, tanpa adanya buku pegangan, metode berceritapun tidak dapat dilaksanakan dengan bagus. Selain itu anak-anak antusias untuk ikut belajar karena anak-anak tertarik dengan adanya buku cerita bergambar.

Dengan adanya persiapan seperti ini maka pembelajaran akan lebih aktif dan menyenangkan”57

Selaras dengan pendapat diatas, ibu Najmi selaku guru pendamping berpendapat bahwa:

“Untuk mempersiapkan pembelajaran bercerita saya terlebih dahulu mempersiapkan kertas seperti buku gambar, pensil pewarna, garis, spidol agar dalam proses pembelajaran tidak terhambat, anak-anak akan merasa senang dan semangat megikuti pembelajaran bercerita”. 58

Dari hasil wawancara dengan ibu kepala sekolah beliau mengatakan:

“Rancangan persiapan guru sudah bagus, karena selain guru menyediakan buku pegangan, disekolah ini sendiri alat serta media sepeti buku cerita sudah banyak dan tersedia, tinggal guru meyesuaikan dengan tingat pencapaian perkembangan anak”.59

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah peneliti dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam penerapan metode bercerita dengan menggunakan media buku cerita bergambar guru sudah

57 Sri Darmawanita, Wawancara, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.

58 Najmi, Wawancara, TK Negeri Pembina, 17 Juni 2020.

59 Asturi M.Pd Kepala Sekolah, Wawancara, TK Negeri Pembina, 15 Juni 2020.

mempersiapkan dahulu serta merancang dan menulis di buku catatan dan guru mempersiapkan media seperti buku pegangan yaitu buku cerita islami, buku kisah nabi, dan dan lain-lainnya. Selain itu guru mempersiapkan kertas bergambar pensil pewarna, garis, spidol agar dalam proses pembelajaran tidak terhambat dan berjalan dengan sesuai yang diharapkan.

2. Pelaksanaan

Di dalam suatu lembaga (TK Negeri Pembina), tentu guru memegang tanggung jawab yang besar dalam mendidik, melatih dan membiasakan anak agar pencapaian perkembangan berbicara anak dapat berkembang sesuai dengan harapan yang diinginkan. Dilihat dari peran dan tanggung jawab guru sangat besar maka guru dituntut untuk memahami masing-masing perkembangan dalam diri anak.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti melihat dalam kegitan pelaksanaan pembelajaran Guru di TK Negeri Pembina khususnya di kelas A dalam melatih kemampuan berbicara anak dengan kegiatan pembelajaran bercerita dapat dilakukan dengan cara: 1).

Mendampingi anak ketika anak merasa malu untuk berbicara didepan.

Misalnya pada saat proses Kegiatan Belajar Mengaja (KBM) dalam kegiatan bercerita anak disuruh untuk mengulang kembali apa yang diceritakan oleh guru dan disini guru tetap melihat bagaimana perkembangan kemampuan berbicara anak, 2). Memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan apa pengalaman yang dimiliki anak

selain dari mengulang cerita yang disampaikan (anak berimajinasi), 3).

Membiasakan dan disertai dengan memberikan contoh kepada anak terkait dengan kebiasan menggunakan bahasa indonesia karena terkadang anak selalu menggunakan bahasa daerah. Selain itu yang terpenting guru di TK Negeri Pembina tidak lupa memberi rewoard berupa bintang serta pujian kepada anak yang bisa menyelesaikan tugas maupun yang belum, tujuannya untuk meningkatkan lagi semangat belajar anak.60

Selain itu, observasi yang peneliti lakukan, suasana pelaksanaan kegiatan pembelajaran bercerita dengan menggunakan media buku cerita bergambar di TK Negeri Pembina sangatlah kondusif, yaitu pada saat peneliti melihat bagaimana cara guru memberikan pembelajaran bercerita, kemudian peneliti melihat setelah guru melakukan kegiatan bercerita, guru memberikan pujian kepaada anak sehingga anak merasa senang pada saat pembelajaran berlangsung.61

Pelaksanaan metode bercerita dengan menggunakan media buku cerita berambar di TK Ngeri Pembina dapat dibuktikan berdasarkan observasi dan wawancara dengan ibu Sri selaku guru kelas A.

Menurut ibu sri selaku guru di kelas A pelaksanaan pembelajaran bercerita dilakukan sebagai berikut:

“Biasanya saya melatih kemapuan berbicara anak awalnya saya membacakan dan memperlihatkan apa yang ada dalam buku cerita seperti contoh buku cerita bergambar yang berjudul

“Menyanyangi Anggota Keluarga”. Setelah itu, saya memberikan penilaian dengan cara memberikan pertanyaan sederhana terkait

60 Kegiatan Penelitian, Observasi, TK Negeri Pembina,16 Juni 2020.

61 Ibid.

dengan gambar yang ada didalam buku cerita bergambar tersebut, sehingga saya tau mana anak yang memperhatikan dan mana anak yang tidak memperhatikan ketika guru membacakan cerita dengan media buku cerita bergambar”.62

Sependapat dengan pernyataan diatas ibu Najmi menyatakan bahwa “Dengan menerapkan metode bercerita dengan bantuan buku cerita bergambar, anak-anak antusias mendengar dan semangat untuk megikuti kegiatan pembelajaran bercerita”.63

Sedangkan menurut kepala sekolah mengatakan bahwa:

selain dapat diterapkan oleh guru-guru, saya juga ikut berperan dalam bercerita menggunakan media buku cerita bergambar. Dalam penerapan media buku cerita bergambar guru menyampaikan cerita dengan menggunakan metode mendongeng dan menyampaikan cerita dengan beragam ekspresi sesuai dengan gambar yang ada, sehingga anak-anak antusias mengikuti proses pembelajaran dan proses pembelajaran di dalam kelas menjadi efektif.64

Dilihat dari hasil wawawancara dengan kepala sekolah dan guru maka hasil dari observasi langsung adalah sebagai berikut:

a. Guru memperkenalkan media buku cerita bergambar

b. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memyampaikan apa yang telah mereka lihat dari media buku cerita bergambar

c. Guru menyampaikan cerita dengan beragam ekspresi.

d. Dalam penerapannya guru menyampaikan cerita dengan dua metode yaitu bercerita dan tanya jawab.65

Berdasarkan hasil observasi maupun wawancara diatas dapat

62 Sri Darmawanita, Wawancara, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.

63 Najmi, Wawancara, TK Negeri Pembina, 17 Juni 2020.

64 Asturi M.Pd Kepala Sekolah, Wawancara, TK Negeri Pembina, 15 Juni 20202.

65 Kegiatan Penelitian, Observasi, TK Negeri Pembina, 18 Juni 2020.

disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran metode bercerita dengan media buku cerita bergambar dilakukan dengan melihat perkembangan anak pada saat proses pembelajaran bercerita, serta guru menyampaikan dengan memakai metode tanya jawab dan guru menyampaikan dengan beragam ekspresi pada saat menyampaikan cerita kepada anak agar lebih menarik.

3. Penilaian

Penilaian merupakan salah satu kegiatan untuk menilai tingkat pencapaian dan berhasilnya proses pembelajaran. Penilaian juga sangat penting untuk mengetahui tingkat pencapain peserta didik. Penilaian atau evaluasi dilakukan setiap akhir cerita.

Observasi yang dilakukan peneliti dalam penilaian adalah guru melalukan dialog dengan orang tua, melaporkan perilaku dan perkembagangan anak-anak mereka dalam kehidupan sehari-hari disekolah maupun dirumah yang dilakukan baik dengan telepon maupun pertemuan wali murid. Setelah tahap persiapan sampai pelaksaan metode cerita dilakukan, pendidik melakukan evaluasi (penilaian).

Setiap akhir pembelajaran pendidik akan mereview apa saja yang mereka lakukan dan siapa saja yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Selain itu observasi yang dilakukan peneliti dalam penilaian di TK Negeri Pembina dalam penerapan metode bercerita menggunakan media buku cerita bergambar sebagai berikut:66

66 Ibid.

(1) Guru melakukan tanya jawab

Untuk mengetahui tingkat pencapaian anak dalam kegiatan bercerita guru melakukan penilaian dengan memberikan pertanyaan sederhana terkait dengan apa yang diceritakan.

(2) guru menyuruh anak menggambar salah satu adegan yang ada dalam cerita.

Untuk mengetahui tingkat pencapaian anak guru juga menilai anak dengan cara menyuruh anak mengambar apa yang ada dalam cerita tersebut. Dengan bergambar akan dapat meningkatkan imajinasi dalam diri anak.67

Berdasarkan observasi tersebut juga didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan oleh ibu Sri selaku guru kelas A mengatakan sebagai berikut:

“Cara saya yang digunakan dalam mengevaluasi atau memberikan penilaian (assesmen) dalam kegiatan bercerita yaitu melakukan tanya jawab kepada anak-anak mengenai jalannya cerita, tokoh cerita serta sifat-sifat tokoh dalam cerita. Saya juga mengaitkan cerita dengan kehidupan sehari-hari dan kemudian saya memberikan pesan-pesan kepada anak mengenai sesuatu yang baik dan buruk. Dan biasanya saya melakukan penilaian dua kali seminggu dalam pertemuan kemudian saya juga melakukan konsultasi dengan ibu Najmi selaku guru pendamping”.68

Selaras dngan pendapat diatas ibu Najmi selaku guru pendamping juga mengatakan:

“Saya juga mengevaluasi atau memberikan penilaian dengan cara memberikan pertanyaan terkait dengan isi yang ada

67Ibid.

68 Sri Darmawanita, Wawancara, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.

didalam cerita, dan saya melakukan penilaian secara langsung pada saat kegiatan bercerita kemudian selanjutnya saya berdiskusi dengan ibu Sri terkait adannya tingkat perkembangan anak”.69

Berdasarkan hasil observasi maupun wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dengan pelaksanaan penerapan metode bercerita menggunakan media buku cerita bergambar di TK Negeri Pembina ini sudah bisa dikatakan efektif. Guru melakukan penilaian dengan guru pendamping. Dan untuk kepala sekolah hanya mendapatkan laporan setiap rapat. Pembelajaran metode bercerita dengan menggunakan media buku cerita bergambar memiliki dampak yang dapat meningkatkan pencapain perkembangan bicara anak.

b. Penggunaan Media Buku Cerita Bergambar Dalam Proses Pembelajaran di TK Negeri Pembina Kec. Lambu

Menerapkan media sangat penting dalam proses pembelajaran karena media merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan memudahkan proses belajar mengajar dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan peserta didik.

Dilihat dari observasi yang peneliti lakukan dilapangan, ada banyak manfaat yang didapatkan dalam penggunaan media buku cerita bergambar, dimana anak menjadi pandai berbicara, dapat menambah kosakata dan lainnya. Anak juga aktif dan tidak merasa minder sama teman sebayanya dalam berkomunikasi. Yang terlebih lagi dalam kegiatan pembelajaran

69 Najmi, Wawancara, TK Negeri Pembina, 17 Juni 2020.

menjadi efisien.70

Didalm proses pembelajaran di TK Negeri Pembina penerapan media buku cerita bergambar sangat bagus diterapkan dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak, Sehingga anak sangat antusias mendengarkan cerita sambil melihat gambar yang di tunjuk oleh guru.71 Untuk mengetahui penerapan media buku cerita bergambar dalam meningkatkan kemampuan berbicara di TK Negeri Pembina, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelompok A yaitu sebagai berikut:

“Menurut ibu Sri, dengan menggunakan media buku cerita bergambar anak akan antusias mengikuti proses pembelajaran, karena dilihat dari perkembangan kemampuan berbicara anak di TK Negeri Pembina sudah menunjukkan pencapaian peningkatan kemampuan berbicara, dengan media buku cerita bergambar akan menarik perhatian anak ”.72

Sependapat dengan pernyataan diatas ibu Najmi juga menyatakan:

“Dengan menggunakan media buku cerita bergambar maka anak akan merasa senang pada saat ditampilkan gambar yang berwarna- warni, anak juga satu persatu maju kedepan untuk menunjuk gambar yang ada dalam media buku cerita bergambar, dan yang terpenting anak tidak merasa cepat bosan”.73

Kepala sekolah menyatakan bahwa:

“pembelajaran yang dilakukan dengan penggunaan media buku cerita bergambar banyak memberikan manfaat dan dampak yang bagus dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak. Selain itu, melalui penerapan media buku cerita bergambar tersebut dapat juga meningkatkan kegiatan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan bagi anak. Sehingga jelas bahwa media buku cerita bergambar memiliki keterkaitan dengan kemampuan berbicara anak.”74

70 Kegiatan Penelitian, Observasi, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.

71 Ibid.

72 Sri Darmawanita, Wawancara, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.

73 Najmi, Wawancara, TK Negeri Pembina, 17Juni 2020.

74Asturi M.Pd Kepala Sekolah, Wawancara, TK Negeri Pembina, 15 Juni 20202.

Dilihat dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru maka hasil dari observasi langsung adalah sebagai berikut: 1). Guru Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan bercerita kepada anak 2). Guru Mengatur tempat duduk anak, 3). Guru Mengatur pembukaan kegiatan bercerita, 4) Guru Mengembangkan cerita yang dituturkan guru, 5).

Menetapkan rancangan cara bertutur yang dapat menggetarkan perasaan anak dengan cara memberikan gambaran, 6). Guru penutup kegiatan bercerita dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita. 75

Berdasarkan hasil observasi maupun wawancara diatas peneliti dapat menyipulkan bahwa penerapan metode bercerita dengan menggunakan media buku cerita bergambar di TK Negeri Pembina sudah sangat baik dan meninggkat sesuai perkembangan berbicara anak. Dengan adanya penerapan media buku cerita bergambar anak dapat menceritakan kembali apa yang disampaikan oleh guru.

2. Kendala-Kendala Guru dalam Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Media Buku Cerita Bergambar dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara di TK Negeri Pembina Kec. Lambu

Didalam meleksanakan pembelajaran guru melakukan beberapa persiapan, diantaranya persiapan teknik maupun media serta alat peraga agar dapat menarik minat anak serta pembelajaran akan aktif dan menyenangkan.

Namun di TK Negeri Pembina ada beberapa kendala yang dihadapi guru

75 Kegiatan Penelitian, Observasi, TK Negeri Pembina, 18 Juni 2020.

dalam menerapkan metode bercerita mengggunakan media buku cerita bergambar.

Pada saat peneliti melakukan observasi ada kendala yang dilihat dalam menerapkan media buku cerita bergambar dalam meningkatkan kemampuan berbicara, dimana peneliti melihat media yang digunakan guru masih kurang efektif, kemudia dalam penyampaian guru tidak melihat keadaan serta kondisi anak.76

Untuk mengetahui kendala-kendala berikut dengan solusiyang di hadapi guru dalam menerapkan media buku cerita bergambar di TK Negeri Pembina, maka peneliti melakukan wawancara dengan beberapa guru dan kepala sekolah sebagaimana yang diungkapkan oleh ibu Sri, S.Pd selaku guru kelompok A berikut:

“ Kendala-kendalaya pasti ada, (penghambat pendukung), yang saya hadapi dan juga guru lainnya yaitu: a). Terbatasnya waktu, karena pada saat memulai menceritakan media buku cerita bergambar, guru hanya diberikan beberapa menit, sedangkan cerita yang ingin disampaikan belum selesai dan terkadang dilanjutkan besok harinya.

b). Keterbatasan media buku cerita bergambar yang dimiliki sekolah, sehingga mengakibatkan guru-guru mengulang kembali menceritakan buku yang telah selesai dibaca, untuk mendapatkan media buku cerita bergambar yang baru butuh waktu 2 hari, karena untuk membeli yang baru kita harus membelinya ke kota. c). Sebagian murid yang gampang bosan diakibatkan karena guru kurang kreatif dalam bercerita/mendongeng. Adapun solusinya yaitu: a). Menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya yaitu dengan mengambil perhatian anak dengan menunjukkan media buku cerita bergambar, b). Sekolah mengatasi keterbatasan media buku cerita bergambar dengan membuat yang baru, c). Untuk menghilangkan rasa bosan anak dalam bercerita, biasanya guru melakukannya dengan mempraktekan langsung dengan ekspresi yang sesuai.77

76 ibid.

77 Sri Darmawanita, Wawancara, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.

Sependapat dengan pernyataan diatas kepala sekolah juga menyatakan, bahwa kendala-kendala yang dihadapi oleh guru-guru dan saya selama ini yaitu:

a) Susah mendapatkan perhatian anak pada saat ingin memulai bercerita b) Kurangnya ekspresi guru pada saat membacakan media buku cerita

bergambar

c) Kurangnya ketersediaan media buku cerita begambar yang baru Adapun solusi adalah:

a. Untuk mendapatkan perhatian anak guru harus menggunakan suara yang besar dan candaan yang lucu

b. Guru-guru sama-sama belajar bagaimana mendongeng dan menyampaikan cerita dengan ekspresi yang sesuai dengan cerita

c. Mengatasi media buku cerita bergambar.78

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi guru – guru di TK Negeri Pembina dalam menerapkan media buku cerita bergambar adalah anak yang kurang fokus, penyampaian serta ekspresi guru yang belum maksimal dalam bercerita, dan keterbatasan media buku cerita bergambar.

78Asturi M.Pd Kepala Sekolah, Wawancara, TK Negeri Pembina, 15 Juni 20202.

BAB III

Dokumen terkait