• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Strategi

Dalam dokumen strategi pemerintah desa gelangsar dalam (Halaman 31-41)

E. Kajian Teori

3. Teori Strategi

Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategeia (stratos

= militer, dan ag = memimpin), yang artinya sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Definisi tersebut juga dikemukakan oleh seorang ahli yang bernama Clausewitz., ia menyatakan bahwa strategi merupakan seni pertempuran untuk memenangkan perang. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila istilah strategi sering digunakan dalam kancah peperangan. Istilah strategi ini juga pertama kali digunakan di dunia militer.

Kata strategi merupakan kata sifat yang menjelaskan implementasi strategi. Secara umum, kita mendefinisikan strategi sebagai cara mencapai tujuan serta memuat suatu rencana jangka panjang dalam mencapai tujuan. Menurut George Steiner strategi juga terdiri atas aktivitas-aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Andrews, strategi digunakan oleh para eksekutif senior untuk mengevaluasi keunggulan dan kelemahan sehubungan dengan peluang dan ancaman yang ada dilingkungan kemudian memutuskan strategi yang

17 Ibid.10

menyesuaikan antara kompetensi inti perusahaan dan peluang lingkungan.18

Strategi dapat didefinisikan sebagai formulasi misi dan tujuan organisasi, termasuk di dalamnya adalah rencana aksi (action plans) untuk mencapai tujuan tersebut dengan secara eksplisit mempertimbangkan kondisi persaingan dan pengaruh-pengaruh kekuatan diluar organisasi yang secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi. Menurut Stephanie K. Marrus, strategi merupakan suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka Panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.19

Dalam pengembangan suatu objek wisata maka diperlukan suatu strategi yang dimana dapat digunakan untuk memajukan, memperbaiki, dan meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu objek dan daya Tarik wisata sehingga dapat menarik perhatian para wisatawan untuk dapat berkunjung dan mempunyai tujuan untuk memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat di sekitar daerah tersebut maupun bagi pemerintah.20

18 Rachmat. Manajemen Strategik, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), Hlm. 2

19Fred David, Manajemen Strategi, Konsep dan Teori, (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2006). Hlm. 23

20 Ibid.11

Adapun beberrapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan perencan aan dan pengembangan pariwisata:

a. Konsep Pariwisata

Berkaian dengan pengembangan kepariwisaa, Pemerinah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan berupa Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan. Pada pasal 2 dinyatakan penyelenggaraan kepariwisataan berasaskan manfaat, keseimbangan, kemandirian, parisipatif, kelestarian, dan berkelanjutan. Lebih lanjut pada pasal 4 dinayakan tujuan kepariwisaaan adalah : Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan lingkungan sumber daya alam, serta memajukan kebudayaan.

Dengan prinsip penyelenggaraan kepariwisataan menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan, memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup, memberdayakan masyarakat setempat.

Cakupan pembangunan kepariwisaan meliputi : indusri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan kepariwisataan.

Diamanahkan dalam UU 10 tahun 2009, bahwa pembangunan kepariwisaaan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan

provinsi dan rencana induk pembangunan kepariwisataan kanbupaten/kota. Mengacu pada amanah tersebut, untuk kepentingan nasional, pemerintah menetapkan peraturan pemerinah nomor 50 tahun 2011 tenang rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional (RIPPARNAS) ahun 2010-2015. PP 50 tahun 2011 pada pasal 2 memuat bahwa pembangunan kepariwisataan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan yang berorientasi upaya peningkatan pertumbuhan, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta pelestarian lingkungan.

Dalam rangka memahami peran kelembagaan pada pengembangan pariwisata, UNWTO (2002) mengembangkan pilar segitiga meliputi environment, community dan industry, kehadiran pemerintah dalam melaksanakan pendampingan, pemberdayaan dan regulasi untuk mengatur dan mengendalikan dampak atas kehadiran wisatawan manca negara, serta fungsi pemerintahan dalam mengembangkan akses wisata, infrastruktur dan marketing tourism destination (DMOs). Kedua, adalah peranan community atau tourism society yaitu komunitas selaku obyek dan pelaku pariwisata yang terlibat langsung dalam keseharian bertransaksi melaksanakan fungsi pelayanan, membangun komunikasi yang memungkinkan terwujudnya kondisi bahwa wisatawan mancanegara yang hadir merasakan seperti berada di rumah mereka sendiri. Lingkungan destinasi wisata yang

aman, dan membuat wisatawan menikmati perjalanan mereka yang menyenangkan. Ketiga, adalah peran sektor industri penunjang yang berkembang berdasarkan kebutuhan yang diinginkan wisatawan termasuk akomodasi sarana perhotelan, penginapan, restaurant, kebutuhan fasilitas air bersih, jaringan komunikasi, atraksi dan entertainment, serta atraksi lainnya yang bersifat live attraction, seperti budaya masyarakat dalam bercocok tanam, upacara yadnya, dan lain-lain. Semua event dan atraksi menjadi bagian penting dari komponen industri wisata dalam rangka pelayanan wisata yang dapat memuaskan wisatawan di satu pihak, dan kemudian berproses menciptakan nilai tambah pada proses produksi masyarakat lokal.

b. Potensi wisata

Potensi wisata adalah sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi suatu objek wisata berupa keajaiban atau keindahan alam, keragaman flora, keragaman fauna, kehidupan satwa liar, vegetasi alam, ekosistem yang belum disentuh oleh manusia, tempat rekreasi, lintas alam, objek megalitik, cuaca dan keadaan geografikal yang mendukung untuk wisatawan.

c. Pengembangan Potensi Pariwisata

Pengembangan sektor pariwisata selain untuk menata kawasan juga diharapkan membawa dampak yang luas terhadap perekonomian di suatu daerah. Kementrian pariwisata (2015) memberikan arahan dalam pengembangan pariwisata ditujukan untuk: 1) meningkatkan

jumlah kunjungan wisatawan domestik dan manca Negara; 2) meningkatkan devisa atau pemasukan bagi Negara; 3) meningkatkan ekonomi masyarakat melalui industri jasa dan industri kreatif; dan 4) membuka lapangan kerja.21

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan suatu daerah.Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pemanfaatan sumber daya dan potensi pariwisata suatu daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk ke arah yang lebih baik dan maju, pembangunan ini meliputi upaya dalam perencanaan, pengimplementasian dan pengendalian dalam rangka menciptakan nilai tambah yang sesuai dengan yang dikehendaki22

Terdapat 4 (empat) komponen yang harus dimiliki oleh sebuah obyek wisata, yaitu: Attraction (Daya Tarik), Accessibility (Aksessibilitas), Amenity (Fasilitas) dan Ancilliary (Pelayanan Tambahan): 23

21Adib Munawar dan Nawir, Potensi Wisata Alam Dalam Kawasan Hutan, Pemanfaatan dan Pengembangan (Studi Kasus di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan), (Makassar, Inti Mediatama, 2019), hlm. 1-2.

22 Peraturan..Pemerintah..Republik..Indonesia Nomor 50 Tahun 2011, Pasal 1 Butir 2 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2015. hlm.2.

23Yohanes Sulistyadi, dkk., Pariwisata Berkelanjutan Dalam Perspektif Pariwisata Budaya di Taman Hutan Raya Banten, (Sidoharjo: Uwais Inspirasi Indonesi, 2019), hlm. 20.

1) Attraction (Daya tarik / Atraksi)

Atraksi Merupakan suatu komponenn yang signifikan dalam menarik wisatawan. Suatu daerah dapat menjadi tujuan wisata jika kondisinya mendukung untuk dikembangkan menjadi sebuah atraksi wisata.Apa yang dikembangkan menjadi atraksi wisata itulah yang disebut modal atau sumber kepariwisataan.

Untuk menemukan potensi kepariwisataan di suatu daerah, orang harus berpedoman kepada apa yang dicari oleh wisatawan. Modal atraksi yang dapat menarik kedatangan wisatawan itu ada 3, yaitu: 1) Atraksi Wisata Alam, 2) Atraksi Wisata Budaya, dan 3) Atraksi Wisata buatan manusia itu sendiri. Modal kepariwisataan itu dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata di tempat dimana modal tersebut ditemukan. Modal pariwisata tersebut dapat dikembangkan dan diolah lagi menjadi lebih baik supaya keberadaan atraksi tersebut dapat menjadi alasan dan motivasi wisatawan untuk tetap mengunjungi suatu daerah tujuan wisata tersebut.

2) Amenity (Fasilitas/amenitas)

Amenity atau amenitas merupakan sarana dan prasarana yang disediakan oleh daerah tujuan wisata. Sarana dan prasarana yang dimaksud seperti: penginapan, rumah makan, transportasi, agen perjalanan, toilet, dan musolla. Dengan menggunakan prasarana yang cocok dibangunlah sarana-sarana pariwisata

seperti hotel, atraksi wisata, gedung pertunjukan, dan sebagainya.Adapun prasarana yang banyak diperlukan untuk pembangunan sarana-sarana pariwisata ialah jalan raya, persediaan air, tenaga listrik, tempat pembuangan sampah, bandara, pelabuhan, telepon, dan lain-lain.

3) Accessibility (Aksesibilitas)

Accessibility /aksesessibilitas adalah hal yang sangat penting dalam kelancaran kegiatan pariwisata. Aksessibilitas yang baik akan memberikan yaitu kemudahan..untuk para wisatawan untuk mengunjungi suatu obyek wisata. Apabila suatu daerah tidak tersedia aksesibilitas yang baik seperti bandara, pelabuhan dan jalan raya, maka tidak akan ada wisatawan yang mempengaruhi perkembangan aksesibilitas di daerah tersebut.

Jika suatu daerah memiliki potensi pariwisata, maka harus disediakan aksesibilitas yang memadai agar daerah tersebut dapat dikunjung.

4) Ancilliary (Pelayanan Tambahan)

Pelayanan tambahan harus disedikan oleh Pemda (Pemerintah Daerah) dari suatu daerahtujuan wisata baik untuk wisatawan ataupun untuk pelaku pariwisata. Pelayanan yang disediakan termasuk pemasaran, pembangunan fisik (jalan raya, rel kereta, air minum, listrik, telepon, dan lain-lain) serta mengkoordinir berbagai macam aktivitas dan dengan berbagai

macam undang-undangbaik di jalan raya maupun di obyek wisata tersebut. Ancilliary/pelayanan tambahan ini juga merupakan hal- hal yang mendukung sebuah kepariwisataan, seperti lembaga pengelolaan, Touris Information/Informasi turis, Travel Agent/Biro perjalanan dan Stakeholder/ pemangku kepentingan yang berperan dalam kepariwisataan.

d. Destinasi wisata

Destinasi wisata adalah sebuah area yang dimana terdapat potensi yang sangat kuat untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata yang didalamnya terdapat unsurunsur pendukung yaitu: daya tarik wisata, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, adanya ketertarikan antara wisatawan dan masyarakat untuk dapat berinteraksi antara satu dengan yang lain untuk dapat mewujudkan adanya kegiatan kepariwisataan.24 e. Jenis-jenis Pariwisata

Dalam hal ini pembangunan serta pengembangan obyek wisata harus dipahami terlebih dahulu wisata jenis apa yang terdapat di daerah tersebut dan baik di terapkan di daerah tersebut, oleh karnanya beberapa jenis wisata dijelaskan sebagai berikut:

1. Wisata Budaya

Seorang melakukan perjalanan wisata atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau keluar

24 Isa Wahyudi. Konsep Pengembangan Pariwista. Dalam http://cvinspireconsulting.com/konsep-pengembangan-pariwisata/ diakses tanggal 14 Juni 2019, pukul 02:25.

negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, budaya dan seni mereka. Sering perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan kegiatan budaya.

2. Wisata pertanian

Wisata pertanian adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan sebagainya.25

3. Wisata maritim atau bahari

Wisata maritime atau bisa di sebut wisata bahari yaitu wisata air yang dimana wisatawan melakukan wisata di permukaan air maupun di dalam air, contoh wisata bahari yaitu Memancing, Snorkeling, Diving dan masih banyak lagi.

4. Wisata cagar alam

Wisata cagar alam yaitu wisata yang lebihh terfokus terhadap wisata yang dilindungi salah satu contohnya yaitu hutan lindung dan lainya yang termasuk sebagai cagar alam.26

25I Nyoman Ariana, Pedoman Identifikasi Potensi Daya Tarik Wisata, (Jakarta : PT Slamat Trisila, 2015), Cetakan Pertama, hlm 5-7.

26 Nyoman Pendit, Ilmu Pariwisata, (Bandung: PT. Pradnya Paramita, 1990), Hlm. 57

Dalam dokumen strategi pemerintah desa gelangsar dalam (Halaman 31-41)