BAB II KERANGKA TEORI
B. Al-Qur`an
4. Tingkatan Bacaan dalam Al-Qur`an
Terdapat 4 tingkat bacaan Al-Qur`an yaitu bacaan dari segi cepat atau perlahan:12
a. At-Tahqiq (قيقحتلا)
Bacaanya seperti tartil cuma lebih lambat dan perlahan seperti membetulkan makharijul hurufnya. Tingkatan bacaan ini biasanya dibaca oleh mereka yang baru belajar membaca Al- Qur`an.
b. Al-Hadr (ردحلا)
Bacaanya cepat tapi tetap memelihara hukum-hukum bacaan tajwid. Tingkat bacaan ini biasanya bagi mereka yang sudah menghafal Al-Qur`an yang bertujuan agar mereka dapat mengulang-ulang hafalannya dalam waktu yang singkat.
c. At-Tadwir (ريودتلا)
Bacaan pertengahan antara tingkatan bacaan hadr dan tartil (antara cepat dan lambat). Mereka yang bacaan Al-Qur`an tetap memanjangkan mad, hanya saja tidak sampai penuh.
Bacaan ini biasa dipakai saat tadarus, dan muraja’ah hafalan.13
12 Muhammad Sobron, Belajar Mudah Ilmu Tajwid, (Jakarta: QAF, 2017), h. 40
13 Muhammad Sholihudin, Tahsinul Qur`an Pedoman Memperbaiki Bacaan Al- Qur`an, (Yogyakarta: Daarul Firdaus), h. 109
d. At-Tartil (ليترتلا)
Bacaannya perlahan-lahan, tenang dan melafadzkan setiap huruf sesuai makhraj dan sifat hurufnya secara tepat serta memelihara hukum-hukum tajwidnya dengan sempurna, merenungkan maknanya hukum dan pengajaran dari ayat yang dibaca. Tingkatan bacaan ini biasanya dibaca oleh mereka yang mengerti tentang makharijul huruf, sifatul huruf, dan hukum- hukum tajwid, dapat juga menggunakan irama tertentu sehingga bacaan ini lebih khusyu’ didengarkan.
5. Keutamaan Membaca Al-Qur`an a. Menjadi keluarga Allah SWT
Rasulullah SAW bersabda:
اَنَ ثَّدَح رْكَب نْب فَلَخ و بَأ رْشِب َلاَق اَنَ ثَّدَح : دْبَع
ِنَْحَّْرلا نْب
يِدْهَم
َلاَق اَنَ ثَّدَح : دْبَع ِنَْحَّْرلا نْب
، لْيَد ب ْنَع
،ِهيِبَأ ْنَع ِسَنَأ ِنْب
، كِلاَم َلاَق
:
َلاَق لو سَر ِهَّللا ىَّلَص للا ِهْيَلَع َمَّلَسَو :
« َّنِإ ِهَّلِل َيِلْهَأ َنِم ِساَّنلا او لاَق »
:
َلو سَر اَي
،ِهَّللا ْنَم
؟ْم ه َلاَق : ْم ه « لْهَأ
،ِنآْر قْلا لْهَأ
ِهَّللا ه تَّصاَخَو
( هجام نبا هاور
14
)
“Telah menceritakan kepada kami bahwa Bakar bin Khalaf Abu Bisyr berkata: Telah menceritakan kepada kami bahwa Abdurrahman bin Mahdi berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Budail, dari Ayahnya, dari Anas bin malik berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”sesungguhnya Allah SWT memiliki dari kalangan manusia.” Para sahabatnya bertanya, “siapakah mereka ya Rasulullah SAW?” Beliau menjawab, “Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah SWT dan orang-orang istimewa-Nya.” (HR. Ibnu Majah)
14 Ibnu Majah Abu Abdullah Muhammad bin Yazid al-Qazwini, Sunan Ibnu Majah, Jilid I, Kitab As-Sunnah, Bab Fadl Man Ta’allam Al-Qur`an wa ‘Allamahu, No.
Hadits 215, (Riyadh: Darr As-Salam, t.th), h. 78
25
b. Bersama para malaikat
Rasulullah SAW bersabda:
اَنَ ثَّدَح ةَبْيَ ت ق نْب
، ديِعَس دَّمَ مَُو
نْب دْيَ ب ع
،ُّيَِبَ غْلا اًعيَِجَ
ْنَع ِبَأ
،َةَناَوَع
َلاَق نْبا دْيَ ب ع اَنَ ثَّدَح : و بَأ
،َةَناَوَع ْنَع
،َةَداَتَ ق ْنَع َةَراَر ز ِنْب
، َفَْوَأ ْنَع
ِدْعَس ِنْب
، ماَشِه ْنَع
،َةَشِئاَع ْتَلاَق
َلاَق : لو سَر ِللا ىَّلَص للا ِهْيَلَع
َمَّلَسَو : رِهاَمْلا « ِنآْر قْلاِب
َعَم ِةَرَفَّسلا ِماَرِكْلا
،ِةَرَرَ بْلا يِذَّلاَو
أَرْقَ ي َنآْر قْلا
عَتْعَ تَتَ يَو
،ِهيِف َو هَو ِهْيَلَع
،ٌّقاَش هَل ِناَرْجَأ
» ( ملسم هاور
15
)
“Telah menceritakan kepada kami Quthaibah bin Sa’id, dan Muhammad bin ‘Ubaid al-Ghubary, dari Abu ‘Awanah, berkata Ibnu ‘Ubaid: Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah, dari Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Sa’id bin Hisyam, dari Aisyah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “orang yang ahli dalam Al-Qur`an akan berada bersama para malaikat pencatat yang mulia lagi benar, dan orang terbata-bata membaca Al-Qur`an sedang ia bersusah payah (mempelajarinya), maka baginya pahala dua kali.” (HR.
Muslim)
Orang yang membaca Al-Qur`an dengan tajwid sederajat dengan para malaikat. Artinya, derajat orang tersebut sangat dekat kepada Allah SWT seperti malaikat. Sedangkan orang yang membacanya susah dan berat mendapat dua pahala.
Ia mendapat dua pahala karena ia diberikan pahala dengan membacanya dan mendapatkan pahala dengan kesulitan yang ia rasakan dalam membaca yang menunjukkan kesungguhannya untuk membaca Al-Qur`an dan kekuatan semangatnya meskipun sulit ia rasakan.16
15 Muslim bin al-Hajjaj Abul Husain al-Qusyairi an-Naisaburi, Shahih Muslim, Jilid
I, Kitab Shalat Al-Musafirin Wa Qashruha, Bab Fadl Al Mahir Bil Qur`an, No. Hadits 798 (Beirut: Darr Ihya` At-Turats Al-‘Arabi t.th.), h. 549
16 Yusuf Qardhawi, Kaifa Nata’ amalu Ma’a Al-Qur`ani Al-‘Adzim, Cet. Ke-1, Diterjemahkan oleh: Abdul Hayyie al-Kattani, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), h. 226
c. Kedua orang tuanya mendapatkan kedudukan yang istimewa Rasulullah SAW bersabda:
اَنَ ثَّدَح دَْحَْأ نْب وِرْمَع ِنْب
،ِحْرَّسلا اَنَرَ بْخَأ
نْبا
، بْهَو ِنَرَ بْخَأ
َيَْيَ
نْب
،َبوُّيَأ ْنَع
ِناَّبَز ِنْب
، دِئاَف ْنَع ِلْهَس ِنْب ذاَع م
،ِِّنَِه ْلْا ْنَع
،ِهيِبَأ َّنَأ
َلو سَر ِهَّللا ىَّلَص للا ِهْيَلَع َمَّلَسَو َلاَق : ْنَم « َأَرَ ق َنآْر قْلا َلِمَعَو اَِبِ
،ِهيِف
َسِبْل أ هاَدِلاَو اًجاَت َمْوَ ي
،ِةَماَيِقْلا ه ءْوَض
نَسْحَأ ْنِم
ِءْوَض ِسْمَّشلا ِف
ِتو ي ب اَيْ نُّدلا ْوَل ْتَناَك
،ْم كيِف اَمَف ْم كُّنَظ يِذَّلاِب َلِمَع
؟اَذَِبِ
( هاور بأ
دواد
17
)
“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin ‘Amr bin Sarh,telah megabarkan kepada kami Ibn Wahab, telah mengabarkan kepadaku Yahya bin Ayyub, dari Zabban bin Faid, dari sahal bin Mu’adz Al-Juhan, dari ayahnya berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “barang siapa membaca Al-Qur`an dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya, maka kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota pada hari kiamat yang cahayanya lebih terang daripada cahaya matahari seandainya berada di rumah-rumah kalian di dunia ini. Maka bagaimana menurut perkiraan kalian mengenai orang yang mengamalkannya?”(HR. Abu Dawud)
d. Mendapatkan kedudukan istimewa dihadapan Allah SWT Rasulullah SAW bersabda:
َلاَق ،َليِعاَْسِْإ نْب دَّمَ مُ اَنَ ثَّدَح َلاَق ،ُّيِدْبَعلا داَّبَع نْب باَهِش اَنَ ثَّدَح :
:
دَّمَ مُ اَنَ ثَّدَح ْنَع ، سْيَ ق ِنْب وِرْمَع ْنَع ،ُِّناَدْمَلها َديِزَي ِبَأ ِنْب ِنَسَلحا نْب
َلاَق ، ديِعَس ِبَأ ْنَع ،َةَّيِطَع َمَّلَسَو ِهْيَلَع هَّللا ىَّلَص ِللا لو سَر َلاَق :
لو قَ ي :
َّلَجَو َّزَع ُّبَّرلا ِتَلَأْسَمَو يِرْكِذ ْنَع نآْر قْلا هَلَغَش ْنَم :
اَم َلَضْفَأ ه تْيَطْعَأ
17Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy’ats bin Ishak bin Basyir bin Syidad bin Amar al-Azdi as-Sijistani, Sunan Abu Dawud, Jilid II, Bab Fi Tsawab Qira`at Al-Qur`an, No.
Hadits 1453, (Beirut: Al-Maktabah Al-‘Ishriyah, t.th), h. 70
27
ىَلَع ِللا ِلْضَفَك ِمَلاَكلا ِرِئاَس ىَلَع ِللا ِمَلاَك لْضَفَو ،َيِلِئاَّسلا يِطْع أ ِهِقْلَخ . ( هاور
يذمرتلا )
18
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ismail berkata bahwa: Telah menceritakan kepada kami Syihab bin ‘Abbad Al-
‘Abdi, berkata bahwa: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin hasan bin Abi yazid Al-Hamdani dari ‘Amr bin Qais, dari ‘Atiyyah, dari Abi Sa’id berkata bahwa: Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT berfirman, “barang siapa yang disibukkan oleh AL-Qur`an daripada berdzikir kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka Aku berikan kepadanya sesuatu yang lebih utama daripada yang Aku berikan kepada orang-orang yang memohon kepada-Ku dan keutamaan kalam Allah SWT di atas seluruh perkataan adalah seumpama keutamaan Allah SWT atas makhluk-Nya.” (HR. At-Tirmidzi)
6. Keutamaan Mengajarkan Al-Qur`an Dalam hadits disebutkan:
اَنَ ثَّدَح صْفَح نْب
،َرَم ع اَنَ ثَّدَح
، ةَبْع ش ْنَع َةَمَقْلَع ِنْب
، دَثْرَم ْنَع ِدْعَس ِنْب
،َةَدْيَ ب ع ْنَع
ِبَأ ِدْبَع
،ِنَْحَّْرلا ْنَع
،َناَمْث ع ِنَع
ِِّبَّنلا ىَّلَص للا ِهْيَلَع َمَّلَسَو
َلاَق : ْم ك رْ يَخ « ْنَم َمَّلَعَ ت َنآْر قْلا هَمَّلَعَو
» ) هاور وبأ دواد
19
)
“Telah menceritakan kepada kami Hafs bin Umar, Telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari ‘Alqamah bin Martsad, dari Sa’id bin Ubaidah, dari Abdurrahman, dari Ustman: telah bersabda Rasulullah SAW “yang paling baik diantara kamu ialah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya”. (HR. Abu Dawud)
18 Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa as-Sulami at-Tirmidzi, Sunan At- Tirmidzi, Jilid V, Bab Ma Jaa Kaifa Kanat Qira’at An-Nabi SAW, No. Hadits 2926, (Beirut:
Daar Al-Ghirab Al-Islami, t.th), h. 34
19Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy’ats bin Ishak bin Basyir bin Syidad bin Amar al-Azdi as-Sijistani, Sunan Abu Dawud, Jilid II, Bab Fi Tsawab Qira`at Al-Qur`an, No.
Hadits 1452, h. 70
Dalam hadits di atas, terdapat dua amalan yang dapat membuat seorang muslim menjadi yang terbaik diantara saudara- saudaranya sesama muslim lainnya yaitu belajar Al-Qur`an dan mengajarkan Al-Qur`an.20
Maksud dari belajar Al-Qur`an disini adalah mempelajari cara membaca Al-Qur`an. Bukan mempelajari tafsir Al-Qur`an, asbabun nuzulnya, muhkam mutasyabihnya, atau ilmu-ilmu lainnya.
Meskipun ilmu-ilmu ini juga penting tapi hadits di atas menyebutkan bahwa mempelajari Al-Qur`an adalah lebih utama. Mempelajari Al- Qur`an adalah belajar dengan disertai hukum tajwidnya, agar dapat membaca Al-Qur`an secara tartil dan benar seperti ketika Al-Qur`an diturunkan.
Jadi, maksud dari mengajarkan Al-Qur`an disini adalah mengajari orang lain cara membaca Al-Qur`an yang benar berdasarkan hukum tajwid.
Hadits lain mengatakan:
اَنَ ثَّدَح َيَْيَ
نْب
،َبوُّيَأ ةَبْيَ ت قَو
ِنِْعَ ي َنْبا
، ديِعَس نْباَو
، رْج ح او لاَق
اَنَ ثَّدَح :
ليِعاَْسِْإ َو ه
نْبا
، رَفْعَج ِنَع
،ِء َلاَعْلا ْنَع
،ِهيِبَأ ِللا َلو سَر َّنَأ ،َةَرْ يَر ه ِبَأ ْنَع
َلاَق ،َمَّلَسَو ِهْيَلَع للا ىَّلَص " :
ْنِم َّلَِّإ ه لَمَع هْنَع َعَطَقْ نا ناَسْنِْلْا َتاَم اَذِإ
ةَث َلاَث هَل و عْدَي حِلاَص دَلَو ْوَأ ،ِهِب عَفَ تْن ي مْلِع ْوَأ ، ةَيِراَج ةَقَدَص ْنِم َّلَِّإ : "
( ملسم هاور
21
)
“Telah menceritakan kepada kami Yahya bi Ayub, dan Qutaibah bin Sa’id, dan Ibnu Ja’far, mereka berkata bahwa: Telah menceritakan kepada kami Ismailbin Ja’far, dari ‘Alaa`, dari Ayahnya, dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Apabila anak
20 M. Amin Suma, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur`an bagian 1, h. 22
21 Muslim bin al-Hajjaj Abul Husain al-Qusyairi an-Naisaburi, Shahih Muslim, Jilid III, Bab Maa Yulhaq Al-Insan min Ats-Tsawab, No. Hadits 1631, (Beirut: Darr Ihya` At- Turats Al-‘Arabi t.th.), h. 1255
29
adam mati itu mati maka terputuslah amalnya, kecuali amal dari tiga ini: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya”(HR. Muslim)
Seorang guru termasuk orang yang ilmunya bermanfaat, yaitu bermanfaat untuk dirinya sendiri dan diajarkan kepada orang lain sehingga ia menerima pahala dari dirinya yang mengamalkan ilmunya kepada muridnya. Di samping itu, orang tua yang mau mengajarkan Al-Qur`an pada anaknya, ketika orang tua sudah meninggal dan jika anaknya menjadi anak yang shaleh shalehah serta mau berdo’a melalui Qur’annya maka orang tua akan mendapat pahala terus menerus seperti yang dijelaskan pada hadits diatas.
C. Pengertian Metode Pengajaran Al-Qur`an