• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II MENGENAL TEORI LIVING QUR’AN, SURAH AL-WAQI’AH

B. Surah Al-Waqi’ah

1. Tinjauan Umum Surah Al-Waqi’ah

33

Al-Qur’an sebagai basis informasi berupa pengetahuan yang terdapat dalam sebuah problema suatu agama. Al-Qur’an yang dikenal sebagai kitab suci yang shalih li kulli zaman wa makan, telah memberi sumber informasi yang dapat menuntun para pengkajinya ke jalan yang benar. Fungsi informative merupakan kitab suci sebagai materi yang dibaca, dipahami dan diamalkan. Fungsi performatif adalah bagaimana masyarakat memperlakukan kitab sucinya atau mengungkap sisi lain di luar teks Al-Qur’an.9

Secara garis besar Living Qur’an adalah respon masyarakat terhadap Al-Qur’an dan penerapannya di kehidupan sehari-hari pada individu atau di dalam suatu kelompok atau juga lingkungan masyarakat. Dengan mengamalkan ayat atau surah tertentu di dalam Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari yang diharapkan mendapatkan keutamaan dari ayat atau surah tertentu yang diamalkan secara rutin. Living Qur’an merupakan praktek rutinitas ajaran Al- Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, dengan berbagai fenomena yang lahir terkait pada keberadaan Al-Qur’an dalam sebuah kelompok tertentu. Dengan adanya kajian Living Qur’an yang melihat proses interaksi terhadap Al-Qur’an, bertujuan untuk mengungkap atau menemukan makna dan nilai yang terdapat pada sebuah fenomena.

34 Waqi’ah sebanyak 99 ayat menurut perhitungan mayoritas pakar qira’at.10 Dalam kitab tafsir Jalalain disebutkan surah Al-Waqi’ah termasuk surah Makkiyah yang terdiri dari 96 atau 97 atau 98 ayat, kecuali ayat 81 dan 82 termasuk ke dalam Madaniyyah.11 Surah Al- Waqi’ah termasuk kedalam salah satu surah yang turun sebelum Nabi Muhammad Saw berhijrah ke Madinah, demikian pendapat mayoritas pakar ilmu Al-Qur’an. Sementara ulama berpendapat bahwa ada beberapa ayat yang turun setelah nabi Muhammad Saw berhijrah. Ulama Al-Qurtubi mengemukakan riwayat yang bersumber dari sahabat nabi Muhammad Saw, Ibn ‘Abbas, bahwa ayat ke-82 turun di Madinah. Kemudian ada riwayat yang mengatakan bahwa ayat tersebut dan satu ayat sebelumnya turun dalam perjalanan nabi Muhammad Saw ke Mekah, sedangkan ayat 39-40 turun dalam perjalanan nabi Muhammad Saw ke Madinah pada perang Tabuk. Namun riwayat-riwayat yang disebutkan di atas tidak mendapat dukungan dari pakar-pakar Al-Qur’an. Namanya Al- Waqi’ah sudah dikenal sejak pada masa nabi Muhammad Saw, ketika Sayyidina Abu Bakar ra menyampaikan kepada nabi Muhammad Saw bahwa beliau terlihat telah tua, nabi Muhammad Saw berkomentar: “Aku dijadikan tua oleh surah Hud, Al-Waqi’ah, Al- Mursalat, ‘Amma yatasa ‘alun dan Idza asy-Syamsu Kuwwirat.”

(HR. At-Tirmidzi melalui Ibn ‘Abbas). Surah Al-Waqi’ah masih memiliki hubungan dengan surah sebelumnya, yaitu surah Ar-

10 M. Qurish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan kerasian Al-Qur’an, (Tangerang: Pnerbit Lentera Hati, 2007), Vol. 13, Cet. Ke-VIII, h. 542.

11 Imam Jalaluddin Al-Mahalli, Tafsir Jalalain, (T. Tp.: Sinar Baru Al Gesindo, t.t), h.

1000.

35

Rahman. Keduanya menerangkan keadaan akhirat, surga dan neraka.12

Asbabun nuzul surah Al-Waqi’ah dalam tafsir Jalalain. Imam Ahmad, Imam Ibnul Munzir dan Imam Ibnu Abu Hatim telah mengetengahkan hadis yang sanadnya terdapat seseorang yang identitaas kedudukannya belum diketahui. Hadis ini dari Abu Hurairah r.a yang telah menceritakan bahwa ketika ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya:

ۙ َنْي ِلَ و َ ا ْ

لا َن ِ م ٍ ٌ َ ل ث ُ َۗنْي ِر ِخ ّٰ ٠١

ا ْ لا َن ِ م ٌ

لْي ِل ق َو َ ٠٤

“(Mereka adalah) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu”, “dan sedikit dari orang-orang yang (datang) kemudian.” (QS. Al-Waqi’ah: [56:13-14])

Hal tersebut dirasakan sangat berat oleh kaum muslim, kemudian turun lagi ayat setelahnya, firman-Nya:

ۙ َنْي ِلَ و َ ا ْ

لا َن ِ م ٍ ٌ َ ل ث ُ ࣖ َۗنْي ِر ِخ ّٰ ١٢

ا ْ لا َن ِ م ٍ ٌ َ

ل ث َو ُ ٤١

“(yaitu) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu”,

“dan segolongan besar (pula) dari orang-orang yang kemudian.” (QS. Al-Waqi’ah: [56:39-40])

Ibnu Asakir di dalam kitab Tarikh Dimasyq-nya mengetengahkan sebuah hadis, sanadnya masih perlu dipertimbangkan. Hadis ini diketengahkan melalui jalur Urwah ibnu

12 Suci Rahmadhani Siregar, “Living Qur’an: Penerapan Pembacaan Surah Al-Waqi’ah dan Al-Mulk di Pondok Pesantren Al-Ansor Manunggang Julu Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan,” (Skripsi Sarjana, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Institut Agama Islam Negeri, Padangsidimpuan, 2021), h. 32.

36

Ruwayyim, dari Jabir ibnu Abdullah r.a. yang telah menceritakan bahwa ketika ayat ini diturunkan, yakni firman-Nya:13

ۙ ُة َعِقاَوْلا ِت َعَقَو اَذِا ٠

“Apabila terjadi hari Kiamat (yang pasti terjadi),” (QS. Al- Waqi’ah: [56:1])

Kemudian disebutkan pada ayat-ayat selanjutnya, melalui firman-Nya:

ۙ َنْي ِلَ و َ ا ْ

لا َن ِ م ٍ ٌ َ ل ث ُ َۗنْي ِر ِخ ّٰ ٠١

ا ْ لا َن ِ م ٌ

لْي ِل ق َو َ ٠٤

“(Mereka adalah) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu”, “dan sedikit dari orang-orang yang (datang) kemudian.” (QS. Al-Waqi’ah: [56:13-14])

Berkata Umar r.a.: “Wahai Rasulullah, segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari kami (umat Muhammad).” Lalu terhentilah wahyu kelanjutan surah tersebut selama satu tahun, kemudian turunlah ayat kelanjutannya, yaitu firman-Nya:

ۙ َنْي ِلَ و َ ا ْ

لا َن ِ م ٍ ٌ َ ل ث ُ ࣖ َۗنْي ِر ِخ ّٰ ١٢

ا ْ لا َن ِ م ٍ ٌ َ

ل ث َو ُ ٤١

“(yaitu) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu”,

“dan segolongan besar (pula) dari orang-orang yang kemudian.” (QS. Al-Waqi’ah: [56:39-40])

Kemudian Rasulullah Saw bersabda: “Hai Umar, kemarilah, dengarkanlah apa yang telah diturunkan Allah ini, yaitu Al-Waqi’ah ayat 39-40.

13 Imam Jalaluddin Al-Mahalli, Tafsir Jalalain, h. 1018.

37 Hadis diatas telah diketengahkan juga oleh Imam Ibnu Abu Hatim melalui Ata’ dan Mujahid, keduanya telah menceritakan bahwa ketika penduduk Thaif meminta kepada Rasulullah Saw, sebuah lembah yang dipagari untuk mereka, di dalam lembah tersebut terdapat banyak lebah madunya, kemudian Rasulullah Saw mendoakan untuk mereka. Maka jadilah lembah tersebut sangat menakjubkan sehingga banyak orang yang mendengar kisahnya, kemudian mereka mengatakan, “Sesungguhnyadi dalam surge terdapat ini dan itu.” Mereka juga mengatakan “Aduhai, seandainya kita di surga nanti memiliki lembah seperti lembah Thaif ini.” Maka Allah Swt menurunkan firman-Nya:14

ۙە ِنْي ِمَي ْ

لا ُب ّٰح ْص َ ِۗنْي ِمَي ْ ا َو

لا ُب ّٰح ْص َ ا ٓا َم ۙ د ْو ُض ْخ َ م ر ْد ِس ْيِف ٩٥

٩٨

“Golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu.

(Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri,…” (QS. Al-Waqi’ah: [56:27-28])

Imam Baihaqi telah mengetengahkan hadis melalui jalur lain yang bersumber dari Mujahid. Mujahid telah menceritakan bahwa mereka merasa takjub dengan Wajj (nama sebuah lembah di Thaif), yaitu mengenai naungannya yang rindang, pohon-pohon pisang yang lebat buahnya dan pohon-pohon bidara yang banyak. Kemudian Allah Swt menurunkan firman-Nya:

ِۗنْي ِمَي ْ

لا ُب ّٰح ْص َ

ا ٓا َم ۙە ِنْي ِمَي ْ

لا ُب ّٰح ْص َ ا َو ۙ د ْو ُض ْخ َ م ر ْد ِس ْيِف ٩٥

ح ْ ٩٨ ل َط َ و

ۙ د ْو ُضْن َ م ۙ د ْو ُد ْم َ م ل ِظ َ و ٩٢

١١

“Golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu.

(Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri,

14 Imam Jalaluddin Al-Mahalli, Tafsir Jalalain, h. 1019.

38

pohon pisang yang (buahnya) bersusun-susun, naungan yang terbentang luas.” (QS. Al-Waqi’ah: [56:27-30])

Tema utama pada surah Al-Waqi’ah yaitu uraian mengenai hari kiamat serta penjelasan mengenai apa yang akan terjadi di bumi, serta kenikmatan yang akan diperoleh orang-orang bertakwa dan apa yang akan dialami oleh para pendurhaka. Al-Biqa’i berpendapat bahwa surah Al-Waqi’ah merupakan penjelasan dari apa yang diuraikan pada surah Ar-Rahman yaitu surah sebelumnya.15