• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transformasi Digital

Pembangunan dan pemanfaatan TIK ke depan diharapkan akan mendukung terlaksananya transformasi digital, dengan penggunaan dan adaptasi teknologi digital untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Pembangunan infrastruktur TIK yang sebagian besar telah dilaksanakan pada RPJMN 2015-2019 perlu dituntaskan pada periode RPJMN 2020-2024. Tantangan selanjutnya adalah pemanfaatan infrastruktur TIK pada sektor dan bidang yang lebih luas, baik pada bidang dan layanan pemerintah maupun bidang layanan untuk masyarakat dan dunia usaha. Kemudian dalam rangka mempercepat keberhasilan pembangunan dari sisi infrastruktur dan pemanfaatan tersebut, maka berbagai faktor pendukung terlaksananya transformasi digital harus diupayakan secara optimal.

Penuntasan Infrastruktur TIK

Peran TIK menjadi semakin besar dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Hampir seluruh aspek perekonomian telah mengandalkan TIK untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatannya. Infrastruktur TIK Indonesia masih perlu dibenahi untuk dapat memaksimalkan penggunaan TIK. Salah satu sarana akses internet yang andal adalah fixed broadband. Di negara maju, fixed broadband berperan penting dalam kegiatan perekonomian. Jumlah pelanggan fixed broadband di Indonesia masih sangat rendah yaitu pada angka 2 persen, jauh dibawah rata-rata dunia 12,4 persen. Selain itu tingkat kecepatan jaringan fixed broadband di Indonesia juga masih rendah yaitu sekitar 13,8 Mbps jauh dibawah rata-rata dunia 42,71 Mbps. Hal ini tentunya akan berdampak tidak maksimalnya peran TIK dalam percepatan perekonomian Indonesia. Lambatnya kecepatan jaringan tidak hanya terjadi pada fixed

dan pengumpulan informasi yang efektif, akses telekomunikasi dan internet dapat menyediakan informasi yang lebih luas dan lebih cepat sehingga layanan kepada masyarakat akan memberikan manfaat yang lebih optimal. Pemerintah terus berupaya untuk menyediakan akses internet layanan kesehatan untuk mendukung layanan pasien yang lebih efektif antara lain melalui telemedicine, sekaligus menunjang kelancaran proses adminstrasi dan operasional. Namun demikian, saat ini masih terdapat 42 persen rumah sakit dan 62,7 persen puskemas yang belum terlayani akses internet. Di sektor pendidikan TIK khususnya akses internet juga telah menjadi salah satu kebutuhan untuk mewujudkan terselenggaranya proses pendidikan yang berkualitas dan efektif. Saat ini masih terdapat 17 persen SMA dan 13 persen SMK masih belum terfasilitasi akses internet. Tidak adanya akses internet berpotensi mengganggu efektivitas proses pembelajaran seperti tidak dapat terselenggaranya ujian berbasis komputer hingga keterbatasan guru dalam mengakses bahan ajar yang tersedia di internet. Pemanfaatan TIK dalam kalangan pemerintah yang diatur dalam Perpres 95/2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik juga menjadi prioritas dalam terlaksananya transformasi digital. Pemanfaatan TIK pemerintah dengan prinsip berbagi-pakai pada aplikasi umum dan aplikasi khusus SPBE akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan administrasi maupun layanan publik pemerintah, karena terjadi interoperabilitas antarsistem dan penggunaan anggaran yang lebih tepat.

Pemanfaatan TIK juga sangat besar dampaknya bagi petani dan nelayan. Dengan menggunakan berbagai aplikasi berbasis mobile, petani dan nelayan dapat mendapatkan informasi harga yang paling aktual, memperluas jaringan penjualan, bahkan dapat meningkatkan produktivitas dengan adanya teknologi digital untuk pertanian dan perikanan.

broadband. Tingkat kecepatan jaringan mobile broadband di Indonesia juga masih tergolong lambat, yaitu 9,8 Mbps sedangkan rata-rata dunia berada pada 22,16 Mbps. Hal ini menjadi hambatan pertumbuhan ekonomi khususnya di daerah-daerah yang masih belum terjangkau akses layanan tetap (fixed broadband).

Meskipun jaringan tulang punggung fixed broadband telah mencapai hingga seluruh ibukota kabupaten dan kota, namun perluasan jaringan ini masih diperlukan hingga dapat menjangkau kecamatan yang lebih luas. Selain masih belum meratanya jaringan internet broadband, tantangan lain adalah masih banyaknya desa yang tidak terlayani akses telekomunikasi dan internet, mencapai 4.474 desa. Hal ini antara lain dipicu oleh kondisi geografis Indonesia yang membuat penggelaran infrastruktur jaringan internet sulit dan mahal, sehingga perlu penyediaan akses telekomunikasi dan internet juga perlu didukung adanya infrastruktur satelit yang dapat menyediakan layanan ke seluruh Indonesia.

Tantangan berikutnya adalah bagaimana agar penyiaran digital dapat terselesaikan pada periode 5 tahun ke depan. Penyiaran digital mempunyai manfaat antara lain tersedianya digital dividend dari pengelolaan spektrum frekuensi radio yang lebih optimal. Penyiaran digital juga memberikan peluang makin beragamnya penyelenggara konten penyiaran dalam rangka untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Pemanfaatan Infrastruktur TIK

Ketidaktersediaan akses telekomunikasi dan internet dapat menghambat pembangunan secara keseluruhan. Karena sebagai sarana penyampaian

Dampak besar lain dari pemanfaatan TIK pada dunia e-commerce dan ekonomi digital secara umum adalah terciptanya berbagai start up lokal yang memberikan solusi dan layanan modern bagi masyarakat. Perusahaan start up ini bahkan telah menjadi sasaran investasi bagi dunia global, karena solusi inovatif yang telah disediakan memberikan potensi peningkatan ekonomi secara signifikan.

Untuk itu usaha untuk menciptakan berbagai start up dan meningkatkan kapasitas dari start up yang telah terbangun harus tetap menjadi prioritas.

Fasilitas Pendukung Transformasi Digital

Keberhasilan pembangunan infrastruktur maupun pemanfaatan dan pengembangan ekosistem TIK tidak terlepas dari tersedianya faktor pendukung (enabler) lainnya. Pemanfaatan perkembangan teknologi Big Data, AI, IoT harus dapat memberikan manfaat yang paling besar serta mengendalikan efek disrupsi yang dapat dimitigasi. Adopsi teknologi tersebut berakibat akan semakin banyaknya perangkat yang saling terkoneksi dan diprediksi pada 2020 diperkirakan 20 miliar perangkat akan saling terkoneksi melalui internet (Gartner, 2017). Untuk itu, keamanan informasi harus menjadi perhatian utama karena potensi gangguan keamanan terhadap perangkat dan sistem yang ada masih tergolong tinggi. Kontribusi industri TIK dalam negeri juga harus diperkuat dalam menyongsong era transformasi digital. Kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) perangkat elektronik menjadi prasyarat untuk meningkatkan kapasitas industri TIK. Berbagai kebijakan lain seperti insentif fiskal dan insentif pasar yang saling terkoordinasi lintas sektor juga harus disusun untuk dapat memperkuat berbagai level industri TIK.

Dukungan ketersediaan SDM yang mempunyai keahlian dasar dan ahli, khususnya dalam bidang TIK menjadi faktor penting berikutnya. Indonesia

masih tertinggal dalam menghasilkan lulusan bidang Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM), hanya 0,8 lulusan per 1.000 penduduk, masih jauh dibandingkan India (2,0), China (3,4), bahkan Iran (4,2). Untuk itu diperlukan berbagai intervensi untuk dapat meningkatkan kapasitas SDM Indonesia, agar dapat memenuhi kebutuhan SDM dalam negeri.

PP 1 – INFRASTRUKTUR PELAYANAN DASAR

PP 2 – INFRASTRUKTUR