Uji Coba produk bertujuan untuk mengumpulkan data untuk digunakan sebagai acuan mengembangkan dan mengetahui tingkat kevalidan, kepraktisan serta efektivitas dari LKPD berorientasi salingtemas yang telah dikembangkan. Selanjutnya, uji respon siswa pada kelompok kecil dan kelompok besar untuk mengetahui tingkat kepraktisan dan keefektivan terhadap LKPD berorientasi salingtemas. Kemudian dilakukan revisi penyempurnaan produk untuk menghasilkan sebuah produk LKPD berorientasi salingtemas yang siap digunakan dan diuji cobakan kepada siswa dalam proses pembelajaran.
1. Desain Uji Coba
Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk dan sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran.
a. Uji Coba Ahli
Uji coba ahli bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelayakan produk awal yang dikembangkan serta memberi kritikan, masukan dan saran sebagai bahan perbaikan produk. Uji coba ini dilakukan dengan dua ahli media, dua ahli materi dan satu ahli bahasa.
b. Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil ini dilakukan dengan menguji cobakan produk kepada siswa secara responden dengan menggunakan produk. Uji coba kelompok kecil dilakukan pada 9 siswa kelas X IPA 5 yang mana peneliti mengambil dari 3 siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, 3 siswa yang memiliki kemampuan sedang, dan 3 siswa yang memiliki kemampuan kurang. Setelah melakukan uji coba skala kecil, LKPD di uji cobakan kembali ke uji coba kelompok besar.
c. Uji Coba Kelompok besar
Uji coba lapangan bertujuan untuk mengetahui respons siswa terhadap produk yang dikembangkan. Pada uji coba lapangan menggunakan 1 kelas sebagai subjek coba yaitu kelas X IPA 5 yang berjumlah 35 siswa.
2. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba pada penelitian ini melibatkan beberapa ahli, guru, dan siswa. Kriteria untuk validator dan subjek uji coba sebagai berikut:
a. Ahli Materi
Kriteria untuk ahli materi yaitu ahli dalam materi biologi khususnya materi perubahan lingkungan serta dapat memberi penilaian, tanggapan, dan saran perbaikan terhadap produk yang dikembangkan. Subjek uji meliputi dua ahli materi dari dosen tadris biologi Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember.
b. Ahli Media
Kriteria untuk ahli media yaitu ahli dalam media pelajaran, pernah membuat dan memahami media serta bisa menilai, memberi tanggapan. dan saran perbaikan terhadap produk yang dikembangkan.
Subjek uji meliputi dua ahli media dari dosen Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember.
c. Ahli Bahasa
Kriteria untuk ahli bahasa yaitu ahli dalam bidang kebahasaan serta dapat memberi penilaian, tanggapan, dan saran perbaikan terhadap produk yang dikembangkan. Subjek uji meliputi satu ahli bahasa dari Dosen Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember.
d. Guru
Kriteria untuk guru sebagai validator merupakan guru biologi di SMA/MA dengan pendidikan minimal S-1, mengampu mata pelajaran biologi dan menerapkan kurikulum 13.
e. Siswa
Subjek uji coba pada penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 5 MAN 2 Jember. Untuk uji coba kelompok kecil berjumlah 9 siswa, dan untuk uji coba lapangan adalah seluruh siswa kelas X IPA 5 yang berjumlah 35 siswa. Penentuan sampel di dasarkan dari teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Probability Sampling berupa Simple Random Sampling (Sugiyono, 2018:81).
3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis data yaitu kuantitatif dan kualitatif.
a. Data kuantitatif, adalah data yang diolah dari perumusan angka. Data kuantitatif diperoleh dari skor penilaian validator materi, media, bahasa, guru biologi, angket respon siswa serta hasil penilaian pretest dan postest siswa.
b. Data kualitatif , adalah data berupa deskripsi dalam bentuk kalimat.
Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, kritik dan saran dari validator materi, media, bahasa, guru biologi serta respon siswa sebagai bahan revisi terhadap produk yang dikembangkan.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen adalah berbagai alat ukur yang digunakan secara sistematis untuk mengumpulkan data, seperti kuesioner, tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian (Sugiyono, 2015: 156). Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini yaitu:
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis wawancara semi terstruktur. Wawancara dilakukan secara langsung bertatap muka dengan orang yang menjadi objek penelitian. Peneliti melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran biologi di MAN 2 Jember. Wawancara dilakukan perihal kekurangan atau hambatan pembelajaran, metode pembelajaran, dan bahan yang digunakan pada mata pelajaran biologi khususnya materi perubahan lingkungan. Pedoman wawancara terdapat pada lampiran 6.
b. Angket analisis kebutuhan
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket analisis kebutuhan yang disebar secara online melalui google form kepada siswa kelas X IPA 5 MAN 2 Jember. Angket analisis kebutuhan (lampiran 9) bertujuan untuk mengetahui kebutuhan siswa mengenai pengembangan bahan ajar biologi.
c. Angket penilaian validator
1) Kisi-kisi penyusunan angket validasi ahli materi disajikan pada tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3. 2
Kisi-kisi Angket Ahli Materi
Aspek Indikator Jumlah
Butir
Nomor Butir Format Kesesuaian materi dengan
KI dan KD
1 1
Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
1 2
Kelayakan isi Kedalaman materi yang disajikan
2 4,5
Materi sesuai dengan tingkat kemampuan siswa
1 3
Kesesuaian isi penjelasan tambahan
3 11,12,13 Keakuratan materi 6 6,7,8,9,10
Keingintahuan siswa 2 16,17
Kelayakan Bahasa
Kesesuaian penggunaan bahasa yang digunakan
2 14,15
Jumlah 17
Diadaptasi dari (Khairunnisa, 2019:88)
2) Kisi-kisi penyusunan angket validasi ahli media disajikan pada tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3. 3
Kisi-Kisi Angket Validasi Media
Aspek Indikator Jumlah
Butir
Nomor butir Tampilan Keefektifan ukuran LKPD 2 1,2
Kesesuaian jenis kertas 1 4 Kesesuaian layout dan
warna
2 3,6
Desain isi Kesesuaian tampilan cover 1 9
Kualitas gambar 2 5,10
Kesesuaian ilustrasi 1 13
Kesesuaian keterangan gambar
2 15,11
Aspek Indikator Jumlah Butir
Nomor butir Kelayakan
dan
kegrafikan
Kesesuaian huruf 3 7,8,14
Kejelasan teks untuk dibaca
2 10,12
Jumlah 16
Diadaptasi dari (Khairunnisa, 2019:89)
3) Kisi-kisi penyusunan angket validasi ahli bahasa disajikan pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3. 4
Kisi-Kisi Angket Validasi Bahasa
Aspek Indikator Jumlah
Butir
Nomor Butir
Kelugasan Lugas 1 1
Komunikatif 1 2
Kebakuan istilah 1 3
Komunikatif Pemahaman terhadap pesan atau informasi
1 4
Dialogis dan interaktif
Kemampuan
memotivasi dan kreativitas siswa
1 5
Kesesuaian dengan perkembangan siswa
Kesesuaian dengan perkembangan
intelektual siswa
1 6
Kesesuaian dengan kaidah bahasa
Ketepatan bahasa 1 7
Penggunaan istilah, symbol atau ikon
Ketepatan ejaan 1 8
Konsisten penggunaan istilah
1 9
Konsisten penggunaan simbol atau ikon
1 10
Jumlah 10
Diadaptasi dari (Khairunnisa, 2019:89) 4) Kisi-kisi penyusunan angket guru biologi
Instrumen ini disusun untuk mendapatkan dan mengenai tanggapan atau respon guru biologi terhadap LKPD yang dikembangkan untuk digunakan pada proses pembelajaran
berlangsung. Kisi-kisi instrumen respon guru biologi disajikan pada tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3. 5
Kisi-kisi Angket Guru Biologi
Aspek Indikator Jumlah
butir
Nomor butir Materi Kesesuaian materi dengan
KI dan KD
2 1,2
Kesesuaian latihan soal dalam LKPD dengan materi yang disajikan
1 3
Motivasi belajar siswa
selama mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan LKPD
1 4
Kesesuaian isi penjelasan tambahan
3 5,6,7
Ketersediaan dan kejelasan petunjuk penggunaan LKPD
1 7
Media Kemudahan dalam
menggunakan LKPD
1 8
Kesesuaian jenis huruf dalam LKPD
1 9
Desain cover dan Tampilan gambar dalam LKPD
3 11,12,13 Bahasa Bahasa yang digunakan
dalam LKPD
1 14
Jumlah 14
Diadaptasi dari (Khairunnisa, 2019:88) d. Angket respon siswa
Angket respon siswa digunakan untuk menilai tingkat keterlaksanaan produk yang digunakan dalam proses pembelajaran pada angket ini menggunakan skala likert 1-5 yang digunakan sebagai skor dari setiap indikator pada angket. Kisi-kisi instrumen respon siswa disajikan pada tabel 3.6 sebagai berikut:
Tabel 3. 6 Kisi-kisi Angket Siswa
Aspek Indikator Jumlah
butir
Nomor butir Ketertarikan Saya tertarik pada kegiatan
pembelajaran perubahan
lingkungan dengan
menggunakan bahan ajar
LKPD berorientasi
salingtemas
6 1,2,3,4, 5,10
Gambar dalam LKPD sesuai dengan materi dan disertai keterangan sehingga memudahkan saya untuk memahami materi perubahan lingkungan.
Dengan menggunakan LKPD ini memberikan motivasi,
menambah wawasan
pengetahuan dan rasa keingintahuan bertambah Tampilan yang dalam LKPD sangat menarik sehingga saya suka mempelajari materi perubahan lingkungan
Bagian sampul LKPD menarik perhatian
LKPD menggunakan tampilan dan warna yang menarik
Bahasa Media pembelajaran LKPD menggunakan tampilan dan warna yang menarik
2 9,12 Tulisan dapat terbaca dengan
jelas sehingga mudah dimengerti
Materi Gambar yang disajkan menarik 4 6,7,8, Saya mudah memahami materi 11,
perubahan lingkungan menggunakan LKPD berorientasi salingtemas
LKPD memuat pertanyaan yang mendorong saya berfikir kritis Contoh soal yang ada di LKPD sudah sesuai dengan materi Diadaptasi dari (Khairunnisa, 2019:86)
5. Teknik Analisis Data
a. Analisis kevalidan LKPD berorientasi salingtemas
Kevalidan LKPD ini dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh validator yang meliputi validator ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa Validasi dengan menggunakan skala likert dengan 5 skala penilaian yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), CS (Cukup Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Rincian skala likert disajikan pada tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3. 7
Kriteria Skala Penilaian
Penilaian Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Cukup Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Dari hasil angket yang tertera dalam lembar validasi LKPD akan dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut (Istiqomah, 2021:37):
Keterangan:
P : Angka persentase pada angket F : Jumlah skor yang diperoleh N : Jumlah skor maksimum
Hasil dari skor penilaian dari masing-masing validator ahli materi, ahli bahasa dan ahli media tersebut menentukan kevalidan
P =
𝑁 𝑓x 100%
LKPD berorientasi salingtemas. Hasil persentase data diinterpretasikan ke dalam kriteria pada tabel 3.8 sebagai berikut:
Tabel 3. 8
Kriteria Interpretasi Kevalidan
Skala % Kriteria
84% - 100% Sangat Valid
68% - 84% Valid
52% - 68% Cukup Valid
36% - 52% Kurang Valid
20% - 36% Sangat Kurang Valid
(Sumber : Khairunnisa,2019:26)
Berdasarkan kriteria tersebut, LKPD berorientasi salingtemas dikatakan valid apabila rata-rata persentase dari semua aspek angket sebesar ≥ 68 % dengan kriteria layak dan sangat layak.
b. Analisis Kepraktisan LKPD berorientasi salingtemas
Uji kepraktisan LKPD diperoleh dari angket respon siswa.
Penyebaran angket dilakukan setelah tahap implementasi LKPD dalam pembelajaran. Kategori penilaian berdasarkan skala likert yang terdiri dari 5 skala penilain yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), CS (Cukup Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Dari hasil angket yang tertera dalam lembar validasi LKPD akan dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut (Istiqomah, 2021:37):
Keterangan:
P : Angka persentase pada angket F : Jumlah skor yang diperoleh N : Jumlah skor maksimum
P =
𝑓𝑁
x 100%
Hasil dari skor penilaian dari masing-masing validator ahli materi, ahli bahasa dan ahli media tersebut menentukan kevalidan LKPD berorientasi salingtemas. Hasil persentase data diinterpretasikan ke dalam kriteria pada tabel 3.9 sebagai berikut:
Tabel 3. 9
Kriteria Interpretasi Kepraktisan
Skala % Kriteria
81% - 100% Sangat praktis
61% - 80% praktis
41% - 60% Cukup praktis
21% - 40% Tidak praktis
0% - 20% Sangat Tidak praktis
(Sumber : Khairunnisa,2019:27)
Berdasarkan kriteria tersebut, LKPD berorientasi salingtemas dikatakan praktis apabila rata-rata persentase dari semua aspek angket sebesar ≥ 61% dengan kriteria praktis dan sangat praktis.
c. Analisis keefektifan LKPD berorientasi salingtemas
Data efektivitas bahan ajar diperoleh dari hasil belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan Pre Eksperimental Design dengan bentuk One Group Pretest Postest Design. Prosedur pengambilan data efektivitas yaitu sampel kelas penelitian diberi pretest (O1) kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (O2) yaitu penggunaan LKPD berorientasi salingtemas, setelah itu diberi postest. Menurut (Jakni, 2016: 10) dilakukan pengukuran di awal penelitian terhadap variabel terikat yang telah dimiliki subjek. Setelah diberikan perlakuan, kemudian dilakukan pengukuran kembali dengan alat ukur yang sama.
Dengan demikian, hasil perlakuan dapat lebih akurat karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Berikut model desain yang diadaptasi dari Jakni sebagai berikut:
𝐎𝟏 𝐗 𝐎2
Keterangan :
O1 : Nilai pre-test (Sebelum diberi perlakuan) X : Perlakuan
O2 : Nilai post-test (setelah diberi perlakuan)
Setelah diperoleh data hasil belajar sebelum dan sesudah penggunaan bahan ajar, selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan Uji Paired Sample T-Test menggunakan bantuan software SPSS 25. Uji Paired Sample T-Test dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan bahan ajar. Sebelum dilakukan uji T-Test maka dilakukan uji normalitas data, setelah data berdistribusi normal maka dapat dilakukan uji paired sample T-Test.
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah menggunakan produk, maka hasil uji coba dibandingkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf 0,05 atau 5% adalah (Jakni,2016:140):
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan LKPD berorientasi salingtemas
H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan LKPD berorientasi salingtemas
Pengambilan keputusannya adalah:
1) Jika Sig < ttabel maka hasilnya signifikan, artinya H0 ditolak, H1
terima.
2) Jika Sig > ttabel maka hasilnya tidak signifikan, artinya H0 diterima H1 ditolak.
Setelah dilakukan T-test juga perlu dilakukan N-gain yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Nilai yang diperoleh dihitung menggunakan rumus N-gain (Setyawati, 2017:35).
Adapun tabel kriteria dari rumus N-gain dapat dilihat pada tabel 3.10 sebagai berikut:
Tabel 3. 10
Kriteria rata-rata Keefektifan
Besar g Interpretasi
≥ 0,7 Tinggi/Sangat Efektif
0,7 > (<g>) ≥ 0,3 Sedang/ Efektif
<0,3 Rendah/ Kurang Efektif (Sumber : Setyawati, 2017:35)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Uji Coba
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data hasil mengenai proses pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berorientasi Salingtemas pada materi perubahan lingkungan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember. LKPD yang dikembangkan oleh peneliti menggunakan model ADDIE yang terdapat lima tahapan yaitu : Analysis (analisis), Design (perancangan), Development (pengembangan), Implementation (implementasi), dan Evaluation (evaluasi). Adapun langkah- langkah penelitian sebagai berikut:
1. Tahap Analisis
Tahap analisis adalah tahap awal dalam proses pengembangan.
Pada tahap ini yang dilakukan adalah observasi, wawancara kepada guru biologi dan angket kuisioner yang disebar secara online melalui google form. Adapun tahap analisis yang dilakukan oleh peneliti terdiri dari analisis kinerja, analisis kebutuhan, analisis kurikulum, analisis karakteristik siswa dan analisis bahan ajar.
a. Analisis kinerja
Tahap analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada di sekolah pada saat proses pembelajaran.
Hasil dari analisis kinerja diperoleh data bahwasanya kegiatan pembelajaran yang masih berpusat pada guru dan metode
61
pembelajaran yang yang digunakan masih konvensional (ceramah) serta sistem penugasan selama pembelajaran cenderung menggunakan LKS, oleh karena itu siswa kurang bersemangat dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan karena kurangnya inovasi bahan ajar yang digunakan sehingga siswa merasa bosan. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan ajar yang dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam pembelajaran, memberikan wawasan yang lebih bagi siswa dan menerapkan metode pembelajaran yang interaktif sehingga siswa turut berperan aktif mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru biologi MAN 2 Jember, guru mengatakan bahwa LKS hanya sebagai pegangan minimal untuk siswa yang memuat rangkuman materi pembelajaran dan latihan soal saja serta kurang memiliki daya tarik siswa dalam pembelajaran sehingga membuat siswa cenderung bosan. Oleh karena itu membutuhkan inovasi bahan ajar untuk menunjang proses pembelajaran, guru pernah menggunakan bahan ajar tambahan seperti Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), akan tetapi LKPD yang digunakan hanya sebatas teori dan memuat soal-soal latihan saja sehingga belum maksimal diterapkan dalam pembelajaran dan perlu dikembangkan lagi agar meningkatkan ketertarikan dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru pernah berinisiatif untuk membuat LKPD yang inovatif dan efektif, dikarenakan guru mengalami kesulitan membuat LKPD serta kesulitan untuk
menentukan metode atau pendekatan yang tepat dalam pembelajaran biologi. maka hal tersebut belum terealisasikan sampai saat ini. Hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 7.
b. Analisis Kebutuhan
Pada tahap ini analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui permasalahan dasar yang terjadi pada saat proses pembelajaran tentang sumber belajar dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kemudian ditemukan solusi berupa pengembangan bahan ajar LKPD berorientasi salingtemas.
Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara kepada ibu Munadiroh, S.Pd selaku guru biologi kelas X di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember. Wawancara dilakukan pada tanggal 3 Januari 2022 terkait proses pembelajaran di sekolah, kendala siswa dalam pembelajaran, metode pembelajaran, bahan ajar yang digunakan, dan respon terkait pengembangan LKPD berorientasi salingtemas. Berikut merupakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis disajikan pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4. 1
Hasil Wawancara Guru Biologi
No. Pertanyaan Jawaban
Analisis spesifikasi produk yang
diharapkan 1. Kurikulum apa
yang digunakan di sekolah MAN 2 Jember?
Menggunakan kurikulum 13
Bahan ajar diharapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku
2. Bahan ajar yg Buku paket biologi, dan Dibutuhkan
No. Pertanyaan Jawaban
Analisis spesifikasi produk yang
diharapkan digunakan dalam
proses
pembelajaran?
LKS bahan ajar yang
lebih variatif 3. Metode
pembelajaran apa yang ibu terapkan
pada saat
pembelajaran biologi?
Metode ceramah dan diskusi
Diperlukan penerapan metode atau pendekatan yang bervariasi
4. Apakah siswa mempunyai buku pegangan sendiri?
siswa menggunakan LKS sebagai buku pegangan dan buku paket yang dipinjam di perpustakaan dengan jumlah terbatas.
Terkadang
menggunakan PPT saat menjelaskan materi.
Diperlukan sebuah bahan ajar yang dapat menjadi inovasi terbaru bagi sekolah
5. Apakah LKS dapat mempermudah siswa dalam belajar?
LKS sebagai pegangan minimal untuk siswa yang kurang memiliki daya tarik dalam pembelajaran sehingga siswa tidak antusias belajar. Oleh karenanya membutuhkan bantuan bahan ajar lain
Diperlukan sebuah bahan ajar yang dapat membantu memudahkan siswa
memahami materi
pembelajaran dan menarik siswa lebih aktif 6. Apakah ibu pernah
menggunakan atau membuat media bahan ajar untuk menunjang
pembelajaran pada siswa?
Saya kesulitan dalam membuat bahan ajar, tidak sempat. Jadi saat pembelajaran daring ketika pandemi,saya menggunakan modul penerbit dan E- Learning, terkadang mengirim konten berupa Materi biologi dan video yang dicari di Youtube.
Diperlukan sebuah bahan ajar yang dapat membantu pendidik dalam menyampaikan materi
7. Apakah ibu pernah Pernah, LKPD hanya Diperlukan
No. Pertanyaan Jawaban
Analisis spesifikasi produk yang
diharapkan menggunakan
bahan ajar LKPD untuk memudahkan proses
pembelajaran?
sebatas materi dan soal latihan saja. jadi masih belum maksimal dan perlu dikembangkan lagi agar dapat meningkatkan
ketertarikan dan keaktifan siswa.
pengembangan LKPD dengan pendekatan atau metode yang yang menarik dan memiliki daya tarik dalam proses
pembelajaran.
8. Apakah ibu
mengetahui metode pembelajaran salingtemas yaitu mengaitkan
pembelajaran sains dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat? Atau pernah
menggunakan LKP berorientasi
salingtemas dalam pembelajaran biologi?
Belum pernah.
Sepertinya metode tersebut sangat bagus jika di implementasikan di pelajaran biologi.
Khususnya mteri perubahan lingkungan
Diperlukan penerapan pembelajaran dengan pendekatan salingtemas dalam
pembelajaran biologi
9. Apakah kendala selama
pembelajaran terhadap materi biologi (terutama pada materi perubahan
lingkungan)?
Pada materi perubahan lingkungan yang dianggap sepele, Jadi saya menyampaikan penjelasan yang terdapat di buku saja.
Jadi nilai siswa yang tidak mencapai nilai KKM sekitar 60%.
Kesulitannya ya dikarenakan kurangnya inovasi bahan ajar
Dibutuhkan bahan ajar pada materi biologi khususnya perubahan lingkungan yang seringkali
dianggap mudah
10. Apakah ibu pernah berencana untuk mengembangkan bahan ajar seperti LKPD agar lebih maksimal untuk
Iya pernah, kepingin ya sebenarnya. Tapi hanya angan-angan dan kesulitan, jadi belum terealisasikan sampai saat ini nak. Saya ingin
Memerlukan bahan ajar menarik seperti
LKPD yang
dipadukan dengan suatu
No. Pertanyaan Jawaban
Analisis spesifikasi produk yang
diharapkan membantu siswa
berfikir kritis dan lebih interaktif dengan
memanfaatkan lingkungan sekitar mereka untuk belajar biologi?
membuat LKPD yang menarik, mudah di pahami siswa, sehingga pembelajaran aktif, Jadi tidak hanya sebatas teori melainkan siswa mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
metode yang mampu
meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran
11. Apa ibu setuju jika dikembangkan LKPD berorientasi SETS/Salingtemas pada materi perubahan
lingkungan?
Sangat setuju nak, karena rencana untuk membuat LKPD belum terealisasikan. Jadi ini merupakan ide bagus.
Dengan harapan siswa bisa memiliki konsep pada materi perubahan lingkungan dengan baik dan benar dalam kehidupannya sehari- hari dengan mengaitkan antara lingkungan, masyarakat dan teknologi.
Diperlukan sebuah bahan ajar yang dapat menjelaskan materi perubahan lingkungan yang dipadukan dengan pendekatan salingtemas
Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa bahan ajar yang digunakan kurang bervariasi dan membutuhkan bahan ajar tambahan yang dapat digunakan siswa belajar secara mandiri dan menjadikan siswa lebih antusias dalam belajar. Hal ini diketahui bahwa pembelajaran di sekolah hanya sebatas teori atau text book saja seperti buku paket dan LKS berwarna hitam putih yang berasal dari penerbit sehingga membuat siswa kurang tertarik. Guru sering memberikan tugas latihan soal di LKS dan di e-learning (daring)
sehingga monoton seperti itu saja. Ibu Munadiroh mengalami kesulitan untuk mengembangkan bahan ajar LKPD yang menarik, mudah dipahami siswa sehingga mampu meningkatkan minat belajar siswa serta dapat menambah wawasan tentang manfaat ilmu yang dipelajari, jadi tidak hanya sebatas teori melainkan siswa mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 7.
c. Analisis karakteristik siswa
Hasil analisis karakteristik siswa melalui angket kuisioner yang di sebar melalui google form, disajikan pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Analisis Karakteristik Siswa
Pernyataan Persentase
Siswa menyukai mata pelajaran biologi 94,3%
Siswa menyatakan materi biologi sulit dipahami 85,7%
siswa merasa bosan dengan sumber belajar yang digunakan
94,3%
siswa pernah menggunakan LKPD 77%
Siswa berpendapat LKPD yang digunakan belum menarik
85,7 siswa belum mengetahui bahwa ilmu sains sangat
berkaitan erat dengan lingkungan
57,1%
siswa menganggap bahwa materi perubahan lingkungan mudah dipahami
65,7 % Siswa kurang menjaga dan merawat lingkungan sekitar 60%
siswa membutuhkan bahan ajar menarik pada materi perubahan lingkungan
97%
siswa setuju dikembangkan bahan ajar alternatif berupa LKPD berorientasi salingtemas pada materi perubahan lingkungan.
100%
Analisis karakteristik siswa dilakukan dengan penyebaran angket kepada 35 siswa kelas X IPA 5 secara online melalui google form. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 94,3% siswa merasa