• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Analisis Data

4.2.3 Uji Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil uji glejser yang telah dilakukan menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 sehingga tidak terjadi autokorelasi dan dapat dilanjutkan pada pengujian lebih lanjut.

69

Berdasarkan hasil persamaan regresi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Nilai koefisien konstansa (α) sebesar 0,745 apabila nilai komisaris

independent,CSR nilainya dianggap konstan maka manajemen laba naik sebesar 0,745.

2. Nilai koefisien konstanta (α) sebesar 0,284 apabila nilai komisaris,CSR,dan manajemen laba nilainya dianggap konstan maka tax avoidance nilainya naik 0,284.

3. Nilai koefisien regresi komisaris independent terhadap manajemen laba negative -0,005 menunjukkan perubahan yang berlawanan, artinya setiap komisaris independent memiliki kenaikan 1, maka manajemen laba akan mengalami penurunan sebesar -0,005 dan signifikan

4. Nilai koefisien CSR terhadap manajemen laba adalah negative -0,582 menunjukkan perubahan yang berlawanan,artinya setiap CSR memiliki kenaikan 1, maka manajemen laba akan mengalami penurunan sebesar - 0,582 dan signifikan.

5. Nilai koefisien komisaris independent terhadap tax avoidance adalah - 0,002 menunjukkan perubahan yang berlawanan arah,artinya setiap komisaris independent memiliki kenaikan 1, maka tax avoidance akan mengalami penurunan sebesar -0,002 dan signifikan.

6. Nilai koefisien CSR terhadap tax avoidance adalah positif 0,370 menunjukkan perubahan yang searah, artinya setiap komisaris independent

memiliki kenaikan 1, maka tax avoidance akan mengalami penurunan sebesar 0,370 dan signifikan.

7. Nilai koefisien manajamen laba terhadap tax avoidance adalah negative - 0,031 menunjukkan perubahan yang berlawanan, artinya setiap manajemen laba memiliki kenaikan 1, maka tax avoidance akan mengalami penurunan sebesar -0,031 dan tidak signifikan.

4.2.3 Uji Ketepatan Model

1. Uji Signfikansi Stimulan (Uji F)

Uji stimulant (Uji F) digunakan untuk menguji apakah variable indpenden dalam penelitian ini dapat mempengaruhi secara stimula variable independenya. Erdasarkan hasil olah data maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Berdasarkan hasil uji dua variable diatas didapatkan nilai sig sebesar 0,000 < 0,05 sehingga hipotesis diterima atau berati bahwa variable CSR dan komisaris

71

independent secara stimuln berpengaruh terhadap manajemen laba dan tax avoidance.

2. Uji Koefisien Determinan (R2 )

Uji koefisien determinasi merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan model regresi dalam menjelaskan pengaruh variable independent secara stimulant mempengaruhi variable dependen yang diindikasi oleh nilai adjusted R-squared (Ghozali,2016). Hasil pengujian koefisien determinan dapat dilihat sebagai berikut :

Berdasarkan hasl diatas diketahui nilai adjusted R squared untuk variable Komisaris independent dan CSR terhadap manajemen laba sebesar 0,251 (25,1%).

Kemudian untuk variable Komisaris independent dan CSR terhadap penghindaran pajak yaitu sebesar 0,206 (20,6%).

3. Uji Hipotesis (Uji T)

Uji hipotesis dilakukan untuk menguji pengaruh dari masing-masing variable independent terhadap variable dependenya. Hasil pengujian

hipotesis (Uji T) diperoleh sebagai berikut :

1. Hipotesis 1 : Pengaruh Komisaris independent terhadap Tax avoidance Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa hasil uji komisaris

independent (X1) terhadap tax avoidance (X2) terhadap tax avoidance (Y) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,038 kurang dari 0,05 dengan nilai koefisien sebesar -0,002 sehingga berdasarkan penelitian diatas menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang berbunyi komisaris independent berpengaruh negative terhadap tax avoidance diterima.

2. Hipotesis 2 : Pengaruh Corporate social responsibility terhadap Tax avoidance

73

Berdasarkan table diatas diketahui bahwa hasil uji CSR (X2) terhadap Tax avoidance (Y) diperoleh nilai sig sebesar 0,049 lebih kecil dari 0,05 dengan nilai koefisien 0,37. Sehingga hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa hipotesis kedua yang berbunyi Corporate social responsibility berpengaruh negative terhadap tax avoidance ditolak.

3. Hipotesis 3 : Pengaruh Komisaris independent terhadap manajemen laba Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa hasil uji komisaris independent (X2) terhadap manajemen laba (Y) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 dengan koefisien sebesar -0,005. Sehingga berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa hipotesis ketiga yang berbunyi komisaris independent berpengaruh negative terhadap manajemen laba diterima.

4. Hipotesis 4 : Pengaruh Corporate social responsibility terhadap manajemen laba

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa hasil uji CSR (X2) terhadap manajemen laba (Z) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,028 lebih kecil dari 0,05 dengan koefisien -0,582 . Sehingga hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa hipotesis keempat yang berbunyi Corporate social responsibility berpengaruh negatif terhadap manajemen laba diterima.

5. Hipotesis 5 : Pengaruh manajemen laba terhadap tax avoidance

Berdasarkan table diatas diketahui bahwa hasil uji manajemen laba (X2) terhadap tax avoidance (Y) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,522 lebih dari 0,05 dengan nilai koefisien -0,031. Sehingga hasil penelitian diatas

menunjukkan bahwa hipotesis kelima yang berbunyi manajemen laba berpengaruh negative terhadap tax avoidance ditolak.

4. Uji sobel

Uji sobel digunakan untuk mengetahui pengaruh variable mediasi yaitu manajemen laba. Jika nilai sobel test lebih besar dibanding nilai critical rasio 1,96 maka variable manajemen laba dapat memediasi. Hasil uji sobel kemudian dijelaskan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil uji sobel test diperoleh hasil sebesar 3,953 untuk komisaris independent dan 2,1005 untuk CSR yang hasil kedua uji kedua uji tersebut lebih besar dari tingkat siginifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,96. Maka dapat disimpulkan bahwa :

6. Hipotesis 6 : Manajemen laba memediasi pengaruh komisaris independent terhadap tax avoidance

Beradasarkan table diatas dapat dilihat bahwa hasil uji komisaris independent (X1) terhadap tax avoidance (Y) diperoleh nilai sebesar 3,953561854 lebih besar dari 1,96 maka dapat dikatakan bahwa manajemen laba memdiasi pengaruh komisaris independent terhadao tax avoidance,

75

sehingga hipotesis keenam yang berbunyi : Manajemen laba dapat memediasi anatara komisaris independent terhadap tax avoidance secara negative diterima.

7. Hipotesis 7 : Manajemen laba memediasi pengaruh Corporate social responsibility

Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa hasil uji CSR terhadap Tax avoidance (Y) diperoleh nilai 2,10059145 lebih besar dari 1,96 maka dapat dikatakan bahwa manajemen laba memediasi pengaruh CSR terhadap tax avoidance, maka hipotesis ketujuh yang berbunyi : Manajemen laba dapat memediasi antara CSR terhadap tax avoidance secara negative diterima.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Komisaris Independen terhadap tax avoidance

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komisaris independent berpengaruh negative dan signifikan terhadap tax avoidance. Komisaris independent merupakan pihak yang bertugas secara independent untuk melakukan pengawasan dan memberikan masukan terhadap manajemen.

Proporsi komisaris independent yang memadai menjadikan komisaris independent lebih jeli terhadap Tindakan kecurangan seperti tax avoidance.

Hal ini sesuai dengan teori agensi yaitu komisaris inedependen berfungsi sebagai salah satu alat bagi prinsipa untuk meminimalisir terjadinya konflik agensi. Sehingga semakin banyak komisaris independent dapat menekan praktik tax avoidance.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Dewi,2019) dan (Wardani & Mursiyati,2019) yang menunjukkan bahwa komisaris independent berpengaruh negative terhadap tax avoidance.

2. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Tax Avoidance

Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini menunjukkan bahwa besar atau kecilnya CSR tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Ketidakonsistenan pada hasil penelitian ini dikarenakan perusahaan pada penelitian ini melakukan manajemen laba income increasing yaitu dengan menaikkan laba, sehingga tingginya laba menyebabkan naikknya beban pajak perusahaan hal ini kemudian tidak sesuai dengan konsep dari tax avoidance. Penyebab lainya adalah pelaporan CSR cenderung dilakukan perusahaan hanya untuk meningkatkan nilai perusahaan sehingga tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Hal ini tidak sesuai dengan teori legitimasi bahwa legitimasi dibutuhkan perusahaan untuk menambah nilai-nilai positif untuk dari masyarakat yang menjadikan perusahaan tidak akan melakukan Tindakan yang dapat mempengaruhi legitimasi masyarakat seperti tax avoidance.

Oleh karena itu CSR dinilai belum cukup untuk mengurangi adanya praktek tax avoidance.hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wijayanti et al.,2016) dan (Wardani et al.,2018) yang menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

3. Pengaruh Komisaris Independent terhadap Manajemen Laba

77

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komisaris independent berpengaruh negative terhadap manajemen laba. Maka semakin banyak komisaris independent maka dapat menekan manajemen laba.

Hasil penelitian ini menunjukkan perusahaan sudah sadar akan pentingnya peran komisaris independent dalam melakukan pengawasan.

Tingginya nilai komisaris independent dan nilai manajemen yang tidak terlalu tinggi menandakan bahwa komisaris independent sudah berhasil dalam melakukan pengawasan dan memberikan nasihat sehingga menjadikan keputusan akuntansi yang diambil menjadi tepat dan akhirnya dapat menekan manajemen laba.

Hal ini sesuai dengan teori agensi untuk terciptanya suatu tata kelola yang baik manajemen lab adapt diminimalisir dengan adanya komisaris independent yang melakukan pengawasan secara langsung terhadap kinerja manajemen. Proporsi komisaris independent yang memadai dapat menciptakan suatu tata kelola yang baik sehingga dapat menekan adanya praktik manajemen laba.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Pratomo & Indah,2023) dan (Syahreza et al.,2016) yang mengatakan bahwa komisaris independent berpengaruh negative terhadap manajemen laba.

4. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Manajemen Laba

Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSR berpengaruh negative terhadap manajemen laba. Maka semakin aktif perusahaan dalam melakukan CSR dapat menekan Tindakan manajemen laba.

Penelitian ini menunjukkan nilai CSR yang tinggi dibandingkan dengan nilai manajemen labanya. Perusahaan yang semakin aktif dalam melaporkan kegiatan CSRnya menjadikan lebih terbuka terhadap informasi keuangan perusahaan. Sehingga pihak luar akan semakin mudah dalam melakukan pengawasan terhadap berjalanya operasional perusahaan dan akhirnya menekan Tindakan kecurangan yang dilakukan oleh manajer. Sehingga semakin terbuka perusahaan terhadap informasi keuanganya maka semakin kecil pula Tindakan manajemen laba.

Hal ini sesuai dengan teori legitimasi bahwa perusahaan membutuhkan legitimasi untuk menjalankan bisnisnya. Perusahaan melakukan CSR untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat dan mendapatkan citra positif dari masyarakat. Perusahaan yang melakukan CSR cenderung lebih terbuka terhadp laporan keuanganya sehingga dapat menekan manajemen laba.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yagn dilakukam oleh (Ricardo,2015) dan (Alexander et al.,2020) menunjukkan bahwa CSR berpengaruh negative dan signifikan terhadap manajemen laba.

5. Pengaruh Manajamen Laba terhadap Tax Avoidance

Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Sehingga menunjukkan besar kecilnya

79

manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Hasil penelitian ini menunjukkan nilai manajemen laba yang positif dan lumayan tinggi hal ini dikarenakan perusahaan telah melakukan income increasing yaitu menaikkan laba. Ketika perusahaan melakukan income increasing maka menjadikan beban pajaknya bertambah. Naiknya beban pajak ini kemudian menjadikan kontradiksi dengan konsep tax avoidance.

Ketika melakukan tax avoidance maka perusahaan akan melakukan income increasing atau mengurangi labanya. Perbedaan kepentingan perusahaan dalam melakukan manajemen laba menjadikan manajemen laba tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Manuel et al.,2023) dan (Hanny,2019) yang mengatakan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

6. Manajemen Laba Memediasi Hubungan Komisaris Independen dan Tax Avoidance

Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen laba memediasi hubungan komisaris independent terhadap tax avoidance.hal ini menunjukkan komisaris independent terhadap tax avoidance dapat dimediasi oleh manajemen laba.

Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata nilai komisaris independent yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata manajemen laba dan tax avoidance. Hal ini menunjukkan komisaris independent telah berhasil

dalam berperan untuk meningkatkan pengawasan dan memberikan masukan terhadap manajemen dalam mengambil keputusan, sehingga dapat menekan praktik manajemen laba. Salah satu motivasi pajak adalah labanya,jika komisaris independent berhasil menekan manajemen laba maka secara tidak langsung juga meminimalisir Tindakan tax avoidance.

Hal ini sesuai dengan teori agensi yang menjelaskan tentang penghindaran konflik agensi yang dapat dihindari dengan meningkatkan pengawasan yang dilakukan oleh komisaris independent. Oleh karena itu proporsi komisaris independent yang memadai dapat meningkatkan pengawasan terhadap kinerja manajemen, sehingga menekan manajemen laba yang kemudian dapat menurunkan Tindakan tax avoidance. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen laba dapat memediasi hubungan komisaris independent terhadap tax avoidance secara negative.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Anggana & Prastiwi,2013) yang mengatakan komisaris independent berpengaruh negative terhadap manajemen laba dan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Septiadi et al.,2017) menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh negative dan signifikan terhadap tax avoidance.

7. Manajemen Laba Memediasi hubungan Corporate social responsibility dan Tax Avoidance

Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen laba memediasi hubungan CSR terhadap tax avoidance secara negative. Hal ini

81

menunjukkan CSR terhadap tax avoidance dapat dimediasi oleh manajemen laba.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai CSR yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata manajemen laba dan tax avoidance. Hal ini menunjukkan perusahaan yagn telah melakukan CSR lebih terbuka mengenai informasi keuangan perusahaan. Semakin terbukanya perusahaan terhadap informasi keuanganya menjadikan pihak luar menjadi lebih mudah dalam melakukan pengawasan. Meningkatnya pengawasan menjadikan laporan keuangan lebih akuntabel,yang dapat menekan praktik manajemen laba. Menurunya manajemen laba dapat mengurangi kecenderungan manajer untuk melakukan tax avoidance.

Hal ini sesuai dengan teori legitimasi yaitu tujuan dilakukanya CSR adalah untuk menciptakan legitimasi dari masyarakat. Semakin agresive perusahaan dalam melakukan manajemen laba, menyebabkan laporan keuangan menjadi bias dan tidak sesuai dengan keadaan sesungguhnya.

Dengan melakukan CSR menunjukkan bahwa perusahaan semakin terbuka terhadap informasi keuangan perusahaan, hal ini kemudian menjadikan laporan keuangan lebih akuntabel. Laporan CSR juga dapat memunculkan kepercayaan masyarakat kepada perusahaan yang menandakan perusahaan telah menjalankan perusahaan dengan beretika baik dan memikirkan masyarakat sekitar. Perusahaan yang mendapatkan nilai baik dari masyarakat cenderung tidak akan melakukan Tindakan yang dapat merugikan perusahaan seperti melakukan manajemen laba. Jika nilai

manajemen laba rendah maka perusahaan juga cenderung rendah dalam melakukan tax avoidance. Sehingga Tindakan manajemen laba juga dapat digunakan sebagai variable memdiasi antara CSR dan tax avoidance.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Dewi &

Noviari,2017) menyatakan bahwa CSR berpengaruh negative terhadap penghindaran pajak dan menurut penelitian (Alexander & Palupi,2020) menyebutkan bahwa CSR berpengaruh negative terhadap manajemen laba.

83

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menguji pengaruh Komisaris independent,Corporate Social Responsibility terhadap Tax Avoidance dengan Manajemen laba sebagai variable intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling pada 73 perusahaan pada tahun 2018-2020 kemudian diperoleh sebanyak 219 data perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Maka diperoleh data sebagai berikut :

1. Hasil penelitian komisaris independent berpengaruh negative terhadap tax avoidance. Hasil penelitian ini menerima hipotesis 1 yang berbunyi komisaris independent berpengaruh negative terhadap tax avoidance, sehingga semakin banyak proporsi komisaris independent dapat mengingatkan pengawasan terhadap manajemen dan menciptakan suatu tatanan perusahaan yang baik untuk meminimalisir terjadinya tax avoidance.

2. Hasil penelitian Corporate SSocial Responsibility tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil penelitian menolak hipotesis 2 yang berbunyi CSR berpengaruh negative terhadap tax avoidance. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan CSR berpengaruh positif terhadap tax avoidance,

sehingga semakin tinggi rendahnya nilai CSR belum cukup dalam meminimalisir terjadinya tax avoidance, karena CSR dinilai hanya berfokus terhadap nilai perusahaan bukan penghindaran pajak. Selain itu pengungkapan CSR dinilai belum sempurna dikarenakan belum terdapat pengawalan dan pengawasan yang jelas terhadap pelaporanya.

3. Hasil penelitian komisaris independent berpengaruh negative terhadap manajemen laba. Hasil penelitian menerima hipotesis 3 yang berbunyi komisaris independent berpengaruh negative terhadap manajemen laba.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan komisaris independent berpengaruh negative terhadap manajemen laba, sehingga semakin tinggi proporsi komisaris independent dapat meningkatkan pengawasan dan memberikan arahan serta saran yang tepat bagi manajemen sehingga dapat mengurai konflik agensi yang mungkin ditimbulkan dan meminimalisir adanya manajemen laba.

4. Hasil penelitian corporate social responsibility berpengaruh negative terhadap manajemen laba. Hasil penelitian menerima hipotesis 4 yang berbunyi CSR berpengaruh negative terhadap manajemen laba. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan komisaris independent berpengaruh negative terhadap manajemen laba. Sehingga semakin tinggi proporsi komisaris independent dapat meningkatkan pengawasan dan memberikan arahan serta saran yang tepat bagi manajemen sehingga dapat mengurai konflik agensi yang mungkin ditimbulkan, dan meminimalisir adanya manajemen laba.

85

5. Hasil penelitian manajemen laba tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Hasil penelitian menolak hipotesis 5 yang berbunyi manajemen laba berpengaruh negative terhadap tax avoidance. Berdasarkan penelitian besar atau kecilnya manajemen laba yang dilkaukan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini dikarenakan perbedaan kepentigan antara kebijakan akuntansi dan perpajakkan yang mengakibatkan manajemen kesulitan menyetarakan kedua hal tersebut secara bersamaan sehingga mengakibatkan manajemen laba tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

6. Hasil penelitian manajemen laba dapat memediasi komisaris independent terhadap tax avoidance secara negative. Hasil penelitian menerima hipotesis 6 yang berbunyi manajemen laba dapat memediasi komisaris independent terhadap tax avoidance secara negative. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan manajemen laba berpenaruh negative terhadap tax avoidance.

Sehingga semakin agresif perusahaan dalam memanipulasi laba mereka, maka dapat menurunkan nilai CETR-nya. Nilai CETR yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan melakukan Tindakan tax avoidance, sehingga manajemen laba dapat memediasi hubungan komisaris independent dan tax avoidance secara negative.

7. Hasil penelitian manajemen laba dapat memediasi Corporate Social Responsibility terhadap tax avoidance secara negative. Hasil penelitian menerima hipotesis 7 yang berbunyi manajemen laba dapat memediasi CSR terhadap tax avoidance secara negative.berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan manajemen laba berpengaruh negative terhadap tax avoidance.

Sehingga semakin agresif perusahaan dalam memanipulasi laba, maka dapat menurunkan nilai CETRnya. Nilai CETR yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan melakukan Tindakan tax avoidance. Sehingga manajemen laba memediasi hubungan CSR dan tax avoidance secara negative.

5.2 Keterbatasan penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka ditemukan beberapa keterbatasan penelitian sebagai berikut :

1. Penelitian ini kurang bisa menjelaskan adanya pengaruh tax avoidance dikarenakan masih terdapat 70%-80% variable lain yang lebih baik dalam menjelaskan variable tax avoidance.

2. Pelaporan csr dinilai masih kurang untuk digunakan sebagai acuan mengingat pelaporan CSR masih minim pengawasan dan pelaporanya sehingga data yang dilaporkan tidak menjelaskan keadaan sebenarnya.

3. Manajemen laba pada penelitian ini lebih cenderung bertujuan untuk kesejahteraan pribadi manajemen, sehingga menjadikan variable manajemen laba kurang baik dalam menjelaskan variable tax avoidance.

5.3 Saran

Berdasarkan pembahasan dan penelitian yang telah dijabarkan diatas maka peneliti memberikan saran untuk peneliti selanjutnya sebagai berikut :

1. Penelitian selanjutnya bisa melebarkan penelitian dengan menambahkan range tahun sehingga data yang diperoleh semakin banyak dan bervariasi.

87

2. Penelitian selanjutnya bisa memperluas penelitian dengan menambahkan sector lain selain manufaktur sehingga data yang diperoleh semakin banyak dan bervariasi.

3. Penelitian selanjutnya bisa menambahkan variable penelitian lain yang lebih baik dalam menjelaskan variasi variable tax avoidance dan manajemen laba,contohnya ROA.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, N., & Palupi, A. (2020). Pengaruh Corporate Social Responsibility Reporting. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 22(1), 105–112.

https://jurnaltsm.id/index.php/JBA/article/view/628

Anita Wijayanti, Endang Masitoh, S. M. (2018). PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE (Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI). Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis Airlangga, 3(1), 322–

340. https://doi.org/10.31093/jraba.v3i1.91

Dewi, N. L. P. P., & Noviari, N. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan Corporate Social Responsibility Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). E-Jurnal Akuntansi, 21(2), 882–911.

https://doi.org/10.24843/EJA.2017.v21.i02.p01

Dicky, M., & Saputra, R. (2017). Pengaruh Profitabilitas , Leverage Dan Corporate Governance. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 6, 1–19.

Ghozali. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Khairunisa, K., Hapsari, D. W., & Aminah, W. (2017). Kualitas Audit, Corporate Social Responsibility, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer, 9(1), 39–46.

Nabila, A., & Daljono. (2013). Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Dan Reputasi Auditor Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro

Journal of Accounting, 2(1), 1–10.

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/view/2286

89

Ratu, B., & Hermanto, S. B. (2020). Pengaruh Good Corporate Governance Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi,1–23.

http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/download/3650/3666 Ricardo, D. M. (2015). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Terhadap Praktik Manajemen Laba. Diponegoro Journal of Accounting, 4(2), 33–

42.

Rifai, A., & Atiningsih, S. (2019). Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Capital Intensity, Manajemen Laba Terhadap Penghindaran Pajak. ECONBANK: Journal of

Economics and Banking, 1(2), 135–142.

https://doi.org/10.35829/econbank.v1i2.48

Septiadi, I., Robiansyah, A., & Suranta, E. (2017). Pengaruh Manajemen Laba, Corporate Governance, Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tax Avoidance. Journal of Applied Managerial Accounting, 1(2), 114–133.

https://doi.org/10.30871/jama.v1i2.502

Shavira, H., Akram, & Bambang. (2017). Analisis Agresivitas Pelaporan Keuangan, Agresivitas Pajak Dan Kepemilikan Keluarga. Jurnal Riset Akuntansi Aksioma, 16(1), 45–62.

Syahreza, F., Pratomo, D., & Yudowati, S. (2016). Pengaruh Komisaris Independen dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufakur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013). E-Proceeding of Management, 3(2), 1552–1559.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

Dokumen terkait