BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
B. Upaya Guru Dalam Menanamkan Konsep Diri
tersebut, maka tujuan yang diterapkan oleh SD Negeri Gonjak adalah sebagai berikut:58
a. Mewujudkan tercapainya KKM yang sudah ditentukan baik pada ujian maupun semester
b. Mewujudkan tercapainya siswa yang berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik
c. Mewujudkan tercapainya semangat nasionalisme ( kebangasaan ) yang kuat
d. Mewujudkan tercapainya pemahaman, penghayatan, dan pengalaman ajaran agama yang sebaik-baiknya
e. Mewujudkan tercapinya prestasi siswa/siswi pada bidang seni baca Al- Quran.
Dari paparan visi-misi dan tujuan di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya sekolah memiliki tujuan yang akan diperoleh oleh para peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di SD Negeri Gonjak, visi-misi akan mengantarkan peserta didik kepada sikap yang menjadi ciri khas tertentu dan menjadi pembeda dengan para peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikannya dari sekolah lain.
B. Upaya Guru dalam Menanamkan Konsep Diri Positif Pada Pembelajaran IPS
memiliki tantangan yang lebih banyak untuk mebentuk konsep diri positif peserta didik.
Berkaitan dengan menyikapi perbedaan konsep diri pada peserta didik, hasil wawancara peneliti dengan Ibu Farhiyah selaku wali kelas VI, menyebutkan bentuk upaya dalam menanamkan konsep diri bahwasanya adalah sebagai berikut:
“Sebagai seorang guru tentunya ini merupakan suatu tantangan, saya sebagai guru itu bertujuan untuk mewujudkan bagaimana agar peserta didik bisa menjadi peserta didik yang cerdas, beriman, dan bertakwa kepada tuhan YME. Tentunya ini merupakan tantangan untuk saya selaku guru agar tercapai tujuan yang diinginkan, tapi karena konsep diri peserta didik berbeda-beda membuat saya berfikir bagaimana cara saya agar peserta didik mendapatkan keseragaman sehingga tercapai tujuan yang diinginkan, karena ada peserta didik yang mengerti dan mengikuti apa yang saya sarankan ada pula peserta didik yang harus dijelaskan berliku-liku baru bisa mengerti dan mengikuti”.59
ini guru bisa menentukan karakter peserta didik seperti: ketika seorang guru memberikan arahan dan bimbingan kepada peserta didik untuk selalu berdoa sebelum memulai pembelajaran, membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk selalu menghargai guru di depan ketika sedang belajar, membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk tetep masuk sekolah dikasih tau ketika sedang belajar.60
Penjelasan di atas, yang telah disampaikan merupakan pembinaan yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan karakter peserta didik yang baik, dalam melangsungkan nilai-nilai kehidupan sosialnya. Dari hal tersebut maka, tentu akan
59Farhiyah, S.Pd,Wali Kelas VI,Wawancara, SDN Gonjak. Tanggal 05 Mei 2020.
60Ibid. 05 Mei 2020
menjadi penting yang dilakukan unttuk mewujudkan kepribadian peserta didik yang dapat berguna bagi nusa dan bangsa.
Selanjutnya peneliti mewawancarai Ibu Rini selaku wali kelas II sebagai informan menyatakan bahwasanya sebagai berikut:
“Selaku guru saya selalu membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk memimpin doa, kemudian mengarahkan bagaimana agar tetap untuk ikut berpartisifasi dalam setiap kegiatan sosial bermasyarakat, seperti bakti sosial, gotong royong, dan bahkan kita mengarahkan selalu belajar disiplin.”61
Lebih lanjut diperkuat oleh wali kelas VI yang mengatakan bahwa sanya:
“salah satu rencana saya yang ingin saya lakukan untuk meningkatkan konsep diri positif peserta didík adalah dengan selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik ke yang lebih positif dan memberikan berbagai penguatan dan perhatian agar pesera didik merasa dilindungi atau diperhatikan”62
Peranan guru memanglah sangat penting dalam mendidik, khusunya disekolah karena guru menjadi seorang yang paling depan. Artinya gurulah yang memiliki tugas dan tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran disekolah. Dengan menyikapi peserta didik yang memiliki konsep diri yang berbeda membuat pendidik harus berupaya menciptakan keselarasan antara peserta didik yang satu dengan yang lain.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Farhiyah selaku wali kelas VI, menyebutkan bahwasanya adalah sebagai berikut:
61Rini Widyaningrum,S.Pd,Wali Kelas II,Wawancara, SDN Gonjak. Tanggal 06 Mei 2020.
62Farhiyah S,Pd,WaliKelas VI, Wawancara, SDN Gonjak. Tanggal 06 Mei 2020.
“Saya selalu memperhatikan masalah yang menghambat peserta didik untuk dibentuk konsep dirinya adalah ketika dinasehati maka dua hari setelahnya berbuat lagi, intinya harus dinasehati, bisa diumpamakan jika sudah ada nasi tersedia saya juga harus menyuapi mereka. Maka memang harus ada hubungan kerjasama orangtua, guru, dan peserta didik karena jika saya sendiri itu tidak bisa, sangat penting, apalagi waktu saya mendidik di sekolah hanya sedikit disbanding waktu didik oleh orang tuanya di rumah.”63
Dalam kondisi seperti itu, guru memberikan motivasi dengan memberikan pandangan bahwa menyampaikan satu kata yang sangat bermakna tapi berani menyapaikannya akan lebih baik daripada memiliki seribu kata tapi kita tidak berani menyampaikannya. Dari bentuk motivasi yang dilakukan oleh guru wali kelas VI tersebut maka akan melahírkan karakter peserta didik untuk lebih percaya diri dan bekerja keras untuk menjadi lebih baik lagi. Kemudian dalam memotivasi peserta didik tersebut, guru akan menyampaikan kata-kata motivasi yang memberikan inspirasi untuk peserta didik berfikir lebih maju.64
Selanjutnya peneliti mewawancarai Ibu Muhaiminah selaku wali kelas III sebagai informan menyatakan bahwasanya sebagai berikut:
“Strategi saya adalah menggabungkan antara peserta didik yang konsep dirinya negatif dengan peserta didik yang berkonsep diri positif, supaya termotivasi melihat ini yang lebih bisa dalam pelajaran. Kadang juga saya memberikan motivasi dan nasihat agar tidak hanya diam saja memang harus selalu diberitahu. Saya juga komunikasíkan dengan orangtuanya responnya mungkin karena anak ini kurang bergaul sekitar rumahnya.”65
63Farhiyah, S.Pd, Wali Kelas VI, Wawancara, SDN Gonjak. Tanggal 10 Juni 2020.
64Ibid.., 10 Mei 2020.
65Muhaiminah,Wali Kelas III, Wawancara, SDN Gonjak. Tanggal 09 Mei 2020.
Penegasan selanjutnya juga disampaikan oleh wali kelas VI bahwa sanya sebagai berikut:
“Iya pasti ada, karena masing-masing peserta didik tiap tahunnya berbeda- beda dalam pembelajaran dan beberapa peserta didik terlihat tidak ada minat untuk bersaing dengannya, selalu mengasingkan diri karena pada saat menerima materi pembelajaran, selalu mengantuk, dan tatapannya kosong serta malu berbicara. Dari itulah saya selalu arahkan, dekati, dan bertanya- tanya kebiasaan saya dorong peserta didik, saya itu agar semangat mengikuti pelajaran”.66
Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan wali kelas terhadap upaya guru dalam menanamkam konsep diri ini, maka selaku wali kelas selalu memberika motivasi kepada peserta didik untuk terus belajar dengan lebih baik, dan juga memberikan motivasi-motivasinya pada peserta didik untuk selalu berbuat baik demi masa depan yang cerah. Dengan memberikan motivasi kepada peserta didik agar dapat terbentuk karakter yang lebih baik.67
Upaya lain yang dilakukan oleh guru di SDN Gonjak baik didalam maupun diluar kelas dalam membentuk konsep diri positif peserta didik yaitu melakukan pembinaan secara khusus.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Farhiyah selaku guru wali kelas VI, menyebutkan bahwasanya adalah sebagai berikut:
“Guru memberikan nilai terutama dari nilai sikap peserta didik, guru ketika melakukan evaluasi terhadap hasil kinerja peserta didik harus betul-betul dengan penilaian yang objektif. Adapun yang sangat ditekan pada pembelajaran maupun evaluasi adalah kemampuan secara kognitif, yakni dapat memberikan peserta didik pemahaman tentang pelajaran melalui diskusi kelompok, kemudian dengan tanya jawab, dengan tujuan pesertaa
66Farhiyah,S,Pd, Wali kelas VI, Wawancara, SDN Gonjak. Tangggal 09 Mei 2020
67Ibid, 09 Mei 2020.
didik bisa terasah secara dengan kemampuan berfikirnya. Kemudian dari aspek psikomotorik tentu saya memberikan teladan yang baik untuk peserta didik dengan cara mengajarkan peserta didik berbahasa yang sopan, bertutur kata yang baik, menjaga etika dalam bersikap dengan siapapun baik orang tua, anak-anak, maupun orang dewasa. Bahkan saya mengajarkan untuk selalu menghargai guru dengan tetap memberikan salam pada saat bertemu.
Adapun dalam aspek apektif, saya mencoba memberikan pengetahuan dalam diri peserta didik bahwa menjadi seorang diri yang pribadi yang penyabar, pemberi maaf, dan tetap merasa rendah hati agar tidak menjadi orang yang sombong.”68
Dari penjelasan di atas, guru lebih memperhatikan kualitas kejujuran, perubahan, maupun kemajuan dalam karakter yang lebih baik untuk peserta didik.
Maka guru dapat senantiasa mengontrol krakter peserta didiknya, dari asfek psikomotoriknya, guru dapat mengetahui perkembangan sikap peserta didiknya yang sebelumnya buruk menjadi baik, begitu sebaliknya dari yang baik ke yang buruk.
Selanjutnya peneliti mewawancarai Ibu Sri Nurul Hidayati selaku wali kelas IV sebagai informan menyatakan bahwasanya sebagai berikut:
“Saya selalu berusaha menjadikan kelas tetap menyenangkan, tidak menegangkan bagi anak-anak, merubah suasana kelas menjadi suasana humor misalnya dengan permainan dan menyanyi-nyanyi untuk kelas I, II, dan III. Saya biasanya melihat ada anak malu-malu, kita panggil agar bagaimana peserta didik tersebut bisa tampil dan memancing agar bisa berinterkasi dengan temannya.”69
Selain itu, peneliti mewawancarai wali kelas IV menyebutkan bahwasanya sebgai berikut:
“Caranya untuk membentuk konsep diri positif dengan cara mendekati, saya mendekati dan bertanya-tanya mengenai aktivitas mereka sehari-hari,
68Farhiyah,S,Pd Guru, Wali Kelas VI,Wawancara, SDN Gonjak. Tanggal 09 Mei 2020.
69Sri Nurul Hidayati, S.Pd,Wali Kelas IV, Wawancara, SDN Gonjak. Tanggal 09 Mei 2020.
memang katanya tidak ada dorongan dari orangtua untuk belajar bahkan dituruti. Sering saya menasihati dengan mengaitkan dengan sosial, agama dan setiap pembelajaran saya kaitkan dengan sosial, selain itu kalau perlu saya komunikasikan dengan orangtuanya. Pada pembelajaran saya juga mengancam akan mengurangi nilai apabila ada di antara peserta didik yang mengganggu dan memberikan penekanan kepada temannya. Alhamdulillah saya melihat ada peningkatan luar biasa setelah saya selalu menasehati peserta didik.”70
Selain itu, untuk menghadapi peserta didik dengan konsep diri yang berbeda, ada banyak strategi yang dilakukan oleh guru di SDN Gonjak agar peserta didik tidak merasa dibeda-bedakan baik oleh wali kelas maupun guru IPS. Mulai dari memberi motivasi, nasihat, pengintegrasian antara pelajaran umum denga pelajaran khusus, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan wali kelas III menyebutkan bahwasanya sebagai berikut:
Strategi lain yang dilakukan guru di SDN Gonjak baik didalam maupun diluar kelas dalam membentuk konsep diri peserta didilk yaitu dengan melakukan pembinaan secara khusus.Peneliti mewawancarai Ibu Farhiah selaku wali kelas VI menyatakan bahwasanya sebagai berikut:
“Cara untuk membentuk konsep diri, selain memberikan bimbingan dan didikan dalam kegiatan intrakuríkuler saya juga barengi dengan kegiatan ekstrakurikuler dan juga memberikan bimbingan khusus apabila ada terdapat peserta didik yang betul-betul tidak bisa menerima secara umum. Selain itu, sebelum masuk kelas strategi saya supaya peserta didik agar termotivasi dalam belajar adalah dengan cara merefleksi kembali pelajaran yang telah saya ajarkan saat peserta didik berbaris di depan kelas. Jadi ketika ada peserta didik yang tidak dapat menjawab maka dia akan malu dan menimbulkan efek jera. Semakin hari maka akan berani dan termotivasi belajar.”71
70Sri Nurul Hidayanti, S.Pd, Wali Kelas IV, Wawancara, SDN Gonjak. Tanggal 11 Mei 2017.
71Farhiyah,S,Pd, Wali Kelas VI, Wawancara, SDN Gonjak. Tanggal 08 Mei 2020.
Adapun terdapat faktor yang menghambat guru di SDN Gonjak dalam menanamkan konsep diri peserta didik. Seperti dalam hal latar belakang peserta didik yang berbeda-beda, pola asuh yang berbeda.
Peneliti mewawancarai ibu farhiyah, S.Pd wali kelas VI menyatakan bahwasanya adalah:
“yang menjadi penghambat saya dalam dalam membentuk konsep diri peserta didik adalah saya kurang mengetahui latar belakang peserta didik yang ada disini karena yang menjadi penghambat tersebut adalah karena saya masih baru disini, jadi belum terlalu mengetahui lebih dalam peserta didik”.72
Pendapat wali kelas III yang menyebutkan wahwa adalah:
“penghambat komuniasi saya dengan peserta didik yaitu saya kurang mempunyai ilmu kejiwaan saya masih kurang, saya menilai peserta didik padahal belum tentu benar, jadi kita bisa salah sasaran dan yang menjdi penghambat saya adalah komunikasi saya dengan orangtua jadi rata-rata komunikasi dengan orangtua peserta didik hanya pada saat masih kelas 1 karena seelalu diantar jemput, disanalah bisa wali kelas komunikasi dengan orang tua mengenai peserta didik”.73
Melihat bahwa faktor –faktor yang membentuk konsep peserta didik yang berbeda-beda maka guru memiliki peran penting dalam membentuk konsep diri positif peserta didik dilingkungan sekolah.
Selain dari pembinan karakter peserta didik di dalam kelas pada saat proses pembelajaran dilakukan. Guru juga dapat memberikan bimbingan-bimbingan
72 Farhiyah, S.Pd, Wali Kelas VI, Wawancara, SDN Gonjak, tanggal 04 Juli 2020.
73 Rini Widyaningrum, S.Pd, wali Kelas III, Wawancara, SDN Gonjak, Tanggal 04 Juli 2020.
karakter peserta didik di luar kegiatan belajar-mengajar, di antara kegiatan-kegiatan di luar(non formal) yang rutin dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pembinaan Kegiatan Imtaq
Kegiatan imtaq adalah kegiatan rutinitas yang dijadwalkan setiap hari jumat di SDN Gojak, dari kegiatan imtaq yang dilakukan setiap hari jumat ini diantaranya membaca surah yasin, pembacan surah pendek, ceramah keagamaan.
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan kepala sekolah H. Supardi, S,Pd.
Beliau menjelaskan bahwa kegiatan imtaq ini bertujuan untuk membina dan memupuk tingkat spiritual peserta didik, agar peserta didik lebih mengenal agama. Maka sikap ahlaq dan karakter siswa dapat terbentuk, maka kegiatan ini adalah kegiatan yang akan terus diikuti oleh para peserta didik.74
b. Mengontrol perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan tata tertib peserta didik
SDN Gonjak memiliki tata tertib yang wajib untuk dipatuhi oleh semua peserta didik yang berada di lingkungan sekolah, tata tertib peserata didik yang sudah di tulis dan yang sudah di sosialisasikan kepada seluruh peserta didik SDN Gonjak.
Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan guru Agama, Hj. Sumiati S, PdI. Beliau menjelaskan bahwasanya tugas guru Agama sudah bekerjasama
74H. Supardi, S,Pd, Kepala Sekolah, Wawancara, SDN Gonjak. Tanggal 11 Mei 2020.
dengan guru wali kelas bidang kesiswaan bahwa tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar di dalam kelas akan tetapi berperan mengontrol perilaku kegiatan peserta didik dari luar jam pelajaran. Seperti menjaga tata tertib peserta didikdijalankan sepenuhnya oleh peserta didik, jika ada peserta didik yang melanggar peratuan tata tertib sekolah maka akan diberikan sanksi yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuat oleh peserta didik, sanksi yang diberikan kepada peserta didik yang melanggar bisa berbentuk teguran, pemanggilan orang tua peserta didik, sekorsing bahkan sampai dikeluarkan dari sekolah untuk dipindahkan atau diberhentikan.75
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru wali kelas VI Farhiyah, S,Pd.
Menyatakan bahwa guru wali kelas bukan mengajar dari dalam kelas, melainkan dari luar kelas dapat mengontrol keadaan peserta didiknya, makaknya bukan guru wali kelas saja yang mengurus peserta didik yang suka bermasalah dan tidak taat tata tertib.76
Adapun contoh pengontrolan guru adalah dimana guru senantiasa mengajak peserta didik agar tetap disiplin, bahkan tetap mengajarkan peserta didik arti dari sebuah sikap sopan santun, tata tertib sekolah. Seperti tidak boleh untuk tidak masukin baju, sebagai bentuk dari ketaatan dari menghoramti negara dan kerapian.
75 Hj.Sumiati, S,PdI, Guru Agama, Wawancara, SDN Gonjak. Tanggal 11 Mei 2020.
76Farhiyah, S,Pd, Wali kelas VI, Wawancara, SDN Gonjak. Tanggal 09Mei 2020.
BAB III