• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Guru Al Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Minat Baca Al Qur’an

BAB III PEMBAHASAN

A. Upaya Guru Al Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Minat Baca Al Qur’an

BAB III

kebiasaan membaca yaitu pada poin ke 10 yaitu “penyelenggaraan program membaca”120.

b. Bimbingan bagi siswa yang belum lancar membaca Al Qur’an

“Peran guru dalam proses belajar mengajar, guru tidak hanya tampil lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, melainkan beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (counselor) dan manager belajar (learning manager).”121

Bertolak dari yang disampaikan diatas maka dapat dipahami bahwa guru selain sebagai pengajar juga guru memiliki peran yang tidak kalah pentingnya, dimana salah satunya adalah sebagai pembimbing. Siswa tentunya tidak akan dapat berkembang secara maksimal tanpa adanya bimbingan dari seorang guru, sehingga kehadiran guru di Madrasah sangat penting dalam rangka memberikan bimbingan kepada siswa agar dapat berkembang secara maksimal.

Arti bimbingan sebagaimana menurut Tohirin yang dikutip oleh Latifah Husien yaitu, “pemberian bantuan kepada individu agar individu dapat berkembang secara optimal sesuai lingkungannya.”122

Berdasarkan teori diatas maka wujud dari pemberian bantuan ini dalam kaitannya dengan upaya meningkatkan minat baca

120Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter : Landasan, Pilar, dan Implemetasi, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2014), h. 162.

121Latifah Husien, Profesi Keguruan, h. 43

122 Ibid., h. 44

Al Qur’an adalah dengan mengadakan bimbingan baca Al Qur’an bagi siswa, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa yang belum lancar ataupun belum fasih dalam membaca Al Qur’an. Harapannya adalah dengan meningkatnya kemampuan dalam membaca Al Qur’an tentunya minat siswa untuk membaca Al Qur’an akan semakin kuat.

2. Upaya guru Al Qur’an Hadits melalui perannya sebagai motivator dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa Kelas X Jurusan IPA di MAN 2 Lombok Tengah.

Dalam rangka meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa melalui perannya sebagai motivator guru Al Qur’an Hadits mewujudkannya melalui :

a. Pembuatan slogan ataupun kaligrafi islam yang dapat memotivasi siswa untuk gemar membaca Al Qur’an

Pembuatan kaligrafi tersebut diambil dari Al Qur’an ataupun Hadits tentang manfaat ataupun keutamaan membaca Al Qur’an. Hal ini setidaknya dapat mengingatkan siswa dimanapun baik itu dikelas, perpustakaan lebih-lebih dimushola sekolah.

b. Memotivasi siswa untuk mengikuti lomba-lomba seperti tilawah dan tahfiz Al Qur’an.

Motivasi sangat berperan penting dalam mendorong siswa untuk belajar termasuk juga dalam konteks ini motivasi untuk mengikuti lomba-lomba seperti tilawah dan tahfiz. Sebagaimana Syaiful Bahri

Djamarah mengungkapkan,“Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.”123

Selain itu juga motivasi bisa diberikan melalui penghargaan penghargaan, sebagaimana Sue Cowley menjelaskan bahwa penghargaan bermanfaat karena :

a. Membantu kita untuk mendorong perilaku yang baik dan kerja keras.

b. Membantu kita untuk memotivasi siswa kita, terutama siswa-siswa yang tidak memilki kecenderungan alami untuk berusaha dengan keras.

c. Mendorong kita untuk mengambil pendekatan positif terhadap siswa kita.

d. Dapat memotivasi siswa yang memilki rasa percaya diri yang rendah.124

3. Upaya guru Al Qur’an Hadits melalui perannya sebagai fasilitator dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa Kelas X Jurusan IPA di MAN 2 Lombok Tengah.

Dalam rangka meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa melalui perannya sebagai pembimbing guru Al Qur’an Hadits mewujudkannya melalui pengadaan Al Qur’an bagi siswa.

Fasilitas merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran dan tentunya guru dalam hal ini hendaknya berupaya untuk memberikan pelayanan berupa penyediaan fasilitas agar dapat memudahkan siswa dalam belajar, karena

123 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi..., h. 114

124 Sue Cowley, Getting the Buggers to Behave, Terj. Gina Gania, (Jakarta : Erlangga Group, 2011), h. 104.

sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa guru juga memiliki peran sebagai fasilitator.

Wina Sanjaya juga menyebutkan bahwa, “sebagai fasilitator, guru berperan memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.”125

Pengadaan Al Qur’an ini merupakan wujud dari peran guru sebagai fasilitator khususnya dalam konteks meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa yaitu dengan memfasilitasi siswa berupa Al Qur’an, dengan adanya fasilitas Al Qur’an ini diharapkan menjadi langkah awal positif bagi siswa untuk mulai menggemari membaca Al Qur’an.

B. Minat Baca Al Qur’an Siswa Kelas X Jurusan IPA di Madrasah Aliah Negeri 2 Lombok Tengah

Membaca merupakan suatu aktivitas belajar yang sangat penting dan perlu jika seseorang ingin menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.

Dengan membaca sesorang dapat memiliki sikap yang bijak dan memiliki sikap hidup yang baik didalam kehidupan. Muhammad Yaumi mengungkapkan dalam bukunya bahwa :

Dengan membaca seseorang dapat memperluas wawasan dan pandangannya, dapat menambah dan membentuk sikap hidup yang baik, sebagai hiburan serta menambah ilmu pengetahuan, dengan membaca ibarat dapat membuka “jendela dunia”. Dengan membaca dapat dihindari sikap picik dan fanatisme yang negatif.126

Membaca menjadi suatu hal penting yang harus diperhatikan terlebih jika menjadi seorang siswa, dimana membaca menjadi hal pokok didalam

125 Wina senjaya, Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008)

126 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter, h. 155-156.

belajar. Sehingga jika benar-benar dipahami dan disadari akan pentingnya membaca, maka tentunya kegiatan membaca akan senantiasa menjadi sebuah kebutuhan yang mendasar. Didalam islam sendiri membaca merupakan suatu hal yang sangat ditekankan, bahkan bukan hanya sebuah aktivitas untuk mencari informasi melainkan juga merupakan perintah yaitu (iqra’) yang mengawali kehadiran kitab suci Al Qur’an. Muhammad Yaumi menjelaskan bahwa :

Perintah ini memiliki makna yang begitu dalam karena digandengkan dengan kata Rabbika (Tuhanmu) yang makna dasarnya seakar dengan kata Tarbiyah yang berarti pendidikan. Artinya barangsiapa yang melaksanakan kegiatan membaca pasti terjadi pendidikan didalamnya yang mengantarkan manusia untuk mencapai derajat yang tinggi (mulia).127

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan hal yang sangat penting dan perlu disamping untuk menambah ilmu pengetahuan juga dapat mengantarkan manusia untuk mencapai derajat yang tinggi dan mulia disisi manusia dan terlebih disisi Allah SWT. Adapun kaitannya dengan membaca Al Qur’an sudah barang tentu menjadi hal yang sangat dituntut untuk dilakukan, terlebih Al Qur’an merupakan panduan dan pegangan hidup umat manusia pada umumnya dan muslim pada khususnya.

Namun melihat beberapa temuan yang ada, khususnya siswa kelas X jurusan IPA di Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah minat untuk membaca Al Qur’an secara umum dapat dikatakan masih terbilang rendah.

Rendahnya minat siswa untuk membaca Al Qur’an ini dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya :

127 Ibid., h. 109

1. Frekuensi siswa dalam membaca Al Qur’an masih terbilang kurang Siswa yang mempunyai minat yang tinggi untuk membaca Al Qur’an tentunya akan menaruh perhatian yang besar terhadap aktivitas membaca Al Qur’an, waktu-waktu luangnya akan diisi dengan membaca Al Qur’an. Sebagaimana diungkapkan oleh Slameto bahwa “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.”128

Bertolak dari yang disampaikan oleh Slameto diatas jika dikaitkan dengan rendahnya frekuensi siswa dalam membaca Al Qur’an maka hal ini menunjukkan minat siswa untuk membaca Al Qur’an masih terbilang rendah.

2. Sikap siswa yang masih harus dipaksa mengikuti kegiatan pagi mengaji Sikap siswa yang masih harus dipaksa ini merupakan indikasi dimana siswa belum terbiasa membaca Al Qur’an, sehingga diperlukan adanya kegiatan yang dapat melatih siswa agar terbiasa membaca Al Qur’an. Siswa yang sudah terbiasa tentunya tidak akan memerlukan pemaksaan, sehingga jika sudah terbiasa ia pun akan melakukannya dengan senang hati.

3. Kurangnya kesadaran siswa untuk memanfaatkan jam kosong dengan membaca Al Qur’an

Memiliki pemahaman akan manfaat membaca Al Qur’an sangat penting adanya dalam diri siswa karena tentunya pemahaman tersebut

128 Slameto, Belajar..., h. 180

akan dapat melahirkan kesadaran siswa untuk memanfaatkan waktu luang dengan membaca Al Qur’an. Seseorang yang tidak mengetahui dan memahami apa manfaat dari yang ia lakukan maka tentunya akan melahirkan kebosanan didalam melakukakannya. Dengan demikian maka memberikan pemahaman dalam rangka menumbuhkan kesadaran siswa akan manfaat dan pentingnya membaca Al Qur’an sangat perlu dilakukan.

4. Terdapat beberapa siswa yang belum lancar atau belum fasih membaca Al Qur’an dan siswa itu sendiri kurang serius untuk memperbaiki kemampuannya.

Sangat dipahami bahwa bila terdapat beberapa orang siswa yang tingkat kemampuan mengajinya masih kurang akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah ketidak seriusan siswa untuk memperbaiki kemampuan mengajinya dan ini menunjukkan rendahnya minat mereka untuk membaca dan mempelajari Al Qur’an.

Keempat aspek di atas sangat bertolak belakang dengan apa yang diungkapkan oleh Mulyani bahwa :

Minat baca siswa adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak.129

Dari yang diungkapkan oleh Mulyani di atas dapat ditarik beberapa pemahaman bahwa siswa yang memiliki minat baca yang tinggi akan

129Siti Rohayaty, “Peran Guru Al Qur’an Hadits, h. 30

memiliki ciri sebagai berikut : 1) melakukannya atas kemauan sendiri, 2) merasa senang melakukannya, 3) menyadari manfaat membaca yang dilakukannya, 4) frekuensi membacanya yang tinggi, 5) jumlah buku yang pernah dibaca relatif banyak

Jika dikaitkan temuan peneliti dilapangan tentang keadaan minat baca Al Qur’an siswa dengan teori yang diungkapkan oleh Mulyani diatas maka yang terjadi justru sebaliknya, dimana frekuensi membaca Al Qur’an siswa yang masih terbilang rendah, kemudian masih harus dipaksa mengikuti kegiatan pagi mengaji dan melakukannya bukan atas kemauan sendiri, kurangnya kesadaran siswa untuk memanfaatkan jam kosong atau waktu luang dengan membaca Al Qur’an dan ini jelas menunjukkan bahwa minat baca Al Qur’an siswa dikelas X jurusan IPA masih tergolong rendah.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan temuan yang diuraikan di BAB II dan proses analisis serta penafsiran pada BAB III tentang guru Al Qur’an Hadits dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Upaya yang dilakukan guru Al Qur’an Hadits dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa khususnya dikelas X jurusan IPA di MAN 2 Lombok Tengah dilakukan dengan melaksanakan perannya sebagai pembimbing, motivator dan fasilitator.

2. Minat baca Al Qur’an siswa kelas X Jurusan IPA di Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah masih rendah, ditunjukkan dengan frekuensi dan intensitas baca Al Qur’an siswa yang masih kurang, sikap siswa yang masih harus dipaksa untuk mengikuti kegiatan pagi mengaji, kesadaran siswa yang masih rendah untuk memanfaatkan jam kosong atau mengisi waktu luang dengan membaca Al Qur’an, belum lancar atau belum fasihnya siswa membaca Al Qur’an

B. Saran

Berkenaan dengan uraian-uraian yang telah lalu, penulis merasa perlu untuk menyampaikan saran-saran pada akhir penulisan skripsi ini, yaitu :

79

1. Kepada Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah supaya meningkatkan mutu dan kualitas tenaga pengajar serta mendukung dan memfasilitasi segala kebutuhan yang dapat menunjang kegiatan guru Al Qur’an Hadits dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an.

2. Kepada guru Al Qur’an Hadits supaya lebih meningkatkan kemampuannya dalam mengajar, kemudian mengoptimalkan peran-peran lainnya seperti peran guru sebagai motivator, inovator, pembimbing.

Dengan mengoptimalkan peran-peran ini diharapkan akan dapat membangkitkan minat siswa untuk membaca Al Qur’an.

3. Kepada para siswa agar lebih giat dan seirus lagi dalam belajar khususnya pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits serta mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh guru Al Qur’an Hadits dalam rangka meningkatkan minat baca Al Qur’an, seperti : kegiatan mengaji, kemudian bimbingan mengaji.

DAFTAR PUSTAKA

Achsanuddin. Program Pengalaman Lapangan Wahana Pembentukan Profesionalitas Guru. Mataram : Lembaga Pengkajian-Publikasi Islam dan Masyarakat (LEPPIM), 2013.

Afifudin & Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Pustaka Setia, 2012.

An-Nawawi, Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf. At-Tibyanu fi Adabi Halamatil Qur’ani,Terj. Umniyyati Sayyidatul Hauro’ dan Shafura Mar’atu Zuhda. Solo : Al-Qowam, 2014.

Anwar, Abu. Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar. Pekanbaru : Amzah, 2015.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.

Bandung : Rineka Cipta, 2004.

Ash-Shabuni, Syekh Muhammad Ali. At-Tibyan fi Ulumil Qur’an, Terj.

Muhammad Qodirun Nur. Jakarta : Pustaka Amani, 2001.

Chaplin, James P. Kamus Lengkap Psikolog. Jakarta : Rajawali Pers, 2009.

Chulsum, Umi dan Windy Novia. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Surabaya : Kashiko, 2006.

Cowley Sue. Getting the Buggers to Behave, Terj. Gina Gania. Jakarta : Erlangga Group, 2011.

Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia, 2002.

Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya : Pustaka Agung Harapan, 2006.

Djali. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 2014.

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. jakarta : Rineka Cipta, 2002.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara, 2001.

Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Umum dan Agama Islam.

Jakarta : Rajawali Pers, 2011.

http://devamelodica.com/teori-minat-pada-skripsi-pendidikan-dan-daftar- pustaka-minat-lengkap/

Husien, Latifah. Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional. Yoyakarta : Pustaka Baru Press, 2017.

Jauhari. “Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Muslimin Ad-Dinul Qayyimu Kapek Gunungsari Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011.

Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2011.

Mahfud, Rois. Al- Islam. Palangka Raya : Penerbit Erlangga, 2011.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000.

Nazarudin. Bahasa Indonesia. Mataram : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, 2015.

Putra, Nusa. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta : Rajawali pers, 2012.

Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Kalam Mulia, 2005.

Rohayati, Siti. “Peran Guru Al Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Minat Baca Al Qur’an Siswa Kelas V MIS Sambinae Kota Bima.”

Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2013.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung : Alfabeta, 2014.

Wina senjaya, Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, 2011.

Suma, Muhammad Amin. Ulumul Qur’an. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014.

Suyanto dan asep jihad. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional. Yogyakarta : Multi Pressindo, 2013.

Tefa, Kasmin. “Peranan Guru dalam Meningkatkan Minat Baca Tulis Al Qur’an Bagi Siswa Kelas IV MIS Miftahuddin Oe-Ekam Tahun pelajaran 2012/2013. Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2013.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ed. 3. Jakarta : Balai Pustaka, 2002.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ed. 4. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Undang-Undang no. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta : Sinar Grafika, 2007.

Undang-Undang no. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.

Bandung : PT Remaja Road Rosdakarya, 2011.

Uno, Hamzah B. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara, 2011.

Yayasan Dharma Graha. Tes Bakat, Minat, Sikap dan Personaliti MMPI- DG. Jakarta : Dharma Graha Press, 2003.

Yusuf, Ali Anwar. Studi Agama Islam. Bandung : Pustaka Setia, 2003.

Lampiran -lampiran

Lampiran 5

Kegiatan siswa-siswi disaat jam-jam kosong dan waktu-waktu luang

Lampiran 4

Kegiatan mengaji siswa-siswi diwaktu pagi sebelum memulai pelajaran

Lampiran 3

Wawancara dengan beberapa guru dan siswa terkait minat baca Al Qur’an siswa kelas X jurusan IPA

Lampiran 2

Suasana belajar di kelas X jurusan IPA dengan guru Al Qur’an Hadits

Dokumen terkait