• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Variabel yang digunakan dalam penelitian dapat diklarifikasikan menjadi: (1) variabel independen (bebas), yaitu variabel yang menjelaskan dan mempenaruhi variabel lain, dan (2) variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi oleh variabel independen.59

Variabel independen adalah variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, predikator, dan antesenden. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel ini mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing (X).60

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini kreativitas belajar IPA (Y).61

E. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian quasi experimental adalah pretest-posttest yang tidak ekuivalen. Menurut Tanieredja yaitu jenis desain penelitian yang biasa dipakai dalam eksperimen yang

59Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D… (Ibid), hlm. 38

60Ibid. hlm. 59

61Ibid.

menggunakan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya dengan memilih kelas-kelas sama keadaan kondisinya. Sehingga ada pemberian test awal sebelum diberi perlakuan dan test akhir setelah diberi perlakuan dalam 2 kelompok yang berbeda yaitu kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen yang digambarkan dalam tabel sebagai berikut:62

Tabel: 3.1 Rancangan Penelitian

Kelompok eksperimen O1 X O3

Kelompok kontrol O2 O4

Keterangan:

X : Perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

O1 : Pre-tes yang diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas eksperimen

O2 : Pre-tes yang diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas kontrol

O3 : Pre-tes yang diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas eksperimen

O4 : Pre-tes yang diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas kontrol.

62Tanieredja, Model-Model Pembelajaran Inovasi, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 56.

F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian.

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.63 Adapun instrumen yang peneliti gunakan adalah :

a) Tes

Tes dapat diartikan sebagai percobaan untuk menguji. Tes adalah alat yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian, biasanya berupa sejumlah pertanyaan/soal yang diberikan untuk dijawab oleh subjek yang diteliti (siswa/ guru).64 Tes digunakan pada penelitian ini untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif peserta didik terhadap materi setelah dipelajari. Penilaian tes berpedoman pada hasil tertulis peserta didik terhadap indikator-indikator kemampuan berpikir kreatif.

Tes ini dilakukan guna memperoleh data kemampuan berpikir kreatif. Tes dilakukan diakhir pembelajaran (posttest).

b). Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data tentang keadaan sekolah, peserta didik, dan lain-lainnya sebelum diadakan tes yang berhubungan dengan penelitian ini. Dokumentasi yang digunakan pada penelitian ini berupa rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Dokumentasi foto juga digunakan dalam kegiatan pembelajaran seperti berlangsungnya kegiatan pembelajaran pada saat penelitian berlangsung.

63Ibid. hlm. 148

64Karunia Eka Lestari dan M. Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika (Bandung: PT Refika Aditama, 2015), hlm. 164

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan pokok penelitian yaitu menghimpun data dari populasi, sampel, responden atau sumber data dengan menggunakan metode seperti kuesioner, wawancara, observasi, partisipasi, atau documenter.65 Adapun teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah

a) Tes

Tes tertulis dalam bentuk uraian yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif dilakukan dengan cara uji ahli yang melibatkan seorang dosen ahli sebagai validator. Indikator keterampilan berfikir kreatif menjadi pedoman bobot penskoran tes dalam penelitian ini. Pedoman penskoran tes keterampilan berfikir kreatif disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel. 3.2

Kriteria Penskoran Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa

No Indikator yang diukur

Kriteria Skor

1 Kelancaran (fluency)

Mampu mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, dengan lancer

3 Kurang mampu mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, dengan lancer

2 Tidak lancarr memberi jawaban 1

Tidak menjawab 0

2 Keluwesan (flexibility)

Mampu menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda serta mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda sesuai dengan permasalahan.

3

65Dewi Susilawati, Tes dan Pengukuran. (Sumedang : UPI Sumedang Press, 2018), hlm.

14.

Mampu menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda serta mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda namun kurang sesuai dengan permasalahan.

2

Tidak memberi jawaban sesuai

permasalahan 1

Tidak menjawab 0

3 Orisinil Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memberikan jawaban yang lain dari yang sudah biasa.

3 Kurang mampu melahirkan ungkapan yang

baru dan unik 2

Tidak membeikan jawaban dengan ungkapan

yang unik 1

Tidak menjawab 0

4 Elaborasi (elaboration)

Mampu mengembangakan, menambah, memperkaya suatu gagasan, memperinci detil-detil serta memperluas suatu gagasan.

3 Kurang mampu mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan, memperinci detil-detil serta memperluas suatu gagasan

2 Tidak mampu mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan, memperinci detil-detil serta memperluas suatu gagasan

1

Tidak menjawab 0

Nilai yang diperoleh dapat dihitung dengan menggunakan rumus:66 NP =

x 100.

Keterangan:

NP : nilai persen yang dicari atau diharapkan R : skor mentah yang diperoleh peserta didik

SM : skor maksimum ideal dari tes kemampuan yang bersangkutan

100: : bilangan tetap

66Arikunto , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI, (Jakarta:

Rineka Apta, 2007), hlm. 245

Untuk menentukan kategori berpikir kreatif baik, cukup, kurang, ataupun tidak baik maka skor diubah ke dalam bentuk persentase, dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kategori Berpikir Kreatif

Interval Kategori

80%-100% Sangat kreatif

66%-79% Kreatif

56%-65% Cukup kreatif

40%-55% Kurang kreatif

30%-39% Tidak kreatif

H. Teknik Analisis Data

A test is valid if it measures what it purpose to measure atau jika diartikan adalah sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.67 Uji validitas instrumen kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi dan uji validitas konstruk yaitu sebagai berikut:

a). Analisis Instrumen 1. Uji Validitas Isi

Uji validitas isi menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mengukur apa yang ingin diukur. Dapat disimpulkan bahwa uji validitas merupakan suatu tes yang dilakukan dan yang akan diukur sehingga dapat menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mengukur apa yang ingin diukur sehingga mempunyai validitas yang tinggi atau rendah. Hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan antara data yang

67 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2013), hlm. 211.

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Uji validitas isi untuk menentukan suatu instrumen tes mempunyai validitas isi yang tinggi dalam penelitian yang dilakukan adalah melalui penilaian yang dilakukan oleh para pakar (experts judgment) yang ahli dalam bidangnya. Dosen ahli instrumen sebagai validator untuk mengetahui apakah instrumen tes sudah sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis yang akan diujikan sudah sesuai dengan apa yang akan dipelajari disekolah.68.

2. Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan analisis maka terlebih dahulu dilakukan beberapa uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan homogenitas. Uji persyaratan analisis dilakukan agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya ditarik.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan sebagai prayarat untuk melakukan analisis data. Uji normalitas dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam satu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data distribusi normal.69

68Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:

Alfabeta, 2015), Cetakan. XIV, hlm. 182.

69Sugiyono. Metode Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D… (Ibid), hlm. 257.

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran dari skor masing-masing variabel data apakah data yang bersangkutan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas merupakan analisis statistik yang pertama dilakukan dalam rangka analisis data.

Kepastian terpenuhinya syarat normalitas akan menjamin dapat dipertanggungjawabkan. Analisis data dapat dilanjutkan apabila data berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 22.

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variasi yang sama. Uji homogenitas dikenakan pada data hasil post-test dari kelompok eksperimen dan kelompok control.70 Uji homogenitas digunakan untuk membuktikan dua sampel homogen, dengan menggunakan bantuan SPSS 22.

Varians adalah rata-rata hitung deviasi kuadrat setiap data terhadap rata-rata hitungannya, dengan kriteria pengujian jika fhitung>

ftabel tidak homogeny dan fhitung<ftabel berarti homogen pada taraf signifikasi 5%.71

Pengujian hipotesis untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh yang signifikan mengenai berfikir kreatif belajar IPA pada kelas VIII MTs. Nahdlatul Mujahidin NW Jempong yang terpilih sebagai kelas

70Sugiyono. Metode Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D… (Ibid), hlm. 276.

71Ibid

eksperimen dan kelas control. Uji hipotesis ini menggunakan uji-t (ANCOVA) dengan berbantuan SPSS 22.

b). Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran

Data hasil observasi tentang keterlaksanaan pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan rumus persentase berikut:

%

keterlaksanaan RPP = x 100%

Keterangan:

X = Jumlah langkah pembelajaraan yang terlaksana

Y = Total langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan72

Intensitas persentase keterlaksanaan pembelajaran dicocokkan dengan kriteria yang terlihat pada tabel berikut

Tabel 3.4.

Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran

Interval Katagori

80% - 100% Sangat Baik

60% - 79% Baik

40% - 59% Cukup Baik

20% - 39% Kurang Baik

20% Tidak Baik

72 Purwanto, ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 102.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Data Deskriptif a. Analisis Instrumen

1). Uji Validasi

Sebelum melakukan penelitian maka dilakukan uji validitas terhadap butir soal (uraian) yang akan digunakan pada penelitian sebenarnya. Setelah butir-butir soal divalidasi oleh dosen ahli kemudian dilakukan uji dengan validasi butir soal secara langsung di MTs. Nahdlatul Mujahidin dengan menjadikan siswa yang tidak diikut sertakan sebagai sampel pada penelitian sebenarnya untuk menjadi subjek penelitian tersebut.

Kelas yang peneliti ambil sebagai sampel pada uji validitas dan reabilitas instrumen adalah kelas IX A sejumlah 25 responden. Kelas ini peneliti ambil karena kelas ini merupakan kelas yang sudah terlebih dahulu mempelajari materi sistem gerak. Tabel hasil output validasi dan reabilitas 25 responden dengan taraf signifikansi 5% menggunakan bantuan SPSS 22 dapat dilihat pada bagian lampiran. Berikut hasil validitas yang telah peneliti rangkum:

Tabel 4.1

Analisis Hasil Uji Validasi Jumlah butir soal

sebelum diuji coba

Jumlah butir soal setelah diuji

coba

Jumlah butir soal yang tidak valid 10 butir soal uraian 10 butir soal

uraian

0 butir soal

Tabel 3.4 diatas menjelaskan sebelum butir soal diuji coba validitas dan reabilitasnya jumlah soal tetap 10 butir dan tidak ada yang tidak valid. (Data analisis uji validitas terlampir pada lampiran 6).

2). Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach‟s Alpha.

Hasil reliabilitas butir soal menunjukkan bahwa dari 10 item soal.

Tabel 4.2

Analisis Hasil Uji Reabilitas Jumlah butir soal

sebelum diuji coba

Jumlah butir soal setelah diuji coba

Jumlah butir soal yang diuji reabilitasnya 10 butir soal uraian 10 butir soal

uraian

0 ,733

Tabel 4.2. diatas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah cukup baik, setelah diuji coba reabilitas instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpulan data hasil diperoleh (0,733), dilihat dari R Tabel product moment dengan taraf 5% (0,404) dan 1% (0,515), maka disimpulkan

bahwa instrument tersebut reabilitas. (Data analisi uji reliabilitas terlampir pada lampiran 7).

b. Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dilihat dan diukur menggunkan lembar observasi. Pengisisan lembar observasi ini dilakukan oleh observer pada tiap kali pertemuan.

Observer pada penelitian ini yaitu Ermawati. Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran yaitu lembar observasi jenis chek list.

Berikut ini akan dipaparkan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran (RPP)

No Pertemuan

Hasil

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol I II III IV I II III IV 1 Jumlah langkah

yang harus dilaksanakan

19 19 19 19 15 15 15 13

2 Jumlah langkah yang terlaksana

15 14 16 14 14 13 14 12

3 Persentasi keterlaksanaan pembelajaran

78,9

% 73, 6%

84,2

% 73, 6%

93

% 86

% 93

% 92, 3%

4 Kategori Baik Bai

k

Sang at baik

Bai k

San gat Bai k

San gat Bai

k San

gat Bai k

San gat bai

k

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pertemuan I, II, III dan IV menggambarkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran pada saat proses

pembelajaran berlangsung, dimana pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki persentase yag berbeda-beda. (Data analisi keterlaksanaan pembelajaranterlampir pada lampiran 3, 4, dan 5) c. Berpikir Kreatif

Tes dilakukan untuk mengetahui hasil berpikir kreatif IPA dan sejauh mana pemahaman siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Adapun tes yang digunakan pada penelitian ini tes berupa tes uraian sebanyak 10 soal yang akan dilaksanakan sebelum proses pembelajaran dimulai (pretest) dan setelah pembelajaran selesai (posttest). Adapun hasil pretest dan posttes pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4

Analisis Kelas Eksperimen

Tabel 4.5 Analisis Kelas Kontrol

Bersadarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan

Kriteria Hasil

Pretest Posttest

Nilai maksimal 47 93

Nilai minimal 20 67

Rata-rata 29,33 79,80

Kriteria Hasil

Pre test Post test

Nilai maksimal 50 83

Nilai minimal 23 33

Rata-rata 39,60 58,63

kelas kontrol. (Datahasil belajar dan analisis data terlampir pada lampiran 8)

Tabel 4.6

Nilai Ketercapaian Perindikator Kemampuan Berfikir Kreatif Nilai Posttest Kelas Eksperimen

No Indikator Keterampilan Berfikir Kreatif

Presentase Skor Kriteria 1 Kemampuan Berfikir Lancar

(fluency)

91% Sangat

kreatif

2 Kemampuan Berfikir Luwes 74,66% Kreatif

3 Kemampuan Berfikir Orisinil 75,33% Kreatif 4 Kemampuan Berfikir Elaborasi 73,33% Kreatif

Tabel 4.7

Nilai Ketercapaian Perindikator Keterampilan Berfikir Kreatif Nilai Postest Kelas Kontrol

No Indikator Keterampilan Berfikir Kreatif

Presentase Skor Kriteria 1 Kemampuan Berfikir Lancar (fluency) 65, 62% Cukup

kreatif

2 Kemampuan Berfikir Luwes 51,38% Kurang

kreatif

3 Kemampuan Berfikir Orisinil 56,94% Cukup

kreatif

4 Kemampuan Berfikir Elaborasi 54,16% Kurang

kreatif

Tabel diatas memaparkan hasil berpikir kreatif IPA siswa perindikator pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Dimana pada kelas eksperimen dari empat indikator hasil berpikir kreatif IPA siswa, persentase tertinggi yaitu pada indikator kemampuan berpikir lancar (fluency) yakni 91,00%. Sedangkan pada kelas kontrol persentase tertinggi yaitu sama terletak pada indikator kemampuan berpikir lancar (fluency) yakni 65,62% Oleh karena itu, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen pada indikator kemampuan

berpikir lancar yang lebih tinggi dibandingkan dengan indikator yang lainnya.

2. Analisis Data a. Uji Prasyarat

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak dari kedua kelas yaitu kelas Eksperimen dan kelas Kontrol. Uji normalitas dilakukan setelah kedua kelas sampel diberikan tes berupa pretest dan posttes.

Dikatakan data itu terdistribusi normal apabila nilai sig 0,05.

Berikut ini akan dipaparkan hasil uji Normalitas data yang dihitung menggunakan bantuan SPSS 22.

Tabel. 4.8

Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Kelas Taraf

Signifikansi Nilai Sig Kategori 1 Eksperimen

5%

-

Pretest 0,200 Data normal

Posttest 0,200 Data normal

2 Kontrol -

Pretest 0,162 Data normal

posttest 0,140 Data normal

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa data hasil analisis uji normalitas menggunkan uji Kalmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 22, pada kelas eksperimen dan kelas kontrol bahwa data berdistribusi normal karena pada pretest dan posttest

nilai sig 0,05. (Data hasil Uji normalitas terlampir pada lampiran 8).

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Data dikatakan homogen apabila nilai dari Level Signifikasinya lebih besar dari 0,05. Berikut ini akan dipaparkan hasil uji homogenitas data yang dihitung menggunkan bantuan SPSS 22.

Tabel. 4.9

Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Kelas Taraf

Signifikansi Nilai Sig Kategori 1 Eksperimen

5% 0,58 Homogen

2 Kontrol 0,58 Homogen

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil uji homogenitas data pada penelitian ini yang menggunakan One- Sample Kalmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 22, menunjukkan bahwa data tersebut homogen karna hasil sig dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 0,58 maka nilai sig yaitu 0,58 0,05. (Data hasil Uji homogenitas terlampir pada lampiran 9).

b. Uji Hipotesis 1) ANCOVA

Setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas, kemudianakan dilakukan analisis ANCOVA untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan oleh peneliti terbukti atau tidak.ANCOVA dianalisis dengan bantuan SPSS 22.

Tabel. 4.10

Uji Analisis ANCOVA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

NO Kelas Taraf

Signifikansi Nilai Sig Kategori

1 Eksperimen 5% 0,000 Ada pengaruh

2 Kontrol 0.000 Ada pengaruh

Berdasarkan tabel diatas yang merupakan hasil analisis ANCOVA menggunakan bantuan SPSS 22, menunjukkan bahwa nilai signifikasi aktivitas yaitu 0,000 0,05 dan hasil belajar 0,000 0,05 yang artinya H0 ditolah, yang berarti bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap berpikir kreatif IPAberpengaruh signifikan. (Data hasil Uji ANCOVA terlampir pada lampiran 9)

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di MTs. Nahdlatul Mujahidin NW Jempong kelas VIII B (eksperimen) dan VIII A (kontrol). Pengajaran di kelas eksperimen menerapkan tipe model inkuiri terbimbing, pada kelas kontrol menerapkan model tanpa pembelajaran inkuiri terbimbing. Peserta didik yang termasuk sampel penelitian sebanyak 49 orang. Materi yang dipelajari sistem gerak pada manusia, peneliti mengajarkan 4 kali pertemuan.

a. Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan pembelajaran pada penelitian ini diukur menggunakan lembar observasi baik pada kelas Eksperimen maupun kelas Kontrol. Data pada penelitian ini dikumpulkan menggunakan teknik pengumpulan data yang berupa lembar observasi.Lembar observasi diisi oleh observer tiap kali pertemuan. Dimana pada penelitian ini peneliti menggunakan empat kali pertemuan baik itu pada kelas Eksperimen maupun kelas Kontrol. Adapun yang menjadi observer pada penelitian ini yaitu teman sebaya sebanyak 1 orang yaitu Ermawati. Jenis lembar observasi yang digunakan yaitu jenis chek list yang digunakan untuk memperoleh data keterlaksanaan pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil penelitian untuk keterlaksanaan pembelajaran pada penelitian ini, dapat diperoleh bahwa persentase keterlaksanaan pembelajaran pada kelas Eksperimen dan kelas Kontrol berbeda. Pada kelas Eksperimen dan kontrol ada empat kali pertemuan, dimana pada kelas eksperimen jumlah langkah-langkah pembelajaran pada pertemua pertama sampai pertemuan keempat berjumlah yaitu 19. Sedangkan pada kelas kontrol pertemuan pertama sampai ketiga yaitu 15 dan keempat yaitu 13. Pada kelas eksperimen jumlah langkah yang terlaksana dari 19 langkah yang direncanakan yaitu pada pertemuan pertama yaitu 14 langkah dengan persentase yang diperoleh yaitu 78,9% dengan kategori baik, pertemuan kedua jumlah lagkah yang terlaksana dari 19 langkah yaitu 14 langkah dengan persentase yaitu 73,6% dengan kategori baik,

pertemuan ketiga jumlah langkah yang terlaksana dari 19 langkah hanya 16 langkah dengan persentase yaitu 84,2% dengan kategori sangat baik dan pertemuan keempat jumlah langkah yang terlaksana dari 19 langkah hanya 14 langkah dengan persentase yaitu 73,6% dengan kategori baik.

Sedangkan pada kelas kontrol jumlah langkah yang terlaksana pada pertemuan pertama hanya 14 langkah saja dari 15 langkah yang direncanakan dengan persentase yang diperoleh pada pertemuan yaitu 93% dengan kategori sangat baik, pertemuan kedua jumlah langkah yang terlaksana hanya 13 langkah saja dari 15 langkah yang direncanakan dengan persentase 86% dengan kategori sangat baik, pada pertemuan ketiga jumlah langkah yang terlaksana yaitu hanya 14 langkah saja dari 15 langkah yang direncanakan dengan persentase yaitu 93% dengan kategori sangat baik dan pada pertemuan keempat jumlah langkah yang terlaksana yaitu hanya 12 langkah saja dari 13 langkah yang direncanakan dengan persentase yaitu 92,3% dengan kategori sangat baik . Apabila kedua kelas dibandingkan maka kelas kontrol memiliki persentase yang sangat baik dalam keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dibandingkan kelas Eksperimen.

b. Berpikir kreatif siswa

Berpikir kreatif merupakan ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif inilah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-

produk yang inovatif dan adanya ciri-ciri seperti, mampu mengarahkan diri pada objek tertentu, mampu memperinci suatu gagasan, mampu menganalisis ide-ide dan kualitas karya pribadi, mampu menciptakan suatu gagasan baru dalam pemecahan masalah.73 Pada penelitian ini untuk mengukur berpikir kreatif siswa menggunakan emapat indikator yaitu kemampuan berpikir lancar, kemampuan berpikir luwes, kemampuan berpikir orisinil dan kemampua berpikir elaborasi.

Nilai rata-rata pretest kelompok siswa eksperimen sebelum dilakukan proses pembelajaran adalah 29,33. Setelah dilakukan proses pembelajaran nilai rata-rata posttest menjadi sebesar 79,80, sehingga masuk dalam kategori baik. Peningkatan ini disebabkan kelompok siswa eksperimen selama kegiatan pembelajaran menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Selama kegiatan pembelajaran siswa menjadi terlatih untuk mencari dan menemukan konsep melalui kegiatan pengalaman langsung. Pendapat ini juga didukung pernyataan Wiwin Ambarsaril, Slamet Santosa, dan Maridi, Inkuiri terbimbing merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola pembelajaran kelas memberi pengalaman langsung dimana siswa diberi kesempatan untuk berfikir mandiri dan saling membantu dengan teman yang lain.74

73Utami Munandar. “Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.” (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), hlm 45.

74 Wiwin Ambarsari1, Slamet Santosa, dan Maridi, “Penerapan Pembelajaran Inkuiry Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar pada Pelajaran Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Surakarta.”Vol no 5 Januari 2013. hlm. 3

Dokumen terkait