• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III STRUKTUR SASTRA LISAN WOLIO

3.24 Bungaeja

Cerita ini dianalisis berdasarkan urutan peristiwa, alur cerita, dan pelaku dengan uraian sebagai berikut.

a. Peristiwa

1) Jibirilu seorang pemuda perkasa menuju ke suatu negeri untuk mencari takwil mimpinya.

2) Jibirilu berangkat dengan perlengkapan perahu, gong, dan bekal makanan, serta nasihat dan petunjuk, juga diiringi tangis pilu.

3) Jibirilu tiba di daerah tujuan dengan memukul gong tujuh kali; sementara itu, r~kyat setempat dalam suasana berkabung.

4) Jibirilu diselidiki oleh utusan dari ibu Bungaeja.

5) Jibirilu dijemput oleh utusan ibu Bungaeja.

6) Jibirilu berkenalan dengan Bungaeja, saling jatuh cinta.

7) Bungaeja sudah sangat akrab dengan Jibirilu.

8) Jibirilu sudah diperkenarikan tinggal di istana oleh ibu Bungaeja.

9) Jibirilu mengenang ternan seperjuangannya bernama, Sihasani yang menunggu di perahu.

10) Jibirilu menjemput Sihasani untuk tinggal di istana.

11) Rombongan gad is setempat dipimpin oleh Kambampu datang menggoda Jibiliru dan Sihasani.

12) Kambampu meracuni Bungaeja agar ia bersikap acuh tak acuh terhadap Jibirilu.

13) Tipu daya Kambampu dapat diatasi oleh Jibirilu.

14) Jibirilu mengawini Bungaeja disaksikan oleh kedua orang tuanya dan masyarakat banyak.

15) Kambampu mengguna-gunai Jibirilu yang sedang bersanding agar jatuh cinta kepadanya.

16) Pernikahan dibatalkan karena Jibirilu terkena ilmu hitam, sehingga ia mengikuti jejak langkah Kambampu.

I 7) Pihak Jibirilu mendamaikan dan sekaligus berkompromi dengan Kambampu agar Jibirilu tidak kawin dengan Kambampu.

18) Kesepakatan tercapai, J ibirilu dan Bungaej a tetap pasangan suami istri yang sah dan Kambampu dianggap sebagai pembantunya; dan ia pun pengikut Jibirilu ke mana saja majikan pergi.

19) Jibirilu menjadi pemimpin sebagai pengganti ayahya yang sudah tua di negeri asalnya.

b. Alur Cerita

Cerita ini mengungkapkan gambaran pertemuan jodoh seorang pemuda tampan, bernama Jibirilu, yang tinggal di sebuah negeri dengan seorang gadis, bernama Bungaeja, anak seorang pemimpin kerajaan di negeri seberang. Pertemuan jodoh kedua remaja itu diwarnai dengan berbagai kendala.

Awal cerita ini ialah bahwa pemuda tampan Jibirilu itu tertidur

selama tujuh hari dan tujuh malam. Di dalam tidumya itu, Jibirilu berrnimpi bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik, bernama bungaeja. Ketika Jibirilu terjaga dari tidurnya, ia langsung minta dibuatkan sebuah perahu kepada orang tuanya untuk berlayar akanmenjemput gadis cantik itu. Walaupun permohonannya ditolak, Jibirilu tetap mendesak kepada orang tuanya sampai permohonannya dikabulkan. Akhirnya, rencana Jibirilu untuk berlayar ke n egeri seberang diizinkan. Di negeri seberang itu, Jibirilu berhasil menemukan seorang gadis cantik yang pernah dimimpikannya. Gadis itu ialah Bungaeja. Sebelum gadis itu diternukan, Jibirilu terlebih dulu berurusan dengan petugas kerajaan, tetapi hal itu segera dapat diatasi.

Perternuan kedua remaja itu semakin akrab; bahkan. orang tua Bungaeja merestuinya. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya.

kebahagiaan mereka terusik oleh hadirnya 40 orang gadis yang datang mengganggunya di bawah pimpinan Kambampu. Mereka ingin merebut Jibirilu dari Iangan Bungaeja; bahkan, Kambampu menggunakan ilmu hitam atau guna-guna. Kenyataan itu dilakukan ketika pasangan Jibirilu dan Bungaeja sedang duduk bersanding di kursi pelaminan. Akibatnya pesta perkawinan pun kacau sebab Jibirilu terhasut godaan Kambampu.

Peristiwa berawal ketika Jibirilu bermimpi dalam tidurnya; saat itu, Jibirilu bertemu dengan gadis yang amat cantik parasnya.

Peristiwa mulai berkembang saat Jibirilu bermohon untuk dibuatkan perahu. Puncak cerita terjadi pada saat Jibirilu berhasil mengawini Bungaeja. Pola alur cerita ini dapat digambarkan berupa garis yang sedang menanjak.

/ /

/ /

71

Masalah pokok yang ingin ditonjolkan dalam cerita ini terletak pada akhir cerita, yaitu pertemuan jodoh antara sepasang muda-mudi dari dua negeri yang berbeda. Jadi, cerita ini dapat digolongkan dalam the important of final position.

c. Pelaku

1) Bungaeja, gadis cantik, ramah, simpatik, putri seorang raja.

2) Jibirilu, pemuda gagah, sopan, kaya, simpatik, disenangi oleh semua lapisan masyarakat, putra raja, dan beradab.

3) Kambampu, gadis cantik, pengacau, pemimpin rombongan gadis, pemilik ilmu hitam, dan pengusik kebahagiaan orang lain.

4) Sapati, ibu dari Bungaeja, tegas, bijaksana, dan penyayang.

5) Kinapulu, orang tua dari Kambampu, acuh tak acuh.

6) Sihasani, ternan pengiring Jibirilu menuju ke negeri seberang, setia, dan patuh.

3.25 Lakina Jawa

Cerita ini dianalisis berdasarkan urutan peristiwa, alur cerita, dan pelaku dengan uraian sebagai berikut.

a. Peristiwa

1) Putiri Ganta seorang murid mengaji yang terpandai.

2) Putiri Ganta bersama dengan teman-temannya mengaji menitip pesan oleh-oleh.

3) Guru membawa pulang pesanan muridnya itu ketika ia melawat ke Jawat.

4) Guru menghadap Raja Lakina Jawa merninta keris pesanan dari Putiri Ganta sebagai oleh-oleh.

5) Keris berhulukan gading dibungkus kertas bersama pula diri Putera Garangan, berupa rahasia.

6) Oleh-oleh guru lengkap sesuai dengan pesanan rnuridnya diserahkan kepada pernesan.

7) Secara diam-diam, Putiri Ganta di rurnah menerima pula keris bersama Putera Garangan dalam bungkusan.

8) Putiri Ganta sedang termenung, tiba-tiba keris menjelma menjadi seorang pemuda yang gagah dan perkasa. Alangkah tercengangnya ketika melihat seorang pemuda muncul di kamarnya.

9) Peristiwa ini membingungkan Putiri Ganta beserta orang tuanya.

10) Keputusan orang tua bijaksana dengan merestui perkawinan putrinya.

11) Tuhan menggerakkan hati Putera Garangan ke Jawa bersama istri menemui orang tua.

12) Putera Garangan berlayar sendirian dari pelabuhan Wolio karena istrinya tidak bersedia mengikut pergi bersama suaminya.

13) Penyesalan kemudian, Putiri Ganta menyusul. suaminya, tetapi gaga!, bahkan, ia celaka di tengah Iautan karena ditelan ikan Kajania.

14) Ikan yang menelan Putiri Ganta itu tiba-tiba terdampar di pantai Pulau Jawa. Seorang laki-laki mengeluarkan Putiri Ganta itu dari dalam perut ikan; kemudian, ia diserahk.an kepada seorang nenek tua yang kehidupan sehari-harinya sebagai perangkai bunga.

15) Seorang pemuda mengantarkan nenek tua penjual bunga untuk menghadap istana Putera Garangan.

16) Keindahan rangkaianbunga menggerakkan hati Putera Garangan untuk melihat tukan bunga dan berhasil. Putiri Ganta berbahagia kembali di istana Lakina Jawa dan Putera Garangan dinobatkan sebagai raja muda dan hidup sejahtera bersama rakyatnya.

b. Alur Cerita

Putiri Ganta salah seorang murid mengaji yang cerdik dan pandai. Ia menerima oleh-oleh pilihan dari gurunya. Oleh-oleh yang diterima Putiri Ganta itu sangat baik dan memberikan nilai tersendiri, nilai istimewa, yakni berupa pertemuan jodoh antara Putiri Ganda dan putra raja Jawa. Kedua pasangan suami-istri itu berakhir dengan keberuntungan hidup dan mereka berdua berbahagia.

Cerita ini mengungkapkan sikap cendekia seorang gadis yang sangat menonjol dari sesama murid yang mengaji.

Pola alur cerita dapat digambarkan berupa sebuah garis menanjak

sebagai berikut.

71

./ / / /

Masalah pokok yang menonjol dalam cerita ini ditempatkan pada bagian akhir cerita, yaitu rasa tanggung jawab yang membawa kebahagiaan. Jadi, cerita ini dapat digolongkan the important of final position.

c. Pelaku

1) Putiri Ganta, seorang murid mengaji di Wolio.

2) Putera Garangan, putra raja Lakina Jawa.

3) Lakina Jawa, raja Jawa.

4) Kajania, ikan terdampar bersama Putiri Ganta. 5) Nenek tua, ternan hidup Putiri Ganta.

6) Orang tua, pemancing, menyelamatkan Putiri Ganta keluar dari perut ikan.

Dalam dokumen Struktur Sastra Lisan Bahasa Wolio (Halaman 75-80)

Dokumen terkait