BAB III METODE PENELITIAN
C. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram, Jl. Pendidikan.
No.25, Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April tahun 2020, yaitu pada Semester Genap tahun pelajaran 2019/2020.
D. Variabel Penelitian
“Variabel adalah seluruh objek yang akan diteliti atau yang menjadi pusat perhatian suatu peneliti”.55 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model kooperatif tipe teams games tournament (TGT), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil dan motivasi belajar kimia.
E. Desain Penelitian
Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan jenis desain penelitian dengan metode posttest control group design. Pertama kelas diajarkan dengan metode tersebut untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah itu, kedua kelas diberikan evaluasi pada akhir pembelajaran hasil belajar dan angket motivasi. Selanjutnya hasil evaluasi belajar dan angket diuji hipotesisnya yaitu berupa soal multiple choice yang telah divalidasi.
55Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 55.
Desain penelitian dari rancangan penelitian ini, sebagai berikut:
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian F. Instrument Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data.56 Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes
Penelitian ini menggunakan tes tertulis yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar kimia pada materi Larutan Penyangga. Peneliti menggunakan tes pilihan ganda yang diambil dari buku kimia mata pelajaran wajib. Adapun model tes berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari 15 butir soal. jika jawabannya benar diberi skor satu (1) sedangkan jawaban yang salah diberi skor nol (0). Adapun tabel kisi- kisi soal sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal
No. Kompetensi
Dasar Materi Indikator Nomor Soal
Jumlah Soal 1. 3.12
Menjelaskan prinsip kerja,
Pengertian dan sifat larutan
• Menjelaskan pengertian larutan penyangga
1,2 2
56 Purwanto, instrumen penelitian sosial dan pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2020), hlm. 9.
POPULASI
SAMPEL
KELOMPOK EKSPERIMEN KELOMPOK
KONTROL
COOPERATIVE LEARNING TIPE TGT NON COOPERATIVE
LEARNING TIPE TGT
UJI HIPOTESIS TES
perhitungan pH, dan peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
penyangga • Membedakan larutan penyangga dan bukan larutan penyangga
3,4 2
• Menjelaskan sifat- sifat larutan penyangga
5,6,7 3
pH larutan
penyangga • Menjelaskan komponen larutan penyangga
8,9,10 3
• Menganalisis cara kerja larutan penyangga
11,12,13 3
• Menentukan pH dan pOH larutan penyangga
14,15,16,17,18,19,20,21 8 Peranan
larutan penyangga
• Membahas fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.
22,23,24,25 4
2. Angket
Angket merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan tingkat kecerdasan emosional siswa. Adapun kisi-kisi angketnya sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket
Definisi Konseptual Definisi
Operasional Indikator Urut Soal Jumlah Soal 1. Menurut Sudarwan
motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorng seseorang atau
sekelompok orang mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
2. Menurut Clayton Alderfer motivasi belajar adalah kecendrungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai
Motivasi belajar merupakan faktor penggerak (semangat, kekuatan,kebutuh an, tekanan, kegigihan) maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat belajar, untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
Tekun dalam mengahadapi tugas
1,2,3,4,5
5 Ulet dalam
menghadapi kesulitan
6,7,8,9,10
5 Menunjukkan
minat
11,12,13,1,
4,15 5
Senang bekerja sendiri
16,17,18,1,
9,20 5
Cepat bosan pada tugas-tugas rutin
21,22,23,2,
4,25 5
prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
3. Menurut Huitt motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang- kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseoang untuk aktif bertindak dalam rangka ,mencapai suatu tujuan.
4. Menurut Sudirman motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
Dapat
mempertahankan pendapatnya
26,27,28,2, 9,30
5
Sebelum dipergunakan tes hasil belajar diuji coba, kemudian dihitung validitas, reabilitas, dan taraf kesukaran.
a. Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji kesanggupan alat penelitian dalam mengukur isi sebenarnya. “Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga benar-benar menilai apa yang seharusnya dinilai”.57 Instrumen yang akurat yaitu syarat mutlak untuk mendapatkan penelitian yang akurat juga. Tujuan pengujian validitas instrumen yaitu agar instrumen sesuai dengan kriteria yang diharapkan dan dapat dikelompokkan sebagai instrumen yang layak digunakan dalam suatu penelitian.
1) Validitas Logis
Validitas logis adalah validitas instrumen berdasarkan hasil penalaran.
Untuk pegujian validitas logis dilakukan dengan cara menilai kesesuaian butir-butir soal dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Pengujian
57 Sudjana Nanan, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 12.
validitas logis dilakukan oleh seorang penilai ahli yaitu Raehanah M.Pd selaku dosen pembimbing II. Untuk hasil validitas logis selengkapnya terdapat pada lampiran.
2) Validitas Empiris
Validitas empiris instrumen yaitu diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada suatu instrumen dengan perihal fakta-fakta empiris yang sudah terjadi dilapangan. Validitas ini biasanya menggunakan tekhnik statistik, yaitu analisis kolerasi. Hal ini dikarenakan validitas empiris digunakan untuk mencari antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan tolak ukur diluar tes yang bersangkutan.
Uji validitas empiris digunakan dengan cara mengkolerasi anatar skor yang didapat siswa dalam angket dengan skor total yang didapatkan oleh siswa. Dalam penelitian ini, analisis hasilnya menggunakan SPSS dan juga data skor perolehan hasil jawaban siswa. Hasil validitas menggunakan SPSS yaitu 15 butir soal, diantaranya sebagai berikut :
Tabel 3.3 Hasil Validitas Empiris
No. Nomor Soal Signifikan Keterangan
1. 2 0,000 Valid
2. 3 0,013 Valid
3. 5 0,026 Valid
4. 6 0,050 Valid
5. 9 0,001 Valid
6. 10 0,001 Valid
7. 11 0,002 Valid
8. 14 0,002 Valid
9. 15 0,036 Valid
10. 16 0,016 Valid
11. 17 0,000 Valid
12. 18 0,000 Valid
13. 19 0,000 Valid
14. 23 0,004 Valid
15. 25 0,025 Valid
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas dapat diartikan dengan ketetapan atau keterandalan. Maksudnya suatu tes memiliki ketetapan atau keterandalan apabila tes tersebut digunakan mengukur berkali-kali hasilnya tetap sama.58 Reabilitas instrumen tes dapat dihitung guna untuk mengetahui konsistensi hasil suatu tes.
Agar dapat mengetahui reliabilitas butir soal, peneliti menggunakan cronbach’s alpha pada program SPSS versi 16. Yang mana hasil perhitungan cronbach’s alpha selanjutnya dikonsultasikan dengan ketetapan bahwa suatu variabel tersebut dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha> 0,60.
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal
Harga r Keterangan
0,00 – 0,20 Sangat rendah
0,21 - 0,40 Rendah
0,4 - 0,60 Sedang
0,61 – 0,80 Tinggi 0,81 – 1,00 Sangat tingi
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
,820 15
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0,820. Hal ini mengacu pada tabel kriteria reliabilitas diatas lebih dari 0,60. Berarti kriteria soal tersebut bernilai sangat tinggi. Dengan demikian isntrument soal dinyatakan reliabel.
58 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 56.
c. Uji Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal sehingga dilakukan analisis taraf kesukaran soal. Ata Nayla Amalia dan Ani Widayati berpendapat bahwa untuk dapat mengetahui kesulitan item tes dilihat dari besar dan kecilnya angka indeks kesukaran yang dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois, sebagai berikut:59
P = �
Keterangan :
P : angka indeks kesukaran item
B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran butir soal (P) yaitu proprorsi tes yang mejawab benar tehadap jumlah peserta tes. Semakin besar nilai P, maka tingkat kesukarannya semakin rendah, dapat diartikan soal semakin mudah. Adapun untuk dapat menginterpretasikan angka indeks kesukaran butir soal digunakan kriteria tingkat kesukarannya sebagai berikut:60
Tabel 3.6 indeks kesukaran soal
Nilai Kriteria
0,0 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Adapun soal-soal yang baik yaitu soal yang merupakan kategori sedang, dengan artian soal yang mempunyai indeks kesukaran 0,300 sampai 0,699.
59 Amalia Ata Nayla dan Ani Widayati, “Analisis Butir Soal Tes Kendali Mutu Kelas XII SMA Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi di Kota Yogyakarta Tahun 2012”, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol.X, No.1, hlm. 26.
60 Arikunto Suharsimi, P4rosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta), hlm. 32..
Tabel 3.7 Hasil Indeks Kesukaran Soal
No. Nomor Soal Keterangan
1. 2 Sedang
2. 3 Sedang
3. 5 Sedang
4. 6 Mudah
5. 9 Sedang
6. 10 Sedang
7. 11 Sedang
8. 14 Sedang
9. 15 Sedang
10. 16 Sedang
11. 17 Sedang
12. 18 Sedang
13. 19 Sedang
14. 23 Mudah
15. 25 Mudah
Untuk hasil pengujian tingkat kesukaran soal selengkapnya terdapat pada lampiran.
G. Teknik Pengumpulan Data / Prosedur Penelitian 1. Angket
Angket adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan objek yang dinilai, yang dilakukan untuk memperoleh data/informasi. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang dibuat berkaitan dengan motivasi belajar. Angket ini diberikan sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung yang diberi perlakuan di kedua kelas penelitian, yaitu di kelas kontrol dan kelas eksperimen.
2. Hasil Belajar
Untuk memperoleh data hasil belajar siswa dengan menggunakan tes materi larutan penyangga yang akan diberikan di kedua kelas yang akan menjadi sampel penelitian setelah selesai proses pembelajaran berlangsung. Teknik pengambilan data dilakukan dengan memberikan tes setelah materi selesai diajarkan.
H. Tekhnik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk pengujian normalitas data dengan tujuan untuk mengukur data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang memiliki pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tidak bergeser ke kiri atau ke kanan.
Untuk mengetahui data tersebut berdistribusi normal atau tidak, digunakan uji normalitas lilliefors (uji kecocokan Kolmogorov-Smimov) yang diolah dengan software SPSS. Jika sig > 0,05 maka data terdistribusi normal, sedangkan jika sig
< 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.
b. Uji General Linear Model
Uji general linear model adalah uji prasyarat untuk melihat apakah matriks varians-kovarians dari dependen variabel sama untuk group-group yang ada (independen). Uji general model menggunakan uji box’s test. Uji box’s text yaitu kehomogenan matriks varians-kovarians secara multivariat dan juga merupakan uji normalitas multivariat. Uji normalitas multivariat yaitu pengujian kesamaan varians-kovarians pada kedua variabel terikat secara bersama-sama.
Statistk uji yang digunakan untuk mengetahui kehomogenan matriks varians- kovarians dalam analisis multivariat yaitu uji statistik box-s M. dengan kriteria sig
> 0,05 maka pegujian dilanjutkan.
c. Uji Kesamaan Matriks Kovarians
Uji kesamaan matriks kovarians merupakan pengujian kesamaan varians- kovarians pada kedua variabel terikat secara sendiri-sendiri. Pengujian ini yaitu uji univariat F melalui uji varians error yang menggunakan angka-angka Levene’
Test Of Error Variance, dengan kriteria sig > 0,05 maka varians data homogen.
2. Teknik Analisis Pengujian Hipotesis
Statistik pengujian yang digunakan pada penelitian ini adalah uji kruskal wallis dan man-whitney test.
a. Kruskal Wallis
Uji kruskal wallis merupakan uji nonparametric berbasis peringkat yang tujuannya untuk menentukan adakah perbedaan signifikan secara statistik antara dua atau lebih kelompok variabel independen pada variabel dependen yang berskala data numerik (interval/rasio) dan skala ordinal yang diolah dengan softwere SPSS.
Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi terhadap hasil dan motivasi belajar secara multivariat siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram Tahun ajaran 2019/2020.
Ha : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi tehadap hasil dan motivasi belajar secara multivariat siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020.
Untuk pengujian pada kruskal wallis terdapat kriteria pengujian dengan mengunakan angka signifikasi, yaitu jika angka signifikasi (sig) > 0,05, maka Ho diterima, sedangkan jika angka signifikasi (sig) < 0,05, maka Ho ditolak.
b. Mann-Whitney Test
Mann-Whitney Test adalah uji nonparametris yang digunakan untuk mengetahui perbedaan median dua kelompok bebas apabila skala data variabel terikatnya adalah ordinal atau interval/ratio tetapi tidak terdistribusi normal.
Hipotesis yang diajukan untuk variabel terikat A1:
Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020.
Ha : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020.
Hipotesis yang diujikan untuk variabel terikat A2 :
Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi terhadap motivasi belajar siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020.
Ha : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi terhadap motivasi belajar siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020.
Untuk pengujian pada mann-whitney test terdapat kriteteria pengujian menggunakan angka signifikasi (sig) > 0,05, maka Ho diterima, sedangkan jika angka signifikasi (sig) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan sebanyak empat kali pertemuan dan satu pertemuan untuk ulangan harian materi larutan penyangga. Penelitian ini dilaksanakan di dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari penelitian ini diperoleh data motivasi dan hasil belajar. Dengan menggunakan dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif tipe teams games tounament berbantuan media destinasi (kelas ekperimen) dan model pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Berikut ini data motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI MAN 2 Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020.
1. Data Motivasi
Tabel 4.1 Deskripsi Nilai Motivasi Belajar Kimia
Nilai
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Nilai maksimum 97 81
Nilai minimum 48 40
Nilai rata-rata 62,22 55,01
Jumlah sampel 37 38
Standar deviasi 12,24 10,81
Berdasarkan tabel deskripsi nilai motivasi belajar di atas, nilai maksimum pada kelas eksperimen yaitu 97 dan pada kelas kontrol yaitu 81. Sedangkan nilai minimum pada kelas eksperimen yaitu 48 dan pada kelas kontrol yaitu 40. Perolehan nilai tersebut didapatkan melalui postest angket motivasi di kedua kelas setelah proses pembelajaran selesai. Jumlah nilai rata-rata pada kelas eksperimen yaitu 62,22 dan pada kelas kontrol 55,01 yang diperoleh dari nilai total dari masing-masing kelas.
Sedangkan nilai standar deviasi pada kelas eksperimen yaitu 12,24 dan pada kelas kontrol yaitu 10,81.
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Eksperimen
Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Kontrol 2. Data Hasil Belajar
Tabel 4.2 Deskripi Nilai Hasil Belajar Kimia
Nilai
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Nilai maksimum 100 100
Nilai minimum 52 46
Nilai rata-rata 88,32 79,47
Jumlah sampel 37 38
Standar deviasi 12,88 20,67
Jumlah nilai siswa
diatas KKM 34 25
Jumlah siswa dibawah
KKM 3 13
Berdasarkan tabel deskripsi nilai hasil belajar di atas, nilai maksimum pada kelas eskpeimen dan kelas kontrol yaitu 100. Sedangkan nilai minimum pada kelas eksperimen yaitu 52 dan nilai minimum pada kelas kontrol yaitu 46. Perolehan nilai tersebut didapatkan dari hasil evaluasi belajar di kedua kelas setelah pemberian materi selesai. Jumlah nilai rata-rata di kelas eksperimen yaitu 88,32 dan pada kelas kontrol yaitu 79,47. Standar deviasi pada kelas eksperimen yaitu 12,88 dan pada kelas kontrol 20,67. Kemudian, jumlah siswa yang di atas nilai KKM di kelas eksperimen yaitu 34 siswa dan di kelas kontrol yaitu 25 siswa.
Gambar 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Eksperimen
Gambar 4.4 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kontrol 3. Uji Prasyarat
Hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 Output Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Hasil_belajar_eksperime
n .247 37 .000 .783 37 .001
Hasil_belajar_kontrol .264 37 .000 .795 37 .000 Motivasi_eksperimen .118 37 .200* .938 37 .039
motivasi_kontrol .143 37 .053 .911 37 .006
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan tabel di atas sig motivasi belajar 0,200 > 0,05 artinya terdistribusi normal. Akan tetapi sig hasil belajar 0,000 < 0,05 artinya data tidak terdistribusi normal. Karena salah satu data tidak terdistribusi normal maka uji hipotesis yang selanjutnya dilakukan adalah uji nonparametris yaitu kruskal walls test dan man- whitney test.
4. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji prasyarat yang tidak terpenuhi yaitu data tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis dilanjutkan menggunakan uji nonparametris.
Uji nonparametris yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini yaitu kruskal walls test dan mann-whitney test
a. Kruskal Walls Test
Analisis kruskal walls test, hipotesisnya berbunyi :
Ha : ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) berbantuan media destinasi terhadap hasil dan motivasi belajar kimia secara multivariat siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.
Ho : tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) berbantuan media destinasi terhadap hasil dan motivasi belajar kimia secara multivariat siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.
Tabel 4.4 Output Hasil Kruskal Walls Test
Test Statisticsa,b
hasil_belajar_motivasi
Chi-Square 36.226
Df 3
Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: kelas
Berdasarkan nilai sig 0,000 < 0,05 artinya Ha diterima dan Ho ditolak.
Kesimpulannya yaitu ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams
games tournament (TGT) berbantuan media destinasi terhadap hasil dan motivasi belajar kimia secara multivariat siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.
b. Mann-Whitney Test
Hipotesis yang diujikan untuk variabel terikat A1 :
Ha : ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) berbantuan media destinasi terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.
Ho : tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) berbantuan media destinasi terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.
Hipotesis yang diujikan untuk variabel terikat A2 :
Ha : ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) berbantuan media destinasi terhadap motivasi belajar kimia siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.
Ho : tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) berbantuan media destinasi terhadap motivasi belajar kimia siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.
Tabel 4.5 Output Hasil Mann-Whitney Test pada Variabel Motivasi
Test Statisticsa
Motivasi
Mann-Whitney U 477.000
Wilcoxon W 1218.000
Z -2.397
Asymp. Sig. (2-tailed) .017
a. Grouping Variable: kelas
Tabel 4.6 Output Hasil Mann-Whitney Test pada Variabel Hasil Belajar
Test Statisticsa
Hasil Belajar
Mann-Whitney U 592,500
Wilcoxon W 1333,500
Z -1,195
Asymp. Sig. (2-tailed) ,232
a. Grouping Variable: kelas
Berdasarkan hasil analisis di atas, kesimpulannya yaitu pada variabel hasil belajar nilai sig 0,232 yang artinya Ha ditolak dan Ho diterima. Berarti tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020. Sedangkan variabel motivasi dengan nilai sig 0,017 < 0,05 artinya hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak. Berarti ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi terhadap motivasi belajar kimia siswa kelas XI MAN 2 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.
B. Pembahasan
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil dan motivasi belajar siswa pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI MAN 2 Mataram menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi (kelas eksperimen) dan pembelajaran secara konvesional (kelas kontrol). penggunaan model pembelajaran TGT berbantuan media destinasi dapat mempengaruhi siswa untuk giat belajar dan hasil belajar siswa didapatkan memuaskan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat dijelaskan bahwa pada hasil pengujian hipotesis I nilai sig yang diperoleh yaitu 0,000 < 0,05 artinya Ha- nya diterima. Berarti terdapat perbedaan hipotesis secara multivariat yang signifikasi antara hasil dan motivasi belajar kimia peseta didik yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi dengan peserta didik yang
diajar dengan metode konvensional. Hipotesis II yaitu 0,017 < 0,05 artinya Ha-nya diterima. Berarti terdapat perbedaan yang signifikan motivasi belajar kimia peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi dengan peserta didik yang diajar dengan metode konvensional. Hipotesis III nilai sig yang diperoleh yaitu 0,223 > 0,05 artinya Ha-nya ditolak. Berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia peseta didik yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media destinasi dengan peserta didik yang diajar dengan metode konvensional.
Meskipun tidak ada perbedaan model terhadap hasil belajar, tetapi dari nilai rata- rata yang diperoleh, kelas eksperimen jauh lebih tinggi daripada kelas kontrol. Jumlah nilai siswa diatas KKM di kelas eksperimen yaitu 34 sedangkan di kelas kontrol yaitu 25 siswa. Terbukti juga berdasarkan ketuntasan klasikalnya, pada kelas eksperimen berjumlah 91,89% sedangkan di kelas kontrol berjumlah 65,79%. Deskripsi data hasil belajar menunjukkan bahwa jumlah nilai rata-rata pada kelas eksperimen yaitu 88,32 dan kelas kontrol yaitu 79,47. Kemudian, perbedaan hasil belajar kimia pada kelas eksperimen dan kelas kontrol juga dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata pada deskripsi data motivasi belajar, yaitu kelas eksperimen sebesar 62,22 dan kelas kontrol sebesar 55,01.
Adapun kendala-kendala pelaksanaan penelitian yaitu apabila terdapat siswa yang tidak hadir maka materi yang didapatkan tidak sempurna seperti teman-temannya yang lain sehingga nilai hasil belajar yang didapatkan tidak sesuai dengan nilai KKM.
Kemudian, kendala yang lain yaitu manajemen waktu yang kurang maksimal, sehingga pelaksanaan game hanya digunakan pada 1 jam terakhir pelajaran. Pada kelas kontrol sebagian sisiwa tidak memperhatikan guru saat menjelaskan di depan kelas, mereka sibuk sendiri dengan urusannya. Penyebab Ha nya ditolak juga karena kurangnya