Merdeka Belajar :
Kebijakan Pemulihan Pembelajaran Sosialisasi Implementasi Kurikulum
Merdeka
Tujuan Bimbingan Teknis
Memahami latar belakang, filosofi, dan isi
kebijakan penerapan kurikulum dalam
rangka pemulihan pembelajaran secara
mendalam.
Ruang Lingkup
Karakteristik Kurikulum Merdeka sebagai
kelanjutan dari penyederhanaan kurikulum darurat Krisis pembelajaran yang berkepanjangan dan memburuk akibat pandemi COVID-19
Upaya Pemerintah untuk memitigasi dampak pandemi terhadap
kesempatan belajar
Strategi implementasi Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan: pilihan kurikulum dan penyesuaian dengan kesiapan satuan pendidikan Dukungan kebijakan implementasi
kurikulum
Dukungan penerapan kurikulum untuk transformasi pembelajaran: Platform Merdeka Mengajar
A
B
C
D
E
F
1. Permendikbud Ristek, No.5, Tahun 2022, tentang Standar Kompetensi Lulusan.
2. Permendikbud Ristek, No.7, Tahun 2022, tentang Standar isi .
3. Permendikbud Ristek, No. 16, Tahun 2022, tentang Standar Proses.
4. Kepetusan Kepmendikbud Ristek, No: 56/M/2022,
tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
Dasar Hukum
Krisis Pembelajaran
Sejak kapan Indonesia mengalami krisis
pembelajaran?
Krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan
belum membaik dari tahun ke tahun
Studi-studi nasional maupun internasional, salah satunya PISA menunjukkan bahwa banyak siswa kita yang tidak mampu
memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar
Skor PISA tidak mengalami
peningkatan yang signifikan dalam 10 sampai 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum membaca dan matematika Hasil tes PISA 2018 juga
menunjukkan adanya kesenjangan hasil belajar berbasis status
ekonomi-sosial, di mana siswa dari keluarga yang lebih sejahtera mendapatkan skor 52 poin lebih tinggi
Sumber: OECD (2018)
Krisis pembelajaran juga ditunjukkan dengan tingginya
kesenjangan kualitas pembelajaran
●
Survei AKSI menunjukkan adanya
ketimpangan besar antar daerah dalam hasil belajar murid.
●
Studi tersebut memperlihatkan adanya
kesenjangan besar antar wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Setelah pandemi, krisis belajar ini menjadi semakin parah.
Persebaran Skor AKSI (2019)
• I
• M
• S Nusr4a6,5
3,8 41,2
-11%
-12%
-9%
Sumatra
Sulawesi
• I 46,4
• M 37,7
-11%
-12%
Kalimantan
• B. Indonesia (I)
49,0 -6%
• I 48,0 -8% • Matematik
a ( M) 39,5 -8%
• M 39,2 -9% • IPA (S) 43,0 -5%
• S 42,5 -6% Papua dan Maluku
DKI Jakarta &
DI Yogyakarta
• I 52,3
•M 4,1
•S 45,4
• S 41,3 -9% • I 46,7 -11%
• M 36,9 -14%
Jawa (non-DKI dan • S 40,9 -10%
• M
• S
44,0 -4%
DIY) 50,2 -5%
• I 41,2 -5% Bali
xx % perbedaan rata-rata skor AKSI antara DKI Jakarta dan DI Yogyakarta Legenda xx Skor AKSI
(SMP) :
Krisis pembelajaran diperparah oleh pandemi COVID-19 dengan meningkatnya ketertinggalan pembelajaran
(learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran
Numera si
Litera si
Indikasi learning loss: berkurangnya kemajuan belajar dari kelas 1 ke kelas 2 SD.
- 52 129
7 (6 7
bulan)
SESUDA H
(TA 20/21) SEBELUM
(TA 19/20)
- 44
Indikasi Learning
Loss (5 bulan) 7
8
3 4
▪
Sebelum pandemi,kemajuan
belajar selama satu tahun (kelas 1 SD) adalah sebesar
129 poinuntuk
literasidan
78 poinuntuk numerasi.
▪
Setelah pandemi,kemajuan belajar selama kelas 1 berkurang secara signifikan (learning loss).
▪
Untuk literasi,
learning lossini setara dengan 6 bulan
belajar.▪
Untuk numerasi, learning
loss tersebut setara dengan 5 bulan belajar.(Diambil dari sampel 3.391 siswa SD dari 7 Kab/Kota di 4 provinsi, pada bulan Januari 2020 dan April 2021)
Kurikulum Darurat
Apa hubungan antara krisis di masa pandemi COVID-19
dengan kurikulum?
Penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) efektif memitigasi
ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pademi COVID-19
Learning loss 5 bulan
Learning loss 1 bulan
522 482
517
Proyeksi jika tidak ada learning loss
Survei pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di 20 kab/kota dari 8 provinsi menunjukkan perbedaan hasil belajar yang signifikan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat
Bila kenaikan hasil belajar itu direfleksikan ke proyeksi learning loss numerasi dan literasi, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73%
(literasi) dan 86% (numerasi) Pada sekolah yang
menggunakan Kurikulum 2013 Pada sekolah yang
menggunakan Kurikulum Darurat
Sekitar 31,5%
sekolah menggunaka n kurikulum
darurat semasa pandemi COVID-19
Hasil belajar siswa 12 bulan pembelajaran di masa pandemi
COVID-19
Sebagai bagian dari mitigasi ketertinggalan pembelajaran, satuan pendidikan diberi opsi untuk menggunakan kurikulum yang
disederhanakan agar dapat berfokus pada penguatan karakter dan kompetensi mendasar
Kemendikbudristek
mengembangkan “Kurikulum Darurat” dengan
menyederhanakan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar (KI dan KD) yang dicapai.
Kemendikbudristek menyusun modul literasi dan numerasi untuk membantu guru menerapkan kurikulum. Juga tersedia modul untuk orang tua yang dapat digunakan di rumah.
Data kualitatif mengkonfirmasi bahwa guru merasa terbantu untuk melihat materi yang esensial, sehingga bisa merancang dan menerapkan
pembelajaran yang lebih baik. Modul literasi-numerasi dari Kemendikbudristek juga sering disebutkan sebagai alat bantu yang bermanfaat untuk penerapan kurikulum.
Refleksi
Sampai sini, dapatkah kita melihat pengaruh kurikulum terhadap krisis
pembelajaran?
Kurikulum Merdeka:
Karakteristik apa dari Kurikulum Merdeka yang
diharapkan dapat memulihkan
pembelajaran?
Kurikulum Merdeka:
Kurikulum
Merdeka
Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih
komprehensif
Rancangan dan
Implementasi Kurikulum Saat Ini:
Struktur kurikulum yang kurang
fleksibel, jam pelajaran ditentukan per minggu
Materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu untuk melakukan pembelajaran yang mendalam dan yang sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik
Materi pembelajaran yang tersedia kurang beragam sehingga guru kurang leluasa dalam mengembangkan pembelajaran kontekstual
Teknologi digital belum digunakan secara sistematis untuk mendukung proses belajar guru melalui berbagi praktik baik
Arah Perubahan Kurikulum:
Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu tahun
Fokus pada materi yang esensial, Capaian Pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun
Memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik
Aplikasi yang menyediakan berbagai
referensi bagi guru untuk dapat terus
mengembangkan praktik mengajar
secara mandiri dan berbagi praktik baik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka
1. Lebih Sederhana dan Mendalam
Fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam,
bermakna, tidak terburu-buru dan
menyenangkan.
Keunggulan Kurikulum Merdeka
2. Lebih Merdeka
Peserta didik: Tidak ada programpeminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
Guru: Guru mengajar sesuai
tahap capaian dan
perkembangan peserta didik.
Satuan pendidikan: memiliki wewenang
untuk mengembangkan dan
mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan dan
peserta didik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka
3. Lebih Relevan dan
Interaktif
Pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif
mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan,
kesehatan, dan lainnya untuk
mendukung pengembangan
karakter dan kompetensi Profil
Pelajar Pancasila.
Struktur Kurikulum Merdeka:
Apa kekhasan dari Kurikulum
Merdeka?
Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada capaian
pembelajaran.
2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kegiatan khusus yang ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat
dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing- masing projek tidak harus sama.
Alokasi waktu untuk setiap projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak harus sama. Satu projek dapat dilakukan dengan durasi waktu yang lebih panjang
daripada projek yang lain.
Struktur Kurikulum SMP
Struktur kurikulum SMP/MTs terdiri atas 1 (satu) fase yaitu Fase D.
Fase D yaitu untuk Kelas VII, Kelas VIII, dan Kelas IX.
Struktur kurikulum SMP/MTs terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% (dua
puluh lima persen) total JP per-tahun.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan
secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu
pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada
capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik,
dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata
pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat
dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari
semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-
masing projek tidak harus sama.
SMP Kelas VII-VIII
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1 JP=40 menit Alokasi pertahun
(minggu) Alokasi Projek
per tahun TOTAL JP PER TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti*
72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti*
72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan
Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 108
Bahasa Indonesia 180 (5) 36 216
Matematika 144 (4) 36 180
IPA 144 (4) 36 180
IPS 108 (3) 36 144
Bahasa Inggris 108 (3) 36 144
PJOK 72 (2) 36 108
Informatika 72 (2) 36 108
Seni dan Prakarya**:
o Seni Musik o Seni Rupa o Seni Teater o Seni Tari o Prakarya
72 (2) 36 108
Muatan Lokal*** 72 (2) - 72
Total****: 1044 (29) 360 1404
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama/kepercayaan masing- masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau
prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau
Prakarya). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni
atau prakarya
(Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau
Prakarya)
*** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Asumsi 1 Tahun = 32 minggu; 1 JP=40 menit Alokasi pertahun (minggu) Alokasi Projek
per tahun TOTAL JP PER TAHUN
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
agama/kepercayaan masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau Prakarya). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau
Prakarya) .
*** Maksimal 2 JP per minggu atau 64 JP per tahun.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Pancasila 64 (2) 32 96
Bahasa Indonesia 160 (5) 32 192
Matematika 128 (4) 32 160
IPA 128 (4) 32 160
IPS 96 (3) 32 128
Bahasa Inggris 96 (3) 32 128
PJOK 64 (2) 32 96
Informatika 64 (2) 32 96
Seni dan Prakarya**:
o Seni Musik o Seni Rupa o Seni Teater o Seni Tari o Prakarya
64 (2) 32 96
Muatan Lokal*** 72 (2) ** - 72**
Total****: 928 (29) 320 1248
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMP Kelas IX
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan:
Bagaimana menyusun
pedoman penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan satuan
pendidikan?
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
Kurikulum operasional yang dikembangkan
menunjukkan kesesuaian dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan daerah. Dalam mengembangkan dan mengelola
kurikulum operasional, satuan pendidikan sebaiknya melibatkan seluruh pemangku kepentingan,
termasuk siswa, komite sekolah, dan masyarakat.
Pemerintah menyediakan contoh-contoh kurikulum
operasional sekolah yang dapat dimodifikasi, dijadikan
contoh, atau rujukan untuk satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum operasionalnya.
Prinsip pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan
1.
Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi,kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum
operasional sekolah
2.
Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB)3.
Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami4.
Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual5.
Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan kewenangannya.kesiapan implementasi Kurikulum Merdeka
Bagaimana tahapan Implementasi
Kurikulum Merdeka?
Kesiapan satuan pendidikan untuk mengimplementasi kurikulum berbeda-beda, terutama dalam situasi Pandemi COVID-19. Menyadari kompleksitas tersebut, maka:
2
1 Pemerintah tidak mewajibkan satuan pendidikan untuk
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
Implementasi
Kurikulum Merdeka dapat disesuaikan dengan kesiapan
masing- masing satuan pendidikan
Sumber: Kepmendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022
Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih
Pilihan 1
Kurikulum 2013
Secara penuh
Pilihan 2
Kurikulum Darurat
yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan
Pilihan 3
Kurikulum
Merdeka
Untuk satuan pendidikan yang memilih Kurikulum Merdeka, implementasinya dapat disesuaikan dengan kesiapan masing- masing Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum
Merdeka yang mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Tidak ada pilihan yang paling
benar, yang ada pilihan yang paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi Kurikulum Merdeka.
Pilihan 1: Mandiri Belajar
Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan
pendidikan yang sedang diterapkan.
Pilihan 2: Mandiri berubah
Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Pilihan 3: Mandiri Berbagi
Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan
mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar di satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka dapat diakses melalui:
https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/
Dukungan untuk kesiapan implementasi
Dukungan apa yang diberikan
Pemerintah untuk satuan pendidikan yang menerapkan Kurikulum
Merdeka?
Sebelum melanjutkan, dapatkah Ibu dan Bapak memperkirakan dukungan
apa, baik berupa kebijakan ataupun
teknis, yang dibutuhkan satuan
pendidikan dan pendidik untuk
menerapkan Kurikulum Merdeka?
Penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan beragam perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan.
02
Penyediaan ●Perangkat ajar (buku teks, contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, kurikulum operasional sekolah, serta modul ajar dan projek penguatan profil Pelajar Pancasila disediakan melalui platform digital bagi guru. Satuan pendidikan dapat melakukan pengadaan buku teks secara mandiri dengan BOS/BOP reguler atas dukungan Pemda dan yayasan
●Buku cetak dapat dibeli menggunakan dana BOS/BOP melalui SIPLah atau cetak mandiri
01
Perangkat ajar: buku teks dan bahan ajar pendukung Pelatihan danpenyediaan sumber belajar guru, kepala
sekolah, dan pemda
●Pelatihan mandiri bagi guru dan kepala sekolah melalui micro learning di aplikasi digital Merdeka Mengajar (dapat diunduh pada Playstore dan website https://guru.kemdikbud.go.id/).
● Menyediakan berbagai narasumber dalam pelatihan Kurikulum Merdeka.
Misalnya,
melalui pengimbasan dari Sekolah Penggerak.
●Berbagai sumber belajar untuk guru dalam bentuk e-book, video, podcast dll., yang dapat diakses daring dan didistribusikan melalui media
penyimpanan (flashdisk) bagi wilayah 3T.
●Guru membentuk komunitas belajar untuk saling berbagi praktik baik dalam adopsi Kurikulum Merdeka, baik di satuan pendidikan maupun di komunitasnya
Jaminan jam
●Perubahan struktur mata pelajaran tidak merugikan guru
●Semua guru yang berhak mendapatkan tunjangan profesi ketika menggunakan Kurikulum 2013 akan tetap mendapatkan hak tersebut
03
mengajardan tunjangan profesi guruPerangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar (tidak hanya buku teks) yang digunakan untuk mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran
Modul projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan tema Bhineka Tunggal Ika untuk Fase
A Modul ajar Bahasa Indonesia
untuk Fase D (SMP) Buku teks mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk kelas X
Mendukung proses implementasi di daerah
Membantu Daerah menyiapkan helpdesk serta mendampingi helpdesk dalam merespon
berbagai isu.
Mensosialisasikan kurikulum dan
memberikan bimbingan teknis kepada Dinas dan ketua MKKS/sejenisnya.
Mensosialisasikan kurikulum kepada komunitas dan pemangku kepentingan misalnya melalui webinar berkala.
Melakukan monitoring dan evaluasi
terkoordinasi dengan BSKAP dan unit terkait lain. Berdasarkan hasil monev merancang strategi untuk penguatan implementasi secara berkelanjutan.
Dukungan yang dapat diberikan Direktorat Teknis
Pengembangan panduan untuk mendukung
implementasi
Direktorat teknis dan Puskurjar membuat Panduan yang menjadi rujukan bagi Pemerintah Daerah untuk mendukung satuan pendidikan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
Panduan yang dimaksud disertai beragam contoh-contoh yang dapat membantu satuan pendidikan menerapkan kurikulum, diantaranya:
kurikulum operasional sekolah, modul ajar, modul projek, asesmen dan rapor, pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik, dan
pengelolaan mekanisme pemilihan mata pelajaran di SMA/MA.
Contoh dukungan yang dapat disediakan oleh Pemerintah Daerah :
Helpdesk Daerah
Untuk berkonsultasi dengan cepat, satuan pendidikan dan pendidik dapat menghubungi tim helpdesk di tingkat daerah Pemerintah Pusat
memberikan dukungan dan dampingan untuk helpdesk daerah
Tim Helpdesk antara lain dapat berasal dari unsur : UPT
Kemdikbudristek , Dinas Pendidikan, Koordinator Pengawas,
Memfasilitasi Komunitas Praktisi/komunitas Belajar
Dinas Pendidikan mendorong dan memfasilitasi proses belajar para pendidik dan tenaga kependidikan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka melalui dukungan terhadap beragam komunitas praktisi, misalnya MKKS, MGMP,KKG, KKPS, PKG (Pusat Kegiatan Gugus), Forum Komunikasi PKBM/SKB serta komunitas bagi guru untuk belajar
Memfasilitasi kolaborasi satuan pendidikan dan masyarakat
Dinas Pendidikan menjadi hub atau penghubung antara satuan pendidikan dan masyarakat (perguruan tinggi, organisasi non- profit, komunitas pendidikan, dsb.) yang dapat mendukung satuan pendidikan menerapkan Kurikulum Merdeka
Platform Merdeka Mengajar
Bagaimana Pemerintah
mendukung kemerdekaan guru untuk menerapkan Kurikulum
Merdeka?
Penerapan Kurikulum Merdeka didukung oleh Platform Merdeka Mengajar.
Platform Merdeka Mengajar
membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman untuk menerapkan Kurikulum
Merdeka.
Informasi &
rujukan:
Di mana informasi tentang Kurikulum Merdeka yang lebih mendalam dan menyeluruh dapat
dipelajari?
Informasi terkait: htt
ps://kurikulum.kemdikbud.go.id/
Playstore: Platform Merdeka Mengajar Atau
https://guru.kemdikbud.go.id/
Kesimpulan
Krisis pembelajaran
merupakan masalah yang berkepanjangan di
Indonesia, terjadi bahkan sejak sebelum pandemi COVID-19, dan diperparah dengan situasi pembelajaran di masa pandemi.
Krisis ini ditunjukkan dengan capaian hasil belajar yang relatif rendah dibandingkan banyak negara lain, serta kesenjangan kualitas belajar yang nyata.
Kurikulum saja tidak cukup untuk menjadi jalan keluar masalah ketertinggalan pembelajaran (learning loss). Namun karena kurikulum mempengaruhi cara pendidik bekerja, maka penyesuaian
kurikulum perlu dilakukan bersama upaya-upaya lainnya.
Kurikulum Merdeka melanjutkan upaya penyederhanaan kurikulum yang diawali dengan Kurikulum Darurat, juga upaya penguatan karakter dan kompetensi yang sudah dimulai sejak kurikulum sebelumnya.
Secara garis besar, kebaruan dari Kurikulum Merdeka adalah adanya:
(1) pembelajaran yang lebih mendalam, tidak terburu- buru, sehingga setiap peserta didik dapat mencapai kompetensi minimum; (2) pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik; dan
(3) pembelajaran melalui projek untuk penguatan karakter dalam profil pelajar Pancasila
Sebagai upaya pemulihan pembelajaran, implementasi Kurikulum Merdeka tidak diwajibkan.
Satuan pendidikan dapat memilih salah satu dari 3 kurikulum:
Kurikulum 2013, kurikulum darurat, atau Kurikulum Merdeka.
Untuk Kurikulum Merdeka, satuan pendidikan dapat
mengimplementasikannya sesuai kesiapan masing-masing.
Pemerintah menyediakan dukungan kebijakan dan teknis, termasuk berbagai sumber untuk guru dalam Platform Merdeka Mengajar.
Pemerintah Daerah diharapkan
mendukung dan memfasilitasi satuan pendidikan untuk menentukan pilihan kurikulum, mempelajari Kurikulum Merdeka, serta dalam proses mengimplementasikannya sesuai filosofi dari Kurikulum Merdeka ini.
Terima Kasih
Sosialisasi Kurikulum untuk Pemulihan
Pembelajaran 2022