3.1 Objek dan Metode Penelitian Yang Digunakan 3.1.1 Objek Penelitian Yang Digunakan
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:46) objek penelitian adalah apa yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian, sedangkan tempat dimana objek melekat merupakan subjek penelitian. Berdasarkan pendapat di atas dan uraian tentang pengertian objek penelitian, maka yang menjadi objek penelitian ini adalah pengaruh etika organisasi dan good university governance terhadap kinerja organisasi pada institut di Kota Bandung.
3.1.2 Metode Penelitian Yang Digunakan
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2).
Metode penelitian merupakan suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat data, baik primer maupun sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atau data yang diperoleh.
Pada penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode survei dengan teknik analisis data menggunakan metode kuantitatif.
Menurut Kerlinger yang dikutip oleh Sugiyono (2008:7) penelitian survei adalah sebagai berikut:
Penelitian survei yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Menurut Sugiyono (2013:13) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:
Metode Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai motede penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.2 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian 3.2.1 Definisi Variabel Penelitian
Dalam Sugiyono (2013:58-59) menyatakan bahwa pada dasarnya variabel penelitian adalah :
Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannnya. Atau dapat dikatakan variabel penelitian suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Adapun penjelasan dari masing- masing variabel itu adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen atau Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2013:59) variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang termasuk Variabel bebas (Independent variable) yang dilambangkan dengan huruf X (Variabel X) adalah etika organisasi (X1) dan good university governance (X2).
2. Variabel Independen atau Variabel Terikat
Menurut Sugiyono (2013:59) variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas). Dalam penelitian ini yang termasuk Variabel terikat (dependen variable) yang dilambangkan dengan huruf Y (Variabel Y) adalah kinerja organisasi.
Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu pengaruh etika organisasi dan good university governance terhadap kinerja organisasi, maka dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) variabel dan berikut mengenai penjelasan variabel penelitian : 1. Etika Organisasi (Variabel X1)
Etika organisasi merupakan pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu dan kelompok anggota organisasi, yang secara keseluruhan akan membentuk budaya organisasi (organizational culture) yang sejalan
dengan tujuan maupun filosofi organisasi yang bersangkutan (Fernanda,2006:2).
2. Good University Governance (Variabel X2)
Menurut Wijatno (2009:126) dalam Puspitarini (2012:3) bahwa Good University Governance (GUG) secara sederhana dapat dipandang sebagai penerapan prinsip-prinsip dasar konsep good corporate governance, dalam sistem dan proses governance pada institusi perguruan tinggi melalui berbagai penyesuaian yang dilakukan berdasarkan nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dalam penyelenggaraan perguruan tinggi secara khusus dan pendidikan secara umum.
3. Kinerja Organisasi (Variabel Y)
Kinerja Organisasi merupakan tingkat pencapaian organisasi untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya dalam mengoptimalkan pencapaian visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut sebelumnya (Chantika,2013:8).
3.2.2 Pengukuran Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel dalam penelitian tentang pengaruh etika organisasi dan good university governance terhadap kinerja organisasi akan dijelaskan dalam bentuk tabel, mulai dari variabel, definisi operasional, dimensi, indikator, sampai dengan skala ukur yang digunakan. Adapun operasionalisasi variabel sebagai berikut:
Tabel 3.1
OperasionalisasiVariabel Variabel Definisi
Operasionalisasi
Dimensi Indikator Skala
Etika Organisasi (X1)
Pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu dan kelompok anggota
organisasi, yang secara
keseluruhan akan membentuk budaya organisasi (organizational culture) yang sejalan dengan tujuan maupun filosofi
organisasi yang bersangkutan (Fernanda,2006:
2).
Penerapan Etika Organisasi
a. Mempertebal nilai- nilai religi dalam jiwa setiap anggota organisasi.
b. Pimpinan menjadi role model
c. Harus dibuat dalam bentuk tertulis sebagai basic guidelines.
d. Training Etika Organisasi bagi semua anggota organisasi
(pemberian materi agar peraturan benar-benar dapat dipahami dan diterapkan) e. Ada orang/tim ahli
sebagai tempat konsultasi f. Ada sistem
pelaporan dan pengungkapan permasalahan etika di perguruan tinggi.
g. Ada sistem reward and punishment.
Ordinal
Good University Governan ce(X2)
Serangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, dan peraturan yang mengarahkan bagaimana suatu universitas diarahkan dan dikendalikan.
Transparansi (Transparency)
a. Tranparansi Proses Pengambilan Keputusan b. Transparansi
Kepada Mitra Kerja
c. Transparansi Penilaian Kinerja Pegawai
Ordinal
Kemandirian (Independence)
a. Tingkat kemandirian Internal.
b.
Ordinal
Variabel Definisi Operasionalisasi
Dimensi Indikator Skala
Akuntabilitas (Accountability)
a. Upward Accountability b. Downward
Accountability c. Inward
Accountability d. Outward
Accountability
Ordinal
Pertanggungjaw aban
(Responsibility)
a. Tingkat kepatuhan kepada peraturan b. Kualitas instrumen
pertanggung jawaban setiap individual dalam organisasi.
Ordinal
Kewajaran (Fairness)
a. Pemenuhan hak secara adil
b. Tingkat perlakuan secara adil
Ordinal
Kinerja Organisasi (Y)
Tingkat pencapaian organisasi untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya dalam mengoptimalkan pencapaian visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi
tersebut sebelumnya.
Perspektif Keuangan (perspective financial)
Tingkat efisiensi penggunaan biaya pengelolaan dan pemanfaatan, dengan:
a. Cost of service (biaya pelayanan) b. Utilization rate
(tingkat pemanfaatan)
Ordinal
Perspektif Pelanggan (perspective customers and stakeholders)
Tingkat kepuasan mahasiswa dalam pelayanan di perguruan tinggi : a. Citizen
Satisfaction (kepuasan mahasiswa dalam pelayanan dan stakeholders) b. Service Coverage
Ordinal
Variabel Definisi Operasionalisasi
Dimensi Indikator Skala
(cakupan layanan) c. Quality and
standards (kualitas dan standar pelayanan) Perspektif
Proses Bisnis Internal
a. Inovasi of product b. Proses
Penyampaian Produk atau Jasa pada Pelanggan c. Sistem Informasi
Manajemen.
Ordinal
Perspektif Employess and Organization Capacity
a. Skill coveraga (cakupan penguasaan keahlian) b. Personel income
dan walfare (pendapatan dan kesejahteraan) c. Personel
satisfaction (kepuasan para pegawai)
Ordinal
Sumber : Data Sekunder Yang Diolah
3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai pengaruh etika organisasi dan good university governance terhadap kinerja organisasi pada institute di Kota Bandung adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti.
Setelah data-data terkumpul, data tersebut akan diolah sehingga akan menjadi sebuah informasi bagi peneliti tentang keadaan objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah jawaban responden atas kuesioner yang telah diajukan.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian.
Pengumpulan data pada penelitian ini melalui kuesioner, dimana kuesioner sendiri terdiri dari kumpulan pertanyaan atau pernyataan yang akan diisi oleh responden mengenai sikap mereka atas pertanyaan atau pernyataan yang diajukan. Kuesioner disusun menggunakan skala Likert, yaitu skala yang dikembangkan oleh Rensis Likert untuk mengukur sikap (Cooper & Schindler, 2014; 278).
Biasanya yang diukur dalam skala Likert adalah derajat persetujuan atau derajat ketidaksetujuan responden terhadap berbagai pernyataan yang berhubungan dengan suatu sikap atau objek. Pengukuran yang digunakannya juga biasanya mengesampingkan hal-hal yang tidak pasti seperti agak baik, agak buruk, atau netral. Jawaban setiap kategori yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif seperti sangat setuju/sangat Baik/selalu, setuju/baik/sering, kurang setuju/kurang baik/kadang- kadang, tidak setuju/buruk/jarang, dan sangat tidak setuju/sangat buruk/tidak pernah.
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi
Menurut Cooper & Schindler (2014;338) “Population is is the total collection of elements about which we wish to make some inferences”.Jadi populasi adalah seluruh elemen yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan. Populasi penelitian ini adalah perguruan tinggi berbentuk Institut yang terdapat dikota Bandung dengan unit analisis menggunakan program studi.
Dari data yang diperoleh dari direktorat pendidikan tinggi, jumlah institut yang berdomisili di kota Bandung ada sebanyak 4 (empat) institut dengan jumlah program studi pada masing-masing institut seperti disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.2
Jumlah Institut di Kota Bandung
No Nama Institut Jumlah Program
Studi
1 Institut Teknologi Bandung 49
2 Institut Teknologi Nasional 13
3 Institut Teknologi Harapan Bangsa 10
Total 72
3.4.2 Sampel Penelitian
Menurut Cooper & Schindler (2014;665) “sample is a group of cases, participants, events, or records consisting of portion of the target population, carefully selected to represent that population” Jadi sampel adalah elemen populasi yang merupakan subyek pengukuran dari unit penelitian yang memberikan kesimpulan tentang seluruh populasi. Dengan ukuran populasi (N) sebanyak … program stud, maka jumlah sampel yang akan dijadikan unit analisis dihitung menggunakan rumus Slovin (Suliyanto, 2006:100) sebagai berikut:
2
n = N 1+Ne Dimana :
N = Jumlah populasi
e = Batas kesalahan yang ditoleransi dalam pengambilan sampel (5%) n = Jumlah sampel
Melalui rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel minimum sebagai berikut:
( )
2n = 72 61
1+ 72 0,05
× =
Jadi pada penelitian ini jumlah program studi yang menjadi sampel penelitian (n) diambil sebanyak 61 program studi. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penilitian ini adalah stratified random sampling dengan alokasi secara proporsional.
3.5 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dari kuesioner yang telah diisi oleh para responden adalah dengan memberikan pembobotan untuk setiap jawaban responden dengan menggunakan skala Likert. Setiap jawaban responden dinilai dengan cara sebagai berikut:
1. Mengambil pasangan data yang akan diteliti sehingga jika banyaknya sampel sebesar n, maka didapat pasangan data (X1.i, X2.i, Yi),..., (X1.n, X2.n, Yn).
Dimana :
X1 = Etika organisasi
X2 = Good University Governance Y = Kinerja Organisasi
Mengolah setiap jawaban dari kuesioner yang diberikan dengan menghitung frekuensi dan persentasenya.
2. Memberikan pembobotan untuk setiap jawaban dengan skor 5-4-3-2-1 yang digunakan untuk jawaban yang bersifat mendukung dan skor 1-2-3-4-5 untuk jawaban yang bersifat menghambat.
3. Tes statistik yang digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan secara kualitatif adalah analisis regressi, yaitu dengan menghubungkan etika organisasi dan good university governance dengan kinerja organisasi.
3.5.1 Tranformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval
Mentransformasi data dari ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis statistik parametrik yang mana data setidak-tidaknya memiliki skala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana adala menggunakan MSI (Methode of successive Interval). Langkah- langkah menganalisis data dengan menggunakan Metode Succesive Interval adalah sebagai berikut :
a) Menentukan frekuensi setiap responden yaitu banyaknya responden yang memberikan respon untuk masing-masing kategori yang ada.
b) Menentukan nilai proporsi setiap responden yaitu dengan membagi setiap bilangan pada frekuensi, dengan banyaknya responden keseluruhan.
c) Jumlahkan proporsi secara keseluruhan (setiap responden), sehingga diperoleh proporsi kumulatif.
d) Tentukan nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif.
e) Menghitung Scala Value (SV) untuk masing-masing responden dengan rumus :
Density at lower limit – Density at upper limit SV =
Area under upper limit – Area under lower limit
f) Mengubah Scala Value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (=1) dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh Transformed Scaled Value (TSV).
3.5.2 Uji Instrumen Penelitian
Dalam mengungkap variabel-variabel yang diteliti dalam suatu penelitian diperlukan alat ukur yang valid dan dapat diandalkan, atau dengan kata lain harus memiliki validitas dan reliabilitas. Hal ini diperlukan agar hasil akhir dan kesimpulan yang diperoleh memberikan gambaran yang tidak jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya dan hipotesis yang diajukan juga akan mengenai sasarannya. Suatu alat ukur yang tidak valid dan tidak reliabel akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes tersebut. Untuk itulah maka perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap alat ukur penelitian ini (kuesioner).
3.5.2.1 Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur atau instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Alat yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas rendah. Perhitungan koefisien validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment (Kaplan-Saccuzzo, 2005: 96) dengan rumus sebagai berikut.
( )
2( )
22 2
r = n XY X Y
n X X n Y Y
−
− − −
∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
Dimana:
r = koefisien korelasi
X = skor pernyataan ke-i, i=1,2,3,4,…,k Y = skor total pernyataan
Apabila nilai r lebih besar atau sama dengan 0,30, maka item tersebut dinyatakan valid (Kaplan-Saccuzzo,2005;141). Hal ini berarti, instrumen penelitian tersebut memiliki derajat ketepatan dalam mengukur variabel penelitian, dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. tetapi apabila ri lebih kecil dari 0,30, maka item tersebut dinyatakan tidak valid, dan tidak dapat diikutsertakan dalam pengujian hipotesis. Pengujian validitas dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan menelaah nilai coreccted item total correlation. Setelah ditemukan bahwa pernyataan-pernyataan yang digunakan sudah valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
3.5.2.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability, pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Meskipun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode alpha-cronbach(Kaplan-Saccuzzo, 2005: 113) dengan rumus sebagai berikut.
2 2
= 2
1
S s
N
N S
α − −
∑
Dimana:
N = Jumlah butir pernyataan
S2= Varian total skor seluruh butir pernyataan s2 = Varian skor masing-masing butir pernyataan
Sekumpulan butir pertanyaan dalam kuesioner dapat diterima jika memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,7 (Kaplan- Saccuzzo,2005;123).
3.5.3 Analisis Deskriptif
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda, terlebih dahulu disajikan mengenai deskripsi tanggapan responden untuk masing – masing variabel dari kuesioner yang telah diisi oleh responden. Analisis deskriptif hasil tanggapan responden dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden dapat diketahui bagaimana kondisi setiap variabel yang sedang diteliti. Agar lebih mudah dalam menginterpretasikan variabel yang sedang diteliti, dilakukan kategorisasi terhadap jumlah skor tanggapan responden berdasarkan skor tertinggi dan skor terendah.
1) Kategorisasi total jumlah skor jawaban responden pada variabel Etika Organisasi:
Variabel etika organisasi terdiri dari dari empat belas (14) butir pernyataan. Skor tertinggi yang mungkin diperoleh adalah 5×14×41 = 2870, dan skor terendah yang mungkin diperoleh adalah 1×14×41 = 574.
Selanjutnya rentang skor tertinggi dengan skor terendah dibagi menjadi lima kategori sehingga diperoleh panjang kelas interval untuk setiap kategori adalah ((2870-574):5) = 459. Kemudian disusun rentang skor untuk setiap kategori pada variabel etika organisasi sebagai berikut :
Tabel 3.3
Kategorisasi Skor Jawaban Responden Pada Variabel Etika Organisasi Rentang Nilai Kategori
574 – 1033 : Tidak Baik 1034 – 1492 : Kurang Baik 1493 – 1951 : Cukup Baik
1952 – 2410 : Baik
2411 – 2870 : Sangat Baik
2) Kategorisasi total jumlah skor jawaban responden pada variabel Good University Governance:
Variabel good university governance terdiri dari dari duapuluh empat (24) butir pernyataan. Skor tertinggi yang mungkin diperoleh adalah 5×24×41
= 4920, dan skor terendah yang mungkin diperoleh adalah 1×24×41 = 984.
Selanjutnya rentang skor tertinggi dengan skor terendah dibagi menjadi lima kategori sehingga diperoleh panjang kelas interval untuk setiap kategori adalah ((4920-984):5) = 787. Kemudian disusun rentang skor untuk setiap kategori pada variabel good university governance sebagai berikut :
Tabel 3.4
Kategorisasi Total Jumlah Skor Jawaban Responden Pada Variabel Good University Governance
Rentang Nilai Kategori 984 – 1771 : Tidak Baik 1772 – 2558 : Kurang Baik 2559 – 3345 : Cukup Baik
3346 – 4132 : Baik
4133 - 4920 : Sangat Baik
3) Kategorisasi total jumlah skor jawaban responden pada variabel Kinerja Organisasi:
Variabel kinerja organisasi terdiri dari dari duapuluh tiga (23) butir pernyataan. Skor tertinggi yang mungkin diperoleh adalah 5×23×41 = 4715, dan skor terendah yang mungkin diperoleh adalah 1×23×41 = 943.
Selanjutnya rentang skor tertinggi dengan skor terendah dibagi menjadi lima kategori sehingga diperoleh panjang kelas interval untuk setiap kategori adalah ((4715-943):5) = 754. Kemudian disusun rentang skor untuk setiap kategori pada variabel kinerja organisasi sebagai berikut :
Tabel 3.5
Kategorisasi Total Jumlah Skor Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja Organisasi
Rentang Nilai Kategori 943 – 1697 : Tidak Baik 1698 – 2451 : Kurang Baik 2452 – 3206 : Cukup Baik
3207 – 3960 : Baik
3961 - 4715 : Sangat Baik
3.5.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Karena dalam penelitian ini terdapat lebih dari satu variabel independen yang akan diuji, maka untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel terikat maka proses analisis regresi yang akan dilakukan adalah menggunakan analisis regresi berganda. Menurut Sugiyono (2013:277) mendefinisikan bahwa:
“Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasinya (dinaik-turunkannya)”.
Secara fungsional persamaan regresi kedua variabel independen yang diteliti, yaitu etika organisasi (X1) dan good university governance (X2) terhadap kinerja organisasi diformulasikan sebagai berikut:
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + ε Dimana :
Y = variabel dependen (kinerja organisasi) β0 = Nilai bilangan konsta
β1 & β2 = Koefisien regresi / koefisien pengaruh dari X1 dan X2
X1 = variabel independen (etika organisasi) X2 = variabel bebas (good university governance)
Sebelum dilanjutkan pada pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik dan dihitung koedisien determinasi.
3.5.4.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi syarat analisis regresi linier, yaitu penaksir tidak bias dan terbaik atau sering disingkat BLUE (best linier unbias estimate). Ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi agar kesimpulan dari hasil pengujian tidak bias, diantaranya adalah uji normlitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Namun pada pnelitian ini uji autokorlasi tidak dilakukan karena data yang digunakan tidak berbentuk time series.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, variabel dependen, variabel independen atau kedua-duanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan grafik Normal Probability Plot dan Kolmogorov-Smirnov terhadap
variabel Y. Dua metode uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPPS 20.0.
Deteksi normalitas dengan menggunakan Normal Probability Plot pada program SPSS adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a) Jika data menyebar diatas garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas Kolmogorov-Smirnov di lihat dari nilai probabilitas asymptotic significance adalah sebagai berikut:
• Angka signifikansi (Sig) > α = 0,05 maka data berdistribusi normal
• Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 maka data tidak berdistribusi normal 2. Uji Heteroskedastisitas
Situasi heteroskedastis akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastis tersebut harus dihilangkan dari model regresi.
Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-Glejser (Gujarati & Porter, 2009: 380) yaitu dengan meregresikan variabel independen terhadap nilai absolut dari residual (error). Jika nilai koefisien regresi antara variabel independen dengan nilai absolut dari residual(error) signifikan, maka
kesimpulannya terdapat gejala heteroskedastisitas, sebaliknya apabil koefisien regresi antara variabel independen dengan nilai absolut dari residual tidak signifikan, maka kesimpulannya tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel independen saling berkorelasi tinggi. Jika terdapat korelasi yang sempurna di antara sesama variabel independen sehingga nilai koefisien korelasi di antara sesama variabel independen ini sama dengan satu, maka konsekuensinya adalah:
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak stabil.
2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka koefisien-koefisien regresi semakin besar kesalahannya dan standar errornya semakin besar pula.
Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF)
2 i
VIF= 1 1-R Ri2
adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF diatas atau lebih besar dari 10 maka diantara variabel independen terdapat gejala multikolinieritas(Gujarati & Porter, 2005 :340).
3.5.4.2 Koefisien Determinasi
Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui nilai α dan β masing-masing variabel. Pada analisis regresi juga diperoleh nilai R2. Nilai R2 atau koefisien determinasi merupakan suatu ukuran penting dalam regresi karena menjelaskan berapa persen variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh perubahan variabel independen. Nilai R2 yang mendekati nol menunjukkan hubungan yang lemah antara variabel independen dan variabel dependen. Nilai R2 menunjukkan seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.
Dengan kata lain, nilai ini menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 < R2 < 1.
Semaki besar nilai R2 semakin baik model regresi tersebut, Nilai R2 sebesar nol atau mendekati nol berarti variabel dependen tidak dapat dipengaruhi oleh variabel independennya. Koefisien determinasi dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
2
ESS
R = TSS
Dimana:
ESS = Estimate sum of square (jumlah kuadrat regresi) TSS = Total sum of square (jumlah kuadrat total) (Gujarati & Porter, 2005 :201)
3.5.5 Pengujian Hipotesis
Setelah koefisien regresi dihitung, selanjutnya akan diuji apakah nilai koefisien regresi yang diperoleh signifikan (bermakna) atau tidak. Prosedur pengujian hipotesis ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Penetapan Hipotesis nol dan Hipotesis alternatif
Menurut Mudrajad Kuncoro (2003;10) Hipotesis adalah pernyataan mengenai konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika merujuk pada suatu fenomena yang diamati dan diuji secara empiris. Rumusan hipotesis yang dinyatakan pada penelitian ini adalah hipotesis nol ( Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol ( Ho) merupakan hipotesis yang menyatakan suatu hubungan/pengaruh antar variabel yang secara definitif atau eksak sama dengan nol atau dinyatakan bahwa tidak ada hubungan atau pengaruh yang signifikan antar variabel yang diteliti. Selanjutnya hipotesis alternatif (Ha) merupakan lawan pernyataan dari format hipotesis nol yang menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh yang signifikan antar variabel yang diteliti.
Berdasarkan paradigma penelitian, terdapat 3 hipotasis yang akan diuji pada penelitian ini, dimana masing-masing hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut:
H0.1 : β1 = 0 Etika organisai secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi
Ha.1 : β1≠ 0 Etika organisai secara parsial berpengaruh terhadap kinerja organisasi
H0.2 : β2 = 0 Good university governance secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi
Ha.2 : β2≠ 0 Good university governance secara parsial berpengaruh terhadap kinerja organisasi
H0.3 : Semua βi = 0 Etika organisasi dan good university governance secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi Ha.3 : Ada βi≠ 0 Etika organisasi dan good university governance secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja organisasi
b. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis diatas digunakan uji t dan uji F, uji t digunakan untuk melihat signifikansi variabel independen secara individual (parsial) terhasap variabel dependen. Uji t digunakan untuk menguji hipotesis 1 dan 2 menggunakan rumus sebagai berikut:
( )
iit =se β
β
dimana:
βi = nilai koefisien regresi yang diestimasi Sβi = standar error koefisien regresi (Gujarati & Porter, 2005 :115)
Setelah nilai t diperoleh selanjutnya bandingkan dengan ttabel dengan derajat bebas (degree of freedom) n-k pada tingkat kekeliruan 5%, di mana n adalah banyaknya jumlah pengamatan dan k jumlah seluruh variabel. Kriteria uji yang digunakan adalah:
Tolak Ho jika t > ttabel atau t < -ttabel
Terima Ho jika -ttabel≤ t ≤ ttabel
Kemudian untuk menguji hipotesis ketiga (uji simultan) digunakan statistik uji F yang dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
( )
( )
ESS k 1 F=RSS
n k
−
−
Dimana:
ESS = Estimate sum of square (jumlah kuadrat regresi) RSS = Residual sum of square (jumlah kuadrat residu) n = jumlah pengamatan (jumlah sampel)
k = jumlah seluruh variabel (Gujarati & Porter, 2005 :241)
Setelah nilai F diperoleh selanjutnya bandingkan dengan Ftabel dengan derajat bebas (degree of freedom) k-1 dan n-k pada tingkat kekeliruan 5%, di mana n adalah banyaknya jumlah pengamatan dan k jumlah seluruh variabel.
Kriteria uji yang digunakan adalah:
Tolak Ho jika F > Ftabel Terima Ho jika F ≤ Ftabel c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan kriteria yang telah ditetapkan dengan didukung teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Untuk mengetahui penerimaan dan penolakan tersebut digunakan kriteria yang telah ditentukan pada bagian sebelumnya.