• Tidak ada hasil yang ditemukan

04-PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS

N/A
N/A
ruhaya aya

Academic year: 2024

Membagikan "04-PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP-

PRINSIP ETIKA BISNIS

PERTEMUAN-5

(2)

1. Beberapa Prinsip Umum Etika Bisnis

• Prinsip Otonomi

• Prinsip Kejujuran

• Prinsip Keadilan

• Prinsip Saling Menguntungkan

• Integritas Moral

(3)

1. PRINSIP OTONOMI

Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri. Bertindak secara otonom mengandaikan adanya kebebasan mengambil keputusan dan bertindak menurut keputusan itu.

Otonomi juga mengandaikan adanya tanggung jawab.

Dalam dunia bisnis, tanggung jawab seseorang meliputi tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, pemilik perusahaan, konsumen, pemerintah, dan masyarakat.

(4)

2. PRINSIP KEJUJURAN

• Prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat- syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan.

• Prinsip ini paling problematik karena masih

banyak pelaku bisnis melakukan penipuan

(5)

3. PRINSIP KEADILAN

. Prinsip Keadilan.

• Prinsip ini menuntut agar kita memberikan apa yang menjadi hak seseorang di mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama nilainya.

. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri.

• Prinsip ini mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.

(6)

4. PRINSIP SALING MENGUNTUNGKAN

• Prinsip Tidak Berbuat Jahat dan Berbuat Baik

• Prinsip ini mengarahkan agar kita secara aktif dan maksimal berbuat baik atau

menguntungkan orang lain, dan apabila hal

itu tidak bisa dilakukan, kita minimal tidak

melakukan sesuatu yang merugikan orang

lain atau mitra bisnis.

(7)

• ada beberapa nilai – nilai etika bisnis yang seharusnya jangan dilanggar menurut Adiwarman Karim (Presiden Direktur Karim Business Consulting), yaitu :

• Kejujuran- Banyak orang beranggapan, bahwa bisnis merupakan kegiatan tipu-menipu demi mendapat keuntungan. Hal ini jelas keliru. Sesungguhnya kejujuran merupakan salah satu kunci keberhasilan berbisnis.

Bahkan, termasuk unsur penting untuk bertahan di tengah persaingan bisnis.

• Keadilan - Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya,

berikan upah kepada karyawan sesuai standar serta jangan

pelit memberi bonus saat perusahaan mendapatkan

keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saat menentukan

harga, misalnya dengan tidak mengambil untung yang

merugikan konsumen.

(8)

 Rendah Hati - Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya, dalam mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan produk bersaing, apakah melalui gambar maupun tulisan.

 Pada akhirnya, konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian atas kredibilitas sebuah poduk/jasa.

Apalagi, tidak sedikit masyarakat yang percaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu sempurna, pada kenyataannya justru sering kali terbukti buruk.

 Simpatik - Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan

simpatik. Bukan hanya di depan klien atau konsumen,

tetapi juga di hadapan orang-orang yang mendukung

bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.

(9)

 Kecerdasan - atau kepandaian untuk menjalankan strategi bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan yang memadai.

Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan oleh lawan- lawan bisnisnya.

Lakukan dengan cara yang baik, lebih baik atau dipandang baik Sebagai pebisnis, anda jangan mematok diri pada aturan-aturan yang berlaku. Perhatikan juga norma, budaya atau agama di tempat anda membuka bisnis.

Suatu cara yang dianggap baik di suatu Negara atau

daerah, belum tentu cocok dan sesuai untuk di terapkan

di Negara atau daerah lain. Hal ini penting kalau ingin

usaha berjalan tanpa ada gangguan.

(10)

ETOS BISNIS

• Etos Bisnis adalah Suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain.

• Inti etos ini adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, norma atau prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang sekaligus juga membedakannya dari perusahaan lain.

• Berkembang tidaknya sebuah etos bisnis dalam sebuah perusahaan sangat ditentukan pula oleh gaya kepemimpinan dalam perusahaan tersebut.

(11)

4. RELATIFITAS MORAL DALAM BISNIS

Menurut De George ada tiga pandangan yang umum dianut, yaitu:

1. Bahwa norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain.

2. Bahwa norma sendirilah yang paling benar dan tepat.

3. Immoralitas naif.

Menurut De George Prinsip yang paling pokok yang berlaku universal, khususnya dalam dunia bisnis, adalah prinsip integritas pribadi atau integritas moral.

4. Pendekatan Stakeholder

Pendekatan Stakeholder adalah cara mengamati dan menjelaskan secara analitis bagaimana berbagai unsur dipengaruhi dan mempengaruhi keputusan dan tindakan bisnis.

(12)

LANJUTAN

Pada umumnya ada dua kelompok Stakeholder, yaitu:

1. Kelompok Primer

Terdiri dari pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur, dan pesaing atau rekanan.

2. Kelompok Sekunder

Terdiri dari pemerintah, kelompok sosial, media massa, dan masyarakat pada umumnya.

(13)

SUATU PERTANYAAN- BAGAIMANA MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS INI,

AGAR BENAR-BENAR DAPAT OPERASIONAL ?

Sonny juga menjelaskan, bahwa sesungguhnya banyak perusahaan besar telah mengambil langkah yang tepat kearah penerapan prinsip-prinsip etika bisnis ini, kendati prinsip yang dianut bisa beragam.

membangun apa yang dikenal sebagai budaya perusahaan (corporate culture). Budaya perusahaan ini mula pertama dibangun atas dasar Visi atau filsafat bisnis pendiri suatu perusahaan sebagai penghayatan pribadi orang tersebut mengenai bisnis yang baik.

Visi ini kemudian diberlakukan bagi perusahaannya, artinya Visi menjadi sikap dan perilaku organisasi dari perusahaan tersebut baik keluar maupun kedalam.

(14)

Maka terbangunlah sebuah etos bisnis, sebuah kebiasaan yang ditanamkan kepada semua karyawan sejak diterima masuk dalam perusahaan, maupun secara terus menerus dievaluasi dalam konteks penyegaran di perusahaan tersebut.

Etos inilah yang menjadi jiwa yang menyatukan sekaligus menyemangati seluruh karyawan untuk bersikap dan berpola perilaku yang kurang lebih sama berdasarkan prinsip yang dianut perusahaan.

Berkembang tidaknya sebuah etos bisnis ditentukan

oleh gaya kepemimpinan dalam perusahaan

tersebut.

(15)

PRINSIP DI DALAM MENERAPKAN ETIKA BISNIS YANG POSITIF :

1. Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika pribadi.

• Tidak ada perbedaan yang tegas antara etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika bisnis berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.

2. Etika Bisnis itu berdasarkan pada fairness.

• Apakah kedua pihak yang melakukan negosiasi telah bertindak dengan jujur? Apakah setiap konsumen diperlakukan dengan adil? Apakah setiap karyawan diberi kesempatan yang sama?

Jika ya, maka etika bisnis telah diterapkan.

(16)

LANJUTAN

3. Etika Bisnis itu membutuhkan integritas.

• Integritas merujuk pada keutuhan pribadi,kepercayaan dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang dengan hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan melaksanakan komitmen.

4. Etika Bisnis itumembutuhkan kejujuran.

• Bukan jamannya lagi bagi perusahaan untuk mengelabuhi pihak lain dan menyembunyikan cacat produk. Jaman sekarang adalah era kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui keterbatasan yang dimiliki oleh produknya.

(17)

LANJUTAN

5. Etika Bisnis itu harus dapat dipercayai.

• Jika perusahaan Anda terbilang baru, sedang tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis Anda harus mengatakan dengan terbuka kepada klien atau stake-holder Anda.

6. Etika Bisnis itu membutuhkan perencanaan bisnis.

• Sebuah perusahaan yang beretika dibangun di atas realitas sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam lingkungan. Etika bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa.

• Semakin jelas rencana sebuah perusahaan tentang pertumbuhan, stabilitas, keuntungan dan pelayanan, maka semakin kuat komitmen perusahaan tersebut terhadap praktik bisnis.

(18)

LANJUTAN

7. Etika Bisnis itu diterapkan secara internal dan eksternal.

Bisnis yang beretika memperlakukan setiap konsumen dan karyawannya dengan bermartabat dan adil. Etika juga diterapkan di dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalam menepati janji, dalam memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok, pemodal dll. Singkatnya, ruang lingkup etika bisnis itu universal.

8. Etika Bisnis itu membutuhkan keuntungan.

Bisnis yang beretika adalah bisnis yang dikelola dengan baik, memiliki sistem kendali internal dan bertumbuh. Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.

(19)

MAKA…..

• Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga yang tidak dapat ditawar lagi. Seorang konsumen yang tidakpuas, rata-rata akan mengeluh kepada orang-orang di sekitarnya.

• Dalam zaman informasi seperti ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan massif. Memperlakukan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis, adil dan jujur adalah satu-satunya cara supaya kita dapat bertahan di dalam dunia bisnis sekarang.

(20)

PRINSIP UMUM ETIKA BISNIS

1. sangat dipengaruhi oleh sistem nilai dalam masyarakat,

2. sesungguhnya penerapan prinsip etika pada umumnya.

3. prinsip Otonomi bahwa seseorang dituntut memiliki sikap dan kemampuan untuk mengambil keputusan 4. dalam bertindak berdasarkan kesadarannya tentang

apa yang dianggapnya baik; Mengetahui akan

tindakannya,

(21)

5. bebas dalam melakukan tindakannya, dan bertanggungjawab atas tindakannya.

7. menjunjung kejujuran, kunci keberhasilan dalam bisnis. Kejujuran relevan dengan memenuhi syarat-syarat perjanjian, Relevan dengan penawaran barang & jasa, dengan mutu dan harga.

8. prinsip Keadilan, agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dg aturan yg adil, rasional objektif dan dpt dipertanggungjawabkan.

9. Prinsip Saling Menguntungkan (mutual benefit principle)

10. Prinsip Integritas Moral, tuntutan menjaga nama

baiknya/perusahaannya.

(22)

LANJUTAN

9. Etika Bisnis itu berdasarkan nilai.

Perusahaan yang beretika harus merumuskan standar nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi berlaku secara umum. Etika menyangkut norma, nilai dan harapan yang ideal. Meski begitu, perumusannya harus jelas dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan sehari-hari.

10. Etika Bisnis itu dimulai dari pimpinan.

Ada pepatah, “Pembusukan ikan dimulai dari kepalanya.” Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap corak lembaga. Perilaku seorang pemimpin yang beretika akan menjadi teladan bagi anak buahnya.

(23)

INDIVIDU SEBAGAI DIFFUSION ETIKA BISNIS

1. Individu yang telah menyerap/mengerti etika bisnis, yang diperoleh melalui proses belajar (individual learning),

2. Individu memiliki :

• kemampuan

• kesadaran etis,

• berfikir secara etis,

• bertindak secara etis,

• kepemimpinan secara etis.

3. Individu yang memiliki kharisma.

4. Individu yang memiliki kekuasaan, sepanjang menggunakan kekuasaan secara etis.

(24)

TERIMA KASIH

By-isniarbudiarti2019

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan etika bisnis yang berkesinambungan akan dapat membentuk budaya perusahaan yang merupakan cerminan dari sikap moral yang dianut perusahaan.. Agar setiap

Memperlakukan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis, adil dan jujur adalah satu-satunya cara supaya kita dapat bertahan di dalam dunia

'alam bisnis$ pimpinan perusahaan manapun yang melakukan diskriminasi tanpa dasar yang  bisa dipertanggung%aabkan secara legal dan moral harus ditindak demi menegakkan

Telkom senantiasa membangun sistem dan budaya Perusahaan yang terintegrasi sebagai pendekatan pengelolaan bisnis yang komprehensif untuk mencapai keunggulan kinerja

Ada keprihatinan banyak pihak akan berkembangnya fenomena cara-cara bisnis yang tidak etis atau a- moral tersebut, bahkan ada angapan bahwa praktik bisnis

perusahaan secara konkrit yang didalamnya sudah terkandung etika bisnis tadi. Lalu yang terakhir adalah moral. Moral adalah perwujudan paling nyata dibanding.. Karena disini

(De George, 1993), Dengan demikian terciptanya praktek bisnis yang ideal adalah sikap dan kesadaran moral yang baik pada pelaku bisnis di satu pihak tetapi di pihak

Berdasarkan pandangan Hindu tentang etos kerja atau etika bisnis tersebut, manusia didalam bekerja keras untuk memperoleh harta kekayaan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan