1
2
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU NOMOR : 1456.1/UAP.DK01/6/PJ/11/2022
TENTANG
TIM PENYUSUN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SPEKTROFOTOMETER &
KROMATOGRAFI PRODI SI FARMASI FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU TAHUN AKADEMIK 2021/2022
DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG DEKAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
Menimbang : a. bahwa Universitas Aisyah Pringsewu yang kemudian disingkat menjadi UAP adalah Perguruan Tinggi Swasta yang dimiliki oleh Yayasan Aisyah Pringsewu;
b. bahwa saudara yang tersebut dalam Surat Keputusan ini dipandang cakap dan memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai TIM Penyusun Buku Panduan Praktikum Spektrofotometer & Kromatografi;
c. bahwa berdasarkan butir 1 dan 2, perlu disahkan dengan penerbitan surat keputusan (SK) oleh Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu.
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. AkteYayasan Aisyah Lampung No. 45 Tanggal 20 Oktober 2009 tentang akte pendirian Yayasan Aisyah Lampung.
4. Surat Keputusan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Nomor AHU – 616.AH.01.04 Tahun 2011 tentang Pengesahan Yayasan Aisyah Lampung.
5. SuratKeputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi Republik Indonesia Nomor 417/KPT/I/2019 tentang Izin Penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pringsewu di Kabupaten Tanggamus, Sekolah Tinggi Teknologi Aisyah di Kabupaten Pringsewu, dan Akademi Kebidanan Medica Bakti Nusantara di Kabupaten Pringsewu menjadi Universitas Aisyah Pringsewu di Kabupaten Pringsewu Lampung yang Diselenggarakan oleh Yayasan Aisyah Lampung.
3
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU :
KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS KESEHATAN TENTANG PENETAPAN TIM PENYUSUN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SPEKTROFOTOMETER & KROMATOGRAFI PRODI S1 FARMASI FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU TAHUN AKADEMIK 2021/2022.
Menunjuk Tias Eka Rahmawati, M.Farm, apt. Vicko Suswidiantoro, M.Farm sebagai TIM Penyusun Buku Panduan Spektrofotometer & Kromatografi Prodi S1 Farmasi Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu Tahun Akademik 2021/2022.
KEDUA : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Pringsewu
Pada Tanggal : 14 Februari 2022 Universitas Aisyah Pringsewu
Dekan Fakultas Kesehatan,
Ikhwan Amirudin, S.Kep., Ners., M.Kep.
Tembusan:
- Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu - Ka.Prodi S1 Farmasi
- Yang bersangkutan - Arsip
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih dan karunianya maka petunjuk praktikum Spektrofotometri Dan Kromatografi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Petunjuk praktikum ini menjelaskan secara singkat mengenai prinsip dasar dan prosedur praktikum Spektrofotometri Dan Kromatografi serta tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa. Penyusunan petunjuk ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam pelaksanaan praktikum. Untuk lebih memahami mengenai praktikum ini, diharapkan mahasiswa tetap mempelajari teori yang terdapat dalam buku-buku referensi.
Besar harapan kami agar petunjuk praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa yang mengikuti praktikum Spektrofotometri Dan Kromatografi.
Petunjuk praktikum ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami sangat mengharapan saran dan kritik demi perbaikan selanjutnya.
Pringsewu, 14 Februari 2022
Penyusun
5
TATA-TERTIB PRAKTIKUM
1. Mahasiswa wajib hadir 100%. Bagi mahasiswa yang sakit (menyertakan surat keterangan sakit dari dokter) dan berhalangan hadir harus konfirmasi ke dosen pengampu dan wajib mengganti praktikum di hari lain.
2. Setiap praktikan harus sudah hadir minimal 15 menit sebelum waktu praktikum dimulai.
3. Praktikan yang terlambat hanya ditoleransi 10 menit dan akan diberikan sanksi tertentu, serta tidak diperkenankan mengikuti pre- terst.
4. Praktikan harus sudah menyelesaikan praktikum termasuk membereskan alat- alat maksimal 15 menit sebelum waktu praktikum berakhir.
5. Praktikan wajib memeriksa dan menjaga kebersihan alat dan ruangan praktikum sebelum, selama dan sesudah praktikum.
6. Jika terjadi kerusakan dan/atau kehilangan alat praktikum, maka praktikan bersama kelompoknya diwajibkan mengganti alat dengan spesifikasi minimal sama sejumlah dua kali alat yang hilang/rusak, dengan tenggang waktu penggantian maksimal sehari sebelum praktikum selanjutnya.
7. Pretest diadakan disetiap praktikum (pembuatan sediaan) dengan materi sesuai dengan sediaan yang dipraktikumkan pada hari tersebut 8. Hasil perhitungan bahan di ACC kan sebelum praktikum. Untuk bahan yang perlu ditimbang sebelum hari praktikum, bisa ACC diluar jam praktikum
9. Laporan sementara dan resmi dibuat tiap individu (ditulis tangan dalam buku jurnal) sesuai dengan format yang telah ditentukan.
10. Keterlambatan pangumpulan laporan dengan alasan apapun akan diberikan nilai 0.
11. Nilai akhir diambil dari nilai harian (pretest, laporan, kerja pada waktu praktikum), UTS dan UAS
6 PERCOBAAN 1
ANALISIS SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE PENETAPAN KADAR TEMBAGA (Cu
2) DALAM AIR
A. TUJUAN
Menetapkan kadar Cu2 dalam sempel secara spektrofotometri visible B. TEORI
Kisaran panjang gelombang untuk radiasi UV-Vis adalah 200 – 800 nm untuk spektometer yang digunakan di udara, bukan vakum. Radiasi pada kisaran panjang gelombang 200 – 800 nm mempunyai energi yang cukup untuk mengeksitasikan electgron valensi dalam beberapa atom dan molekul. Kebanyakan molekul obat menyerap radiasi di daerah ultraviolet, meskipun ada beberapa obat yang mampu menyerap radiasi di daerah tampak atau visible, terutama senyawa – senyawa obat yang berwarna. Obat – obat yang semula tidak berwarna dapat diubah menjadi senyawa berwarna setelah direaksikan dengan reagen tertentu.
Penyerapan atau absorbsi sinar UV dan sinar tampak pada umumnya dihasilkan oleh eksitasi elektron-elektron ikatan. Akibatnya panjang gelombang pita yang mengabsorbsi dapat dihubungkan dengan ikatann yang mungkin ada dalam suatu molekul. Kebanyakan senyawa obat, elektron yang terlibat pada penyerapan radiasi UV-Vis ada tiga yaitu elektron sigma, phi dan nonbonding elektron.
C. ALAT DAN BAHAN ALAT :
• Spektrofotometer UV-VIS
• Kuvet
• Labu takar
• Pipet volume BAHAN :
• Larutan amoniak 5%
• Larutan Na-dietilditiocarbamat 1%
• Larutan standar Cu
• Aquadest D. CARA KERJA
1. Menentukan panjang gelombang maksimal
7
a. Dipipet sejumlah tertentu baku utama (salahsatu dari deret baku) masukkan labu takar yang sesuai
b. Tambahkan 5 ml amoniak 5% dan 1,0ml Na-dietilditiocarbamat 1% kemudian adkan dengan aquadest sesuai dengan volume yang dikehendaki
c. Diamkan selama 5 menit
d. Berapa serapan pada ʎ 380 – 780 nm 2. Menentukan operating time
a. Dipipet sejumlah tertentu baku utama (salahsatu dari deret baku) masukkan labu takar yang sesuai
b. Tambahkan 5ml amoniak 5% dan 1,0 ml Na-dietilditiocarbamat 1%
kemudian adkan dengan aquadest sesuai dengan volume yang dikehendaki c. Ukur absorbansi pada ʎ maximal selama 5 sampai 15 menit dengan interval
tertentu
3. Membuat deret konsentrasi kurva baku
a. Buatlah baku utama larutan Cu dengan konsentrasi 1000 ppm
b. Dipipet sejumlah tertentu baku utama untuk membuat deret baku dengan konsentrasi 1-5ppm
c. Tambahkan 2,5ml amoniak 5% dan 1,0 ml Na-dietilditiocarbamat 1%
kemudian adkan dengan aquadest sesuai dengan volume yang dikehendaki d. Diamkan selama 5 menit (berdasarkan hasil operating time)
e. Baca absorbsi ʎ maksimal f. Buat kurvabaku
4. Penetpan kadar sempel
a. Lakukan orientasi dengan dipipet 1,0 ml sampel masukkan kelabutakar yang sesuai
g. Tambahkan 2ml amoniak 5% dan 1,0 ml Na-dietilditiocarbamat 1% kemudian adkan dengan aquadest sesuai dengan volume yang dikehendaki
b. Ukur absorbansi pada ʎ maksimal dan OT yang didapat c. Lakukan triplo terhadap sampel
d. Hitung kadar rata-rata sampel dengan cara memasukkan absorbsi pada kurvabaku dan dengan memasukkan absorbsi pada persamaan regresi linier yang didapat
8 PERCOBAAN 2
PENETAPAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM, KURVA BAKU DAN KADAR PARASETAMOL SECARA SPEKTROFOTOMETRI
ULTRAVIOLET
A. TUJUAN
Adapun tujuan percobaan ini yaitu untuk menentukan panjang gelombang maksimum, kurva baku dan kadar parasetamol secara spektrofotometri ultraviolet
B. TEORI
Spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding. spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar, 2010).
Spektrofotometri dapat dibayangkan sebagai suatu perpanjangan dari penilikan visual dimana studi yang lebih terinci mengenai pengabsorpsian energi cahaya oleh spesies kimia memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam pencirian dan pengukuran kuantitatif (Rohman, 2012).
Spektroskopi adalah metode penelitian yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Bila materi disinari cahaya, maka ada kemungkinan bahwa cahaya akandiserap, dihamburkan, dipantulkan, dibelokkan,atau diubah sudut getarnya. Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsiradiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap kepekaan mata manusia. Gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan campuran cahaya dengan panjang-panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak 400-760 nm (Gandjar, 2007).
Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya olehsuatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu, Keuntungan utama pemilihan metode spektrofotometri bahwa metode ini memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang
9
sangat kecil (Purwadi, 2007).
Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponen adalah komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi, penyerapan komponen-komponen tersebut tiak sama, komponen harus menyerap pada panjang gelombang tertentu. Cara kerja spektrofotometri secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm) agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup “nol” galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih yang diinginkan, bukan fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan “nol” galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas (Rohman, 2012).
C. ALAT DAN BAHAN ALAT :
1. Spektrofotometri UV 2. Kuvet
3. Labu takar 4. Pipet Volum 5. Filler
BAHAN
1. Baku paracetamol
2. Semple paracetamol syrup 3. Metanol
D. CARA KERJA
1. MEMBUAT LARUTAN BAKU INDUK
a. Ditimbang baku paracetamol sebanyak 100mg (±10%) b. Masukkan kedalam labu takar 100ml
c. Ditambahkan metanol 5 ml, larutkan.
d. Ditambahkan aquadest sampai tanda batas
2. PEMBUATAN LARUTAN BAKU INTERMEDIET Pemipetan larutan baku intermediet (pengenceran 10 kali)
a. Dipipet larutan baku induk sebnayak 10,0ml, dimasukkan labu takar 100,0 ml b. Ditambahkan aquadest sampai tanda batas kemudian homogenkan
10
3. PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM
Penentuan panjang gelombang maksimum menggunakan seri tengah deret baku kemudian diukur absorbansinya menggunakan panjang gelombang 200 – 400 nm, dicatat hasilnya
4. MEMBUAT DERET KURVA BAKU
a. Dibuat seri larutan baku paracetamol dari larutan baku intermediet dengan konsentrasi 3 – 12 ppm ( minimal 5 titik deret baku)
b. Dipipet larutan baku intermediet sesuai deret baku yang sudah dibuat, lalu dimasukkan ke labu takar yang sesuai
c. Masing masing konsentrasi ditambahkan aquadest sampai tanda batas pada labu takar, kemudian homogenkan
d. Dibaca absorbansi masing – masing konsentrasi menggunakan panjang gelombang maksimal 245 nm (jika sudah menemukan panjang gelombang maksimum pada tahap no.4 maka menggunakan panjang gelombang maksimum tersebut), dicatat hasilnya.
e. Dibuat kurva dan persamaan garis linear.
5. PENETAPAN KADAR SEMPEL PARACETAMOL a. Dilakukan orientasi dengan dipipet 1,0 ml
b. Dimasukkan kedalam labu takar 25 ml ditambahkan aquadest sampai tanda batas dan di homogenkan
c. Dibaca absorbansinya menggunakan panjang gelombang yang sudah didapatkan pada tahap No.4
d. Dilakukan 3 kali pengujian ( triplo) terhadap sempel
11 PERCOBAAN 3
PENETAPAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM, KURVA BAKU DAN KADAR VITAMIN C PADA CABAI SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
A. TUJUAN
Adapun tujuan percobaan ini yaitu untuk menentukan panjang gelombang maksimum, kurva baku dan kadar parasetamol secara spektrofotometri ultraviolet
B. TEORI
Spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding. spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar, 2010).
Spektrofotometri dapat dibayangkan sebagai suatu perpanjangan dari penilikan visual dimana studi yang lebih terinci mengenai pengabsorpsian energi cahaya oleh spesies kimia memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam pencirian dan pengukuran kuantitatif (Rohman, 2012).
Spektroskopi adalah metode penelitian yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Bila materi disinari cahaya, maka ada kemungkinan bahwa cahaya akandiserap, dihamburkan, dipantulkan, dibelokkan,atau diubah sudut getarnya. Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsiradiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap kepekaan mata manusia. Gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan campuran cahaya dengan panjang-panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak 400-760 nm (Gandjar, 2007).
Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya olehsuatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu, Keuntungan utama pemilihan metode spektrofotometri bahwa metode ini memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil (Purwadi, 2007).
Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponen
12
adalah komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi, penyerapan komponen-komponen tersebut tiak sama, komponen harus menyerap pada panjang gelombang tertentu. Cara kerja spektrofotometri secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm) agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup “nol” galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih yang diinginkan, bukan fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan “nol” galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas (Rohman, 2012).
C. ALAT DAN BAHAN ALAT
1. Spektrofotometri UV 2. Kuvet
3. Labu takar 4. Pipet Volume 5. Tabung reaksi 6. Filler/kertas saring BAHAN
1. Baku Vitamin C 2. Semple Cabai bubuk 3. Aquadest
D. CARA KERJA
1. Membuat Larutan Baku Induk
Buatlah larutan baku dengan konsentrasi 100ppm 2. Penentuan panjang gelombang maksimum
Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan mengukur nilai absorbansi larutan asam askorbat 1 ppm rentang panjang gelombang 200 - 300 nm
3. Penetapan Kadar Sempel
100mg cabai merah yang dihaluskan, kemudian ditambahkan dengan sedikit aquades dan disaring. Filtrat yang diperoleh dimasukkan ke dalam labu ukur 100mL dan ditambah aquades hingga mencapai tanda batas. Pengukuran kadar vitamin C dalam cabai merah. Buatlah 3 deret konsentrasi yang berbeda-beda.
13 PERCOBAAN 4
PEMISAHAN KURKUMINOID PADA EKSTRAK KUNYIT
A. TUJUAN
Melakukan pemisahan senyawa kurkuminoid B. TEORI
Kunyit dalam kedudukan tata nama tanaman termasuk kedalam kategori sebagai berikut : Divisi: Tracheophyta; Subdivisi: Spermatophyta; Kelas:
Monocotyledonae; Suku: Zingiberales; Bangsa: Zingiberaceae; Genus: Curcuma;
Spesies: Curcuma longa.. Kunyit juga terekenal di tempat lain dan memiliki nama yang berbeda beda seperti di Inggris (Saffron), India (Turmerik), Bengali (Haldi, Halud), Gujarati (Halada, Haldar), Hindi (Haldi, Hardee), Kashmiri (Lidar), Punjabi (Haldi, Halja), Malayalam (Mannal, Manjal), Marathi (Halad, Halede), Sanskrit (Anestha, Bahula), Tamil (Manjal, Mancal) (Chakraborty et al., 2011). Kunyit memiliki berbagai aktivitas farmakologi, salah satunya pengobatan alzheimer (Shen et al., 2016).
Senyawa kurkumin dalam kunyit dapat larut dalam aseton, metanol dan etanol (Goel et al., 2008). Peningkatan kelarutan kurkumin selain dapat juga digunakan teknik dispersi padat. Teknik ini dilakukan dengan polyethylene glycol (PEG) 4000 dan 6000 pada perbandingan (1:1 , 1:4, dan 1:8) (Modasiya & Patel, 2012), serta dengan penggunaan CO2 + etanol (Cunico et al., 2017). Isolasi kurkumin lainnya adalah dengan menggunakan pelarut diklormetan kemudian direflux selama 1 jam sampai didapatkan filtrat, lalu dipanaskan menggunakan water bath dan residu padatan dilarutkan menggunakan heksan (Amalraj et al., 2017). Perlindungan terhadap cahaya harus dilakukan untuk mencegah terjadinya degradasi pada kurkumin (Prasad et al., 2014).
14
Senyawa aktif yang terdapat dapat kunyit adalah kurkumin (77%), demethoxycurcumin (DMC; 17%), dan bisdemethoxycurcumin (BDMC; 3%) (Chakraborty et al., 2011), selain itu terdapat juga karbohidrat (69,4%), protein (6,3%), lemak (5,1%), mineral (3,5%), air (13,1%) (Prasad et al., 2014). Struktur kimia dari kurkumin diketahui sebagai diferuloylmethane atau 1,6-heptadiene-3,5- dione-1,7-bis (4-hydroxy-3-methoxyphenyl) (Kocaadam & Şanlier, 2017) Kurkumin adalah senyawa yang berperan dalam memberikan efek warna kuning dari Curcuma spp (Dosoky S &
Setzer N, 2018).
Pemisahan senyawa kurkuminoid dapat dilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT).
C. ALAT DAN BAHAN ALAT :
• Silica GF254
• Labu takar
• Chamber
• Pipet volume BAHAN :
• Ekstrak kunyit
• Larutan Standar Kurkumin 5 mg/ml
• Kloroform
• Aquadest
• Metanol
15
• Etanol 96%
D. CARA KERJA
Lakukan penghalusan kunyit kemudian dilakukan perendaman menggunakan etanol selama 24 jam . Pemisahan kurkumin dalam ekstrak etanolik rimpang kunyit diawali dengan pembuatan larutan induk kurkumin 5 mg/ml. Kemudian membuat kurva baku (0,2; 0,4; 0,8; 0,4; 1,2; 1,4) mg/ml dan larutan sampel dengan melarutkan 50,0 mg ekstrak ke dalam 10,0 ml etanol 96%. Lalu ditotolkan pada plate Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan dielusi. Fase diam yang digunakan adalah silica GF254 dan fase gerak yang digunakan adalah campuran kloroform dan metanol dengan perbandingan 9:1
16 PERCOBAAN 5
PENETAPAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM, KURVA BAKU DAN KADAR KAFEIN MENGGUNAKAN U-HPLC
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu memahami prosedur menggunakan UHPLC
Mahasiswa mampu membuat kurva baku dan menentukan kadar kafein dalam sampel B. LANDASAN TEORI
Analisis menggunakan instrumen non-konvensional yang canggih atau termutakhir seperti GC-MS/MS dan UHPLCMS/MS serta analisis dengan HPLC-ICP-MS memungkinkan penemuan senyawa-senyawa baru yang sebelumnya belum pernah ditemukan menjadi dapat ditemukan. Saat ini, apabila senyawa kontaminan pangan yang baru ditemukan, maka regulasi mengenai kontaminan pangan ini dapat dilakukan berdasarkan kajian risiko secara cepat (rapid risk analysis) dengan mengikuti petunjuk yang telah disampaikan oleh Codex dalam bentuk code of practice (Codex 2019) mengenai senyawa baru yang belum diregulasikan. Penggunaan instrumen berbasis kromatografi tidak dapat dilepaskan dari penemuan senyawa baru melalui pendekatan metabolomik, sensomik, proteomik, dan sejenisnya. Senyawa kontaminan pangan hasil proses panas (process contaminant) juga masih belum banyak yang belum diketahui atau diteliti khususnya dalam makanan Indonesia.
Analisis senyawa kontaminan secara simultan dari berbagai golongan menggunakan instrumen GC-MS/MS ataukah UHPLC-MS/MS sangat diinginkan untuk mendapatkan through put yang cepat.
Analisis berbagai jenis mikotoksin secara simultan dari jenis aflatoksin, okratoksin, fumonisin, patulin, deoxynivalenol dengan hanya sekali run menggunakan UHPLCMS/MS masih menjadi impian bagi perguruan tinggi maupun laboratorium pangan di Indonesia, meskipun analisis simultan ini telah banyak dilakukan oleh para peneliti di luar negeri.
Instrumen analisis kuantitatif yang sangat sensitif hingga level ppt (1000 kali lebih rendah daripada level ppb) sangat diperlukan untuk analisis berbagai senyawa kontaminan yang terdapat dalam jumlah serendah itu dalam pangan, seperti analisis residu obat-obatan dan pestisida, analisis dioksin atau persistent organic pollutant (POP) lainnya.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat: labu ukur, pipet volume, kertas saring, beaker glass
Bahan: Baku kafein, aquades, metanol, sampel (kopi/teh)
17
D. PROSEDUR KERJA
a. Membuat larutan baku kaefein
Buatlah baku kafein 0,1mg/ml aquadest (konsentrasi 100ppm) b. Penentuan kadar
Buatlah 3 konsentrasi yang berbeda, pada masing-masing sampel