• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Tekfon Klasifikasi Tanah

N/A
N/A
Dians Study

Academic year: 2025

Membagikan "2. Tekfon Klasifikasi Tanah"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

K L A S I F I K A S I

T A N A H

(2)

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang terdiri atas butiran

mineral dengan atau tanpa kandungan organic. Tanah terdiri dari 3

komponen, yaitu udara, air, dan bahan padat

(3)

Batu merupakan kumpulan butir - butir mineral alam yang saling terkait erat dan kuat. Sehingga sukar untuk dilepaskan.

Sedangkan tanah merupakan kumpulan butir - butir mineral alam yang tidak melekat atau melekat tidak erat, sehingga

sangat mudah untuk dipisahkan. Sedangkan Cadas adalah peralihan antara batu dan tanah.

Perbedaan Batu dan Tanah

(4)

1. kerikil (gravel) > 2,00 mm 2. pasir (sand) 2,00 - 0,06 mm 3. lanau (silt) 0,06 - 0,002 mm 4. lempung (clay) < 0,002 mm

1. Tanah berbutir kasar adalah tanah yang sebagian besar butir - butir tanahnya berupa pasir dan kerikil.

2. Tanah berbutir halus adalah tanah yang sebagian besar butir - butir tanahnya berupa lempung dan lanau.

3. Tanah organik adalah tanah yang cukup banyak mengandung bahan- bahan organik.

Pengelompokan jenis tanah dalam praktek berdasarkan campuran butir Fraksi - fraksi tanah (Jenis tanah berdasarkan butir)

Pengelompokan berdasarkan sifat lekatnya

1. Tanah Kohesif adalah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butirnya

2. Tanah Non Kohesif adalah tanah yang tidak

mempunyai atau sedikit sekali lekatan antara butir 3. Tanah Organik adalah tanah yang sifatnya sangat

dipengaruhi oleh bahan - bahan organik

(5)

Tanah dan Sifat Teknis Tanah

(6)

Tanah granular (

Pasir, kerikil, batuan dan

campurannya.)

Tanah granular merupakan material yang baik untuk mendukung bangunan dan badan jalan karena tanah ini mempunyai kapasitas dukung yang tinggi dan penurunan kapasitas dukung kecil asalkan tanahnya relatif padat.

(7)

Tanah kohesif (

lempung, lempung berlanau, lempung berpasir atau berkerikil yang sebagian besar butiran tanahnya terdiri dari butiran halus)

Tanah kohesif mempunyai beberapa sifat yaitu mempunyai kuat geser rendah, bila basah bersifat plastis dan mudah mampat (menurun), menyusut bila kering dan mengembang bila basah, akan berkurang kuat gesernya bila kadar air bertambah dan struktur tanahnya terganggu, berubah volumenya dengan bertambahnya waktu akibat rayapan (creep) pada beban yang konstan, merupakan material kedap air, material yang jelek untuk tanah urug karena menghasilkan tekanan lateral yang tinggi.

(8)

Tanah lanau dan loess

(butiran-butiran yang lolos saringan no. 200)

Tanah lanau mempunyai sifat yang kurang baik yaitu mempunyai kuat geser rendah setelah dikenai beban, kapilaritas tinggi, permeabilitas rendah dan kerapatan relatif rendah dan sulit dipadatkan..

(9)

Tanah organik

(butiran-butiran yang lolos saringan no. 200)

Tanah organik adalah tanah yang tersusun dari bahan organik dan mempengaruhi sifat-sifat teknis tanah (seperti sisa akar tumbuhan dan binatang)

(10)

Beberapa Persoalan Terkait Tanah.

1. Keseimbangan/Stabilitas (Safety Factor) 2. Deformasi (Penurunan/Konsolidasi)

3. Drainasi dan Permeabilitas

(11)

Typical Geotechnical Project

Sumber : Hasan, 2011

11
(12)

SOIL INVESTIGATION

12

SPT dilakukan dengan menggunakan prosedur dan peralatan sesuai ASTM D1586-84, "Standard Method for Penetration Test and Split Barrel Sampling of Soils“ dengan tujuan :

• Mengidentifikasi jenis tanah sepanjang kedalaman lubang bor.

• Untuk mengambil contoh tanah asli maupun tidak asli pada kedalaman yang dikehendaki.

• Untuk memasukkan alat uji penetrasi baku (Standart Penetration Test, SPT) pada kedalaman yang dikehendaki.

• Untuk memasukkan alat uji lainnya kedalam tanah yang

dikehendaki, misalnya : uji rembesan lapangan, uji vane shear, uji presuremeter, pengukuran tekanan air pori dan lain-lain.

STANDARD PENETRATION TEST (SPT)

SNI 4153:2008

(13)

13

STANDARD PENETRATION TEST

(14)

UJI TANAH DILAPANGAN

14

Tujuan sondir secara umum adalah untuk mengetahui kekuatan tanah tiap kedalaman dan stratifikasi tanah secara pendekatan.

Penyondiran ini dilaksanakan hingga mencapai lapisan tanah keras dimana alat ini dilengkapi dengan Adhesion Jacket Cone type Bagemann yang dapat mengukur nilai perlawanan konus (cone resistance) dan hambatan lekat (local friction) secara langsung dilapangan. Pembacaan manometer dilakukan setiap interval 2 m, dimana nilai perlawanan konus telah mencapai 250 kg/cm2 atau telah mencapai jumlah hambatan lekat 2,5 ton (kapasitas alat).

Hasil penyondiran disajikan dalam bentuk diagram sondir yang memperlihatkan hubungan antara kedalaman sondir dibawah muka tanah dan besarnya nilai perlawanan konus (qc) serta jumlah hambatan pelekat (tf)

SONDIR/ UJI KONUS

(15)

15

CONE PENETRATION TEST

(16)

HASIL UJI CPT & SPT

16

Indikator hasil nilai penyelidikan N-

SPT dan Sondir yang disajikan dalam tabel kedalaman tanah keras bed rock soil dengan nilai N- SPT > 50 atau

CPT > 150 Kg/cm

2

.

(17)

CONTOH-CONTOH HASIL SONDIR DAN BOR

17 SONDIR DAN BOR

(18)

UJI LABORATORIUM

18

Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui sifat dan karakteristik tanah, Hasil dari uji laboratorium akan di korelasikan dengan hasil uji lapangan sehingga dapat didesain struktur pondasi yang aman dan efisien.

Contoh-contoh yang diambil harus benar-benar mewakili lapisan tanah/batuan yang dijumpai, karena contoh yang tidak mewakili dapat menghasilkan kesimpulan- kesimpulan yang salah.

Contoh Tanah Terganggu

Contoh Tanag Tidak Terganggu

(19)

Pengujian Tanah di Laboratorium

BeberapaPengujian Tanah di Laboratorium

• Batas-batas Atterberg (Atterberg limits); ASTM D4318, D421, D423, D424, D2217, AASTHO T87, T89, T90, T146

• Uji Berat Jenis (Specific gravity); ASTM D854, C127, C128, AASTHO T84, T85, T100

• Uji Berat Isi (Unit weight); ASTM C29, AASTHO T19

• Uji Distribusi Butiran (Grain size distribution)

• Analisa Ayakan (Sieve analysis); ASTM D421, D422, E11, C136, D1140, D2217, AASTHO M92, T11, T27, T87, T146.

• Analisa Hidrometer (Hidrometer analysis); ASTM E100, D421, D422, D2217, AASTHO T87, T88, T146.

• Uji kompaksi (Compaction test), modified & standard proctor; ASTM D558, D698, D1557, D1558, AASTHO T99, T134, T180, T224

• Permeability, constant & falling head; ASTM D2434, AASTHO T215

19

(20)

ALAT UJI LABORATORIUM

20

(21)

21

(22)

22

Flowchart Perencanaan Fondasi

Jenis-Jenis Fondasi 1. Fondasi Dangkal

a. Fondasi Batu Kali b. Footplat

c. Mat Footing 2. Fondasi Dalam

a. Fondasi Tiang Pancang

b. Fondasi Bored Pile

(23)

23

Shallow Foundation

(24)

24

Fondasi Batu Kali

(25)

25

Fondasi Batu Kali

(26)

26

(27)

27

Mat Footing

(28)

28

Deep Foundation

(29)

29

End Bearing or Friction?

(30)

30

End Bearing or Friction?

(31)

PEKERJAAN GALIAN

31

(32)

Scope Pekerjaan Tanah di Lapangan

1. Pekerjaan Pemotongan Tanah (Cutting)

2. Pekerjaan Pemuatan (Loading)

3. Pekerjaan Pengangkutan (Hauling) 4. Penebaran (Spreading)

5. Pembersihan Permukaan (Stripping) 6. Pemadatan Tanah (Compacting)

7. Pembasahan (Watering) 8. Galian (Excavating)

32

(33)

Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Sand Cone

33

SNI 03-2828-1992

Standar pengujian kepadatan tanah dengan sand cone:

SNI 03-2828-1992 (Metoda Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir)

AASHTO T-191 (Density of Soil In-Place by the Sand-Cone Method)

ASTM D-1556 (Standard Test Method for Density and Unit Weight of Soil in Place by the Sand-Cone Method)

(34)

Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Sand Cone

34

SNI 03-2828-1992

2. Penentuan berat isi pasir yang digunakan 1. Penentuan volume/isi botol yang digunakan

(35)

Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Sand Cone

35

SNI 03-2828-1992

4. Penentuan berat pasir dalam corong 3. Penentuan berat isi pasir yang digunakan

5. Pengambilan tanah/lapis dasar pondasi yang diuji 6. Pengukuran dengan pasir uji

(36)

Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Sand Cone

36

SNI 03-2828-1992

7. Perhitungan volume lubang

8. Perhitungan berat isi kering (kepadatan lapangan) tanah/lapis dasar pondasi

(37)

Permasalahan dalam pengujian Sand Cone

37

• bahan pasir yang tidak bagus

• berat isi pasir yang digunakan untuk pengujian tidak terkalibrasi dengan baik

• volume pasir dalam botol kurang untuk mengisi penuh lubang dan corong

• adanya getaran yang mempengaruhi pemadatan pasir

• lubang uji yang terlalu kecil ukurannya

• permukaan tanah atau lapis dasar pondasi yang diuji tidak rata

• pengujian pada lebih dari 1 jenis lapisan

• ukuran lubang plat dudukan corong dan diameter corong tidak sama

(38)

Sasaran Pekerjaan Galian & Timbunan

38

Timbunan Badan Jalan

Timbunan Main Dam Galian Basement

Galian Lereng Alami Galian Saluran Irigasi

Pemadatan Lapangan

(39)

Thanks for Attention

39

Referensi

Dokumen terkait

- Tidak termasuk Andic Humudept karena tidak memiliki fraksi tanah halus dengan berat isi 1.0 g/cm 3 atau kurang pada keseluruhan satu horison atau lebih dengan ketebalan 18 cm

Percobaan Kerucut Pasir merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan di lapangan, untuk menentukan berat isi kering (kepadatan) tanah asli atau pada hasil suatu

a) Isi botol dengan pasir secukupnya, tutup katup dan timbang berat botol yang terisi pasir (W 4 ) dalam gram. b) Letakkan plat dasar pada suatu bidang rata dan

a) Isi botol dengan pasir secukupnya, tutup katup dan timbang berat botol yang terisi pasir (W4) dalam gram. b) Letakkan plat dasar pada suatu bidang rata dan

a) Isi botol dengan pasir secukupnya, tutup katup dan timbang berat botol yang terisi pasir (W 4 ) dalam gram. b) Letakkan plat dasar pada suatu bidang rata dan

Pengujian bobot isi padat pasir bertujuan untuk mengetahui berat isi pasir dalam keadaan padat dalam satu volume bejana. Hasil pengujian bobot isi padat pasir dapat

Percobaan Kerucut Pasir merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan di lapangan, untuk menentukan berat isi kering (kepadatan) tanah asli atau pada hasil

Uji Bobot Isi Pasir 06 KELOMPOK 2 / B2 Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan pada bejana dengan dua bejana dengan berat bejana pertama 0,1867 kg dan isi pasir kemudian diketahui