• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN BANGUNAN KEL.2

N/A
N/A
Zaki Ichwansyah

Academic year: 2025

Membagikan "BAHAN BANGUNAN KEL.2"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUJIAN BAHAN BANGUNAN

Dosen Pembimbing:

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2024

Prof. Dr. Ir. Slamet Widodo, S.T., M.T., ASEAN Eng. IPM.

(2)

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 2

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

01 KELOMPOK 2 / B2

Akbar Syahk Sultan

NIM 23050930055

Zaki Ichwansyah

NIM 23050930064

Nadia Indah Rouyani

NIM 23050930070

Erlangga Febriansyah

NIM 23050930071

(3)

I

02 KELOMPOK 2 / B2

CAKUPAN BAB

PENGUJIAN AGREGAT HALUS

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

II

PENGUJIAN AGREGAT KASAR

III

PENGUJIAN SEMEN

IV

PENGUJIAN BAJA TULANGAN

V

PENGUJIAN KAYU

VI

PENGUJIAN GENTENG

VII

PENGUJIAN BATU BATA

(4)

03 KELOMPOK 2 / B2

1. Pengujian Analisis Saringan

BAB I

PENGUJIAN AGREGAT HALUS

2. Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air SSD

Mengetahui perbandingan antara bejana dan pasir dalam 1 bejana

untuk mengetahui nilai kehalusan atau

kekasaran suatu agregar. Kehalusan atau kekerasan agregat dapat mempengaruhi kelecakan dari mortar beton

3. Uji Bobot Isi Pasir

Mengetahui berat jenis dari

agregat kering dan penyerapan air

setelah di oven

(5)

04 KELOMPOK 2 / B2

4. Pengujian Kadar Air Pasir

Alam 5. Pengujian Kadar Lumpur Pasir

6. Pengujian Zat Organik Pasir 7. Membuat dan Menguji Kadar Air Pasir SSD

Mengetahui persentase kadar air dalam pasir di alam

Untuk mengetahui persentase kadar Lumpur yang ada pada pasir yang diuji

Mengetahui Zat organik yang ada di dalam pasir

Mengetahui cara membuat pasir

SSD dan mengetahui persentase

kadar air pada pasir SSD

(6)

Hasil Data & Pembahasan

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

05 KELOMPOK 2 / B2

(7)

1. Uji Analisis Saringan

06 KELOMPOK 2 / B2

Berdasarkan SNI 03-2834-2000,

gradasi agregat halus dibagi menjadi 4 zona, yaitu: zona pasir kasar, pasir

sedang, pasir agak halus, pasir halus.

Ukuran untuk mendapatkan beton yang berkualitas baik untuk ukuran butir butir

≤ 4,50 mm. Dari hasil pengujian diperoleh modulus kehalusan butir

sebesar (MKB 346,4/100 = 3,464)

(8)

2. Uji Berat Jenis & Penyerapan Air SSD

06 KELOMPOK 2 / B2

Menurut SNI No. 03-1970-2008, berat jenis adalah suatu satuan volume agregat pada temperatur tertentu (termasuk rongga-rongga yang kedap dan rongga-rongga dalam partikel, tetapi tidak termasuk rongga- rongga antar partikel) dan berat di udara. Dari volume yang sama tanpa gelumbung air suling pada suhu tertentu. Penyerapan air, sebaliknya menunjukkan peningkatan berat agregat karena masuknya air kedalam pori-pori, tetapi tidak mengandung air yang tertahan di permukaan luar partikel.Dinyatakan sebagai persentase berat kering. Berdasarkan SNI, batas penyerapan air agregat halus berkisar antara 1,35% hngga 1.39%, sehingga pada pengujian ini hasil penyerapan air tidak memenuhi batas yang ditentukan.

(9)

3. Uji Bobot Isi Pasir

06 KELOMPOK 2 / B2

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan pada bejana dengan dua bejana dengan berat bejana pertama 0,1867 kg dan isi pasir kemudian diketahui berat pasir dan bejana menjadi 1,5713 kg jadi dapat diketahui untuk berat pasirnya sebesar 1,3846 kg dari pengujian bejana pertama dapat diketahui bobt isi 1,3846 kg. Bejana kedua dengan berat bejana 0,1918 kg dan di isi pasir kemudian diketahui berat pasir dan bejana menjadi 1,4742 kg jadi dapat di ketahui untuk berat pasir sebesar 1,2824 dari pengujian bejana kedua dapat diketahui bobot isi 1,2824 kg. Untuk berat rata rata bejana berturu turut sebesar 0,18925, berat pasir dan bejana sebesar 1,52275 kg, berat pasir sebesar 1,3335 kg, dan untuk bobot isi diketahui berat rata rata sebesar 1,3335 kg.

(10)

4. Uji Kadar Air Pasir Alam

06 KELOMPOK 2 / B2

Berat pasir yang akan di ujia sebelum oven sebesar 200 gram, hasil pengujian setelah di oven yang pertama 192,9 gram dan yang ke dua adalah 193,4 gram maka nilai rata rata berat pasir setelah di oven adalah 193,15 gram. Berdasarkan hasil pengujian kadar pasir alami dapat di peroleh hasil pegujian kadar pasir alami sebagai berikut: pengujian pertama sebesar 3,6%

dan pada hasil pengujian ke dua di peroleh hasil sebesar 3,4%. Nilai rata rata pengujian kadar pasir alami adalah 3,5%. Menurut SNI No. 03-1971-1990, kadar air pasir alami ini merupakan perbandingan antara berat air yang di kandung oleh agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering.

(11)

5. Uji Kadar Lumpur

06 KELOMPOK 2 / B2

Pada pengujian kadar lumpur pasir ini dalukan sebanyak 2 kali menggunakan piring dengan berat pasir sebelum di cucui yang sama besar 200 gram. Setelah itu kedua sampel pasir pertama di oven dan di dapatkan berat pasir kering oven dan sudah dicuci pertama menjadi 189,6 gram, sedangkan berat pasir kering oven dan sudah cuci kedua menjadi 193,7 gram. Pengujian pertama menghasilkan bobot isi dari berat pasir sebelum dicuci dikurangi dengan berat pasir kering oven dan sudah dicuci yatu sebesar 5,2%, untuk pengujian kedua menghasilkan jumlah bobot isi sebesar 3,15. Sehingga didapatkan rata rata kadar lumpur pasir sebesar 4,175%.

(12)

6. UJi zat organik pasir

06 KELOMPOK 2 / B2

Berdasarkan data hasil pengujian kadar organik pasir, warna hasil pengujian botol pertama menunjukan nomor 3 dan botol kedua menunjukan nomor 3. Untuk botol pertama dan kedua memiliki hasil nomor 3 dimana kandungan zat organiknya rendah sehingga cukup baik.

(13)

7. Membuat dan menguji kadar air pasir SSD

06 KELOMPOK 2 / B2

Hasil dari dua pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa kadar air pasir pada kondisi kering SSD sebesar 3,1% dari pengujian pertama dan 3 % dari pengujian kedua. Dari kedua pengujian tersebut didapatkan rata-rata 3,05%. Menurut SNI No. 03-1971-1990, kadar air pasir ini merupakan besarnya perbandingan dari berat air dikandung agregat dengan agregat dalam keadaan kering. Berdasarkan SNI, kadar air pasir digunakan sebagai campuran beton adalah 2%-8%, sehingga pada pengujian ini menunjukkan bahwa agregat ini memenuhi standar dan dapat di pakai dalam campuran beton

(14)

BAB II

PENGUJIAN AGREGAT KASAR

12

Untuk mengetahui Modulus Kehalusan Butir(MKB) pada kerikil

KELOMPOK 2 / B2

01.

02. 03.

Uji Analisis Saringan Agregat Kasar

Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Kerikil Uji Bobot Isi Kerikil

Mengetahui berat jenis dari agregat kering dan penyerapan air setelah di oven

Mengetahui perbandingan

antara berat dan volume

kerikil dalam 1 bejana

(15)

13

Mengetahui persentase kadar lumpur dari kerikil yang di uji

KELOMPOK 2 / B2

04. 05.

06.

Uji Kadar Lumpur Kerikil Uji Kadar Air Kerikil Alam

Uji Kadar Air Kerikil Dalam Keadaan SSD

Mengetahui kadar air dari kerikil yang ada di alam

Mengetahui kadar air kerikil yang dalam kondisi Saturated Surface Dry (SSD)

07. Uji Keausan Kerikil

Mengetahui dan memahami cara menggunakan mesin Los Angeles untuk mencari

keausan kerikil

(16)

Hasil Data & Pembahasan

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

14 KELOMPOK 2 / B2

(17)

1. UJi analisis saringan agregat kasar

06 KELOMPOK 2 / B2

Diketahui jumlah persen tertinggal sebesar 100, serta persen kumulatif sebesar 294,66.

Maka, dapat diketahui nilai MKB kerikil

sebesar 2,946. Hasil tersebut diperoleh dari pembagian antara persen tertinggal

kumulatif dengan persen tertinggal. Kerikil tidak memenuhi syarat karena berkisar antara 6 – 8, sesuai dengan SNI 03-1968-

1990

(18)

Rata- rata berat kerikil kering dalam air 307,5 gr dan dihasilkan rata-rata untuk berat jenis dari keduanya

2,624 gr/ml. Sudah memenuhi karena sesuai sni berat jenis yaitu sekitar 2,6 - 2,7 gr/ml

Rata rrata penyerapan airnya yaitu 2,86 % tidak memenuhi standar, karena seharusnya kurang dari

2%

2. UJi Berat jenis dan penyerapan air kerikil

06 KELOMPOK 2 / B2

(19)

didapat hasil berat kerikil 1 adalah 1,585 kg dan berat kerikil 2 adalah 1,416 kg. Dari pengujian bobot isi kerikil didapat hasil rata rata yaitu

1,412 kg/lt

3. Uji bobot isi kerikil

06 KELOMPOK 2 / B2

(20)

dari pengujian pertama dihasilkan kadar lumpur 3,49 % dan untuk pengujian kedua dihasilkan kadar lumpur 2,64 % dari kedua pengujian kadar lumpur dihasilkan nilai

rata-rata 3,06 %

4. Uji kadar lumpur kerikil

06 KELOMPOK 2 / B2

(21)

Setelah mengetahui hasil kering oven maka dapat diketahui kadar air untuk

pengujian pertama 2,35 % dan untuk kadar air pada pengujian kedua 2,16 %. Dari pengujian kadar air yang telah dilakukan maka didapatkan hasil rata-rata 2,25 %.

5. Uji kadar air kerikil alam

06 KELOMPOK 2 / B2

(22)

Setelah mengetahui hasil kering oven maka dapat diketahui kadar air untuk pengujian pertama 2,61 % dan untuk kadar air pada pengujian kedua 2,3 %. Dari pengujian kadar

air yang telah dilakukan maka didapatkan hasil rata-rata 2,45 %.

6. Uji kadar air kerikil SSD

06 KELOMPOK 2 / B2

(23)

Kemudian didapatkan nilai presentase keausan kerikil sebesar 20% yang

berarti kerikil tersebut sesuai dengan kriteria dimana fisik kerikil yang hancur Ketika diuji dengan mesin Los Angeles tidak lebih dari 50% dari berat total.

7. UJi keausan kerikil

06 KELOMPOK 2 / B2

(24)

DOKUMENTASI PENGUJIAN

PENGUJIAN BAHAN BANGUNAN

33 KELOMPOK 2 / B2

(25)

BAB IV

PENGUJIAN BAJA

24

Pengujian kuat Tarik pada prinsipnya terdiri dari penarikan benda uji secara terus menerus dengan benda uji yang bertambah besar sampai putus. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanis baja dan menghitung nili-nilai sifat mekanis. Hasil data dari pengujian berupa grafik tegangan dan regangan.

KELOMPOK 2 / B2

01. Uji Kuat Luluh, Kuat Tarik, dan Regangan

02. Uji Lengkung Tekan Baja Beton Tulangan

Uji lengkung tekan baja beton bertulang bertujuan untuk mengetahui dan menentukan sifat lengkung baja tulangan beton polos dan sirip/ulir. Berdasarkan SNI 07-0410-1989 prinsip pengujian uji lengkung yaitu batang uji ditumpu pada jarak tempa tertentu oleh dua rol penumpu yang dapat berputar. Kemudian ditekan dengan duri pelengkung sampai mencapai sudut lengkung tertentu.

(26)

25 KELOMPOK 2 / B2

03. Uji Sifat Tampak Baja Tulangan Beton

Baja tulangan beton merupakan baja karbon paduan yang berbentuk batang berpenampang bundar. Pada pengujian yang dilakukan menggunakan 2 jenis baja tulangan yakni BjTP dan BjTS yang kedua nya memiliki syarat mutu tersendiri menurut SNI ayat 6 no 2052:2017.

(27)

Hasil Data & Pembahasan

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

26 KELOMPOK 2 / B2

(28)

Data Hasil Pengujian

27 KELOMPOK 2 / B2

01. Uji Kuat Luluh, Kuat Tarik, dan Regangan

(29)

PEMBAHASAN

28 KELOMPOK 2 / B2

(30)

Data Hasil Pengujian

29 KELOMPOK 2 / B2

01. Uji Kuat Luluh, Kuat Tarik, dan Regangan

(31)

PEMBAHASAN

30 KELOMPOK 2 / B2

(32)

Data Hasil Pengujian

31 KELOMPOK 2 / B2

02. Uji Lengkung Tekan Baja Tulangan

(33)

PEMBAHASAN

32 KELOMPOK 2 / B2

(34)

Data Hasil Pengujian

33 KELOMPOK 2 / B2

03. Uji Sifat Tampak Baja Tulangan

(35)

Data Hasil Pengujian

34 KELOMPOK 2 / B2

01. Uji Lengkung Tekan Baja Tulangan

(36)

DOKUMENTASI PENGUJIAN

PENGUJIAN BAHAN BANGUNAN

35 KELOMPOK 2 / B2

UJI LENGKUNG TEKAN BJTP UJI LENGKUNG TEKAN BJTS

(37)

BAB III

PENGUJIAN SEMEN

36

Berat jenis pada semen menurut SII 0013-18 berkisar antara 3,0 - 3,2 sedangkan di pasaran berkisar 3,2. Menurut SNI 15-2531-2015 mensyaratkan berat jenis semen portland berkisar 3,05-3,25. ASTM C-188 mensyaratkan berat jenis semen portland berkisar 3,15. Dalam pengujian ini menggunakan tabung Le Chatelier.

KELOMPOK 2 / B2

01. Uji Berat Jenis Semen

02. Uji Kehalusan Semen

Kecepatan reaksi antara semen dengan air sangat dipengaruhi oleh kehalusan butiran semennya. Makin halus butiran semen, maka makin cepat semen tersebut bereaksi. Menurut PUBI 1982 pasal 1, semen Portland syarat fisika kehalusan semen minimal 10% dari berat. Syarat semen yang tertampung ≥ 90%

di atas ayakan 0.09 mm.

(38)

37 KELOMPOK 2 / B2

03. Uji Konsistensi Normal Semen

Konsistensi Normal merupakan suatu nilai perbandingan antara massa air yang digunakan dan massa semen yang dinyatakan dalam persen.

Konsistensi normal, ditandai dengan dalam waktu 30 detik jarum vikat (yang besar) masuk dalam pasta semen sedalam 9-11 mm.

04. Uji Kuat Tekan Semen

Pasta semen sebagai bahan perekat pada beton harus memiliki kekuatan yang memenuhi syarat. Syarat beton berdasarkan jenis semen dan umur mengacu pada SNI Semen Portland No. 2049-2015 dan SNI Semen Portland Pozolan No.15-0302-2004.

(39)

38 KELOMPOK 2 / B2

05. Uji Pengikat Semen

Menurut standar SII waktu ikat awal minimum yakni 45 menit, sedangkan waktu ikat akhir maksimum 360 menit. Waktu ikat awal tercapai apabila masuknya jarum vicat ke dalam sampel dalam waktu 30 detik sedalam ≤ 25 mm. Standar waktu pengikatan awal adalah 45 menit. Untuk pengikatan akhir dittandain dengan jarum penetrasi tidak bergerak.

(40)

Hasil Data & Pembahasan

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

39 KELOMPOK 2 / B2

(41)

Data Hasil Pengujian

40 KELOMPOK 2 / B2

01. Uji Berat Jenis Semen

(42)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari pengujian dan dihitung dengan rumus berat jenis yakni berat semen (gr) dibagi dengan 𝑉 2− 𝑉 1 didapatkan hasil nilai rata-rata berat jenis yakni 3,16% . Hasil pengujian diatas dihasilkan data yang memenuhi syarat dari SII 0013 – 18 yaitu berkisar 3,0 – 3,2. SNI No. 15-2531-2015 mensyaratkan berat jenis semen Portland berkisar 3,05 – 3,25, namun menurut ASTM – C yang mensyaratkan berat jenis semen Portland berkisar 3,15 semen yang diuji tidak memenuhi.

41 KELOMPOK 2 / B2

(43)

Data Hasil Pengujian

42 KELOMPOK 2 / B2

02. Uji Kehalusan Semen

(44)

PEMBAHASAN

43 KELOMPOK 2 / B2

Pengujian kehalusan semen melalui dua pengujian dengan dua

sampel masing – masing 100 gram . Dari kedua sampel itu diayak

dengan ayakan 1,2 mm dan 0,09 mm. Hasil pengujian tersebut

didapatkan semen yang lolos ayakan 0,09 yakni ≥ 90% yang

berarti memenuhi syarat dari uji kehalusan semen.

(45)

Data Hasil Pengujian

44 KELOMPOK 2 / B2

03. Uji Konsistensi Normal

(46)

PEMBAHASAN

45 KELOMPOK 2 / B2

Pada pengujian konsistensi normal dilakukan hanya satu kali

pengujian dengan presentase air yang digunakan yakni 25% dari

berat semen (162,5 ml) . Setelah dilakukan pengujian, hasil

penurunan jarum vicat jauh tidak memenuhi persyaratan

(dalam waktu 30 detik, penurunan jarum vicat 8 – 12 mm) yakni

sebesar 21 mm yang berarti tidak memenuhi konsistensi normal

semen.

(47)

Data Hasil Pengujian

46 KELOMPOK 2 / B2

04. Uji Kuat Tekan Semen

(48)

PEMBAHASAN

47 KELOMPOK 2 / B2

Benda uji 1 :

Mencari luas A 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴 = 𝑃 × 𝐿

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴 = 49,5 × 52,05 = 2575,47 𝑚𝑚 2 Gaya tekan maks = 19100 N

kemudian dihitung dengan rumus kuat tekan didapatkan hasil 7,413 𝑁 ⁄ 𝑚𝑚 2

Benda uji 2 :

Mencari luas A 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴 = 𝑃 × 𝐿

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴 = 50,1 × 50,1 = 2510,01 𝑚𝑚 2 Gaya tekan maks = 18660 N

kemudian dihitung dengan rumus kuat tekan didapatkan hasil 7,434 𝑁 ⁄ 𝑚𝑚 2

RATA - RATA = 7,4235 MPa atau N/mm2

(49)

Data Hasil Pengujian

48 KELOMPOK 2 / B2

05. Uji Pengikat Semen

(50)

PEMBAHASAN

49 KELOMPOK 2 / B2

Hasil dari pengujian pengikatan awal semen dilakukan dengan

campuran semen 650 gr dan juga air hasil pengujian konsistensi

normal yaitu 24% . Setelah membuat pasta semen dan

dimasukkan kedalam cincin vicat, ditunggu selama 30 detik

yang dalam persyaratan jarum vicat harus kurang atau sama

dengan dari 25 mm. Namun, hasil pengujian menunjukkan

bahwa penurunan jarum vicat lebih dari 25 mm yakni 46 mm,

kemudian pada waktu 85 detik jarum penetrasi masih

mengalami penurunan yakni pada angka 30,5 mm.

(51)

DOKUMENTASI PENGUJIAN

PENGUJIAN BAHAN BANGUNAN

50 KELOMPOK 2 / B2

PENGUJIAN BERAT JENIS KEHALUSAN KONSISTENSI NORMAL

UJI KUAT TEKAN UJI PENGIKAT SEMEN

(52)

51 KELOMPOK 2 / B2

1. Uji Geser Sejajar Serat

BAB V

PENGUJIAN KAYU

2. Uji Kuat Lentur Kayu

Mengetahui kuat tekan kayu

pada saat sejajar dengan serat dan tegak lurus dengan serat Mengetahui besarnya kemampuan

kayu untuk menahan gaya-gaya yang mengakibatkan kayu

bergeser.

3. Uji Tarik Kayu

bertujuan untuk memperoleh nilai kemampuan kuat lentur balok kayu sampai benda uji patah.

4. Uji Tekan Sejajar dan Tegak Lurus

Mengetahui kemampuan kayu

untuk menahan beban tarik

(53)

kuat geser kayu 1 adalah dengan membagi beban uji (11.810 N) dengan luas alas (2.401 mm²) didapat hasil 5 MPa, begitu juga dengan kayu ke-2

dengan beban uji (8.840 N) dibagi dengan luas alas (2.205 mm²) didapat hasil 4 MPa. Kemudian hasil dari kedua kuat geser kayu dijumlah dan dibagi

dua didapat hasil rata rata kayu tersebut adalah 4,5 MPa. Kayu tersebut

memiliki kode mutu E11.

KELOMPOK 2 / B2 52

1. Uji Geser Sejajar Serat

(54)

kuat lentur kayu 1 adalah dengan membagi beban uji (12.190 N) dengan luas area (200,1 mm²) didapat hasil 60,92 MPa, begitu juga dengan kayu

ke-2 dengan beban uji (9.660 N) dibagi dengan luas area (208,3 mm²) didapat hasil 46,39 MPa. Dengan rata rata kuat lentur 53,655 MPa

53 KELOMPOK 2 / B2

2. Uji Kuat Lentur Kayu

(55)

Dari pengujian kuat tarik didapat hasil kayu pertama dengan 164 Mpa dan kayu kedua dengan 123 Mpa, kemudian didapat rata-rata dari

pengujian kuat tarik kayu ini adalah 143,5 MPa

03 KELOMPOK 2 / B2

3. Uji Tarik Kayu

(56)

untuk mengetahui kuat tekan kayu 1 adalah dengan membagi beban uji (61.700 N) dengan

luas (2.450 mm²) didapat hasil 25,17 MPa, begitu juga dengan kayu ke-2 dengan beban uji

(73.400 N) dibagi dengan luas (2.350 mm²) didapat hasil 31,24 MPa. Kemudian hasil dari

kedua kuat tekan kayu tersebut dijumlah dan dibagi dengan dua, dan didapatlah hasil rata rata kedua kayu tersebut adalah 28,205 MPa.

03 KELOMPOK 2 / B2

4. Uji Tekan Kayu Sejajar dan Tegak Lurus

(57)

DOKUMENTASI PENGUJIAN

PENGUJIAN BAHAN BANGUNAN

33 KELOMPOK 2 / B2

(58)

03 KELOMPOK 2 / B2

1. Pengujian Beban Lentur Genteng

BAB VI

PENGUJIAN GENTENG

2. Uji Rembesan Air Genteng bertujuan untuk menentukan kekuatan

dan ketahanan genteng terhadap beban lentur atau tekanan yang diterapkan

padanya.

3. Pengujian Visual Genteng

bertujuan untuk memperoleh nilai kemampuan kuat lentur balok kayu sampai benda uji patah.

untuk mengevaluasi kemampuan

genteng dalam menahan penetrasi air.

(59)

03 KELOMPOK 2 / B2

4. Pengujian Penyerapan Air

Genteng 5. Pengujian Panjang

dan Lebar Genteng bertujuan untuk mengetahui

persentase penyerapan air

yang ada pada genteng dalam keadaan kering oven.

Mencari panjang dan lebar berguna pada genteng

bertujuan untuk memastikan ukuran genteng sesuai

dengan spesifikasi dan

standar yang dibutuhkan

(60)

Hasil Data & Pembahasan

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

36 KELOMPOK 2 / B2

(61)

Berdasarkan pengujian beban lentur genteng didapatkan data beban maximal pada pengujian genteng yaitu 2,50 kN, dan di konversi pengukuran dalam kN ke pengukuran dalam kg.f dengan mengkali gaya dengan

rasio konversi 101,97162 kg.f . Maka di dapatkan hasil 2254,93 kg.f.

03 KELOMPOK 2 / B2

1. Uji Beban Lentur Genteng

(62)

Berdasarkan pengujian rembesan air pada benda uji, diketahui bahwa pada benda uji pertama tidak terjadi rembesan di bagian permukaan genteng.

03 KELOMPOK 2 / B2

2. Uji Rembesan Air Genteng

(63)

Berdasarkan pengujian tersebut, hasil yang didapat dari pengujian sebagai berikut:

1. Panjang :

a. Percobaan 1 = 27.3 2. Lebar:

a. Percobaan 1 = 16,95 3. Tinggi:

a. Percobaan 1 = 7,89

4. Permukaan rata tetapi tidak siku 5. Suara nyaring

6. Berat genteng:

a. Percobaan 1 = 1927,1 gr

Dari keenam pengujian mendapatkan hasil yang beragam, dari hasil pengujian itu akan disesuaikan dengan standar SNI yang telah di tetapkan, apabila hasil pengujian genteng itu akan di nilai baik untuk menjadi bahan

bangunan.

03 KELOMPOK 2 / B2

3. Uji Visual Genteng

(64)

Dengan rumus tersebut dapat diperoleh nilai penyerapan air pada benda uji genteng ke 1 berturut-turut sebesar 28,3%

Maka didapatkan nilai rata – rata penyerapan air pada benda uji genteng sebesar %. Kemudian, berdasarkan nilai ketetapan maka benda uji genteng tersebut berada pada tingkat III (>20%)

03 KELOMPOK 2 / B2

4. Uji Penyerapan Genteng

(65)

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan diketahui Panjang 23,05 cm dan lebar 18,5 cm maka luas setiap satu genteng adalah 426,425 cm2. Pada pengujian ini maka dapat diketahui jumlah genteng setiap 1 m2 adalah 23 buah

berdasarkan data uji.

03 KELOMPOK 2 / B2

5. Uji Panjang Lebar Genteng

(66)

Hasil Data & Pembahasan

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

36 KELOMPOK 2 / B2

(67)

BAB VII

PENGUJIAN BATU BATA

19 KELOMPOK 2 / B2

01. Uji Visual Batu Bata

batu bata harus mempunyai rusuk-rusuk yang siku, mempunyai bidang yang datar dan tidak menunjukkan retak-retak. Ukuran dan toleransi bata merah pejal untuk pasangan dinding berdasarkan SNI 15-2094-2000

02. Uji Kadar Garam Batu Bata

Kadar garam adalah perbandingan luas permukaan batu-bata yang terselimuti jamur putih dengan luas total permukaan batu- bata

(68)

20 KELOMPOK 2 / B2

03. Uji Penyerapan Bata dan Density Bata

Daya serap adalah kemampuan bahan dalam menyerapa air, sedangkan bobot isis (density) adalah perbandingan massa dalam keadaan kering dengan bobot dalam kondisi jenuh

04. Uji Kuat Tekan Batu Bata

Kuat tekan adalah perbandingan antara gaya tekan dengan luas bidang

tekan.

(69)

PEMBAHASAN

32 KELOMPOK 2 / B2

A. Visual Batu bata

Hasil dari dua pengujian yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa bata 1 dengan berat 1859,1 dan bata 2 dengan berat

1855,8 keduanya memiliki permukaan yang tidak rata, sudut

tidak siku, serta memiliki suara yang nyaring. Berdasarkan

data,kualitas kedua batu bata tidak memenuhi SNI 15- 2094-

2000 atau PUBI-1982.

(70)

HASIL DATA

32 KELOMPOK 2 / B2

(71)

PEMBAHASAN

32 KELOMPOK 2 / B2

B. Kadar Garam Batu Bata

Berdasarkan hasil pengujiandua buah batu bata denganbata 1

memiliki luas 404,65 𝑐𝑚 2 dan bata 2 dengan luas 394,38 𝑐𝑚 2

yang direndam dalam aquades selama 3 hari, kedua batu bata

tidak ditemukan bitnik-bintik putih pada luas permukaannya.

(72)

HASIL DATA

32 KELOMPOK 2 / B2

(73)

PEMBAHASAN

KELOMPOK 2 / B2 32

B. Penyerapan Air Dan Density Batu Bata

Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, hasil pengujian

resapan air pada batu bata menunjukkan bahwa daya resapan

air batu bata melebihi dari 20 % ini menandakan bahwa batu

bata tidak memenuhi standar

(74)

HASIL DATA

32 KELOMPOK 2 / B2

(75)

PEMBAHASAN

KELOMPOK 2 / B2 32

B. Kuat Tekan Batu Bata

(76)

HASIL DATA

32 KELOMPOK 2 / B2

(77)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap bahan penyusun beton dan mortar yang meliputi semen dan pasir sebagai agregat halus. Dari pengujian-pengujian ini dapat diketahui

Judul Skripsi :Pengaruh Penggantian Sebagian Pasir Dengan Limbah Polystyrene Foam Pada Batako Tipe F terhadap Kuat Tekan dan Berat Jenis Sebagai Suplemen Bahan Ajar

Percobaan kerucut pasir (sand cone) merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan di lapangan untuk menentukan berat isi kering (kepadatan) tanah asli

Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik beton yang meliputi berat jenis dan penyerapan dari pasir dan kerikil, analisa ayakan pasir dan kerikil,

Hasil penelitian yang dapat dibahas meliputi hasil pengujian karakteristik material , hasil pengujian kelecakan beton, hasil pengujian berat isi beton, hasil pengujian hasil

Percobaan Kerucut Pasir merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan di lapangan, untuk menentukan berat isi kering (kepadatan) tanah asli atau pada hasil

Percobaan kerucut pasir merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan dilapangan untuk menentukan berat isi kering ( kepadatan ) tanah asli ataupun hasil

Percobaan Sandcone (Kerucut Pasir) merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan di lapangan untuk menentukan berat isi kering (Kepadatan) tanah asli maupun