PENDAHULUAN
Latar Belakang
Deskripsi Singkat
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
Estimasi Waktu
PENGENALAN DATA KECELAKAAN LALU LINTAS
Definisi Kecelakaan Lalu Lintas
Namun perlu diperhatikan bahwa jika dilihat dari faktor-faktor penyebab kecelakaan, kecelakaan lalu lintas dapat diperkirakan sebagai suatu hubungan sebab dan akibat. Jika terus menerus melakukan hal tersebut, maka akibat yang dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas sangat tinggi, sehingga perbuatannya disengaja dan dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Sumber Utama Data Kecelakaan Lalu Lintas
Saat ini angka pencatatan kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih rendah, apalagi tidak ada korban jiwa. Misalnya saja di negara maju seperti Amerika Serikat, situasi kecelakaan lalu lintas masih jauh dari yang diharapkan.
Kegunaan dan Manfaat Data Kecelakaan Lalu Lintas
Perlindungan dan akses yang sama terhadap fasilitas paramedis bagi seluruh korban kecelakaan di jalan raya. Pengetahuan lokal atau kearifan lokal hendaknya dijadikan landasan tindakan dalam pengembangan dan implementasi solusi pencegahan kecelakaan di jalan raya.
Rangkuman
Kesalahan umum yang dilakukan pengemudi dan pengguna jalan lainnya tidak boleh menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kematian atau cedera serius. Di tingkat nasional, keselamatan lalu lintas jalan raya menjadi agenda utama saat ini dan lambat laun ada keinginan dari pemerintah untuk meningkatkan tingkat keselamatan transportasi dengan tingginya angka kecelakaan lalu lintas.
Latihan
PENGUMPULAN DATA KECELAKAAN LALU LINTAS
Pencatatan Data Kecelakaan
Data kecelakaan lalu lintas dimasukkan ke dalam database dalam bentuk file elektronik (soft file). Permasalahan utama dalam pendataan kecelakaan lalu lintas adalah keakuratan pencatatan lokasi kecelakaan, mengingat tidak semua jalan mempunyai penanda pos dan nomor ruas jalan.
Deskripsi Data Kecelakaan
Berdasarkan hal tersebut, dibuat usulan untuk memperbaiki faktor jalan berdasarkan informasi terkini tentang kecelakaan lalu lintas. Saat mengembangkan diagram batang, inventarisasi data kecelakaan dilakukan, dan setiap kejadian kecelakaan dicatat dalam kolom terpisah dengan informasi kecelakaan yang seragam. Jenis kecelakaan lalu lintas : kecelakaan tunggal, depan-depan, depan-belakang, depan, samping, pejalan kaki, berturut-turut (lebih dari dua kendaraan).
Contoh form atau format inventaris data kerusakan yang dapat memudahkan proses analisis tabulasi silang atau pembuatan diagram batang kerusakan lalu lintas. Menggambar diagram kecelakaan lalu lintas dapat memberikan indikasi visual langsung mengenai terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pembuatan gambar ini mengharuskan petugas untuk datang ke lokasi dan melakukan pengamatan secara detail, bahkan jika diperlukan dilakukan pengukuran dengan membuat sketsa lingkungan jalan di lokasi kecelakaan lalu lintas.
Rangkuman
Laporan kecelakaan lalu lintas polisi memerlukan 8 (delapan) komponen sebagai dasar penelitian keselamatan jalan. Data deskripsi kecelakaan digunakan dalam identifikasi dan investigasi melalui analisis mendalam menggunakan diagram batang. Upaya untuk mengetahui tingkat keakuratan dapat dilakukan dengan membandingkan data kecelakaan lalu lintas dengan data penyebab kematian atau informasi dari rumah sakit.
Hanya polisi, kecelakaan lalu lintas hanya tercatat di rumah sakit dan kecelakaan lalu lintas tercatat di kepolisian dan rumah sakit. Permasalahan di Indonesia juga berkaitan dengan kepercayaan terhadap pencatatan penyebab kematian, yang seharusnya bisa dijadikan bahan perbandingan data kecelakaan lalu lintas yang dikumpulkan oleh polisi. Layanan Raharja sebagai asuransi wajib bagi seluruh pemilik kendaraan bermotor atau pengguna angkutan umum juga dapat dijadikan alat untuk melihat tingkat pencatatan data kecelakaan oleh pihak kepolisian.
Latihan
ANALISIS DATA KECELAKAAN LALU LINTAS
Metode Pembobotan
Saat menyusun pemeringkatan, nilai yang ditentukan sementara adalah penjumlahan kerentanan lalu lintas suatu lokasi pada kisaran 300-500 meter selama 2-3 tahun terakhir. Kriteria yang hanya menggunakan jumlah kecelakaan akan bias terhadap lokasi yang paparannya tinggi dan juga mempunyai jumlah kecelakaan lalu lintas yang tinggi; Kriteria yang menggunakan tingkat kecelakaan (bukan kilometer perjalanan sebagai penyebut) akan menyebabkan pemilihan lokasi yang bias pada ruas jalan yang memiliki paparan rendah dan kecelakaan lalu lintas yang relatif sedikit.
Persoalan lainnya adalah apakah dalam menentukan kondisi keselamatan jalan raya hanya digunakan informasi mengenai jumlah kecelakaan atau korban jiwa, atau juga mencakup informasi jumlah korban luka berat dan luka ringan, bahkan kerugian materiil akibat kecelakaan di jalan raya.
Penetapan Lokasi Rawan
Analisis Diagram Batang dan tabulasi Silang
Dari analisis tabulasi silang terhadap 162 kejadian kecelakaan diperoleh informasi dalam diagram batang pada Tabel 5 berikut. Saat melakukan pemeliharaan jalan, Anda harus mampu menyimpulkan penyebab jenis kecelakaan berulang yang paling mungkin terjadi dan mengidentifikasi pergerakan lalu lintas dan pengguna jalan, serta bentuk jalan tertentu yang berkontribusi terhadap kecelakaan. Hal-hal tersebut di atas akan menjadi sasaran tindakan untuk memperbaiki daerah rawan kecelakaan, dan disinilah diperlukan pengetahuan dan pengalaman di bidang rekayasa lalu lintas, manajemen lalu lintas dan keselamatan jalan untuk menarik kesimpulan yang logis dan masuk akal dalam melakukan tindakan penanganan kecelakaan yang efektif. Daerah rawan.
Dalam upaya meningkatkan keselamatan dan penanganan kecelakaan, berdasarkan hasil tabulasi silang data kecelakaan yang telah dilakukan sebelumnya, jumlah dan jenis kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini. Memperbaiki struktur jalan agar tidak terdapat lubang pada permukaan jalan dan tidak terjadi kerusakan pada kemiringan normal permukaan jalan (penurunan). Peningkatan tata letak persimpangan untuk mengelola konflik lalu lintas dan memastikan visibilitas yang memadai bagi pengemudi.
Analisis terhadap Karakteristik Kecelakaan
Variabel frekuensi kecelakaan lalu lintas berdasarkan jenis tabrakan dapat ditentukan dalam bentuk persentase, sedangkan variabel lainnya antara lain: Ciri khusus dari variabel ini adalah setiap kecelakaan lalu lintas hanya boleh terdapat 1 (satu) jenis tabrakan. Dengan demikian, variabel frekuensi kejadian berdasarkan jenis kecelakaan dapat diukur dalam bentuk persentase terhadap jumlah keseluruhan kecelakaan lalu lintas.
Jumlah kendaraan dan kilometer perjalanan kendaraan (KKP) pada umumnya digunakan untuk memperoleh indikator keselamatan lalu lintas; Paparan yang paling mudah diperoleh adalah jumlah penduduk, diikuti jumlah kendaraan bermotor, dan yang paling sulit serta memerlukan kajian tersendiri adalah jumlah kilometer perjalanan kendaraan (KKP). KKP merupakan eksposur terbaik karena memberikan kondisi riil jumlah pergerakan kendaraan bermotor, karena risiko kecelakaan lalu lintas meningkat seiring dengan peningkatan pergerakan kendaraan bermotor dan bukan jumlah kendaraan bermotor.
Tingkatan Analisis
Secara umum analisis dilakukan pada tingkat nasional atau regional sebagai dasar untuk memahami permasalahan keselamatan lalu lintas yang ada. Dari pemaparan isu keselamatan lalu lintas, salah satu temuannya adalah isu kecelakaan sepeda motor pada kelompok umur 15-19 tahun, sehingga pemerintah dapat mengarahkan program keselamatan lalu lintas terkait penggunaan sepeda motor pada kelompok umur 15-19 tahun. 19 tahun atau setara dengan kelompok anak sekolah, menengah, dan umum, mengingat kelompok ini memiliki angka kematian tertinggi. Terakhir, analisis tiga dimensi untuk menunjukkan hubungan antara nilai paparan dengan risiko dan akibat kecelakaan lalu lintas.
Analisis tersebut dilakukan lebih detail dengan harapan dapat diterapkannya skema peningkatan keselamatan jalan raya. Misalnya dilakukan analisis untuk mendapatkan lokasi titik hitam atau daerah rawan kecelakaan (black spot area), kemudian dilakukan program rekayasa yang sesuai berdasarkan analisis data kecelakaan lalu lintas, informasi jalan dan lingkungan secara khusus pada tempat tersebut. lokasi. Misalnya pada aspek kendaraan memerlukan peran ahli otomotif, manusia meliputi masalah interaksi antara manusia dengan mesin atau kendaraan (human-machine interface) yang disebut juga dengan aspek ergonomis dan peran psikolog karena mengacu pada upaya. untuk mendalami perilaku manusia dalam memahami permasalahan keselamatan lalu lintas.
Rangkuman
Pada tahap ini, analisis dapat menggunakan tabulasi silang atau melakukan analisis multivariat atau analisis regresi. Dalam analisis ini, hubungan sebab akibat (sebab akibat) kecelakaan dipelajari dengan melihat variabel manusia-kendaraan dan lingkungan jalan. Analisis dapat berupa analisis multivariat atau pendekatan spesifik lainnya seperti analisis TPB (Theory of Planned Behavior) untuk melakukan upaya intervensi perilaku untuk lebih meningkatkan perilaku yang mengutamakan keselamatan lalu lintas (rincian analisis TPB dapat dilihat pada Azjen, 1985 ). .
Penentuan lokasi sensitif, kriteria yang dipilih untuk menentukan lokasi rawan kecelakaan lalu lintas. Jika dikaitkan dengan program keselamatan jalan raya, yang terbaik adalah memilih lokasi di mana upaya dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah kecelakaan di jalan raya secara signifikan. Mengurangi jumlah kecelakaan dengan upaya penanggulangan tertentu harus mempertimbangkan pengurangan jenis kecelakaan yang ditargetkan, dan juga memperhitungkan peningkatan jenis kecelakaan lainnya.
Latihan
Data sekunder yang diperlukan antara lain data kecelakaan lalu lintas, data geometri jalan dan data volume lalu lintas. Perlu dilakukan kajian manajemen lalu lintas untuk membuat saluran U-Turn pada jalan raya Ungaran – Bawen. Analisis Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Tol Krapyak-Srondol Semarang, Skripsi, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Pengaruh Geometri Jalan Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Tol, Tesis Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas Ruas Jalan Kupang – Atambua Provinsi Nusa Tenggara Timur, dalam Media Teknis No. Analisis Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Tol Siliwangi-Mangkang Semarang, Simposium FSTPT VIII Universitas Sriwijaya Palembang.
CONTOH KASUS
Pendahuluan
Jalan Raya Ungaran-Bawen merupakan jalur utama yang menghubungkan Kota Semarang dengan kota-kota di bagian selatan Pulau Jawa. Di sekitar jalan ini terdapat beberapa tempat wisata antara lain Kawasan Wisata Bandungan, Candi Gedong Songo, Umbul Sidomukti dan Gunung Ungaran. Tidak hanya itu disekitar jalan ini juga terdapat pabrik-pabrik besar seperti Ungaran Sari Garment, Pepsi, Nissin, Batamtex dll.
Oleh karena itu, cukup banyak mobilisasi di jalan raya Ungaran-Bawen sehingga meningkatkan volume lalu lintas di jalan tersebut dan menimbulkan potensi kecelakaan yang cukup besar. Batas Tol Ungaran-Bawen dimulai dari gerbang masuk Kabupaten Semarang (Taman Unyil) di utara dan Persimpangan T Bawen (Terminal Bawen) di selatan.
Metodologi
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri kecelakaan, menganalisa dan mengidentifikasi black spot, serta memberikan rekomendasi penyelesaian masalah kepada pihak-pihak yang terlibat. Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tahap tergantung pada jenis dan kebutuhan data. Kedua tahap ini mencakup secara rinci data primer dan sekunder. Dalam penelitian ini data primer atau data lapangan dikumpulkan secara langsung melalui survei lapangan.
Data yang diperoleh adalah kelengkapan sarana dan prasarana (rambu, pagar, pagar pembatas, dll), kondisi visual trotoar, serta keadaan dan kondisi jalan raya.
Analisis dan Pembahasan
Banyak angkutan umum berhenti di setiap lokasi. Kendaraan dengan muatan lebih terkadang tidak kuat untuk melaju di tanjakan. Kemacetan lalu lintas terjadi pada jam sibuk. Banyak kendaraan yang mengambil jalur sebaliknya melewati angkutan umum Bandungan dan berbelok ke kanan di pintu masuk Bandungan. Banyak kendaraan yang keluar masuk PT Apac Inti Corpora Banyak kendaraan yang keluar masuk kawasan pemukiman.
Kesimpulan
Saran
Perlu dilakukannya kajian pembuatan jalur sepeda motor pada ruas Jalan Raya Ungaran-Bawen mengingat jumlah pengguna sepeda motor pada lokasi tersebut cukup tinggi yaitu sebanyak 113.753 kendaraan (52%), dan jumlah sepeda motor yang terlibat kecelakaan. juga cukup dominan yaitu 313 kendaraan (53,78. Perlunya pemasangan spanduk peringatan, penambahan rambu lalu lintas, pemasangan lampu peringatan, pembuatan angkutan umum dan penempatan petugas lalu lintas pada jam sibuk, di titik-titik hitam. Ditjen Bina Marga, 032/ T/BM/1999, Pedoman perencanaan jalan setapak pada jalan umum, Departemen Pekerjaan Umum, 1999;.
Aksi Program Penanggulangan Bencana, Konferensi Rekayasa Jalan Tahunan ke-4, Jilid 4, Rekayasa Lalu Lintas dan Transportasi.