MODUL PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
PELATIHAN ORIENTASI TERPADU
2017
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 05
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya pengembangan Modul PengendalianDayaRusak Air sebagai kemampuaninti/substansi dalam PelatihanOrientasiTerpadu. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar CalonPegawaiNegeriSipil (CPNS)Angkatan 2017 yang tersebar di beberapa unit organisasibidangsumberdaya air di lingkunganKementerian PUPR.
Modul pengendaliandayarusak airinidisusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas pendahuluan, materi pokok, dan penutup. Penyusunan modul yang sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami pengendaliandayarusak air. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim Penyusun dan Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kompetensi CPNS Angkatan 2017 yang tersebar di beberapa unit organisasibidangsumberdaya air di lingkunganKementerian PUPR.
Bandung, November 2017
KepalaPusatPendidikandanPelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
Ir. K. M. Arsyad, M.Sc.
NIP. 19670908 199103 1 006
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ... iv
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Deskripsi Singkat... 1
C. Tujuan Pembelajaran ... 2
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok... 2
E. Estimasi Waktu... 2
MATERI POKOK 1 DEFINISI, MAKSUD DAN TUJUAN PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR ... 3
1.1 Definisi Pengendalian Daya Rusak Air ... 3
1.2 Maksud dan Tujuan Konservasi Sumber Daya Air ... 5
1.3 Rangkuman... 6
MATERI POKOK 2 KEGIATAN PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR ... 7
2.1 Pengendalian Daya Rusak Air... 7
2.2 Kegiatan Pengendalian Daya Rusak Air ... 7
2.2.1 Upaya Pencegahan ... 7
2.2.2 Upaya Penanggulangan ... 8
2.2.3 Upaya Pemulihan ... 9
2.2.4 Contoh Pengendalian Daya Rusak Air pada Sungai ... 9
2.3 Latihan ... 19
2.4 Rangkuman... 19
PENUTUP ... 21
A. Simpulan ... 21
B. Tindak Lanjut ... 21
EVALUASI FORMATIF ... 23
A. Soal ... 23
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 24
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
KUNCI JAWABAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1-Kecenderunganperubahan land-cover tanpaantisipasi,
hilangnyatutupanlahanhutan ... 10
Gambar II.2 -Kecenderunganpenggunaandataranbanjiruntukperuntukan yang tidaksesuai ... 11
Gambar II.3 -Kecenderungangangguanaliran di alursungai ... 11
Gambar II.4 – Tumpukan sedimen di dasar sungai ... 14
Gambar II.5 -Pondasi jembatan S. Cipamingkis yang anjlog/runtuh akibat degradasi dasar sungai yang disebabkan oleh pengambilan material galian C di sungai tersebut ... 16
Gambar II.6 - Sempadan Sungai ... 17
Gambar II.7 – Dataran Banjir ... 18
Gambar II.8 – Pemanfaatan Dataran Banjir yang kurang memenuhi syarat ... 19
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi v
Deskripsi
Modul pengendaliandayarusak air ini terdiri dari 2 (dua)materipokok. Materipokok pertama membahas definisi, maksuddantujuanpengendaliandayarusak air.
Materipokok kedua membahas kegiatanpengendaliandayarusak air.
Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk mengetahuidanmemahamipengendaliandayarusak
airsebagaiupayapengelolaansumberdaya air yang ditetapkanpadasektor- sektorsumberdaya air. Setiap materipokok dilengkapi dengan latihan yang menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari materi padamateripokok.
Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menyimak dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat memahami dengan
baik materi yang merupakan
kemampuaninti/substansidariPelatihanOrientasiTerpadu. Untuk menambah wawasan, peserta diharapkan dapat membaca terlebih dahulu materi yang berkaitandenganpengendaliandayarusak air.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pengajar/Widyaiswara/Fasilitator, adanya kesempatan brainstorming, diskusidanstudikasusdansimulasi.
Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, modul dan/atau bahan ajar, flipchart, kertasplano, metaplan, film/visualisasisertalembarinstruksi.
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan mampu
mengetahuidanmemahamipengendaliandayarusak air
sebagaiupayapengelolaansumberdaya air yang ditetapkanpadasektor- sektorsumberdaya air.
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 1
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Dalam rangka pembinaan bidang sumber daya air pada umumnya dan pengendalian daya rusak air pada khususnya, maka perlu dilakukan pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas dan profesional dalam bidangnya. Tuntutan untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan memiliki ASN yang memiliki integritas dan profesional tentunya membutuhkan kesungguhan dan kesiapan sumber daya manusia yang baik melalui penyaringan penerimaan aparatur sipil negara yang baik dan selektif. Juga tidak bisa diabaikan adalah pentingnya pembinaan, pendidikan dan pelatihan sumber daya ASN untuk membentuk dan mengkader aparatur yang berintegritas dan profesional.
Kesiapan sumber daya aparatur yang baik dan berkualitas tentunya akan memudahkan berlangsungnya proses reformasi birokrasi yang sedang dijalankan.
Sehubungan dengan hal tersebut faktor kesiapan dan kemauan untuk mengubah pola pikir, sikap dan perilaku sebagai pegawai negeri sipil yang berintegritas dan profesional menjadi pondasi dan esensi strategis yang ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan pengendalian daya rusak air.
Salah satu upaya untuk menciptakan aparatur yang profesional salah satunya adalah dengan mengikuti diklat ini. Dengan keikutsertaan pada diklat tersebut maka diharapkan seorang ASN akan mampu untuk melaksanakan tugas dan fungsi dengan sebaik-baiknya khususnya ASN yang akan menjalankan kegiatan pengendalian daya rusak air.
B. DeskripsiSingkat
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuanmengenaiaspek- aspekdasar yang terkaitdenganpengendaliandayarusak air, melalui metode brainstorming, ceramah interaktif, diskusi, studi kasus, dan simulasi.
C. TujuanPembelajaran 1. KompetensiDasar
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan mampu
mengetahuidanmemahamipengendaliandayarusak air
sebagaiupayapengelolaansumberdaya air yang ditetapkanpadasektor- sektorsumberdaya air.
2. IndikatorKeberhasilan
Setelah pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu:
a) Menjelaskandefinisi, maksuddantujuanpengendaliandayarusakair;
b) Menjelaskankegiatanpengendaliandayarusak air padasektor- sektorsumberdaya air;
D. MateriPokokdan Sub MateriPokok
Dalam modul KonservasiSumberDaya Air ini akan membahas materi:
1. Definisi, maksuddantujuankonservasisumberdaya air a) Definisipengendaliandayarusak air
b) Maksuddantujuanpengendaliandayarusak air 2. Kegiatanpengendaliandayarusak air
a) Pencegahan b) Penanggulangan c) pemulihan
E. EstimasiWaktu
Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mata pelatihan “PengendalianDayaRusak Air” ini adalah 5 (lima) jam pelajaran (JP) atau sekitar 225 menit.
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 3
MATERI POKOK 1
DEFINISI, MAKSUD DAN TUJUAN PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
1.1 DefinisiPengendalianDayaRusakAir
a. Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya mulai dari hulu sampai muara di laut, dengan dibatasi kanan dan kiri di sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan.
b. Pengelolaan sungai adalah bagian dari pengelolaan sumber daya air yang terkait dengan sungai, dilaksanakan berdasarkan pola pengelolaan dan rencana pengelolaan sumber daya air yang telah ditetapkan oleh pejabat berwenang.
c. Bekas sungai adalah ruang yang pernah berfungsi sebagai sungai.
d. Dataran banjir adalah dataran di luar sungai yang berfungsi sebagai penampung dan penyalur banjir.
e. Aliran pemeliharaan sungai adalah aliran air minimum yang harus tersedia di sungai untuk memelihara ekosistem sungai.
f. Bangunan sungai adalah prasarana yang dibangun untuk keperluan pengelolaan sungai.
g. Bangunan sungai lainnya adalah prasarana yang dibangun untuk keperluan selain pengelolaan sungai.
h. Bahan galian sungai adalah bahan galian yang berupa pasir, batu, sirtu atau bahan galian lainnya yang digali dari sungai.
i. Garis sempadan sungai adalah garis maya yang ditetapkan sebagai batas terluar ruang milik sungai.
j. Bantaran sungai adalah ruang di antara tepi sungai dan kaki tanggul sebelah dalam.
k. Ruang sungai adalah ruang di atas dan di bawah sungai.
Indikatorkeberhasilan :setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskandefinisi, maksuddantujuanpengendaliandayarusak air.
l. Operasi sungai adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pengalokasian serta penyediaan air dan sumber air dan bahan galian guna menjamin kelestarian fungsi sebagai sumber air, daya air dan manfaat sungai serta bangunan sungai untuk tujuan konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak.
m. Pemeliharaan sungai adalah kegiatan untuk merawat sungai dan bangunan sungai yang ditujukan untuk menjamin kelestarian, eksistensi dan fungsi sungai termasuk bangunan sungai serta fasilitas pendukungnya.
n. Pemanfaatan air adalah penggunaan air untuk berbagai keperluan.
o. Pemeliharaansungai adalah kegiatan perawatan yang ditujukan untuk menjamin kelestarian, eksistensi, kinerja dan fungsi sungai, bangunan sungai beserta fasilitas pendukungnya dan bangunan sungai lainnya.
p. Pemeliharaan berkala adalah kegiatan yang dijadwalkan berlangsung dari waktu ke waktu dan berjalan menurut interval waktu terputus-putus dengan tujuan melestarikan/ memelihara fungsi dari sarana-sarana yang tersedia, antara lain: pemeliharaan peralatan, pengecatan pintu klep dan peralatan lain dsb.
q. Pemeliharaan darurat adalah pekerjaan yang diperlukan untuk melindungi keutuhan dan kekuatan bangunan (dalam skala besar) akibat kerusakan yang terjadi atau kerusakan yang hampir terjadi, dapat berupa kegiatan penanggulangan banjir seperti pemasangan kantong pasir pada tanggul sebelum dan selama banjir untuk mencegah limpasan.
r. Pemeliharaan khusus adalah pekerjaan pemeliharaan (berskala besar) yang dilakukan untuk bangunan atau bagian bangunan yang fungsi atau nilai kinerjanya di bawah 70% dan masih di atas 50% dari rencana.
s. Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan yang lebih mendasar yang harus dikerjakan untuk mendapatkan bangunan seperti kondisi waktu dibangun dan membetulkan pekerjaan yang telah berulang-ulang selalu gagal atau tidak berfungsi sesuai harapan.
t. Pemeliharaan preventif adalah kegiatan pencegahan yang dilakukan untuk melestarikan fungsi bangunan secara optimal, dan terdiri dari: pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan pekerjaan perbaikan kecil.
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 5
u. Pemeliharaan rutin adalah keseluruhan pekerjaan yang dilakukan berulang- ulang setiap tahun dan diatur berdasarkan jadwal, seperti pemotongan rumput, pembersihan bagunan serta kisi sampah, pelumasan pintu klep.
v. Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air.
w. Program pemeliharaan adalah jadwal rencana kegiatan yang diatur secara sistematis dimaksudkan untuk menyusun kegiatan pemeliharaan meliputi waktu, biaya, pelaksanaan dan sebagainya.
x. Rehabilitasi adalah pekerjaan perbaikan kerusakan bangunan untuk mengembalikan fungsi bangunan sesuai kondisi semula tanpa mengubah sistem dan tingkat layanan bangunan, dimana fungsi bangunan yang ada kurang dari 50%.
y. Rektifikasi adalah pembetulan untuk peningkatan fungsi bangunan, sebagai contoh: perbaikan krib yang tidak berfungsi dengan baik untuk melindungi talud dari erosi.
z. Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya
1.2 Maksud danTujuan Pengendalian Daya Rusak Air
Pengendalian daya rusak air dimaksudkan untuk mencegah, menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air.
Sedangkan tujuannya adalah untuk mendapatkan kualitas lingkungan yang baik, terpelihara dan berkelanjutan sebagai tempat berlangsungnya kehidupan ekosistem yang harmonis dan seimbang.
Adapun lingkup kegiatan pengendalian daya rusak air meliputi : a. Pencegahan;
b. Penanggulangan;
c. Pemulihan.
1.3 Rangkuman
Pengendalian daya rusak air dimaksudkan untuk mencegah, menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air.
Sedangkan tujuannya adalah untuk mendapatkan kualitas lingkungan yang baik, terpelihara dan berkelanjutan sebagai tempat berlangsungnya kehidupan
ekosistem yang harmonis dan seimbang.
Adapunlingkupkegiatanpengendaliandayarusak air meliputikegiatanpencegahan, penanggulangandanpemulihan.
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 7
MATERI POKOK 2
KEGIATAN PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
2.1 PengendalianDayaRusak Air
Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air.
Pengendalian daya rusak air diutamakan pada upaya pencegahan melalui perencanaan pengendalian daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pengelolaan sumber daya air.
Pengendalian daya rusak air diselenggarakan dengan melibatkan masyarakat.
Pengendalian daya rusak air menjadi tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah, serta pengelola sumber daya air dan masyarakat.
2.2 KegiatanPengendalianDayaRusak Air 2.2.1 UpayaPencegahan
Pencegahan dilakukan baik melalui kegiatan fisik dan/atau non fisik maupun melalui penyeimbangan hulu dan hilir wilayah sungai.
Pencegahan sebagaimana dimaksud adalah dengan lebih mengutamakan kegiatan non fisik.
a. Kegiatan Fisik
Yang dimaksud dengan kegiatan fisik adalah pembangunan sarana dan prasarana serta upaya lainnya dalam rangka pencegahan kerusakan/bencana yang diakibatkan oleh daya rusak air.
Daya rusak air adalah daya air yang dapat merugikan kehidupan. Contoh dari daya rusak air seperti banjir, erosi, kekeringan, kepunahan satwa dan tumbuhan, wabah penyakit, longsor, tsunami, terjadinya amblesan tanah.
Indikatorkeberhasilan :setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskankegiatanpengendaliandayarusak air.
b. Kegiatan Non Fisik
Kegiatan non fisik adalah kegiatan penyusunan dan/atau penerapan piranti lunak yang meliputi antara lain pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.
Penyeimbangan hulu dan hilir wilayah sungai adalah penyelarasan antara upaya kegiatan konservasi di hulu dengan pendayagunaan di hilir.
Pilihan kegiatan ditentukan oleh pengelola sumber daya air yang bersangkutan.
Ketentuan mengenai pencegahan kerusakan dan bencana akibat daya rusak air diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
2.2.2 UpayaPenanggulangan
Penanggulangan daya rusak air dapat dilakukan dengan mitigasi bencana.
Mitigasi bencana adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat meringankan penderitaan akibat bencana, misalnya penyediaan fasilitas pengungsian penambalan darurat tanggul yang jebol.
Penanggulangan dilakukan secara terpadu oleh instansi terkait dan masyarakat melalui suatu badan koordinasi penanggulangan bencana tingkat nasional (BNPB), provinsi dan kabupaten/kota (BPBD). Ketentuan mengenai penanggulangan kerusakan dan bencana akibat daya rusak air diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Tindakan Darurat
Dalam keadaan yang membahayakan, Gubernur dan/atau Bupati/Walikota berwenang mengambil tindakan darurat guna keperluan penanggulangan daya rusak air. Keadaan yang membahayakan merupakan keadaan air yang luar biasa, yang melampaui batas rencana sehingga jika tidak diambil tindakan darurat diperkirakan akan dapat menjadi bencana yang lebih besar terhadap keselamatan umum.
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 9
2.2.3 UpayaPemulihan
Pemulihan akibat daya rusak air dilakukan dengan memulihkan kembali fungsi lingkungan hidup dan sistem sarana dan prasarana sumber daya air. Pemulihan menjadi tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pengelola Sumber Daya Air, dan masyarakat.
2.2.4 ContohPengendalianDayaRusak Air pada Sungai
Pengendalian daya rusak air dilakukan pada sungai, danau, waduk dan/atau bendungan, rawa, cekungan air tanah, sistem irigasi, air hujan dan air laut yang ada di darat.
Salah satu contoh berikut ini adalah pengendalian daya rusak yang disebabkan oleh sungai.
1. Pengertian yang berkaitan dengan pengendalian daya rusak sungai a. Pengelolaan resiko banjir :
1) Pengurangan resiko besaran banjir 2) Pengurangan resiko kerentanan banjir
b. Pengurangan resiko besaran banjir, dilakukan dengan membangun : 1) Prasarana pengendali banjir
2) Prasarana pengendali aliran permukaan
c. Pengurangan resiko kerentanan banjir dilakukan melalui pengelolaan dataran banjir
2. Prasarana pengendali banjir dilakukan dengan membuat : a. Peningkatan kapasitas sungai
b. Tanggul
c. Pelimpah banjir d. Pompa banjir e. Bendungan
f. Perbaikan drainase perkotaan
3. Prasarana pengendali aliran permukaan dilakukan dengan membuat resapan air dan penampung banjir
4. Pengelolaan dataran banjir meliputi : a. Penetapan batas dataran banjir
b. Penetapan zona peruntukan lahan sesuai resiko banjir c. Pengawasan peruntukan lahan di dataran banjr
d. Persiapan menghadapi banjir e. Penanggulangan banjir f. Pemulihan setelah banjir.
Penyebab Banjir
• Banjir terjadi dapat disebabkan karena faktor alam, manusia atau keduanya.
• Faktor alam :
- topografi yang rendah - intensitas hujan yang tinggi - kerusakan lingkungan
- penyumbatan aliran akibat sedimen
• Faktor manusia :
- Kerusakan/pengrusakan lingkungan pada DAS - Pemukiman dibantaran sungai
- Pembuangan sampah atau benda padat lain di badan sungai - Kerusakan/ pengrusakan sarana prasarana pengendali banjir - Tidak/kurang berfungsinya sarana prasarana pengendali banjir.
Permasalahan Sungai
1. Kecenderungan perubahan land-cover tanpa antisipasi, hilangnya tutupan lahan hutan
Gambar II.1 - Kecenderunganperubahan land-cover tanpaantisipasi,
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 11
2. Kecenderungan penggunaan dataran banjir untuk peruntukan yang tidak sesuai.
Gambar II.2 - Kecenderunganpenggunaandataranbanjiruntukperuntukan yang tidaksesuai
3. Kecenderungan gangguan aliran di alur sungai : sampah, sedimen, rumah, jembatan rendah, gorong-gorong kekecilan.
Gambar II.3 - Kecenderungangangguanaliran di alursungai
Yang mengganggu palung sungai umumnya disebabkan oleh adanya sedimen pada dasar sungai, tumbuhan/vegetasi yang tumbuh pada dasar dan tebing sungai, tumpukan sampah/debris sehingga mengurangi kapasitas palung sungai dalam mengalirkan debit yang ada pada sungai tersebut.
Perlindungan Palung Sungai
a. Perlindungan palung sungai dilakukan dengan menjaga dimensi palung sungai.
b. Menjaga dimensi palung sungai dilakukan melalui pengaturan pengambilan komoditas tambang di sungai.
c. Pengambilan komoditas tambang di sungai hanya dapat dilakukan pada sungai yang mengalami kenaikan dasar sungai.
Gambar II.4 – Tumpukan sedimen yang memenuhi palung sungai
Dampak pengambilan sedimen pada dasar sungai :
a. Pengambilan sedimen dasar sungai yang melebihi pengisian sedimen dari hulu menyebabkan penurunan dasar sungai (degradasi) ke arah hulu dan ke hilir.
b. Penurunan dasar sungai dapat meruntuhkan pondasi jembatan, saluran pipa atau struktur lainnya.
c. Penurunan dasar sungai dapat mengubah morfologi sungai, yang mempengaruhi kehidupan akuatik/perairan.
d. Penurunan dasar sungai yang mengupas habis lapis pasir dan kerikil dapat membuka lapisan lain yang berakibat buruk bagi kestabilan alur dan
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 13
e. Jika dasar sungai mengalami penurunan sampai memotong akifer yang mengalir ke sungai dapat mengakibatkan terjadinya penurunan muka air tanah.
f. Penurunan muka air tanah mengakibatkan keringnya sumur-sumur penduduk, matinya tetumbuhan tepi sungai dan mengeringnya lahan basah di sekitar sungai.
g. Penurunan dasar sungai dapat menyebabkan ketidakstabilan /keruntuhan tebing karena meningkatnya ketinggian tebing.
Gambar II.5 - Pondasi jembatan S. Cipamingkis yang anjlog/runtuh akibat degradasi dasar sungai yang disebabkan oleh pengambilan materian galian
C di sungai tersebut
Perlindungan Sempadan Sungai
Perlindungan sempadan sungai dilakukan melalui pembatasan pemanfaatan
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 15
Sempadan hanya boleh untuk fasilitas kepentingan tertentu meliputi:
a. bangunan prasarana sumber daya air;
b. fasilitas jembatan dan dermaga;
c. jalur pipa gas dan air minum; dan d. rentangan kabel listrik dan telekom.
Fungsi sempadan sungai antara lain:
a. Fungsi keberadaan ekosistem (karena dekat dengan air), kawasan yang sangat kaya dengan keaneka-ragaman hayati flora dan fauna.
b. Fungsi sebagai filter terhadap polutan seperti pupuk, obat anti hama, pathogen dan logam berat.
GS GS
GS GS
GS GS
GS GS
L L
L L
DAS > 500 KM2, L > 100 M DAS < 500 KM2, L > 50 M
H H < 3 M, L > 10 M
3 M < H < 20 M, L > 15 M H > 20 M, L > 30 M
Tak bertanggul dalam kota Tak bertanggul luar kota
Bertanggul luar kota
Bertanggul dalam kota
> 5M
> 5M
> 3M > 3M
PERKOTAAN
SEMPADAN SUNGAI
PERDESAAN
Gambar II.6 – Sempadan sungai
c. Fungsi penahan erosi karena sistem perakarannya yang memperkuat struktur tanah sehingga tidak mudah tererosi dan tergerus aliran air.
d. Fungsi pendukung ekosistem sebagai berlindung, berteduh dan sumber makanan bagi berbagai jenis spesies binatang akuatik dan satwa liar lainnya.
e. Fungsi ruang publik, kawasan tepi sungai tertata asri menjadikan properti bernilai tinggi karena terjalinnya kehidupan yang harmonis antara manusia dan alam. Ada tumbuh-tumbuhan, dan burung berkicau di dekat air jernih yang mengalir menciptakan rasa nyaman dan tenteram tersendiri.
Dataran Banjir
Dataran di sepanjang kiri dan/atau kanan sungai yang tergenang air pada saat banjir dengan Q50.
Gambar II.7 – Dataran Banjir
Perlindungan Dataran Banjir
Dilakukan pada dataran banjir yang berpotensi menampung banjir.
Dilakukan dengan membebaskan dataran banjir dari peruntukan yang mengganggu fungsi penampung banjir.
Dataran banjir yang menampung banjir adalah dataran banjir yang di cadangkan sebagai tempat penampung air selama musim banjir untuk menghindari banjir yang lebih besar di bagian hilir.
Membebaskan dataran banjir dari peruntukan yang mengganggu fungsi penampung banjir adalah menghindari berkembangnya dataran banjir menjadi kawasan pengembangan yang mengakibatkan kerugian besar jika terjadi banjir.
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 17
Gambar II.8 - Pemanfaatan Dataran Banjir yang kurang memenuhi syarat
Tujuan Pengelolaan Dataran banjir
• Agar tetap terjaga kelestarian dan fungsi dataran banjir untuk dapat mengalirkan air pada saat banjir.
• Agar resiko kerugian dan/atau bencana yang diakibatkan oleh banjir rencana (Q50 ) menjadi sekecil mungkin.
Kegiatan Pengelolaan Dataran banjir dilakukan melalui :
• Penetapan batas dataran banjir ;
• Penetapan zona peruntukan lahan sesuai risiko di dataran banjir dan
• Pengawasan peruntukan lahan di dataran banjir.
Siaga Banjir
Tingkat Siaga banjir harus bersesuaian dengan elevasi lapangan setempat.
Bukan angka standar misalnya sekian meter dari elevasi tertentu, melainkan secara spesifik terhubung pada elevasi setempat tersebut. Misalnya :
1. Elevasi tebing sungai yang ketika melewati elevasi tersebut air mulai menggenangi dataran banjir yang amat luas.
2. Elevasi tepi sungai tertentu yang ketika melewati elevasi tersebut air mulai menggenangi jalan raya utama , areal persawahan atau pemukiman.
3. Elevasi muka air tertentu yang ketika melewati elevasi tersebut banjir mulai menimbulkan kerugian yang meningkat amat besar misalnya berupa komplek industri, instalasi militer, telekomunikasi atau kota metropolitan.
Kemitraan dalam Penanggulangan Banjir
• Mulai dengan yang mudah yang segera tampak hasil.
• Perhatian tetap terfokus pada tujuan /visi bersama.
• Hargai waktu yang telah disediakan oleh mitra.
• Dokumentasikan dan rayakan setiap kemajuan.
• Bangkitkan rasa memiliki dalam setiap jenjang mitra.
• Jaga terus ‘honesty and openness’.
• Jangan pernah menyalahkan (never blame) mitra.
Pengelolaan DAS / Lingkungan :
• Minimumkan dan antisipasi peningkatan lapis kedap air .
• Perjelas pembagian ‘cost and benefit’ para pihak terlibat.
• Jaga sumber2 air dari pengaruh urbanisasi, perbanyak ruang terbuka hijau (rekreasi, pendidikan, kesehatan).
Lesson Learned Pengendalian Daya Rusak Air
Program Pengelolaan SDA Terpadu dapat berkelanjutan apabila : 1. Ada kemauan politik yang kuat.
2. Ada kesadaran dan keterlibatan stakeholder (goverment; community;
.organization) yang tinggi
3. Ada manfaat secara ekonomi, sosial dan lingkungan.
4. Ada lembaga pengelola yang merupakan bagian permanen organisasi pemerintah.
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 19
2.3 Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengendalian daya rusak air!
2. Kegiatan pengendalian daya rusak air terdiri dari upaya pencegahan, penanggulangan dan pemulihan. Berkaitan dengan pengendalian daya rusak air, jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. Pencegahan b. Penanggulangan c. Pemulihan
3. Menurut Anda, apa yang harus dilakukan dalam pengelolaan sumber daya air terpadu, khususnya pengendalian daya rusak air dapat berlangsung berkelanjutan. Jelaskan dengan singkat
2.4 Rangkuman
Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air.
Pengendalian daya rusak air diutamakan pada upaya pencegahan melalui perencanaan pengendalian daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pengelolaan sumber daya air.
Pengendalian daya rusak air diselenggarakan dengan melibatkan masyarakat.
Pengendalian daya rusak air menjadi tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah, serta pengelola sumber daya air dan masyarakat.
Lingkupkegiatan pengendalian daya rusak airmeliputi:
a. Pencegahan b. Penanggulangan c. Pemulihan
Pencegahan dilakukan baik melalui kegiatan fisik dan/atau non fisik maupun melalui penyeimbangan hulu dan hilir wilayah sungai. Pencegahan sebagaimana dimaksud adalah dengan lebih mengutamakan kegiatan non fisik.
Penanggulangan daya rusak air dapat dilakukan dengan mitigasi bencana.
Mitigasi bencana adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat meringankan penderitaan akibat bencana, misalnya penyediaan fasilitas pengungsian penambalan darurat tanggul yang jebol.
Penanggulangan dilakukan secara terpadu oleh instansi terkait dan masyarakat melalui suatu badan koordinasi penanggulangan bencana tingkat nasional (BNPB), provinsi dan kabupaten/kota (BPBD). Ketentuan mengenai penanggulangan kerusakan dan bencana akibat daya rusak air diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pemulihan akibat daya rusak air dilakukan dengan memulihkan kembali fungsi lingkungan hidup dan sistem sarana dan prasarana sumber daya air. Pemulihan menjadi tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pengelola Sumber Daya Air, dan masyarakat.
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 21
PENUTUP
A. Simpulan
Modul Pengendalian Daya Rusak Air ini pada dasarnya merupakan gambaran tentang pengendalian daya rusak air sebagai bagian dari Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT).
Modul ini berisi materi yang meliputi pengertian, maksud dan tujuan pengendalian daya rusak air, serta kegiatan pengendalian daya rusak air yang terdiri dari upaya pencegahan, penanggulangan dan pemulihan.
Berdasarkanpemaparan di atas, modulinidiberikankepadaCPNS Angkatan 2017khususnyadalampelaksanaanPelatihanOrientasiTerpadudengantujuanuntukp emberianwawasandanpengetahuandasartentangpengendaliandayarusak air
sehinggadiharapkanCPNS yang
bersangkutanmengetahuidanmengetahuipengendaliandayarusak air
sebagaibagiandari PSDAT, yang
akanbergunasebagaibekaldalammelaksanakanpekerjaanpadasektor- sektorsumberdaya air.
B. TindakLanjut
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti kelas
lanjutan untuk dapat memahami detail
orientasiterpadudalamtatakeloladanruanglingkupbidangsumberdaya air dan ketentuan pendukung terkait lainnya, sehingga memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai pelatihan yang dilaksanakan.
Selainitu, diharapkan Narasumber/Fasilitator bersama-sama dengan Peserta dan/atau secara sendiri membuat rangkuman atau simpulan dari pembelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan diskusi dan/atau memberikan tugas baik individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar Peserta.
Diharapkan setelah memperoleh pembelajaran dari modul ini Peserta dapat melakukan pengayaan dengan materi yang berkaitan dengan Pengendalian Daya Rusak Air, antara lain mempelajari hidrologi, teknik pantai, teknik sungai, teknik irigasi, teknik pengembangan rawa dan lain-lain. Selain itu juga perlu dipelajari tentang pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 23
EVALUASI FORMATIF
Evaluasiformatifadalahevaluasi yang
dilakukandiakhirpembahasanmodulpengendaliandayarusak airpadaPelatihanOrientasiTerpadu.
Evaluasiinidimaksudkanuntukmengetahuisejauh mana
pemahamanpesertapelatihanterhadapmateri yang disampaikandalammodul.
A. Soal
Andadimintauntukmemilihsalahsatujawaban yang benardaripertanyaan- pertanyaan di bawahini!
1. Pengendalian daya rusak air adalah
a. upaya untuk mencegah, menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air.
b. keseluruhan pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang setiap tahun dan diatur berdasarkan jadwal, seperti pemotongan rumput, pembersihan bagunan serta kisi sampah, pelumasan pintu klep.
c. pekerjaan perbaikan kerusakan bangunan untuk mengembalikan fungsi bangunan sesuai kondisi semula tanpa mengubah sistem dan tingkat layanan bangunan, dimana fungsi bangunan yang ada kurang dari 50%.
d. Tidak ada yang benar.
2. Dataran banjir adalah :
a. prasarana yang dibangun untuk keperluan pengelolaan sungai.
b. dataran di luar sungai yang berfungsi sebagai penampung dan penyalur banjir.
c. aliran air minimum yang harus tersedia di sungai untuk memelihara ekosistem sungai.
d. Tidak ada yang benar.
3. Perlindungan Dataran Banjir
a. Dilakukan dengan membebaskan dataran banjir dari peruntukan yang mengganggu fungsi penampung banjir.
b. Dataran banjir yang menampung banjir adalah dataran banjir yang di cadangkan sebagai tempat penampung air selama musim banjir untuk menghindari banjir yang lebih besar di bagian hilir.
c. Membebaskan dataran banjir dari peruntukan yang mengganggu fungsi penampung banjir adalah menghindari berkembangnya dataran banjir menjadi kawasan pengembangan yang mengakibatkan kerugian besar jika terjadi banjir.
d. Semuanya benar.
4. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang anda anggap benar,
a. Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air.
b. Pengendalian daya rusak air diutamakan pada upaya pencegahan melalui perencanaan pengendalian daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pengelolaan sumber daya air.
c. Pengendalian daya rusak air diselenggarakan dengan melibatkan masyarakat. Pengendalian daya rusak air menjadi tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah, serta pengelola sumber daya air dan masyarakat.
d. Semuanya benar.
5. Yang termasuk akibat adanya daya rusak air seperti : a. banjir, erosi, tsunami
b. kekeringan, kepunahan satwa dan tumbuhan, wabah penyakit, c. longsor, terjadinya amblesan tanah.
d. Semuanya benar
B. UmpanBalikdanTindakLanjut
Untukmengetahuitingkatpenguasaanpesertapelatihanterhadapmateri yang di paparkandalammateripokok, gunakanrumusberikut :
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 =Jumlah Jawaban Yang Benar
× 100 %
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 25
Artitingkatpenguasaan : 90 - 100 % : baiksekali 80 - 89 % : baik 70 -79 % : cukup
< 70 % : kurang
Diharapkandenganmateri yang diberikandalammodulini, pesertadapatmengetahuidanmemahamipengendaliandayarusak air. Proses berbagidandiskusidalamkelasdapatmenjadipengayaanakanmateripengendalianda yarusak air. Untukmemperdalampemahamanterkaitmateripengendaliandayarusak
air, diperlukanpengamatanpadabeberapamodul-
modulmatapelatihanterkaitataupadamodul-modul yang
pernahAndadapatkansertamelihatvariasi-variasimodul-modul yang adapada media internet. Sehinggaterbentuklahpemahaman yang utuhakanmateri-materi yang disampaikandalamPelatihanOrientasiTerpadu.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 4 tahun 2015 tentang Penetapan Wilayah Sungai.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 26 tahun 2015 tentang Pengalihan Alur Sungai dan/atau Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 27 tahun 2015 tentang Bendungan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28 tahun 2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai, dan Garis Sempadan Danau.
Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Santoso, Slamet Budi. (2017).Bahan Tayang Pengendalian Banjir Terpadu.
Bandung: Pelatihan Pengelolaan Banjir Berwawasan Lingkungan.
Siswoko. (2017). Bahan Tayang Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Bandung : Pelatihan Pengelolaan Banjir Berwawasan Lingkungan.
Modul 5 Pengendalian Daya Rusak Air
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
KUNCI JAWABAN TEST FORMATIF
1. A 2. B 3. D
4. D
5. D
KUNCI JAWABAN
Berikutinimerupakankumpulanjawabanatau kata kuncidarisetiapbutirpertanyaan yang terdapat di dalammodul. Kuncijawabaninidiberikandenganmaksud agar pesertapelatihandapatmengukurkemampuandirisendiri.
Adapunkuncijawabandarisoalevaluasiformatif, sebagaiberikut : 1.
2.
3.
4.
5.