PENDAHULUAN
Latar Belakang
Deskripsi singkat
Tujuan Pembelajaran
- Hasil Belajar
- Indikator Hasil Belajar
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
PENJELASAN UMUM
- Lingkup Kegiatan Operasi Waduk
- Penyusunan Pola Operasi Waduk
- Pertimbangan Penyusunan Pola Operasi Waduk
- Dasar Penyusunan POW
- Kondisi Batas
- Tahun Basah dan Tahu Kering
- Tanggung Jawab Penyusunan POW
- Kaji Ulang POW
- Rencana Tahunan Operasi Waduk (RTOW)
- Dasar Penyusunan RTOW
- Tanggung Jawab RTOW
- Evaluasi RTOW
- Pelaksanaan Operasi Waduk
- Operasi Normal
- Operasi Banjir
- Operasi Darurat
- Laporan Pelaksanaan Operasi Waduk
- Pencatatan Data Hidrologi dan Operasi Waduk
- Evaluasi
- Pelaporan
- Operasi Pintu dan Katup
- Latihan
- Rangkuman
- Evaluasi
Pada dasarnya pengoperasian waduk adalah kegiatan pengendalian air waduk yang pelaksanaannya harus dilakukan berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan yaitu “Rencana Tahunan Operasional Waduk”. Oleh karena itu, rencana pengoperasian waduk untuk setiap bendungan/waduk harus disusun oleh pengelola bendungan/.
POW DAN RTOW WADUK TUNGGAL
- Penyusunan POW
- Prosedur Penyusunan POW
- Perhitungan Debit Masuk (Inflow)
- Perhitungan Debit Keluar (Kebutuhan Air)
- Keseimbangan Air
- Hasil Penyusunan POW
- Penyusunan RTOW
- Latihan
- Rangkuman
- Evaluasi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 23 Contoh perhitungan inflow kondisi tahunan basah, normal dan kering dapat dilihat pada Lampiran I. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 27 Sementara itu, metode ini juga mempunyai kelemahan. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA DAN KONSTRUKSI AIR 33 Gambar 4.1. Skema dasar simulasi Cascade Reservoir.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA DAN KONSTRUKSI AIR 35 g) Membuat tabulasi hubungan antara TMA dengan volume waduk dan membuat tabulasi hubungan antara TMA dengan luas waduk. h) Tentukan TMA maksimum dan minimum untuk masing-masing reservoir. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 37 d) Yang selama ini disebut Waduk Seri/Cascade adalah Waduk Saguling – Cirata – Juanda/Jatiluhur (WS Citarum). Penerapan kedua model ini, yang dibuat oleh Cramford dan Linsly (1966), dibahas lebih rinci oleh Burnas et.al (1973), Crawford dan Linsley (1966) dan Sigh (1988).
Jadwal - 3 : Laporan Kejadian Banjir (Lampiran –3) . PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN BANGUNAN 51 b) Laporan eksternal. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA DAN KONSTRUKSI AIR 63 Waduk E-Purpose: Waduk yang pemanfaatan airnya hanya untuk keperluan penggunaan saja.
POW DAN RTOW SERI (KASKADE)
Umum
POW untuk tangki cascade merupakan gabungan dari 2 (dua) tangki atau lebih yang pengoperasiannya merupakan satu kesatuan.
Prinsip Dasar Penyusunan POW SERI ( KASKADE)
- Pembagian Berimbang (Equal Sharing)
- Persamaan Dasar Simulasi Waduk Kaskade
Rencana operasional tahunan waduk ini digunakan oleh pengelola masing-masing waduk sebagai acuan dalam rangka pengendalian/pengaturan air harian rutin waduk untuk memenuhi kebutuhan air di hilir sepanjang tahun. Dalam pengoperasiannya, cascade reservoir beroperasi secara proporsional berdasarkan volume efektif masing-masing reservoir terhadap total volume efektif (seluruh reservoir). Waduk A, B, dan C dikatakan seimbang apabila persentase volume efektif masing-masing waduk setelah dioperasikan masih menunjukkan angka masing-masing sebesar 42,50% dan 42,50%.
St = akumulasi pada periode t St+1 = akumulasi pada periode t+1 It = masuk ke dalam akumulasi pada periode t. Rt = hujan yang turun di permukaan waduk pada periode t Et = hilangnya air akibat penguapan pada periode t.
Langkah Penyususnan POW KASKADE
Pada saat beroperasi, setiap reservoir tidak boleh melebihi dua TMA tersebut. i) Hitung volume efektif masing-masing reservoir pada TDC normal. j) Hitung volume reservoir efektif pada setiap TMA dengan menggunakan tabel kapasitas reservoir yang sesuai. k) Tentukan batas masing-masing waduk dengan memperhatikan hal-hal berikut. Jika tidak, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di masing-masing waduk tidak dapat beroperasi jika sistem ketenagalistrikan yang saling terhubung berada dalam keadaan darurat. Jika tidak, keseimbangan reservoir tidak akan tercapai dan pengoperasian masing-masing reservoir akan terganggu. l) Menetapkan batas atau koridor pada setiap pola pengoperasian waduk untuk mengetahui kondisi aliran air yang masuk.
Tahapan Penyusunan RTOW KASKADE (RTOWK)
36 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN BANGUNAN. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 37 d) Selama ini yang dikenal sebagai Waduk Seri/Cascade adalah Waduk Saguling – Cirata – Juanda/ Jatiluhur (WS Citarum). Di WS Brantas terdapat 4 (empat) buah waduk yang disusun secara seri (berurutan) dalam satu sungai Brantas, dimulai dari Sengguruh-Sutami-Lahor-Wlingi-Lodoyo. Namun karena waduk Sutami-Lahor saling berhubungan dan waduk lainnya merupakan waduk harian, maka kelima waduk ini tidak dikategorikan sebagai satu rangkaian.
Latihan
Rangkuman
Evaluasi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA DAN FASILITAS AIR 41 a) Apabila tinggi muka air waduk tidak sesuai rencana, namun masih dalam batas zona operasional, maka pengelola operasional pada prinsipnya dianggap masih sesuai dengan ketentuan. rencana operasional; Penyesuaian jangka pendek dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Ketinggian muka air waduk di atas muka air banjir (muka air normal tinggi atau muka air kontrol). PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN BANGUNAN 45 - Retakan memanjang pada badan bendungan cukup besar untuk terjadi. perpindahan signifikan di satu sisi celah - Kesalahan pada pintu pelimpah.
f) Lingkungan, meliputi: kualitas air, izin pembuangan limbah, material. bahan berbahaya/beracun.. g) PDAM, meliputi: model pengoperasian waduk, kualitas air h) Lainnya. Operasi: Kegiatan pengaturan, pendistribusian dan penyediaan air dan sumber daya air untuk mengoptimalkan penggunaan prasarana sumber daya air. Pemeliharaan: Kegiatan pemeliharaan sumber daya air dan prasarana sumber daya air yang bertujuan untuk menjamin terpeliharanya fungsi sumber daya air dan prasarana sumber daya air.
Perencanaan: Suatu proses kegiatan untuk menentukan tindakan yang akan dilaksanakan secara terkoordinasi dan tepat sasaran untuk mencapai tujuan pengelolaan air. Wilayah Sungai (WS): Kesatuan wilayah pengelolaan air pada satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2.
PELAKSANAAN OPERASI WADUK
Umum
Lingkup Kegiatan
Prosedur Pelaksanaan Operasi Waduk
Operasi Normal
Sebelum diambil keputusan pembukaan pintu, untuk waduk cascading perlu berkoordinasi terlebih dahulu dengan pengelola waduk di bagian hulu untuk mengurangi keluarnya air waduk. Begitu pula jika air waduk tumpah melewati saluran pelimpah, sebaiknya dilakukan langkah koordinasi dengan pengelolaan waduk di bagian hulu seperti di atas. Jika penurunan muka air waduk disebabkan oleh kondisi musim kemarau, maka pengurangan pengeluaran air harus dilaksanakan sesuai rencana tahunan.
Besarnya pengurangan tergantung pada kebutuhan dan keadaan, dilaksanakan secara bertahap (menggunakan metode empiris praktis) dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan minimum yang disepakati, biasanya 80% dari kebutuhan. Apabila pengeluaran terpaksa lebih rendah dari kebutuhan irigasi normal yaitu 80%, maka perlu dilakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk mengatur pendistribusian air pada saluran irigasi di lapangan.
Operasi Banjir
- Batasan Operasi Banjir
- Ketentuan Operasi Banjir
Periode banjir 1 Desember – 15 April: tinggi muka air waduk tidak boleh melebihi ketinggian CWL (Control Water Level). Periode pemulihan 16 April – 30 April: tinggi muka air waduk tidak boleh melebihi NHWL (Normal High Water Level) elv.
Operasi Darurat
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 45 - Retakan memanjang pada badan bendungan yang cukup besar untuk terlihat. Pengoperasiannya dilakukan dengan menurunkan air secara cepat melalui pintu keluar darurat atau pintu keluar lainnya hingga ketinggian air tangki mencapai ketinggian yang aman. Pengoperasian pintu darurat ini dilakukan setelah dilakukan penilaian oleh ahli bendungan dan hasil penilaian menyimpulkan keutuhan bendungan terancam atau bendungan terancam roboh jika ketinggian air tidak diturunkan.
Peramalan Banjir
- Metode Peramalan Banjir
- Pengumpulan Data
- Stasiun Pengamat
- Pengiriman Data
- Model Perhitungan
- Rekomendasi
Data spesifik yang dikumpulkan bergantung pada model prakiraan banjir yang digunakan. a) Ketinggian air sungai. Ketinggian air sungai dan variasinya terhadap waktu di stasiun-stasiun tertentu dicatat secara berkala, biasanya 3 sampai 6 jam b) Debit waduk dan tinggi tampungan. Kedalaman hujan di stasiun hujan biasanya diukur setiap hari pada 9, tetapi diukur dengan interval 3 sampai 6 jam selama periode banjir.
Catatan ini berasal dari stasiun yang ditunjuk untuk memberi sinyal kepada peramal bahwa ada kemungkinan banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang tercatat sejak pencatatan pada pukul 09.00. Jenis stasiun yang diperlukan untuk mengumpulkan data meteorologi dan hidrologi adalah sebagai berikut. Penentuan lokasi stasiun dilakukan berdasarkan tata cara yang ditentukan dalam SKSNI-M dan berkonsultasi dengan Suku Dinas/Sudin Pengairan serta Puslitbang Pengairan. adalah sebagai berikut. Semua data yang berasal dari stasiun-stasiun ini dikirim menggunakan satu atau lebih metode berikut.
Cara yang paling sederhana dan mudah untuk memprediksi banjir adalah dengan membuat grafik hubungan antara tingkat curah hujan dan debit limpasan (reservoir inflow). Mengingat kemampuan yang ada di Indonesia, maka disarankan tahapan sistem prakiraan banjir sebagai berikut.
Peringatan Banjir
Untuk keperluan peringatan banjir, perlu diketahui hubungan antara debit keluar waduk/tinggi waduk dengan kapasitas sungai di bagian hilir yang merupakan tahap peringatan banjir.
Pelaporan
- Laporan Operasional Waduk
- Laporan Data Hidrologi & Klimatologi
- Laporan Kejadian banjir
Dalam rangka operasi pengendalian banjir tahunan (normal) di wilayah hilir, perlu juga memperhatikan “Pedoman Kewaspadaan Banjir” yang sudah ada dan berlaku pada sistem sungai yang bersangkutan, termasuk jadwal harian penerimaan banjir. Dalam kondisi darurat, instruksi kewaspadaan ini biasanya disertakan dalam instruksi Rencana Tindakan Darurat (RTD). Pada kondisi banjir, pelaksanaan pengoperasian waduk dicatat pada Formulir-3 pada Lampiran – 3 “Laporan pengoperasian waduk pada saat banjir”.
Koordinasi Antar Pemangku Kepentingan
Latihan
Rangkuman
Evaluasi
Setelah mengikuti pembelajaran pada modul ini, peserta diharapkan membaca literatur terkait pengoperasian reservoir yang tercantum pada daftar pustaka. Standar Perencanaan Irigasi, Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Direktorat Irigasi dan Lahan Basah, Februari 2013. Kondisi normal : Kondisi dimana kegiatan pengoperasian waduk dilaksanakan sesuai jadwal, tidak ada perbedaan ketersediaan air (air waduk suplai dan debit aliran masuk) sesuai rencana.
Pengoperasian Waduk : Merupakan kegiatan pengendalian air yang masuk ke dalam waduk untuk memenuhi berbagai kebutuhan air dan pengendalian banjir di bagian hilir sesuai dengan pola dan rencana operasional yang telah ditetapkan. Kerangka dasar pengoperasian waduk bersifat jangka panjang dan menjadi acuan/referensi pelaksanaan Rencana Operasional Tahunan (RTOW). Rencana pengoperasian waduk satu tahun disusun setiap awal tahun, berdasarkan keseimbangan antara perkiraan ketersediaan air dan kebutuhan air pada tahun tersebut.
Pengoperasian waduk adalah kegiatan pengendalian air yang masuk ke dalam waduk untuk memenuhi kebutuhan air dan pengendalian banjir di hilir sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Selanjutnya data TMA ini dijadikan acuan untuk melihat kondisi TMA pada akhir siklus pola operasi reservoir.
PENUTUP
Simpulan
Setiap pemilik/pengelola bendungan wajib menyiapkan/menyiapkan POW pada awal pengoperasian dan meninjaunya setiap 5 tahun sekali serta menyiapkan/menyusun RTOW setiap tahun sebagai pedoman operasional setiap tahunnya.
Tindak Lanjut
Ketinggian permukaan air yang diizinkan dalam reservoir dan ketinggiannya ditentukan berdasarkan tindakan pencegahan minimum yang disepakati/ditentukan. Batas tinggi muka air rendah operasional digunakan sebagai batas terendah pada kondisi normal, di bawahnya masih terdapat cadangan volume tampungan air yang disediakan pada kondisi kering. Batas ketinggian muka air terendah merupakan batas muka air terendah untuk pintu masuk.
Penyimpanan efektif: Wadah yang ditempatkan di antara ketinggian air normal dan ketinggian air minimum. Volume efektif: Jumlah air reservoir antara tinggi air normal dan tinggi air minimum yang dapat digunakan untuk pengoperasian.