PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
- Bagi Peneliti
- Bagi Institusi Pendidikan
- Bagi Lahan Penelitian
Sebagai sumber bacaan dan bahan referensi bagi peneliti lain, berkaitan dengan motivasi kerja perawat dalam pelaksanaan nurse round. Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan atau institusi yang terkait dengan masalah penelitian ini, sehingga dapat meningkatkan atau meningkatkan motivasi kerja perawat khususnya dalam pelaksanaan tugas keperawatan.
Ruang Lingkup
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Motivasi Kerja
Prinsip-Prinsip dalam Memotivasi Kerja Pegawai
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya pencapaian tugas, informasi yang jelas akan memudahkan motivasi kerja pegawai. Hal ini akan memotivasi pegawai yang bersangkutan untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.
Dimensi Motivasi Kerja
Pada tingkat ini individu merasa menjadi bagian dari lingkungannya jika ia mampu mencintai dan dicintai orang lain. Bebas berhubungan/berinteraksi dengan orang lain tanpa merasa benci atau membutuhkan satu sama lain.
Faktor-Faktor Motivasi Kerja
Menurut Robbin (1991) mengatakan bahwa seorang pekerja akan merasa puas jika imbalan yang diterima sepadan dengan usaha kerja yang telah dilakukan. Robbin (2006) menyatakan bahwa hubungan sosial antara manajer dan staf yang bersahabat serta didukung dengan situasi/kondisi kerja yang aman dan nyaman akan meningkatkan kepuasan kerja.
Faktor Motivator
Faktor Demotivator
Perawat
- Pengertian Perawat
- Peran Perawat
- Fungsi Perawat
Peran tersebut dilakukan dengan membantu klien untuk meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan. Peranan ini dilakukan dengan mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan dari tim kesehatan agar pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah dan sesuai dengan kebutuhan klien. Dengan mencoba mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang dibutuhkan, termasuk berdiskusi atau bertukar pikiran dalam menentukan bentuk pelayanan selanjutnya.
Peran disini adalah tempat berkonsultasi mengenai masalah atau tindakan keperawatan yang tepat. Peran seorang reformis dapat dilaksanakan dengan merencanakan, berkolaborasi, melaksanakan perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan cara pemberian pelayanan keperawatan. Fungsi ini dapat muncul jika format pelayanan memerlukan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan, misalnya dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit kompleks.
Ronde Keperawatan
- Pengertian Ronde Keperawatan
- Tujuan Ronde Keperawatan
- Manfaat Ronde Keperawatan
- Karakteristik Ronde Keperawatan
- Tipe-Tipe Ronde Keperawatan
- Peran Perawat Dalam Ronde Keperawatan
- Mekanisme Ronde Keperawatan
- Langkah-Langkah Ronde Keperawatan
- Pentingnya Ronde Keperawatan
- Persiapan Kepala Ruangan
- Kerugian Dari Ronde Keperawatan
Nursing tour merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan keperawatan pasien yang dilakukan oleh perawat, selain melibatkan pasien dalam berdiskusi dan melaksanakan asuhan keperawatan. Menurut pendapat peneliti, berdasarkan pendapat para ahli, ronde keperawatan adalah suatu proses interaksi antara perawat (karu, katim, pp) atau mahasiswa keperawatan dengan tim kesehatan lainnya yang bertujuan untuk menyelesaikan dan menyelesaikan permasalahan keperawatan pasien yang belum terselesaikan yang didiskusikan dengan pasien lepas. keluarga pasien di rumah sakit.tempat atau di kamar pasien. Dengan putaran keperawatan hal ini dapat dicegah, putaran keperawatan membantu mengarahkan perawat baru kepada pasien.
Sangatlah berharga bagi manajer ruangan untuk melanjutkan tinjauan keperawatan rutin dengan instruktur klinis. Clement (2011) melaporkan kondisi pasien, asuhan keperawatan, perawatan medis dan prognosis selama kunjungan keperawatan. Sedangkan menurut Aitken dkk. 2010) kunjungan perawatan dilakukan setiap minggu selama dua hari dan berlangsung selama satu jam.
Kerangka Teori
KERANGKA KONSEP
Defenisi Operasional
Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang menjelaskan cara menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi operasional ini merupakan informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Definisi operasional juga merupakan penjelasan terhadap seluruh variabel dan istilah yang akan digunakan secara operasional dalam penelitian sehingga pada akhirnya memudahkan pembaca dalam menafsirkan makna penelitian (Setiadi, 2013).
Hipotesis
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan motivasi kerja perawat dengan pelaksanaan ronde keperawatan di ruang Cempaka RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh pada tahun 2016. Analisis univariat digunakan untuk menganalisis variabel terikat yaitu pelaksanaan ronde keperawatan dan variabel bebas motivasi kerja perawat. Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai motivasi kerja perawat dan mendapatkan gambaran mengenai kinerja keperawatan.
Seringnya pembagian ronde keperawatan secara umum di bangsal Cempaka RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Pelaksanaan Putaran Tahun 2016. Jika Ha diterima maka menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja perawat dengan pelaksanaan putaran keperawatan. Bertujuan untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Pelaksanaan Nursing Round Di Ruang RSUD Cempaka, RSUD Dr.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
- Tempat Penelitian
- Waktu Penelitian
Karena RSUD Dr Adnaan WD Payakumbuh merupakan rumah sakit pendidikan maka peneliti menemukan adanya permasalahan terkait mutu pelayanan keperawatan yaitu motivasi kerja perawat dalam melakukan putaran keperawatan tidak pernah dilakukan oleh perawat.
Populasi, Sampel dan Sampling
- Populasi
- Sampel
- Sampling
Sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 63 orang, berasal dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili seluruh populasi yang ada (Hidayat, 2009). Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah “Total Sampling” dimana seluruh sampel diambil dari populasi yang ada (Notoatmodjo, 2005).
Pengumpulan Data
- Alat pengumpulan data
- Cara Pengumpulan Data
- Uji Coba Instrument
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 10-19 Juli 2016, terlebih dahulu peneliti meminta izin untuk menyampaikan tujuan penelitian kepada perawat dan pengelola bangsal di bangsal Cempaka I dan II untuk melakukan kegiatan sosialisasi tentang konsep keperawatan putaran selama 2 hari. Pada tanggal 12 Juli 2016, peneliti melakukan kegiatan sosialisasi terkait konsep Nurse Round kepada 19 orang responden yang mengikuti kegiatan sosialisasi, yaitu Cempaka I sebanyak 9 orang dan Cempaka II sebanyak 10 orang. Kemudian pada tanggal 16-19 Juli 2016 peneliti menyebarkan angket motivasi kerja perawat dan pelaksanaan nurse round yang diisi oleh responden.
Sebelum pengumpulan data, peneliti menguji instrumen penelitian pada 3 orang perawat di ruang bedah RSUD Dr. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan-pernyataan dalam kuesioner dapat dipahami dengan baik oleh responden sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam proses penelitian. Hasil pengujian menunjukkan tidak terjadi perubahan pada kuesioner, sehingga kuesioner dapat digunakan dalam penelitian.
Cara Pengolahan Data dan Analisis Data
- Cara Pengolahan Data
- Analisa Data
Pada variabel motivasi kerja perawat, jika jawaban “sangat setuju” dikategorikan “motivasi tinggi” dan diberi kode 5, maka jawaban “setuju” dikategorikan “motivasi tinggi” dan diberi kode 4; jawaban ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju dikategorikan sebagai orang yang motivasinya rendah dan diberi kode (3, 2, 1). Apabila pada variabel pelaksanaan ronde keperawatan pada lembar angket, jawaban sangat setuju dan setuju dikategorikan sebagai ronde keperawatan yang dilaksanakan dan diberi kode (5, 4), maka jawaban ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju dikategorikan sebagai ronde keperawatan tidak dilaksanakan dan diberi kode (3, 2, 1). Jawaban yang diberi kode kategori kemudian dimasukkan ke dalam tabel dengan menghitung frekuensi data.
Pada tahap ini peneliti memeriksa data yang telah diolah apakah terdapat kesalahan atau tidak. Pada tahap ini peneliti mengelompokkan data kemudian menghitung dan menempatkannya ke dalam kategori hingga tercipta tabel distribusi frekuensi. Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengolahan data terhadap seluruh kuesioner yang lengkap dan benar untuk dianalisis.
Etika Penelitian
- Informed Concent (Pernyataan Persetujuan)
- Anomity (Tanpa Nama)
- Confidentiality (Kerahasiaan)
Hubungan antara motivasi kerja perawat dengan pelaksanaan keperawatan di bangsal Cempaka RSUD Dr. Kunjungan keperawatan dilakukan oleh 11 orang, dimana 66,7% (8 orang) merupakan perawat dengan motivasi kerja tinggi dan 15,0% (3 orang) merupakan perawat dengan motivasi kerja rendah. Oleh karena itu kunjungan perawatan tidak dilakukan pada I. dan II. ke bagian Cempaka, karena motivasi perawat masih rendah. Berdasarkan penelitian Wiryawan, dkk (2012) yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Pelaksanaan Nursing Round.
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p = 0,006 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja perawat dengan pelaksanaan ronde keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Pelaksanaan Kunjungan Perawat Di Bangsal Cempaka, Dr. Adnaan WD Payakumbuh pada tahun 2016 dengan jumlah responden sebanyak 32 orang perawat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Dapat menjelaskan mekanisme kunjungan keperawatan j. Mampu menjelaskan langkah-langkah siklus keperawatan 5) Keterampilan efektif yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Analisis Univariat
- Analisis Bivariat
Distribusi frekuensi motivasi kerja perawat menurut teori Maslow di bagian Cempaka RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh 2016 Motivasi kerja perawat. Sebab dari angket motivasi kerja perawat teori maslow yang diisi oleh perawat menunjukkan adanya beberapa tingkatan motivasi yang belum terpenuhi yaitu belum terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman yang dimiliki perawat karena perawat merasa tidak terpenuhi. jaminan kesehatan dan jaminan hidup di hari tua tidak terpenuhi selama bekerja di rumah sakit. Berdasarkan tabel 5.3 di atas terlihat lebih dari setengahnya tidak melakukan Nurse Round, yaitu sebesar 65,6% atau 21 responden jika melihat kuesioner yang diisi oleh perawat di bagian Cempaka.
Lembar observasi perawat sebanyak 74 lembar tidak menyelesaikan ronde keperawatan setelah peneliti melakukan sosialisasi tentang konsep ronde keperawatan dan demonstrasi melakukan ronde keperawatan. Sedangkan dari 65,6% (21 orang) yang belum menyelesaikan babak keperawatan, sebanyak 33,3% (4 orang) merupakan perawat dengan motivasi kerja tinggi dan 85,0% (17 orang) merupakan perawat dengan motivasi kerja rendah. OR yang diperoleh sebesar 11,333 yang berarti perawat dengan motivasi kerja tinggi mempunyai peluang 11,333 kali lebih besar untuk menyelesaikan ronde keperawatan dibandingkan perawat dengan motivasi kerja rendah.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 32 perawat bangsal Cempaka I dan II, lebih dari separuh perawat tidak melakukan ronde keperawatan berdasarkan kuesioner yaitu 65,6% atau 21 responden. Berdasarkan hasil observasi peneliti, tidak ada perawat di bangsal Cempaka yang melakukan Nursing Round setelah peneliti melakukan sosialisasi tentang konsep Nursing Round. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Wiryawan, dkk (2012) yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Pelaksanaan Nursing Round Di RSUD Kebumen yang menunjukkan bahwa pelaksanaan Nursing Round di ruang rawat inap bangsal RSUD Kebumen berada pada kategori baik yaitu dari bangsal Dahlia, Cempaka dan Teratai sebanyak 42 responden (76,4%), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perawat di RSUD Kebumen melakukan rawat inap di bangsal ronde keperawatan dalam kategori baik, sehingga sangat mendukung perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Berdasarkan tabel 5.4 terlihat bahwa dari 32 responden yang melakukan tindakan keperawatan dengan motivasi tinggi sebanyak 66,7% atau 8 responden. Artinya terdapat hubungan yang signifikan dan cukup kuat antara tingkat pengetahuan perawat tentang Nursing Round dengan pelaksanaan Nursing Round. 84 Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawat bangsal melakukan kegiatan keperawatan di RSUD Kebumen.
Keterbatasan Peneliti
Pengaruh perawat terhadap tingkat kepuasan kerja manajer perawat di ruang rawat inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Saya menyatakan siap untuk ikut serta sebagai responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Keperawatan STIKes Perintis Padang yang berjudul “Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Pelaksanaan Nursing Rounds pada Nursing Rounds di Bangsal Cempaka di RSUD" dr. Sebelum mengunjungi pasien, perawat harus mendiskusikan tujuan yang ingin dicapai (Clement, 2011). b) Perawat menentukan pasien yang akan menyelesaikan putaran keperawatan.
Yang terbaik adalah memilih klien yang memerlukan perawatan khusus dengan permasalahan yang relatif lebih kompleks (Sitorus, 2006). c) Putaran keperawatan dilakukan pada pasien. Sedangkan menurut Aitken dkk. 2010) ronde keperawatan diadakan dua hari setiap minggu dan berlangsung selama satu jam. e. Perawat atau mahasiswa dapat langsung menerapkan ilmu yang didapat kepada pasien. . i.. e) Perawat membaca laporan pasien melalui status pasien sebelum melakukan putaran keperawatan.
Sebelum pasien dilihat, perawat mendiskusikan tujuan yang ingin dicapai (Clement f), Perawat menentukan pasien mana yang akan menjalani ronde keperawatan. Sebaiknya pilih klien yang membutuhkan perawatan khusus dan mempunyai permasalahan yang relatif lebih kompleks (Sitorus, 2006). g) Ronde keperawatan dilakukan terhadap pasien.