Nama : Aa Rurun Rusnian Hamzah Mata Kuliah : Prinsip Pengajaran dan Asesmen Topik : 05. Demonstrasi Kontekstual
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
T1.5. Demonstrasi Kontekstual Disusun oleh:
1. AA RURUN RUSNIAN HAMZAH 2. AGUS SALIM
3. ANTY KUNATI 4. AMELIA
Selanjutnya mahasiswa mempresentasikan hasil LKK 1. Presentasi dapat dilakukan dalam bentuk PPT, kertas plano maupun media lain yang relevan. Kelompok lain menanggapi dengan melakukan telaah kritis berupa penguatan maupun kritik yang bersifat perbaikan. Aktivitas ini diharapkan dapat menghadirkan ragam perspektif sehingga mahasiswa benar-benar paham terhadap kegunaan, fungsi dan strategi implementasi penggunaan instrumen dalam asesmen kebutuhan.
Dalam diskusi kelompok, mahasiswa dapat terfokus pada beberapa pertanyaan pemantik berikut.
1. Seperti apa kondisi nyata yang diamati selama observasi/orientasi?
Jawab:
Kondisi nyata yang diamati selama observasi/orientasi yakni peserta didik kesulitan dalam memahami sebuah pertanyaan bukan hanya pertanyaan terkait dengan pembelajaran saja, namun pertanyaan-pertanyaan dasar yang di ajukan oleh guru. Dalam hal perencanaan karir, siswa terlihat bingung menentukan jenjang studi lanjut karena belum memahami minat dan bakat. Pada masalah kedisiplinan, siswa sering terlambat. Selain itu, guru BK mengalami kesulitan dalam memberikan layanan konseling individu karena tidak adanya ruang yang memadai untuk menjaga kerahasiaan dan kenyamanan.
2. Alat tes apa yang relevan digunakan?
Jawab:
Alat tes pertama kali digunakan adalah AKPD (Analisis Kebutuhan Dasar), yang sesuai dengan situasi yang dialami oleh peserta didik, namun secara rinci untuk kesulitan belajar adalah angket kesulitan belajar dan wawancara. Untuk perencanaan karir, tes minat dan bakat seperti RIASEC, angket pemilihan studi lanjut, dan wawancara sangat relevan.
Dalam menangani kedisiplinan menggunakan angket kedisiplinan, serta wawancara digunakan. Untuk konseling individu, dengan melakukan konseling individu kepada peserta didik.
3. Mengapa mengguakan alat tes tersebut?
Jawab:
Penggunaan AKPD ini didasarkan pada keberadaan pertanyaan-pertanyaan yang mencakup berbagai masalah siswa, seperti aspek pribadi, sosial, pembelajaran, dan karir.
Selain itu, angket dan wawancara membantu mengidentifikasi kesulitan belajar secara spesifik dan merencanakan layanan yang sesuai. Tes minat dan bakat digunakan untuk memahami potensi siswa dalam memilih studi atau karir yang tepat. Observasi dan angket kedisiplinan berguna untuk memantau perilaku siswa secara langsung dan mengumpulkan data dari persepsi guru atau siswa tentang kedisiplinan. Sedangkan observasi dan wawancara digunakan untuk memahami kebutuhan ruang konseling individu serta dukungan layanan konseling di sekolah.
4. Bagaimana cara menggunakannya?
Jawab:
Cara penggunaan AKPD adalah dengan membagikan angket kepada seluruh peserta didik, yang diisi dengan memilih antara "YA" atau "TIDAK" sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Setelah itu, guru BK akan mengevaluasi hasil tes AKPD. Dari hasil tersebut, ditemukan bahwa banyak siswa mengalami kesulitan belajar karena berbagai faktor. Selanjutnya, kami menggunakan metode non-tes, yang melibatkan prosedur seperti observasi dan wawancara. Selain itu, melakukan wawancara individual untuk mendalami masalah yang dihadapi, serta melaksanakan tes minat dan bakat (RIASEC) untuk mengidentifikasi minat dan bakat siswa. Observasi dilakukan dengan mengamati perilaku siswa secara langsung di kelas atau lingkungan sekolah.
5. Siapa sasarannya?
Jawab:
Sasaranya adalah seluruh peserta didik, karena ada kemungkinan bukan hanya ada satu perserta didik yang mengalami kesulitan belajar, siswa yang belum memiliki rencana karir yang jelas, siswa yang sering melanggar aturan sekolah, serta guru dan konselor yang terlibat dalam layanan bimbingan dan konseling.