1 PENDAHULUAN
Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa dan kemampuan intelektual siswa.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi peserta didik,
baik selama mengikuti pendidikan di berbagai jenis dan jenjang pendidikan
maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Keterampilan tersebut dapat menentukan keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hampir seluruh aktivitas belajar peserta didik berkaitan dengan kegiatan menulis.
Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan menulis mempunyai PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA FANTASI
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN
Desri Andika Sari, Lira Hayu Afdetis Mana, Febrina Riska Putri.
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This research was motivated by several things, following as. First, student like less matery or writing fiction story. Second, student felt bored about matery of writing fiction because teacher was explain the matery by oration. Third, student felt hard to find idea to made as writing. The goal research to description inflvence of using model problem based lerning (PBL) helping by audio visual media to skill writing fiction stoty text on student call VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman. This vatiaty of research is quantitative with the methode of quasi eksperimen. According data analisys were know. First, the skill writing fiction story text without using model problem based learning (PBL) helping audio visual media student class VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman is 72,67 with quality was more than enough. Second, the skill writing fiction story text with helping by problem based learning (PBL) helping audio visual media class VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman is 79,17 with quality good.
Third, there are inflvence that significant using model problem based learning (PBL) helping audio visual media according writing fiction story text skill class VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman with tcalculated >ttable(2 > 1,67).
Keywords: writing, fiction story, model problem based learning (PBL) helping audio visual.
2 kedudukan penting dan strategis dalam proses pembelajaran di sekolah.
Dalam meningkatkan kemampuan menulis teks cerita fantasi, dibutuhkan sarana yang memadai. Sekolah sebagai sarana pembelajaran memiliki peranan penting guna melatih siswa dalam menulis teks cerita fantasi. Pada tingkat SMP, keterampilan menulis teks cerita fantasi dipelajari dalam kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada sekolah menengah pertama, khususnya di kelas VII. Sebagaimana yang terdapat dalam KI 4 dan KD 4.4. KI 4 yang berbunyi “Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau teori”. KD 4.4 berbunyi“menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi secara lisan dan tulisan dengan memperhatikan struktur, penggunaan bahasa, atau aspek lisan”.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 20 April 2017 dengan Agustina, S.Pd., guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman, diperoleh informasi sebagai berikut. Pertama, siswa sulit untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan khususnya dalam menulis teks cerita fantasi. Kedua, siswa belum sepenuhnya dapat menulis teks cerita fantasi karena mereka sulit untuk menuangkan ide-ide yang ada dalam pikiran mereka untuk dijadikan ke dalam sebuah tulisan. Ketiga, kemampuan siswa dalam menulis teks cerita fantasi masih rendah karena belum sepenuhnya siswa yang mencapai KKM. Keempat, dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Kelima, tujuan pembelajaran menulis teks cerita fantasi ini belum sepenuhnya tercapai sesuai dengan indikator karena kurangnya pemahaman siswa tentang teks cerita fantasi ini, dan kurangnya minat siswa dalam menulis teks cerita fantasi. Keenam, terbatasnya media yang ada di sekolah tersebut.
3 Untuk mengatasi permasalahan rendahnya keterampilan menulis teks cerita fantasi siswa adalah dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan media audio visual. Sebab, dengan penggunaan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan media audio visual tersebut guru mampu mengajak siswa menguasai materi secara teoritis hingga praktik. Anak belajar mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata dan siswa akan lebih tertantang dengan masalah- masalah baru yang mengakibatkan kepuasan bagi mereka. Dalam pembelajaran tentunya membutuhkan suatu media yang dapat membantu seorang guru dalam menyampaikan pesan bisa lebih jelas dan dipahami oleh siswa. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah media audio visual.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, Mendeskripsikan keterampilan menulis teks cerita fantasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman tanpa
menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual. Kedua, Mendeskripsikan keterampilan menulis teks cerita fantasi siswa kelas VII SMP Negeri 1
Rao Kabupaten Pasaman
menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual. Ketiga, Mendeskripsikan pengaruh model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual terhadap keterampilan menulis teks cerita fantasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman.
Cerita fantasi adalah salah satu teks cerita narasi. Menurut Harsiati (2016:50), narasi merupakan cerita fiksi yang berisi perkembangan kejadian atau peristiwa. Menurut Mulyadi (2016:257), cerita fantasi adalah cerita yang bersifat imajinatif dan hal yang dikisahkan diragukan kebenarannya karena kurang masuk akal.
Menurut Harsiati (2016:50-52), ciri-ciri cerita fantasi ada enam.
Pertama, ada keajaiban atau keanehan atau kemisteriusan. Kedua, ide cerita karena ide cerita terbuka terhadap daya khayal penulis, tidak dibatasi
4 oleh realitas atau kehidupan nyata.
Ketiga, menggunakan beberapa latar (lintas ruang dan waktu). Keempat, tokoh unik. Kelima, bersifat fiksi (bukan kejadian nyata). Keenam, bahasa.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto (2006:12) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka, dimulai dari pengumpulan data, penafsiran data, dan data ditampilkan hasilnya. Metode penelitian eksperimen. Jenis eksperimen ini adalah eksperimen semu (quasy-experimental research).
Menurut Ibnu (2003:50), penggunaan rancangan ini untuk mengungkapkan hubungan sebab-akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol di samping kelompok eksperimen.
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu The Randomized Posttest Only Control Group merupakan rancangan lebih sederhana,karena tidak dilakukan pretest. Pada langkah awal peneliti memilih kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara random.
Selanjutnya kelompok eksperimen
dikenakan perlakuan. Pada kegiatan akhir sesudah perlakuan selesai diberikan pada kelompok eksperimen, kepada kedua kelompok diberikan posttest.
Populasi adalah semua subjek atau objek sasaran penelitian (Ibnu, 2003:60). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman yang berjumlah 153 orang dan tersebar enam kelas pada tahun ajaran 2016/2017.
Sampel adalah sebagian populasi atau sejumlah anggota populasi yang mewakili populasinya (Ibnu, 2003:61).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling. Sugiyono (2011:12) menjelaskan teknik purposive sampling merupakan salah satu pengambilan sampel yang sering digunakan dalam penelitian, sedangkan secara bahasa yaitu teknik pengambilan sampel secara sengaja.
Sampel pada penelitian ini adalah kelas VII3 dan VII4.
Instrumenyang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja, yaitu menulis teks teks cerita fantasi.
Tes unjuk kerja yang digunakan untuk
5 mengukur tingkat keterampilan menulis teks cerita fantasi dengan menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visualsiswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman.
Melalui tes unjuk kerja tersebut siswa diberi tugas menulis teks cerita fantasi berdasarkan judul yang telah ditentukan oleh guru. Aspek yang akan dinilai dalam menulis teks cerita fantasi. Pertama, strukturnya yaitu, orientasi, komplikasi, dan resolusi.
Kedua, kebahasaan teks cerita fantasi.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes unjuk kerja menulis teks cerita fantasi.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan tiga kali pertemuan tatap muka di kelas (3x45 menit).Teknik pengumpulan data dilakukan dikelas kontrol dan kelas eksperimen.
Pengumpulan data di kelas kontrol dilakukan 1 kali pertemuan, langkah- langkahnya sebagai berikut.
Pertama, guru melakukan apersepsi. Kedua, guru menjelaskan materi tentang teks cerita fantasi.
Ketiga, guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis teks cerita fantasi dengan judul “Timun Mas”.
Keempat, setelah siswa menulis teks cerita fantasi, guru mengumpulkan hasil kerja siswa. Kelima, guru melakukan penilaian.
Tahap kedua dilakukan dikelas eksperimen dengan dua kali pertemuan Pada pertemuan pertama.
Langkah-langkahnya sebagai berikut.
Pertama, guru melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran dan indikator yang akan dicapai dalam menulis teks cerita fantasi.
Kedua, guru menjelaskan materi tentang teks cerita fantasi.
Ketiga, guru memancing daya khayal siswa terhadap suatu masalah yang pernah dilihat atau didengarnya dalam teks cerita fantasi. Keempat, guru membagi siswa mennjadi lima kelompok. Kelima, guru menayangkan video cerita fantasi dengan judul
“Bawang Merah Bawang Putih”.
Keenam, siswa mengamati vidio yang ditayangkan. Ketujuh, siswa menuliskan cerita fantasi berdasarkan tayangan vidio tersebut. Kedelapan, siswa mengumpulkan hasil diskusi kelompok. Sembilan, guru melakukan penilaian terhadapa hasil kerja siswa.
Pada pertemuan kedua dikelas eksperimen. Langkah-langkahnya
6 sebagai berikut. Pertama, guru melakukan apersepsi. Kedua, guru memberikan tugas kepada siswa secara individu untuk menulis teks cerita fantasi dengan tema “Timun Mas”.Ketiga, guru mengumpulkan hasil kerja siswa. Keempat, guru melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa untuk diperiksa sesuai indikator.
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Pertama, membaca hasil kerja siswa.
Kedua, memberikan skor. Ketiga, mencatat skor yang diperoleh siswa pada setiap indikator. Keempat, mengolah skor mentah yang diperoleh menjadi nilai. Kelima, mendeskripsikan penggunaan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual terhadap keterampilan menulis teks cerita fantasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten pasaman berdasarkan skla 10. Keenam, membuat histogram. Ketujuh, melakukan uji normalitas dan homogenitas. Kedelapan, uji hipotesis.
Kesembilan, menentukan pengaruh penggunaan model problem based learning (PBL) berbantuan media
audio visual terhadapa keterampilan menulis teks cerita fantasi. Kesepuluh, membahasa hasil analisis data dan membuat kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman. Penelitian ini dilaksanakan selama 10 hari terhitung dari tanggal 16 sampai 24 Oktober 2017. Hasil dan pembahasan dapat dilihat sebagai berikut ini
1. Keterampilan Menulis Teks cerita fantasi tanpa Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman.
Perolehan nilai keterampilan menulis teks cerita fantasi tanpa menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai 50 sebanyak 2 orang siswa (8%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai 58,33 sebanyak 4 orang siswa (16%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 6 orang siswa (24%). Keempat, siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 4
7 orang siswa (16%). Kelima, siswa yang memperoleh nilai 83,33 sebanyak 6 orang siswa (24%).
Keenam, siswa yang memperoleh nilai 91,67 sebanyak 2 orang siswa (8%).
Ketujuh, siswa yang memperoleh nilai 100 sebanyak 1 orang siswa (4%).
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Cerita Fantasi tanpa Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman.
∑ = 72,67 Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata hitung keterampilan menulis teks cerita fantasi tanpa menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman untuk keseluruhan indikator sebesar 72,67
berada pada rentang 66-75% dengan kualifikasi lebih dari cukup (Ldc).
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan keterampilan menulis teks cerita fantasi tanpa menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman berdasarkan konversi skala 10.
Tabel 2. Pengelompokan
Keterampilan Menulis Teks Cerita Fantasi tanpa Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman
Langkah selanjutnya, membuat diagram keterampilan menulis teks cerita fantasi tanpa menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa
No X F FX
1 50 2 100
2 58,33 4 233,32 3 66,67 6 400,02
4 75 4 300
5 83,33 6 499,98 6 91,67 2 183,34
7 100 1 100
Jumlah 525 25 ΣFX=1816,66
No.
Tingkat Penguasa
an
Nilai Ubahan
Skala 10
Kualifikasi Frekuensi (100%)
1 96-100% 10 Sempurna 1 4
2 86-95% 9 Baik sekali 2 8
3 76-85% 8 Baik 6 24
4 66-75% 7 Lebih dari
cukup 10 40
5 56-65% 6 Cukup 4 16
6 46-55% 5 Hampir
cukup 2 8
7 36-45% 4 Kurang - -
8 26-35% 3 Kurang
sekali - -
9 16-25% 2 Buruk - -
10 0-15% 1 Buruk sekali - -
Jumlah 25 100
8 kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman sebagai berikut.
Gambar 1. Diagram Keterampilan Menulis Teks Cerita Fantasi tanpa Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman.
Selanjutnya, menentukan keterampilan menulis teks cerita fantasi tanpa menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman untuk indikator 1 berdasarkan rata-rata hitung sebagai berikut.
Pertama, untuk indikator 1 (orientasi), diperoleh rata-rata hitung keterampilan menulis teks cerita fantasi tanpa menggunakan model
problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman sebesar 93,33 berada pada rentang 86-95%dengan kualifikasi baik sekali (BS).
Kedua, untuk indikator 2 (komplikasi), diperoleh rata-rata hitung keterampilan menulis teks cerita fantasi tanpa menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman sebesar 62, 67 berada pada rentang 56-65% dengan kualifikasi cukup (C).
Ketiga, untuk indikator 3 (resolusi), diperoleh rata-rata hitung keterampilan menulis teks cerita fantasi tanpa menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman sebesar 74,67 berada pada rentang 66-75% dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC).
Keempat, untuk indikator 4 (kata sambung urutan waktu), diperoleh rata-rata hitung keterampilan menulis teks cerita fantasi tanpa menggunakan model problem based learning (PBL)
2 4 10
6 2 1
Buruk Sekali… Buruk (BrK) Kurang Sekali… Kurang (K) Hampir Cukup… Cukup (C) Lebih dari… Baik (B) Baik Sekali (BS) Sempurna (S)
F r e k u e n s i
Kualifikasi
9 berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri1Rao Kabupaten Pasaman sebesar 60 berada pada rentang 56-65% dengan kualifikasi cukup (C).
Hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata hitung keterampilan menulis teks cerita fantasi negosiasi dengan menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman untuk keseluruhan indikator sebesar 79,17 berada pada rentang 76-85%
dengan kualifikasi baik (B).
2. Keterampilan Menulis Teks Cerita Fantasi dengan Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman.
Perolehan niali keterampilan menulis teks cerita fantasi dengan menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai 58,33 sebanyak 1 orang siswa (4%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 4 orang siswa (15%).
Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 8 orang siswa (31%).
Keempat, siswa yang memperoleh nilai 83,33 sebanyak 8 orang siswa (31%). Kelima, siswa yang
memperoleh nilai 91,67 sebanyak 4 orang siswa (15%). Keenam, siswa yang memperoleh nilai 100 sebanyak 1 orang siswa (4%).
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Cerita Fantasi dengan Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman.
No. X F FX
1 58,33 1 58,33 2 66,67 4 266,68
3 75 8 600
4 83,33 8 666,64 5 91,67 4 366,68
6 100 1 100
Jumlah 475 26 ΣFX=2058,33 ∑
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai keterampilan menulis teks cerita fantasi dengan menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman, yaitu 2058,33.
selanjutnya mengklasifikasikan keterampilan menulis teks cerita fantasi dengan menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao
10 Kabupaten Pasaman berdasarkan skala 10.
Tabel 2. Pengelompokan
Keterampilan Menulis Teks Cerita Fantasi dengan Menggunakan Model Problem Based
Learning (PBL)
Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman
Langkah selanjutnya, membuat diagram keterampilan menulis teks cerita fantasi dengan menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman sebagai berikut.
Gambar 1. Diagram Keterampilan Menulis Teks Cerita Fantasi dengan Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman.
Selanjutnya, menentukan keterampilan menulis teks cerita fantasi dengan menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman untuk indikator 1 berdasarkan rata-rata hitung.
Pertama, untuk indikator 1 (orientasi), diperoleh rata-rata hitung keterampilan menulis teks cerita fantasi dengan menggunakan model problem based learning (PBL) berbantaun media audio visual siswa
1 12
8 4
1
F r e k u e n s i
Kualifikasi No
Tingkat Penguasa
an
Nilai Ubahan
Skala 10
Kualifikasi Freku
ensi (100%)
1 96-100% 10 Sempurna 1 3,8 2 86-95% 9 Baik sekali 4 15,4
3 76-85% 8 Baik 8 30,8
4 66-75% 7 Lebih dari
cukup 12 46,2
5 56-65% 6 Cukup 1 3,8
6 46-55% 5 Hampir
cukup - -
7 36-45% 4 Kurang - -
8 26-35% 3 Kurang sekali - -
9 16-25% 2 Buruk - -
10 0-15% 1 Buruk sekali - -
Jumlah 26 100
11 kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman sebesar 97,44 berada pada rentang 96-100% dengan kualifikasi sempurna (S).
Kedua, untuk indikator 2 (komplikasi), diperoleh rata-rata hitung keterampilan menulis teks cerita fantasi dengan menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman sebesar 69,23 berada pada rentang 66-75% dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC).
Ketiga, untuk indikator 3 (resolusi), diperoleh rata-rata hitung keterampilan menulis teks cerita fantasi dengan menggunakan model problem based learning (PBL) berbantaun media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman sebesar 80,77 berada pada rentang 76-85%dengan kualifikasi baik (S).
Keempat, untuk indikator 4 (kata sambung penanda urutan waktu), diperoleh rata-rata hitung keterampilan menulis teks cerita fantasi dengan menggunakan model problem based learning (PBL) berbantaun media audio visual siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman sebesar 69,23 berada pada rentang 66- 75%dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC).
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model problem based learning (PBL) berbantaun media audio visual terhadap keterampilan mneulis teks cerita fantasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai thitung
(2) > ttabel (1,67), maka H1diterima dan H0 ditolak.
Berdasarkan nilai keterampilan menulis teks cerita fantasi dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) dalam pembelajaran lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) berbantaun media audio visual.
Hal ini terbukti dari nilai rata-rata hitung keterampilan menulis teks cerita fantasi tanpa menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) yaitu 72,67 dikualifikasikan lebih dari cukup
12 (LdC). Sedangkan nilai rata-rata hitung keterampilan menulis teks cerita fantasi dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) berbantaun media audio visual yaitu 79,17 dikualifikasikan dengan baik (B).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, disimpulkan tiga hal.
Pertama, tingkat keterampilan menulis teks cerita fantasi tanpa menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman memperoleh nilai rata-rata 72,67 dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC). Kedua, tingkat keterampilan menulis teks cerita fantasi dengan menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman memperoleh nilai rata-rata 79,17 dengan kualifikasi baik (B). Ketiga, berdasarkan uji-t pada taraf signifikan 95% atau 0,05 diperoleh thitung = 2 dan ttabel = 1,67.
Kriteria pengujian t ditolak jika
thitung>ttabel. Dengan kata lain H1 diterima dan H0 ditolak.
Jadi, disimpulkan bahwa keterampilan menulis teks cerita fantasi siswa kelas VII SMP Negeri 1
Rao Kabupaten Pasaman
menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual lebih baik dari pada tanpa menggunakan model problem based learning (PBL) berbantuan media audio visual.
DAFTAR PUSTAKA
Harsiati. 2016. Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Ibnu, Suhadi. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitin.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Mulyadi.2016. Intisari Sastra Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Sugiono. 2011. Metode peenlitian kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.