• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agenda I: Sikap Perilaku Bela Negara

N/A
N/A
Afief Rahmat Hudiyawan

Academic year: 2024

Membagikan "Agenda I: Sikap Perilaku Bela Negara "

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Nama Lengkap : Afief Rahmat Hudiyawan

NIP : 198904192023211022

Jabatan : Ahli Pertama – Pranata Komputer Instansi : Kementerian Kesehatan

Rangkuman Agenda I

Sikap Perilaku Bela Negara

A. Wawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela Negara

1. Wawasan Kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Titik Penting Dalam Sejarah Bangsa Indonesia

1) Pada Tanggal 20 Mei untuk pertama kalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Nasional berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.

316 tahun 1959. Penetapan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional dilatarbelakangi terbentuknya organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa sekolah dokter Jawa di Batavia (STOVIA).

2) Istilah Indonesia sendiri digunakan oleh Perhimpunan Indonesia (PI) yang merupakan pergerakan nasional. PI sendiri menjadi pelopor kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah Internasional. Perhimpunan Indonesia diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R.N. Noto Suroto pada 25 Oktober 1908 di Leiden, Belanda.

3) Pada tanggal 30 April 1926 di Jakarta diselenggarakan “Kerapatan Besar Pemuda”, yang kemudian terkenal dengan nama “Kongres Pemuda I”. Kongres Pemuda I ini dihadiri oleh wakil organisasi pemuda Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers, kemudian Jong Bataks Bond dan Pemuda Kaum Theosofi juga ikut dalam kerapatan besar.

4) Kongres Pemuda II dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Indonesische Clubgenbouw. Pada tanggal tersebut saat ini telah ditetapkan sebagai hari Sumpah Pemuda

5) Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha- Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

6) Dilanjutkan dengan PPKI yang terbentuk pada 7 Agustus 1945.

3. 4 Konsensus Dasar

Empat Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara:

(2)

1) Pancasila

Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalamarti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya, setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

2) Undang-Undang Dasar 1945

Kepustakaan hukum di Indonesia menjelaskan istilah Negara hukum sudah sangat popular. Pada umumnya istilah tersebut dianggap merupakan terjemahan yang tepat dari dua istilah yaitu rechtstaat dan the rule of law. Istilah Rechstaat (yang dilawankan dengan Matchstaat) memang muncul di dalam penjelasan UUD 1945 yakni sebagai kunci pokok pertama dari system Pemerintahan Negara yang berbunyi “Indonesia ialah Negara yang berdasar atas hukum (rechstaat) dan bukan berdasar atas kekuasaan belaka (machtstaat)”. Kalau kita lihat di dalam UUD 1945 BAB I tentang Bentuk dan Kedaulatan pasal 1 hasil Amandemen yang ketiga tahu 2001, berbunyi

“Negara Indonesia adalah Negara hukum”. Dari teori mengenai unsur-unsur Negara hukum, apabila dihubungkan dengan Negara hukum Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

3) Bhinneka Tunggal Ika

Perumusan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa oleh Mpu Tantular pada dasarnya adalah sebuah pernyataan daya kreatif dalam paya mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan, sehubungan dengan usaha bina negara kerajaan Majapahit kala itu. Di kemudian hari, rumusan tersebut telah memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap sistem pemerintahan pada masa kemerdekaan, dan bahkan telah berhasil menumbuhkan rasa dan semangat persatuan masyarakat indonesia. Itulah sebab mengapa akhirnya Bhinneka Tunggal Ika – Kakawin Sutasoma (Purudasanta) diangkat menjadi semboyan yang diabadikan lambang NKRI Garuda Pancasila.

4) Negara Kesatuan Republik Indonesia

Ditinjau dari sudut hukum tata negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai negara, mengingat saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia baru sebagian memiliki unsur konstitutif berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah melengkapi persyaratan berdirinya 16 negara yaitu berupa pemerintah yang berdaulat dengan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden, sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk negara. Disamping itu PPKI juga telah menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuannya.

4. Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan

(3)

Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa dan identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan kedaulatan negara di dalam tata pergaulan dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan kemandirian dan eksistensi negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dengan demikian, bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia bukan hanya sekadar merupakan pengakuan atas Indonesia sebagai bangsa dan negara, melainkan menjadi simbol atau lambang negara yang dihormati dan dibanggakan warga negara Indonesia. Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia menjadi kekuatan yang sanggup menghimpun serpihan sejarah Nusantara yang beragam sebagai bangsa besar dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia bahkan cenderung berkembang menjadi bahasa perhubungan luas. Penggunaannya oleh bangsa lain yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

5. Manajemen Pemerintah Negara

Dilihat secara bottom up, dari individual atau dari diri sendiri dengan tugas melayani masyarakat, mengayomi masyarakat dan memberdayakan masyarakat.

Kemudian melihat fungsi negara yang dilaksanakan oleh lembaga tinggi negara sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 antara lain, MPR sebagai lembaga konstitutif, Presiden sebagai lembaga Eksekutif dan Legistlatif, DPR sebagai lembaga legistatif, DPD sebagai lembaga legislatif, BPK sebagai lembaga auditif, MA sebagai lembaga Yudikatif dan MK sebagai lembaga yudikatif.

Selanjutnya merupakan tugas nasional antara lain

1) melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia;

2) memajukan kesejahteraan umum;

3) Mencerdaskan kehidupan bangsa;

4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Hal diatas termuat dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat yang bertujuan untuk mencapai tujuan nasional yaitu Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur

6. Struktur Kelembagaan Negara

Struktur Kelembagaan Negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 antara lain:

1) BPK

2) Presiden / Wakil Presiden 3) DPR

4) MPR 5) DPD 6) MA 7) MK

7. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI)

(4)

Menurut Prof. Mustopadidjaja, bahwa Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia bukan merupakan sebuah sistem yang semata mata untuk mengelola administrasi, namun harus dipandang sebagai wadah perjuangan bersama segenap komponen bangsa dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.

SANKRI dilaksanakan oleh organisasi baik kementerian, lembaga atau pemerintah daerah melalui berbagai proses, kemudian bisa berupa kebijakan dalam dalam berbagai bentuk pelayanan yang terukur dalam ukuran kinerja yang berguna untuk mencapai cita cita dan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dimana sistem ini berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

8. Bela Negara

“BELA NEGARA adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman”

(Pasal 1 Ayat (11) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara)

9. Hari Bela Negara

HARI BELA NEGARA ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2006 tentang Hari Bela Negara tanggal 18 Desember 2006 dengan pertimbangan bahwa tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Pada tanggal tersebut terbentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dalam rangka mengisi kekosongan kepemimpinan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka bela Negara serta bahwa dalam upaya lebih mendorong semangat kebangsaan dalam bela negara dalam rangka mempertahankan kehidupan ber-bangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi persatuan dan Kesatuan.

10. Implementasi Bela Negara

Dalam Undang-Undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha Bela Negara salah satunya dilaksanakan melalui pendidikan kewarganegaraan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang meliputi:

a. Cinta Tanah Air;

Dengan indikator antara lain :

- Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia - Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia

- Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya - Menjaga nama baik bangsa dan negara

- Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara

(5)

- Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia b. Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara;

Dengan indikator antara lain :

- Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik - Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan

peraturan perundangundangan yang berlaku - Ikut serta dalam pemilihan umum

- Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya - Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara

c. Setia Pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara;

Dengan indikator antara lain :

- Paham nilai-nilai dalam Pancasila

- Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari - Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara - Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila

- Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara d. Rela Berkorban Untuk Bangsa Dan Negara;

Dengan indikator antara lain :

- Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa dan negara

- Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman - Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara - Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan

- Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak sia- sia

e. Kemampuan Awal Bela Negara.

Dengan indikator antara lain :

- Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelejensi - Senantiasa memelihara jiwa dan raga

- Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa

- Gemar berolahraga

- Senantiasa menjaga kesehatannya B. Analisis Isu Kontemporer

1. Perubahan Lingkungan Strategis 1) Konsep Perubahan

Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan peradaban manusia.

Berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya, yaitu:

(6)

a. Melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia Menjadi PNS yang profesional harus berani untuk:

a) Mengambil Tanggung Jawab

Tetap disiplin dan akuntabilitas, mengakui dan memperbaiki Dimanifestasikan dalam bentuk kesadaran diri, keyakinan diri, dan keterampilan bergaul, mampu mengendalikan diri, menunjukkan kemampuan bekerja sama, memimpin, dan mengambil keputusan, kesalahan yang dibuat, fair dan berbicara berdasarkan data, menindaklanjuti dan menuntaskan komitmen, serta menghargai integritas pribadi.

b) Menunjukkan Sikap Mental Positif

Bersedia menerima tanggung jawab kerja, suka menolong, menunjukkan respek dan membantu orang lain sepenuh hati, tidak tamak dan tidak arogan, serta tidak bersikap diskriminatif atau melecehkan orang lain.

c) Mengutamakan Keprimaan

Belajar terus menerus, semangat memberi kontribusi melebihi harapan, dan selalu berjuang menjadi lebih baik.

d) Menunjukkan Kompetensi

Dimanifestasikan dalam bentuk kesadaran diri, keyakinan diri, dan keterampilan bergaul, mampu mengendalikan diri, menunjukkan kemampuan bekerja sama, memimpin, dan mengambil keputusan, serta mampu mendengarkan dan memberi informasi yang diperlukan

e) Memegang Teguh Kode Etik

Menjaga konfidensialitas, tidak pernah berlaku buruk terhadap masyarakat yang dilayani maupun rekan kerja, berpakaian sopan sesuai profesi PNS, dan menjunjung tinggi etika-moral PNS.

2) Perubahan Lingkungan Strategis

Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (PERRON, N.C., 2017) ada empat level yang mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjannya sesuai bidang tugas masing-masing yakni :

a. Individu b. Keluarga

c. Masyarakat pada level local dan regional d. Nasional

e. Dunia.

3) Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis a) Modal Intelektual

(7)

Pada dasarnya manusia memiliki sifat dasar curiosity, proaktif dan inovatif yang dapat dikembangkan untuk mengelola setiap perubahan lingkungan strategis yang cepat berubah.

b) Modal Emosional

Goleman, et. al. (2013) menggunakan istilah emotional intelligence untuk menggambarkan kemampuan manusia untuk mengenal dan mengelola emosi diri sendiri, serta memahami emosi orang lain agar dia dapat mengambil tindakan yang sesuai dalam berinteraksi dengan orang lain.

c) Modal Sosial

Jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang memfasilitasi saling pengertian dan kesamaan nilai dan perilaku yang mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas). Modal sosial ditujukan untuk menumbuhkan kembali jejaringan kerjasama dan hubungan interpersonal yang mendukung kesuksesan.

d) Modal Ketabahan (adversity)

Konsep modal ketabahan berasal dari Paul G. Stoltz (1997). Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan, baik dalam kehidupan perumpamaan pada para pendaki gunung, Stoltz membedakan tiga tipe manusia: quitter, camper dan climber.

e) Modal Etika / moral

Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus diterapkan ke dalam tata-nilai, tujuan, dan tindakan kita atau dengan kata lain adalah kemampuan membedakan benar dan salah.

Empat komponen modal moral/etika yakni: 1. Integritas (integrity), 2.

Bertanggung-jawab (responsibility), 3. Penyayang (compassionate), dan 4.

Pemaaf (forgiveness).

f) Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik / Jasmani

Tolok ukur kesehatan adalah bebas dari penyakit, dan tolok ukur kekuatan fisik adalah; tenaga (power), daya tahan (endurance), kekuatan (muscle strength), kecepatan (speed), ketepatan (accuracy), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), dan keseimbangan (balance).

4) Isu-Isu Strategis Kontemporer

Pentingnya bagi setiap PNS untuk mengenal dan memahami secara kritis terkait isu- isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/

terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya.

5) Teknik Analisis Isu

Secara umum Teknik analisis isu terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat urgensinya, yaitu

a. Isu saat ini (Current Issue)

(8)

b. Isu Berkembang c. Isu Potensial C. Kesiapsiagaan Bela Negara

1) Kerangka Kesiapsiagaan Bela Negara

Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Rumusan 5 Nilai Bela Negara : a. Rasa Cinta Tanah Air;

b. Sadar Berbangsa dan Bernegara;

c. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara;

d. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara;

e. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara;

2) Kemampuan Awal Bela Negara a. Kesiapsiagaan Jasmani b. Kesehatan Jasmani c. Kesiapsiagaan mental d. Kesehatan Mental e. Kearifan lokal 3) Rencana Aksi Bela Negara

Bela Negara

Tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.

(UU No. 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahan Negara)

Aksi Nasional Bela Negara

Adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.

(9)

Agenda II

Nilai-Nilai Dasar PNS A. Berorientasi Pelayanan

Penduan Perilaku/ Kode Etik Berorientasi Pelayanan a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;

b. Ramah, Cekatan, Solutif dan dapat diandalkan;

c. Melakukan perbaikan tiada henti.

Definisi Pelayanan Publik Christoper H. Lovelock

Service adalah produk yang tidak berwujud, berlangsung sebentar dan dirasakan atau dialami”

Artinya service merupakan produk yang tidak ada wujud atau bentuknya sehingga tidak ada tahan lama, tetapi dialami dan dapat dirasakan oleh penerima layanan. (Christoper H. Lovelock).

Agus Dwiyanto

pelayanan publik sebagai: semua jenis pelayanan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis barang atau jasa yang memiliki eksternalitas tinggi dan sangat diperlukan masyarakat serta penyediaannya terkait dengan upaya mewujudkan tujuan bersama yang tercantum dalam konstitusi maupun dokumen perencanaan pemerintah, baik dalam rangka memenuhi hak dan kebutuhan dasar warga, mencapai tujuan strategis pemerintah, dan memenuhi komitmen dunia internasional

Lembaga Administrasi Negara

Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat

Penyelenggara Pelayanan Publik Unsur Penting yang harus ada:

1. ASN sebagai penyelenggara

2. Publik/ Masyarakat sebagai penerima layanan 3. Kepuasan masyarakat

Penyelenggara Pelayanan Publik menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (UU 25/2009) adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.

Masyarakat dalam UU 25/2009 adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Hal Fundamental dalam Pelayanan Publik

a) Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi.

b) Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara.

c) Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang.

(10)

d) Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi warga negara (proteksi).

Pentingnya Pelayanan Prima

1. Kepuasan pelanggan merupakan sarana untuk menghadapi kompetisi di masa yang akan datang

2. Kepuasan pelanggan merupakan aset terpenting Pelanggan makin kritis dalam memilih produk atau jasa

3. Pelanggan yang puas mudah memberikan referensi 4. Kepuasan pelanggan merupakan promosi terbaik

5. Kepuasan pelanggan menjamin pertumbuhan dan perkembangan organisasi 6. Pelanggan puas akan kembali (costumer retention)

Prinsip Dalam Pelayanan Publik 1) Partisipatif

2) Transparan 3) Responsif

4) Tidak diskriminatif 5) Mudah dan Murah 6) Efektif dan Efisien 7) Aksesibel

8) Akuntabel 9) Berkeadilan

Strategi Peningkatan Pelayanan Prima

1. Menerapkan Standar Pelayanan & Maklumat Pelayanan 2. Pengelolaan pengaduan masyarakat

3. Pengembangan Inovasi 4. Perbaikan Berkelanjutan

5. Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat, minimal 1 tahun sekali 6. Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan

7. Replikasi Best Practice

Contoh Perilaku Pelayanan Prima 1) Menyapa dan memberi salam 2) Ramah dan senyum manis 3) Cepat dan tepat waktu

4) Mendengar dengan sabar dan aktif

5) Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan 6) Terangkan apa yang Saudara lakukan

7) Jangan lupa mengucapkan terima kasih 8) Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan 9) Mengingat nama pelanggan.

(11)

Keterlibatan Masyarakat Dalam Peningkatan Pelayanan Prima 1) Penyusunan kebijakan

2) Penyusunan standar pelayanan dan maklumat pelayanan 3) Pelaksanaan survei kepuasan masyarakat

4) Penyampaian & pengelolaan pengaduan pelayanan publik

Nilai Dasar ASN (salah satunya Berorientasi Pelayanan) bertujuan agar menjadi pedoman perilaku bagi para ASN dan menciptakan budaya kerja yang mendukung tercapainya kinerja terbaik.

Keberhasilan implementasi Nilai Dasar ASN apabila telah terinternalisasi dan teraktualisasi dalam perilaku pegawai ASN, khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

B. Akuntabel

Pengertian Akuntabilitas

Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).

Aspek Akuntabilitas

1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship) 2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented) 3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting) 4) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting) 5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance) Pentingnya Akuntabilitas

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:

1) Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);

2) untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);

3) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar) Tingkatan Akuntabilitas

1) Akuntabilitas Personal 2) Akuntabilitas Individu 3) Akuntabilitas Kelompok 4) Akuntabilitas Organisasi 5) Akuntabilitas Stakeholder Akuntabilitas dan Integritas

Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017). Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Aulich (2011) bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem yang memiliki

(12)

integritas yang baik akan mendorong terciptanya Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan Transparansi.

Integritas dan Antikorupsi

Bangsa besar adalah bangsa yang meneladani integritas para tokoh bangsanya. Setidaknya, mereka membuktikan bahwa negeri ini pernah memiliki pemimpinpemimpin yang amanah, jujur, sederhana, dan sangat bertanggung jawab. Mereka adalah fakta bahwa bangsa kita tidaklah memiliki budaya korupsi sejak lama. Dari mereka, kita bisa optimistis, menjadi pribadi berintegritas dan amanah bukanlah kemustahilan bagi kita.

Mekanisme Akuntabilitas

Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi:

1) Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality).

2) Akuntabilitas proses (process accountability).

3) Akuntabilitas program (program accountability).

4) Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).

Alat Akuntabilitas Indonesia

Perencanaan Strategis (Strategic Plans) yang berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP-D), Menengah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RPJM-D), dan Tahunan (Rencana Kerja Pemerintah/RKP-D), Rencana Strategis (Renstra) untuk setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) untuk setiap PNS.

Kontrak Kinerja. Semua Pegawai Negeri Sipil (PNS) tanpa terkecuali mulai 1 Januari 2014 menerapkan adanya kontrak kerja pegawai. Kontrak kerja yang dibuat untuk tiap tahun ini merupakan kesepakatan antara pegawai dengan atasan langsungnya. Kontrak atau perjanjian kerja ini merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS hingga Peraturan Pemerintah terbaru Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.

Laporan Kinerja yaitu berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang berisi perencanaan dan perjanjian kinerja pada tahun tertentu, pengukuran dan analisis capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan.

Menciptakan Lingkungan Akuntabel 1) Kepemimpinan

2) Transparansi 3) Integritas

4) Tanggung Jawab (Responsibilitas) 5) Keadilan

6) Kepercayaan 7) Keseimbangan 8) Kejelasan 9) Konsistensi C. Kompeten

(13)

Konsepsi Kompetensi

Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan.

Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:

a. Kompetensi Teknis b. Kompetensi Manajerial c. Kompetensi Sosial Kultural

Prinsip Pengembangan Kompetensi ASN

a) Upaya peningkatan kompetensi yang dilakukan organisasi maupun individu melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan pegawai b) Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi

c) Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan

d) Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karir

Berkinerja yang BerAKHLAK

a) Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja b) ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik (pasal 4 dan 5 UU ASN)

c) Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak (SE MenpanRB 22 Tahun 2021)

Kompeten

a) Meningkatkan Kompetensi Diri b) Membantu Orang Lain Belajar c) Melaksanakan Tugas dengan baik D. Harmonis

a. Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.

b. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari pendiri bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran persatuan berbangsa tersebut.

c. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok

(14)

profesional tertentu. Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah,

d. Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat.

E. Loyal

Urgensi Loyalitas ASN

Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).

Makna Loyal dan Loyalitas

Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Loyal dalam CORE VALUE ASN

Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dengan panduan perilaku

F. Adaptif

Adaptif merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya.

Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan- tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan (Robbins, 2003)

Batasan Pengertian Adaptif

a) Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.

b) Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan.

c) Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.

d) Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan.

e) Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem.

f) Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.

Adaptif sebagai Nilai dan Budaya ASN

a) Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir (personal mastery);

(15)

b) Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau citacita yang akan dicapai bersama (shared vision);

c) Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin wujudkan (mental model);

d) Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan- kegiatan untuk mewujudkan visinya (team learning);

e) Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau bermental silo (systems thinking).

Penerapan Budaya Adaptif

a) Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan b) Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah

c) Mendorong jiwa kewirausahaan d) Terkait dengan kinerja instansi

e) Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra, masyarakat dan sebagainya

Ciri-ciri Individu Adaptif

a) Eksperimen orang yang beradaptasi

b) Melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan c) Memiliki sumberdaya

d) Selalu berpikir ke depan e) Tidak mudah mengeluh f) Tidak menyalahkan g) Tidak mencari popularitas h) Memiliki rasa ingin tahu i) Memperhatikan system j) Membuka pikiran

k) Memahami apa yang sedang diperjuangkan G. Kolaboratif

Irawan (2017) mengungkapkan bahwa “ Collaborative governance “sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor governance.

Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya.

6 Kriteria Penting Untuk Kolaborasi

a. Forum Yang Diprakarsai Oleh Lembaga Publik Atau Lembaga;

b. Peserta Dalam Forum Termasuk Aktor Nonstate;

c. Peserta Terlibat Langsung Dalam Pengambilan Keputusan Dan Bukan Hanya '‘Dikonsultasikan’ Oleh Agensi Publik;

(16)

d. Forum Secara Resmi Diatur Dan Bertemu Secara Kolektif;

e. Forum Ini Bertujuan Untuk Membuat Keputusan Dengan Konsensus (Bahkan Jika Konsensus Tidak Tercapai Dalam Praktik); Dan

f. Fokus Kolaborasi Adalah Kebijakan Publik Atau Manajemen.

3 Tahapan Dalam Melakukan Assessment Terhadap Tata Kelola Kolaborasi a. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;

b. Merencanakan aksi kolaborasi; dan

c. Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.

Organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:

a. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi;

b. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka;

c. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan);

d. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;

e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;

f. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan

g. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang diberikan.

Aktivitas Kolaborasi Antar Organisasi a) Kerjasama Informal;

b) Perjanjian Bantuan Bersama;

c) Memberikan Pelatihan;

d) Menerima Pelatihan;

e) Perencanaan Bersama;

f) Menyediakan Peralatan;

g) Menerima Peralatan;

h) Memberikan Bantuan Teknis;

i) Menerima Bantuan Teknis;

j) Memberikan Pengelolaan Hibah; dan k) Menerima Pengelolaan Hibah.

Proses Yang Harus Dilalui Dalam Menjalin Kolaborasi

a. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi b. Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh;

c. Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;

d. Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan

e. Menetapkan outcome antara.

(17)

Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Dalam Kolaborasi Antar Lembaga Pemerintah a. Kepercayaan,

b. Pembagian kekuasaan, c. Gaya kepemimpinan, d. Strategi manajemen dan

e. Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien efektif antara entitas publik Faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar organisasi pemerintah

a) Ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi.

b) Dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.

(18)

Agenda III SMART ASN Literasi Digital

Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.

Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media digital (digital skills) saja, namun juga budaya menggunakan digital (digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital (digital safety)

Indonesia Digital Nation

Dengan memiliki jargon Bermartabat, Berkeadilan, dan Berdaya saing Indikator Penyusunan Peta Jalan Literasi Digital

1. Institute of International Management Development (IMD Digital Competitiveness Ranking)

▪ IMD Digital Competitiveness menggunakan 3 kategori (Technology, Knowledge, Future Readiness) dengan 9 sub-faktor dan 52 kriteria indikator.

▪ Peringkat Indonesia menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya, namun masih lebih rendah dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia.

▪ Pada tahun 2020, peringkat Indonesia ada di peringkat 56 dari 63 negara 2. Status Literasi Digital Indonesia Survei di 34 Provinsi (Katadata Insight Center)

▪ Survei ini dilakukan untuk mengukur tingkat literasi digital dengan menggunakan kerangka

“A Global Framework of Reference on Digital Literacy Skills” (UNESCO, 2018).

▪ Melalui survei ini, responden diminta untuk mengisi 28 pertanyaan yang disusun menjadi 7 pilar, 4 sub-indeks menjadi sebuah Indeks Literasi Digital

Lingkup Literasi Digital : Identifikasi Target User, Total Serviceable Market

Tingkat Penetrasi Indonesia sebesar 73,7% dan masyarakat Indonesia yang masih belum mendapatkan internet sebesar 26,3%

Pilar Literasi Digital Etika Bermedia Digital

Tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia digital :

(19)

1. Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Bukan hanya jumlah dan aksesnya yang bertambah, durasi penggunaannya pun meningkat drastis

2. Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke media digital.

Karakter media digital yang serba cepat dan serba instan, menyediakan kesempatan tak terbatas dan big data, telah mengubah perilaku masyarakat dalam segala hal, mulai dari belajar, bekerja, bertransaksi, hingga berkolaborasi.

3. Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi. Situasi pandemi COVID-19 yang menyebabkan intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi, sehingga memunculkan berbagai isu dan gesekan. Semua ini tak lepas dari situasi ketika semua orang berkumpul di media guna melaksanakan segala aktivitasnya, tanpa batas.

Media digital digunakan oleh siapa saja yang berbeda latar pendidikan dan tingkat kompetensi. Karena itu, dibutuhkan panduan etis dan kontrol diri (self-controlling) dalam menghadapi jarak perbedaan- perbedaan tersebut dalam menggunakan media digital, yang disebut dengan Etika Digital. Empat prinsip etika tersebut menjadi ujung tombak self-control setiap individu dalam mengakses, berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang digital, sehingga media digital benar-benar bisa dimanfaatkan secara kolektif untuk hal-hal positif.

Cakap Bermedia Digital

▪ Berdasarkan data survei indeks literasi digital nasional 2020 (34 provinsi), akses terhadap internet kian cepat, terjangkau, dan tersebar hingga ke pelosok (Kominfo, 2020). Dalam survei tersebut juga terungkap bahwa literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada level sedang (Katadata Insight Center & Kominfo, 2020).

▪ Adapun indeks literasi digital yang diukur dibagi ke dalam 4 subindeks, subindeks tertinggi adalah subindeks informasi dan literasi data serta kemampuan teknologi (3,66), diikuti dengan subindeks komunikasi dan kolaborasi (3,38), serta informasi dan literasi data (3,17) (Kominfo, 2020).

▪ Data tersebut nyatanya selaras dengan laporan indeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (ICT Development Index) per tahun 2017. Indonesia menempati posisi 114 dunia atau kedua terendah di G20 setelah India dalam rilis tersebut (Jayani, 2020).

▪ Data-data tersebut menunjukkan masih terdapat ruang pengembangan untuk meningkatkannya. Salah satunya adalah kecakapan digital sebagai salah satu area kompetensi literasi digital bagi setiap individu di era digital.

Aman Bermedia Digital

Kompetensi keamanan digital merupakan kecakapan individual yang bersifat formal dan mau tidak mau bersentuhan dengan aspek hukum positif. Secara individual, terdapat tiga area kecakapan keamanan digital yang wajib dimiliki oleh pengguna media digital.

1) Kognitif

(20)

Memahami berbagai konsep dan mekanisme proteksi baik terhadap perangkat digital (lunak maupun keras) maupun terhadap identitas digital dan data diri.

2) Afektif

Empati agar pengguna media digital punya kesadaran bahwa keamanan digital bukan sekadar tentang perlindungan perangkat digital sendiri dan data diri sendiri, melainkan juga menjaga keamanan pengguna lain sehingga tercipta sistem keamanan yang kuat.

3) Konatif atau behavioral

Langkah-langkah praktis untuk melakukan perlindungan identitas digital dan data diri Budaya Bermedia Digital

Kompetensi keamanan digital merupakan kecakapan individual yang bersifat formal dan mau tidak mau bersentuhan dengan aspek hukum positif. Secara individual, terdapat tiga area kecakapan keamanan digital yang wajib dimiliki oleh pengguna media digital.

Implementasi Literasi Digital dan Implikasinya Lanskap Digital – Internet dan Dunia Maya

▪ Lanskap digital merupakan sebutan kolektif untuk jaringan sosial, surel, situs daring, perangkat seluler, dan lain sebagainya.

▪ Fungsi perangkat keras dan perangkat lunak saling berkaitan sehingga tidak bisa lepas satu sama lain. Kita tidak bisa mengakses dunia digital tanpa fungsi dari keduanya.

▪ Komputer yang paling dekat dengan kehidupan kita adalah komputer pribadi. Komputer merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut komputer yang didesain untuk penggunaan individu (Wempen, 2015)

Kategori Mesin Komputer

▪ Komputer

Terdiri dari kotak besar yang disebut unit sistem yang berisi berbagai komponen penting agar komputer ini dapat bekerja.

▪ Notebook

Merupakan istilah lain dari laptop yang didesain agar bisa dilipat dan mudah dibawa kemana- mana. Dalam perangkat keras ini sudah terdapat monitor, keyboard, dan keypad yang merangkai jadi satu dengan unit sistemnya.

▪ Netbook

Merupakan singkatan dari internet notebook. Biasanya lebih kecil ukurannya dan kemampuannya tidak sehandal notebook.

▪ Tablet

Komputer portabel yang terdiri dari layar sentuh dengan komponen komputer di dalamnya.

Perangkat keras ini sangat simpel dan mudah dibawa kemana-mana. Namun, perangkat ini biasanya tidak dapat mengoperasikan beberapa aplikasi perangkat lunak tertentu karena keterbatasan kemampuannya.

(21)

▪ Telepon Pintar

Perangkat telepon yang memiliki kemampuan untuk mengoperasikan berbagai aplikasi perangkat lunak dan mengakses internet. Sama seperti tablet, telepon pintar biasanya dilengkapi dengan layar sentuh. Telepon pintar dapat mengoperasikan berbagai perangkat lunak namun tidak sehandal komputer desktop atau notebook.

Mesin Pencarian Informasi, Cara Penggunaan dan Pemilahan Data Tiga Tahapan Kerja Mesin Pencari Informasi

▪ Penelusuran (crawling)

yaitu langkah ketika mesin pencarian informasi yang kita akses menelusuri triliunan sumber informasi di internet. Penelusuran tersebut mengacu pada kata kunci yang diketikkan.

▪ Pengindeksan (indexing)

yakni pemilahan data atau informasi yang relevan dengan kata kunci yang kita ketikkan.

▪ Pemeringkatan (ranking)

yaitu proses pemeringkatan data atau informasi yang dianggap paling sesuai dengan yang kita cari.

Aplikasi Percakapan dan Media Sosial 4 Dimensi Persiapan

1. Akses terhadap internet. Aplikasi percakapan dan media sosial bagaimanapun adalah platform digital yang membutuhkan internet agar bisa beroperasi.

2. Syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi. Sangat penting untuk membaca syarat dan ketentuan yang diberikan oleh aplikasi sebelum menekan tombol setuju (Monggilo dkk., 2020) 3. Membuat dan/atau membuka akun. Mendaftarkan akun membutuhkan data-data pribadi, misalnya nama lengkap, nomor telepon, surel, dan lainnya. Proses inilah yang harus diwaspadai, terutama bila data-data pribadi tersebut terhubung dengan data bank maupun dompet digital.

4. Metode akses. Umumnya dua metode dalam mengakses sebuah aplikasi, yaitu melalui aplikasi mobile yang dipasang ke perangkat kita dan/atau browser

Aplikasi Dompet Digital, Loka Pasar (marketplace), dan Transaksi Digital

▪ Dompet digital hadir sebagai upaya dalam mewujudkan metode pembayaran nontunai untuk berbagai keperluan ataupun kebutuhan.

▪ Tahun 2007, DOKU ID hadir sebagai perusahaan penyedia layanan pembayaran elektronik pertama di Indonesia. Sekarang, sekurang-kurangnya terdapat lima dompet digital yang populer dan digemari oleh masyarakat Indonesia, yaitu ShopeePay, OVO, GoPay, Dana, dan LinkAja.

▪ Mengacu laporan Populix, pemenuhan kebutuhan konsumsi hari meningkat menggunakan dompet digital sebanyak 29,67% selama pandemi COVID-19 (Jati, 2020).

(22)

Etika Berinternet (Nettiquette)

▪ Etika merupakan sistem nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya K.Bertens (2014: 470).

▪ Etiket yang didefinisikan sebagai tata cara individu berinteraksi dengan individu lain atau dalam masyarakat (Pratama, 2014: 471).

▪ Jadi, etiket berlaku jika individu berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain. Sementara etika berlaku meskipun individu sendirian. Hal lain yang membedakan etika dan etiket ialah bentuknya, etika pasti tertulis, misal kode etik Jurnalistik, sedangkan etiket tidak tertulis (konvensi).

Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Landasan Kecakapan Digital dalam Kehidupan Berbudaya, Berbangsa, dan Bernegara

▪ Populasi kaum muda yang tinggi memberikan peluang bagi bangsa Indonesia untuk terus lebih berkembang di dunia teknologi digital, tetapi yang perlu diperhatikan adalah penggunaan internet dalam benar sesuai dengan kecakapan yang berlandaskan dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

▪ Tantangannya ada pada kemampuan mencerna informasi, sehingga pendidikan karakter adalah salah satu cara dalam penanaman nilai-nilai nasionalisme dan penanaman semangat kebangsaan dan pemahaman akan kebhinekaan

▪ Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan panduan kehidupan berbangsa, bernegara dan berbudaya di Indonesia, dan Internalisasi nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

Digital Rights (Hak Digital Warganegara)

▪ Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk mengakses, menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital meliputi hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa nyaman.

▪ Hak harus diiringi dengan tanggung jawab. Tanggung jawab digital, meliputi menjaga hak-hak atau reputasi orang lain, menjaga keamanan nasional atau atau ketertiban masyarakat atau kesehatan atau moral publik.

▪ Hak dan kewajiban digital dapat memengaruhi kesejahteraan digital setiap pengguna.

Kesejahteraan digital merupakan istilah yang merujuk pada dampak dari layanan teknologi dan digital terhadap kesehatan mental, fisik, dan emosi seseorang.

Manajemen ASN

Kondisi Manajemen ASN

Kondisi Manajemen ASN saat ini menunjukkan adanya Pelayanan Sektor Publik yang belum sepenuhnya Berkualitas dan memuaskan publik dikarenakan masih lemahnya sistem birokrasi

(23)

Kondisi Manajemen ASN yang diinginkan adalah pelayanan sektor publik yang berkualitas dengan adanya personel yang profesional dan berkarakter serta dengan birokrasi berkelas.

Manjemen ASN merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang Profesional, Memiliki Nilai Dasar, Etika Profesi, Bebas dari Intervensi Politik dan Bersih dari Praktik KKN.

Kedudukan ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014

▪ Pegawai Negeri Sipil (PNS)

PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional

▪ Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan perundang-undangan

Fungsi dan Tugas ASN

▪ Pelaksana Kebijakan Publik

▪ Pelayanan Publik

▪ Perekat dan Pemersatu Bangsa Hak PNS

▪ Gaji

▪ Tunjangan

▪ Perlindungan

▪ Pengembangan Kompetensi

▪ Jaminan Pensiun dan Hari Tua

▪ Cuti Hak PPPK

▪ Gaji

▪ Tunjangan

▪ Perlindungan

▪ Pengembangan Kompetensi

▪ Cuti Kewajiban ASN

▪ Setia dan taat pada Pancasila, UUD’45, NKRI

▪ Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa

▪ Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang

▪ Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan

(24)

▪ Melaksanakan Tugas Kedinasan dengan Penuh Pengabdian, Kejujuran, Kesadaran, dan Tanggung Jawab

▪ Menunjukkan Integritas dan Keteladanan Dalam Sikap, Perilaku, Ucapan Dan Tindakan Kepada Setiap Orang, Baik di Dalam Maupun di Luar Kedinasan

▪ Menyimpan Rahasia Jabatan Dan Hanya Dapat Mengemukakan Rahasia Jabatan Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Bersedia Ditempatkan Di Seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Kode Etik dan Kode Perilaku ASN

a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin

c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan

d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.

e. tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.

f. Memberika informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasanMemberika informas secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan g. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan

h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya i. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan j. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN

k. menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan efisien

l. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya Sistem Merit

Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan

Manfaat bagi Organisasi

▪ Mendukung keberadaan Penerapan Prinsip Akuntabilitas

▪ Dapat mengarahkan SDM utuk dapat mempertanggung jawabkan tugas dan fungsinya

▪ instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya

Manfaat bagi Pegawai

▪ Menjamin Keadilan dan ruang keterbukaan dlm perjalanan karir seorang pegawai

▪ Memiliki Kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas diri

(25)

Mekanisme Pengelolaan ASN Manajemen PNS

Terdiri dari :

▪ Penyusunan & Penetapan kebutuhan

▪ Pengadaan

▪ Pangkat & Jabatan

▪ Pengembangan Karier Pola Karier

▪ Promosi

▪ Mutasi

▪ Penilaian kinerja

▪ Penggajian & Tunjangan

▪ Penghargaan

▪ Perlindungan

▪ Jaminan Pensiun & jaminan hari Tua

▪ Disiplin Manajemen PPPK

▪ Meliputi :

▪ Penetapan kebutuhan PPPK

▪ Pengadaan PPPK

▪ Penilaian kinerja PPPK

▪ Penggajian & Tunjangan PPPK

▪ Pengembangan Kompetensi PPPK

▪ Pemberian Penghargaan PPPK

▪ Disiplin PPPK

▪ Pemutusan Perjanjian Kerja Penggantian Pejabat Pimpinan Tinggi

▪ JPT Hanya dapat diduduki paling lama 5 tahun

▪ Memenuhi Terget Kinerja Tertentu

▪ Seleksu Ulang Uji Kompetensi

Pengawasan Dalam Proses Pengisian Jabatan Pimpinan Pimpinan Tinggi Pratama dan Pimpinan Tinggi Madya

1. Pembentukan Panitia seleksi 2. Pengumuman jabatan yang lowong 3. Pelaksanaan seleksi

4. Pengusulan Nama Calon 5. Penetapan Calon

(26)

6. Pelantikan

Organisasi

Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia.

Tujuan Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia

▪ menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN

▪ mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa Fungsi

▪ pembinaan dan pengembangan profesi ASN

▪ memberikan perlindungan hukum dan advokasi kepada anggota korps profesi ASN

▪ memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik Instansi Pemerintah terhadap pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profesi

▪ menyelenggarakan usaha untuk peningkatan kesejahteraan anggota korps profesi ASN Rangkuman

▪ Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari 17 Manajemen ASN pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik

▪ Ketentuan lebih lanjut mengenai upaya administratif dan badan pertimbangan ASN diatur dengan Peraturan Pemerintah

▪ Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Referensi

Dokumen terkait

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh

Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN

Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat / Daerah menyampaikan daftar pelamar yang dinyatakan lulus ujian penyaringan dan ditetapkan diterima untuk diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh

b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat

Angka 2 “Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat

Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah: 1 setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia,