• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Mangrove (Avicennia alba Blume) dengan Metode DPPH

N/A
N/A
Muhammad Hafiz Hudaya

Academic year: 2024

Membagikan "Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Mangrove (Avicennia alba Blume) dengan Metode DPPH"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70%

DAUN MANGROVE (Avicennia alba Blume) DENGAN METODE DPPH

SKRIPSI

MELFI MADINI 190205045

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

PEKANBARU 2023

(2)
(3)

i

Universitas Muhammadiyah Riau

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri kecuali kutipan (baik secara langsung maupun tidak langsung), saya ambil dari berbagai sumber dan disebutkan sumbernya. Secara ilmiyah saya bertanggung jawab atas kebenaran data dan fakta skripsi atau tugas akhir ini.

Pekanbaru, 28 Agustus 2023 Saya yang menyatakan

Melfi Madini 190205045

(4)
(5)

ii

Universitas Muhammadiyah Riau

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70%

DAUN MANGROVE (Avicennia alba Blume) DENGAN METODE DPPH

Disusun oleh

Nama : Melfi Madini

NIM : 19020545

Program Studi : Farmasi

TIM PEMBIMBING

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

apt. Nurbaiti, M.Farm NIDN. 1011019401

apt. Nursyafni, M.Farm NIDN.1022068702

KETUA PROGRAM STUDI

Apt. Dewi Gulyla Hari, M.Farm

NIDN. 1012067501

(6)
(7)

iii

Universitas Muhammadiyah Riau

HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

(8)
(9)

iv

Universitas Muhammadiyah Riau

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Uji Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Mangrove (Avicennia alba Blume) dengan Metode DPPH . Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi. program studi Farmasi pada Fakultas MIPA dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau. Dalam penyusunan skripsi ini, saya banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H Saidul Amin, Ma selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Riau

2. Bapak Prasetya, M.Si selaku dekan Fakultas MIPA dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau

3. Ibu apt. Dewi Gulyla Hari, M. Farm selaku kaprodi Farmasi fakultas MIPA dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau

4. Ibu Pembimbing apt. Nurbaiti, M.Farm selaku pembimbing I dan Ibu Pembimbing apt. Nursyafni, M.Farm selaku Pembimbing II

5. Para dewan penguji yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan dalam penyempurnaan proposal ini

6. Bapak/Ibu Dosen serta staf pegawai fakultas MIPA dan Kesehatan universitas Muhammadiyah Riau yang telah memberikan pengetahuan yang bermanfaat selama saya melakukan perkuliahan

7. Orangtua serta keluarga yang terus memberikan doa dan dorongan serta semangat sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini

8. Rekan-rekan seperjuangan program studi Farmasi fakultas MIPA dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau.

Dalam penyusunan proposal ini saya telah berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan proposal ini menjadi lebih sempurna, apabila masih terdapat

(10)

v

Universitas Muhammadiyah Riau

kekurangan maka dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan proposal ini. Semoga proposal ini bermanfaat untuk perkembangan keilmuan di masa yang akan datang.

Pekanbaru, 30 Juli 2023 Penulis

(11)

vi

Universitas Muhammadiyah Riau

ABSTRAK

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Mangrove (Avicennia alba Blume) dengan Metode DPPH

Tumbuhan Daun Mangrove(Avicennia alba Blume) di Indonesia merupakan yang terbanyak didunia baik dari segi kuantitas area maupun jumlah spesies. Mangrove mempunyai banyak sekali manfaat yang bersinggungan langsung dengan kehidupan manusia di daratan mulai dari manfaat ekologi sampai sumber pangan dimana ekstrak dan bahan mentah dari tumbuhan mangrove telah digunakan oleh masyarakat pesisir untuk keperluan pengobatan ilmiah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui aktivitas uji antioksidan pada ekstrak daun mangrove dengan metode DPPH menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan ektrak etanol 70% daun mangrove menunjukkan aktivitas antioksidan yang sedang dengan IC50=130,01mg/l

Kata kunci : Daun mangrove, DPPH, dan Antioksidan

(12)
(13)

vii

Universitas Muhammadiyah Riau

ABSTRACT

Antioxidant Activity Test of 70% Ethanol Extract of Mangrove Leaves (Avicennia alba Blume) using the DPPH Method

Mangrove leaf plants (Avicennia alba Blume) in Indonesia are the largest in the world both in terms of area quantity and number of species. Mangroves have many benefits that directly intersect with human life on land, ranging from ecological benefits to food sources where extracts and raw materials from mangrove plants have been used by coastal communities for scientific medicinal purposes. The purpose of this study was to determine the antioxidant test activity of mangrove leaf extract using the DPPH method using UV-Vis spectrophotometry. The results showed that the antioxidant activity of 70%

ethanol extract of mangrove leaves showed moderate antioxidant activity with IC50=130.01mg/l

Keywords: Mangrove leaves, DPPH, and Antioxidants

(14)
(15)

viii

Universitas Muhammadiyah Riau

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah ... 1

1.3 Tujuan Penelitian ... 1

1.4 Manfaat penelitian ... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 2

2.1 Mangrove ... 2

2.1.1. Klasifikasi Mangrove ... 2

2.1.2. Kandungan Kimia dari Mangrove ... 4

2.1.3. Manfaat mangrove ... 5

2.2 Antoksidan ... 6

2.2.1. Pengertian Antioksidan ... 6

2.2.2. Uji Aktivitas Antioksidan... 6

2.3. Spektrofotometri UV-VIS ... 7

2.3.1 Pengertian Spektrofotometri UV-VIS ... 7

2.3.2. Komponen Spektrofotometri UV-VIS ... 7

2.3.4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Spektrofotometri UV-VIS ... 8

BAB III METODE PENELITIAN ... 9

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 9

3.2 Alat dan Bahan ... 9

3.2.1 Alat ... 9

(16)

ix

Universitas Muhammadiyah Riau

3.2.2 Bahan ... 9

3.3 Metode Penelitian ... 9

3.4 Prosedur Kerja ... 10

3.4.1 Pengambilan dan Persiapan Sampel ... 10

3.4.2 Identifikasi Tumbuhan ... 10

3.4.3 Pembuatan Simplisia ... 10

3.4.4 Pembuatan larutan sampel ... 10

3.4.5 Pembuatan reagen ... 11

3.4.6 Pembuatan larutan antioksidan DPPH. ... 11

3.4.7 Pengukuran panjang gelombang larutan DPPH... 11

3.4.9. Pengukuran aktivitas antioksidan dari larutan sampel ... 12

3.5 Skrining Fitokimia Simplisia ... 13

3.5.1 Uji alkaloid ... 13

3.5.2 Uji Tanin ... 14

3.5.3.Uji Saponin ... 14

3.4.5.Uji Steroid dam Terpenoid ... 14

3.4.6 Uji Flavonoid dan Fenolik... 14

3.4.7 Penetapan Kadar Abu Total ... 15

3.4.8 Penetapan Kadar Susut Pengeringan ... 15

BAB IV ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16

4.1 Hasil ... 16

4.2 Pembahasan ... 18

KESIMPULAN DAN SARAN ... 22

5.1 Kesimpulan ... 22

5.2 Saran ... 22

DAFTAR PUSTAKA ... 23

LAMPIRAN ... 27

(17)

x

Universitas Muhammadiyah Riau

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil determinasi Daun Mangrove ... 27

Gambar 2. Simplisia daun mengrove (Avicennia alba Blume) ... 28

Gambar 3. Ekstrak kental daun mangrove (Avicennia alba Blume) ... 28

Gambar 4. Sertifikat COA 2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl ... 29

Gambar 5. Larutan induk DPPH dan Pengenceran ... 30

Gambar 6. Panjang gelombang maksimum DPPH 516,10 nm ... 31

Gambar 7. Larutan induk asam galat... 32

Gambar 8. Pengenceran 5 konsentrasi... 32

Gambar 9. Uji aktivitas larutan pembanding asam galat terhadap DPPH ... 33

Gambar 10. Nilai IC50 larutan pembanding asam galat 51,78µg/L... 33

Gambar 11. Pengenceran ekstrak etanol 70% daun mangrove ... 34

Gambar 12. Uji aktivitas antioksidan ekstrak terhadap DPPH ... 34

Gambar 13. Nilai IC50 Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Mangrove (Avicennia alba Blume) 130,01µg/L ... 35

(18)

xi

Universitas Muhammadiyah Riau

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Berat ekstrak dan rendeman yang diperoleh ... 36 Tabel 2. Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak daun mangrove (Avicennia alba Blume) ... 36 Tabel 3. Data hasil kadar abu simplisia daun mangrove (Avicennia alba Blume) 38 Tabel 4. Data hasil kadar abu ekstrak daun mangrove (Avicennia alba Blume) 38 Tabel 5. Data hasil penentuan susut pengeringan simplisia daun mangrove

(Avicennia alba Blume) ... 38 Tabel 6. Data hasil penentuan susut pengeringan ekstrak daun mangrove

(Avicennia alba Blume) ... 39 Tabel 7. Pengukuran panjang gelombang larutan pembanding asam galat

terhadap DPPH ... 39 Tabel 8. Pengukuran absorban panjang gelombang larutan ekstrak etanol 70%

daun mangrove (Avicennia alba Blume) terhadap DPPH ... 40

(19)

1

Universitas Muhammadiyah Riau

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas dan beriklim tropis merupakan tempat yang ideal bagi pertumbuhan tanaman bakau. Sekitar 202 jenis spesies bakau yang ada di Indonesia telah terindentifikasi dan tumbuh dengan subur. Mangrove di Indonesia merupakan yang terbanyak didunia baik dari segi kuantitas area maupun jumlah spesies. Mangrove mempunyai banyak sekali manfaat yang bersinggungan langsung dengan kehidupan manusia di daratan mulai dari manfaat ekologi sampai sumber pangan dimana ekstrak dan bahan mentah dari tumbuhan mangrove telah digunakan oleh masyarakat pesisir untuk keperluan pengobatan ilmiah. Masyarakat memanfaatkan mangrove sebagai obat kandungan dari tumbuhan ini salah satunya dapat digunakan sebagai antioksidan (Paputungan et al., 2017).

Pada tahun 1990-an, Riau memiliki kurang lebih 261.285 Ha hutan mangrove di bibir pantai atau wilayah pesisir. Seiring dengan perkembangan pola pikir manusia dan pembangunan semakin banyak maka keberadaan hutan bakau sudah hampir mulai punah. Terakhir pada tahun 2008 menurut data dari Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) Provinsi Riau, hutan bakau Riau ini dijadikan sebagai salah satu tempat ekowisata yang dikelola oleh masyarakat setempat.

Maka masyarakat yang hidup di daerah pesisir pantai memiliki mata pencarian sebagai nelayan, sedangkan yang hidup didaerah pedalaman mata pencahariannya adalah dengan berkebun (Suri & Purwanto, 2020).

Avicennia alba atau dikenal dengan nama lokal Bakau api api hitam banyak ditemukan di pesisir pantai Muara Badak Kalimantan Timur. Avicennia alba digunakan secara tradisional untuk mengobati rematik, cacar, borok, pengobatan antifertilitas, penyakit kulit, tumor, dan bisul. Masyarakat sekitar memanfaatkan Avicennia alba sebagai bahan bakar dan bahan obat-obatan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Avicennia alba dapat menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi dan Vibrio sp berpotensi sebagai antioksidan.

(20)

2

Universitas Muhammadiyah Riau

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada hasil uji fitokimia semua ekstrak bagian tumbuhan bakau api-api putih mengandung flavonoid, kuinon, alkaloid, fenolik. Sedangkan steroid hanya terkandung dalam ekstrak kulit batang. Senyawa-senyawa flavonoid, fenolik ataupun alkaloid alami banyak berpotensi dikembangkan menjadi obat. Lebih 6500 senyawa flavonoid yang telah diisolasi dan diidentifikasi dari tumbuhan, banyak diantranya yang bermanfaat bagi kesehatan manusia dan bisa dikembangkan dalam pengobatan modern karena memiliki aktifitas seperti antioxidant, anti inflammaroty, anti virus, anti bakteri dan lain-lain. Beberapa se nyawa bioaktif diatas dapat juga ditemukan di berbagai jenis mangrove seperti tersebar di daerah pesisir Provinsi Riau, Sungai Apit, mengakapan merupakan kawasan mangrove yang termasuk kedalam Kabupaten Siak. Ada beberapa jenis mangrove yang terdapat di daerah ini salah satunya yaitu jenis Avicennia alba blume.(Erwin et al., 2020).

Antioksidan merupakan suatu substansi yang menghambat atau mencegah oksidasi pada substrat yang disebabkan oleh radikal bebas. Berbagai bahan alam asli Indonesia banyak mengandung antioksidan dengan berbagai bahan aktifnya.

Penggunaan bahan alam asli Indonesia sebagai antioksidan diperlukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan biaya relatif terjangkau.

Senyawa-senyawa yang bersifat antioksidan diantaranya dapat berupa asam fenolik, flavonoid, polifenol, karoten, vitamin C, vitamin E, dan yang dapat menghambat produksi radikal bebas (Fitri & Usman, 2021).

Mangrove yang habitatnya berada pada substrat berlumpur, tumbuh dirawa- rawa air tawar serta dapat tumbuh pada subtrat berkadar garam sangat tinggi.

Mangrove memiliki kandungan senyawa flavonoid, saponin, mineral dan vitamin C. Kandungan senyawa tersebut dapat digunakan sebagai bahan pengobatan

Menurut penelitian terdahulu menyatakan bahwa kandungan flavonoid kulit batang dan daun pohon api-api A.marina yang diamibil di pantai ekowisata mangrove, pantai kapuk, muara karang, jakarta utara berfungsi sebagai senyawa aktif antioksidan. Dengan nilai IC50 36,35 ppm yang menunjukkan bahwa daun api api memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dan kadas flavonoid yang diperoleh pada daun api-api (A.marina) yaitu 1,18%. Dalam daun A.marina dapat

(21)

3

Universitas Muhammadiyah Riau

digunakan sebagai pengganti antioksidan sintetik yang berfungsi sebagai pencegahan terjadinya radikal bebas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan daun mangrove api-api (A.marina) (Harmain & Dali, 2022).

Menurut penelitian terdahulu (Ridlo et al., 2017). Antioksidan adalah senyawa atau zat yang dapat menghambat, menunda, mencegah atau memperlambat reaksi oksidasi meskipun dalam konsentrasi yang kecil. Oksidasi adalah reaksi kimi yang dapat menghasilkan radikal bebas sehingga memicu reaksi berantai. Upaya untuk menangkal radikal bebas yaitu menggunakan senyawa antioksidan.

Antioksidan didefinisikan sebagai inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif yang membentuk radikal bebas tidak reaktif yang stabil. Senyawa- senyawa yang bersifat antioksidan diantaranya karoten, vitamin C, vitamin E, dan lipoken yang dapat menghambat produksi radikal bebas.

Menurut penelitian terdahulu mengatakan bahwa mangrove jenis sonneratia alba juga telah dimanfaatkan secara turun-temurun oleh masyarakat pesisir sebagai obat-obatan tradisional. Penelitian terdahulu, ekstrak kulit batang tumbuhan S. alba ini menunjukkan aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 41,9 μg/ml. Akan tetapi aktivitas ini lebih rendah dari control positif yang digunakan (asam askorbat) dengan nilai IC50 sebesar 17,64 μg/mL. Hasil uji tersebut disimpulkan bahwa kulit batang S. alba berpotensi sebagai sumber antioksidan alami (Delta et al., 2021). Berdasarkan uraian diatas,belum ada penelitian yang membahas mengenai daun mangrove yang ada di daerah Sungai Apit Kabupaten Siak terkait uji Antioksidan. Oleh karena itu,peneliti tertarik untuk menguji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Mangrove (Avicennia alba Blume) dengan Metode DPPH.

(22)
(23)

4

Universitas Muhammadiyah Riau

1.2 Rumusan masalah

Bagaimanakah aktivitas uji antioksidan pada ekstrak daun mangrove dengan metode DPPH?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui aktivitas uji antioksidan pada ekstrak daun mangrove dengan metode DPPH.

1.4 Manfaat penelitian

Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada peneliti dan pembaca untuk mengtahui keanekaragaman tanaman mangrove yang ada di wilayah kabupaten siak dan juga dapat diharapkan sebagai pendukung bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lanjut tentang mangrove.

(24)

5

Universitas Muhammadiyah Riau

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mangrove

2.1.1. Klasifikasi Mangrove

Hutan mangrove adalah sejumlah komunitas tumbuhan pantai tropis dan sub-tropis yang didominasi oleh pohon dan semak tumbuhan bunga (Angiospermae). Masyarakat di kawasan pesisir atau sekitar hutan mangrove banyak menggunakan tumbuhan mangrove sebagai bahan sandang, pangan, dan papan. Produk hutan mangrove yang sering dimanfaatkan manusia adalah kayu yang digunakan sebagai bahan bakar, bahan membuat perahu, tanin untuk pengawet jaring, lem, bahan pewarna kain dan lain-lain (Rosyada et al., 2018).

Berbagai jenis tumbuhan mangrove berpotensi untuk menghasilkan obat untuk hampir semua penyakit termasuk sebagai antikanker, antibakteri, antijamur, antivirus, antidiabetes, dan dapat meningkatkan kekebalan dalam sistem tubuh.

Masyarakat pesisir memanfaatkan Mangrove dalam pengobatan aphrodiasiac, diuretic, hepatitis. Tumbuhan ini juga digunakan sebagai bioformalin, kayu bakar, makanan ternak, bahan makanan, tanaman perintis, rusuk perahu, tanaman penyerap racun serta obat anti fertilitas tradisional, hasil penelitian menunjukkan ekstrak daunnya memiliki aktivitas antibakteri dan efektif digunakan sebagai antibakteri dan pengawet alami pada ikan, Buah, daun dan akar Avicennia offinalis digunakan sebagai obat hepatitis dan kulit batang sebagai anti tumor (Erwin et al., 2020).

Tumbuhan mangrove berkembang di lingkungan ekstrim karena kemampuannya memproduksi metabolit sekunder dan bertindak sebagai antioksidan untuk beradaptasi terhadap berbagai faktor lingkungan ekstrim dipantai. Antioksidan dapat melindungi tumbuhan terhadap stress lingkungan, baik biotik maupun abiotik stress serta mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas reactive oxigen spesies (ROS) yang berbahaya bagi tumbuhan. Tumbuhan mangrove Sonneratia alba berpotensi sebagai sumber antioksidan alami. Hal ini

(25)

6

Universitas Muhammadiyah Riau

memberikan peluang untuk diversifikasi pemanfaatan mangrove secara berkelanjutan melalui penemuan sumber bahan obat alami dan berbagai peruntukan lain bagi di masyarakat. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan kandungan kimiawai teh hijau sebagai bahan antioksidan pada daun mangrove dan menguji efektifitas teh hijau daun mangrove sebagai antikolesterol pada mencit (Analuddin et al., 2018).

Fungsi mangrove berdasarkan antroposentris, diantaranya digunakan sebagai bahan pakan ternak, cender mata, bahan bangunan, bahan kayu bakar, sumber makanan manusia dan bahan obat-obatan tradisional pada zaman dahulu.

Mangrove yang digunakan sebagai bahan obat-obatan berasal dari buah, daun, kulit batang dan akar tumbuhan mangrove. Indonesia adalah negara yang memiliki distribusi mangrove terbesar di dunia akan tetapi terdapat jenis mangrove yang belum diketahui penggunaannya dalam hal sumber obat alami (S.

M. Rahayu & Sunarto, 2020).

Gambar 2.1 Tanaman Avicennia alba Blume

(26)

7

Universitas Muhammadiyah Riau

Klasifikasi Avicennia alba menurut Rosyidah (2020) adalah sebagai berikut:

Kingdom :Plantae

Divisi :Magnoliophyta Kelas :Magnoliopsida Ordo :Scrophulariales Family :Acanthaceae

Genus :Avicennia

Spesies :Avicennia alba Blume

Avicennia alba atau umumnya disebut dengan api-api merupakan pohon yang memiliki akar nafas. Kulit kayu luar berwarna keabu-abuan atau gelap kecokelatan, beberapa ditumbuhi tonjolan kecil sementara yang lain kadang- kadang memiliki permukaan yang halus. Pada daun memilki permukaan yang halus, serta pada bagian atas berwarna hijau mengkilat dan bagian bawahnya pucat. Daun terletak berlawanan, bentuk daun elips dan pada bagian ujungnya meruncing. Bunga seperti trisula dengan gerombolan bunga berwarna kuning hampir di sepanjang ruas tandan. Buah berbentuk kerucut berwarna hijau muda kekuningan dengan ukuran 4x2 cm (Rosyidah, 2020).

Menurut Rosyidah (2020) menyatakan hubungan Keanekaragaman Mangrove dengan Kelimpahan Makrozoobentos di Hutan Mangrove Pantai Clungup Kabupaten Malang Dimanfaatkan Sebagai Sumber Belajar Biologi.

Skripsi. Fakultas Kegururuan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Malang.

2.1.2. Kandungan Kimia dari Mangrove

Avicennia alba merupakan jenis mangrove yang menghasilkan senyawa bioaktif yang dijadikan sebagai potensi dalam pengawetam ikan secara alami.

Avicennia alba mengandung senyawa bioaktif saponin, flavonoid, alkaloid, dan tannin yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba pada ikan dikarenakan adanya aktivitas antioksidan (Rusadi, 2019).

(27)

8

Universitas Muhammadiyah Riau

Menurut (Fitri & Usman, 2021) menyatakan bahwa Avicennia sp yang ada di Indonesia mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid, triterpenoid, dan glikosida dimana senyawa tersebut dapat bertindak sebagai anti inflamasi, antioksidan, antibakteri, dan antivirus. Dari hasil penelitian terdahulu menyatakan Avicennia alba diketahui mempunyai bahan kimia aktif yaitu flavonoid, saponin, dan tanin.

2.1.3. Manfaat mangrove

Berdasarkan hasil wawancara kepada masyarakat yang tinggal di wilayah sungai rawa mangrove mata pencarian masyarakatnya adalah petanik tambak, petani mangrove, dan nelayan harian. Petani mangrove merupakan kelompok masyarakat yang memanfaatkan buah mangrove sebagai bahan baku pembuatan makanan dan minuman. Yang dihasilkan berupa sirup mangrove yang berasal dari buah bogem (Sonneratia alba), tepung dari buah Bruguiera yang dijadikan dawet, brownis dan olahan makanan lainnya, serta yang baru diproduksi berasal dari tanaman bawah yaitu Achanthus. Selain itu mangrove juga merupakan ekosistem utama dalam mendukung kehidupan di wilayah sungai karena digenangi air dan di pengaruhi oleh pasang surut dengan kondisi tanah lumpur berpasir yang dipengaruhi oleh kadar garam (Fatimah, 2020).

Antioksidan dapat diproduksi secara sintetik maupun diperoleh secara alami dengan berbagai jenis tanaman. Indonesia sebagai Negara tropis mempunyai keragaman tumbuhan yang berpotensi besar bagi masyarakat salah satunya yaitu tanaman Mangrove yang berada di sungai Apit, Kabupaten Siak dengan jenis Avicennia alba blume, Mangrove jenis ini berpotensi menghasilkan obat hampir semua penyakit termasuk anti kanker, anti bakteri, antijamur, antivirus, antidiabetes, dan dapat juga meningkatkan kekebalan tubuh. Masyarakat pesisir memanfaatkan Mangrove dalam pengobatan sebagai obat alamiah. Buah avicennnia digunakan untuk pengobatan aphrodiasic, diuretic, hepatitis, dan kulit batangnya sebagai leprosy. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daunnya memiliki aktivitas antibakteri dan pengawet alami pada ikan. Buah, daun dan akarnya digunakan sebagai obat hepatitis dan kulit batang dijadikan sebagai anti tumor (Erwin et al., 2020).

(28)

9

Universitas Muhammadiyah Riau

2.2 Antoksidan

2.2.1. Pengertian Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa atau zat yang dapat menghambat,menunda, mencegah atau memperlambat reaksi oksidasi meskipun dalam konsentrasi yang kecil tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Oksidasi adalah reaksi kimia yang dapat menghasilkan radikal bebas sehingga memicu reaksi berantai (chain reaction).

Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit degenerative seperti kanker, aterosklerosis, stroke, gagalginjal, hipertensi, katarak, penuaan dini dan penyakit kronik lainnya (Delta et al., 2021).

Kebutuhan antioksidan alami alternatif yang sedang popular saat ini berasal dari tumbuhan laut seperti mangrove. Berbagai penelitian pada bagian-bagian tumbuhan mangrove dapat dimanfaatkan menjadi antioksidan, salah satu contohnya ialah mangrove jenis sonneratia alba. Mangrove jenis ini juga telah dimanfaatkan secara turun temurun oleh masyarakat pesisir sebagai obat-obatan tradisional (Delta et al., 2021).

Radikal bebas sebagai molekul yang relatif tidak stabil, memilki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan orbital luarnya. Molekul tersebut bersifat reaktif dalam mencari pasangan elektronnya. Apabila sudah terbentuk didalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dengan menghasilkan radikal bebas baru akhirnya jumlahnya terus bertambah. Hal ini dapat merusak sel dan akan menyebabkan munculnya berbagai penyakit inflamasi, arteosclerosis, kanker dan penuaan dini. Aktivitas radikal bebas tersebut dapat dihambat oleh kerja antioksidan (Fitri & Usman, 2021).

2.2.2. Uji Aktivitas Antioksidan

Mekanisme kerja seyawa antioksidan dalam mencegah penyakit kronis adalah dengan cara menangkap radikal bebas dalam tubuh. Senyawa antioksidan banyak ditemukan pada tumbuhan, baik pada bunga, daun, maupun buah.

Tumbuhan yang mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, alkaloid, dan terpenoid merupakan bahan baku yang potensial yang dapat digunakan sebagai

(29)

10

Universitas Muhammadiyah Riau

antioksidan alami. Mangrove adalah salah satu jenis tumbuhan yang mengandung senyawa antioksidan (Purwanto et al., 2017).

2.3. Spektrofotometri UV-VIS

2.3.1 Pengertian Spektrofotometri UV-VIS

Spektrofotometri UV-VIS merupakan salah satu teknik analisis spektroskopi yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat (190-380) dan sinar tampak (380-780) dengan memakai instrumen spektrofotometri.

Spektrofotometri UV- Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif ketimbang kualitatif (Fajrin, 2020).

Spektrofotometri adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.

Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Sehingga kegunaan spektrofotometer ini adalah mengukur energi relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih di deteksi dan cara ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah optis. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek pada panjang gelombang tertentu (Adhelia, 2019).

2.3.2. Komponen Spektrofotometri UV-VIS

Instrumen yang digunakan untuk mempelajari atau emisi radiasi elektromagnetik sebagai fungsi dari panjang gelombang disebut “spectrometer

atau spektrofotometer. Komponen pokok dari spektrofotometri UV-Vis adalah:

1. Sumber tenaga radiasi yang stabil, sumber yang biasa digunakan adalah lampu wolfarm.

2. Monokromator untuk memperoleh sumbe sinar yang mookromatis.

(30)

11

Universitas Muhammadiyah Riau

3. Sel absorpsi, pada penukuran didaerah tampak menggunakan kuvet kaca corex, tetapi untuk pengukuran pada UV menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini.

4. Detektor radiasi yang dihubungkan dengan sistem meter atau pencatat. Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang .

Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah spektrum ultraviolet dan visibel tergantung pada struktur elektronik dari molekul. Spektra ultraviolet dan visibel dari senyawa-senyawa organik berkaitan erat transisi diantara tingkatan-tingkatan tenaga elektronik. Panjang gelombang serapan adalah merupakan ukuran dari pemisahan tingkatan-tingkatan tenaga dari orbital-orbital yang bersangkutan.

Spektrum ultraviolet adalah suatu gambar antara panjang gelombang atau frekuensi serapan lawan intensitas serapan (transmitasi atau absorbansi) (Fajrin, 2020).

2.3.4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Spektrofotometri UV-VIS Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pada spektrum UV-Vis adalah absorpsi panjang gelombang maksimum, bila melebar sampai menuju kedaerah sinar tampak menunjukkan bahwa kromofor mengandung ikatan rangkap terkonjugasi panjang atau kromofor merupakan aramatik polisiklik, sedangkan bila panjang gelombang maksimum lebih kecil dari 300 nm dan hanya satu pita atau beberapa pita, maka kromofor memiliki dua atau tiga ikatan rangkap terkonjugasi.

(31)

12

Universitas Muhammadiyah Riau

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2023. Daun Mangrove diperoleh dari Sungai Apit Kabupaten Siak. Uji aktivitas antioksidan dari ekstrak daun mangrove dilaksanakan di Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas MIPA dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blender, inkubator, neraca analitik, rotary evaporator, vial, tabung reaksi, spatula, rak tabung reaksi, kaca arloji, cawan penguap, gelas ukur 100ml, erlemenyer 300ml, pengaduk, pipet tetes, penjepit, corong kaca, labu ukur 250ml, vial 10 ml, pipet mikro, aluminium foil, mikropipet, pipet tetes, pipet volume, bunsen, erlenmeyer, labu ukur, hot plate, dan cawan petri.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun mangrove berjeniskan avicennia alba blume, etanol 70%, etanol 96%, metanol, kertas saring, Hcl 2 N, aquadest, pereaksi dragendorf, pereaksi bouchardat, pereaksi mayer, pereaksi natrium karbonat, pereaksi asam galat, serbuk magnesium, HCl pekat, FeCl3, serbuk asam galat, serbuk DPPH.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental, pembuatan ekstrak etanol daun mangrove dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Pengukuran parameter non spesifik dengan menghitung susut pengeringan, kadar air dan kadar abu, Pengujian senyawa aktif menggunakan metode skrinning fitokimia simplisia dan skrinning fitokimia ekstrak, pembuatan larutan natrium karbonat, pembuatan larutan asam galat, pembuatan larutan DPPH

(32)

13

Universitas Muhammadiyah Riau

serta melakukan uji ekstrak daun mangrove menggunakan spektrofotometri UV- Vis.

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Pengambilan dan Persiapan Sampel

Pengambilan bahan tumbuhan daun mangrove diperoleh dari daerah Sungai Apit, Kabupaten Siak Sri Indrapura, Provinsi Riau.

3.4.2 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium Herbarium ANDA Universitas Andalas Program Studi Biologi Fakultas Mipa dan Kesehatan, Universitas Andalas.

3.4.3 Pembuatan Simplisia

Persiapan pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil daun dari tanaman mangrove yang masih segar di Sungai Apit Kabupaten Siak, kemudian daun mangrove yang diperoleh di cuci terlebih dahulu dengan air mengalir supaya bersih dari kotoran yang ada pada sampel tersebut dan sampel basah kemudian ditimbang, selanjutnya dirajang dengan menggunakan pisau atau gunting tujuannya agar mempercepat proses pengeringan. Daun mangrove dikeringkan pada suhu ruangan dengan cara diangin-anginkan selama 6 hari. Daun mangrove yang telah kering dihaluskan menggunakan blender dan ditimbang berat serbuk keringnya. Serbuk simplisia disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terhindar dari cahaya matahari (Kemenkes RI,2017).

3.4.4 Pembuatan larutan sampel

Sampel daun mangrove (Avicennia alba Blume) yang sudah dihaluskan kemudian dimasukkan kedalam toples kaca besar sebanyak 586 g dan dimaserasi dalam pelarut etanol 70% (1:4, b/v) hingga simplisia tersebut terendam, dibiarkan selama 3 hari dalam botol hitam tertutup dan terlindung dari caya sambil digoncang sebanyak 6 jam sekali. Setelah 3 hari simplisia disaring dan ampasnya direndam kembali dengan pelarut etanol yang baru, hal ini dilakukan sebanyak 3 kali. Hasil penyaringan yang didapat kemudian dikumpulkan dan selanjutnya

(33)

14

Universitas Muhammadiyah Riau

dievaporasi menggunakan rotary pada suhu 70c sampai menghasilkan pasta yaitu ekstrak kental (Kemenkes RI,2017).

3.4.5 Pembuatan reagen

a. Pembuatan Larutan Asam Galat (Martiningsih et al., 2016).

Pembuatan larutan induk Asam galat 50 ppm ditimbang sebanyak 0,25 g lalu masuukkankedalam labu ukur 50 ml, tambahkan 5 ml etanol 96% dan kemudian tambahkan aquadest sampai tanda batas.

b. Pembuatan Larutan DPPH (Andriani & Murtisiwi, 2020).

Dibuat larutan induk DPPH dengan konsentrasi 100 ppm dengan menimbang sebanyak 10mg DPPH dan dilarutkan dengan metanol di dalam labu 100 ml sampai tanda batas lalu homogenkan dan tutup labu dengan aluminium foil dan letakkan pada ruangan gelap.

c. Pembuatan Larutan pembanding Asam Galat (M. P. Rahayu et al., 2015).

Ambil dari larutan induk asam galat senjumlah 10 ml diencerkan dengan metanol:air (1:1) dalam labu ukur sampai 100 ml. Diambil 1,2,3,4,5 ml selanjutnya diencerkan dengan metanol:air (1:1) sampai 50 ml, sehingga diperoleh larutan pembanding asam galat dengan konsentrasi masing- masing 10,20,30,40,50 µg/ml.

d. Pembuatan larutan induk sampel ekstrak mangrove

Ekstrak kental daun mangrove ditimbang sebanyak 50mg, kemudian dilarutkan dengan etanol 70% : aquadest maka sampai tanda batas maka didapatkan konsentrasi 1 µg/ml.

3.4.6 Pembuatan larutan antioksidan DPPH (Purwanto et al., 2017).

Dibuat pengenceran larutan induk pada labu 50 ml,pipet 17,5ml selanjutnya encerkan dengan metanol hingga tanda batas lalu homogenkan tutup labu dengan aluminium foil dan diinkubasi selama 30 menit dalam ruangan tertutup.

3.4.7 Pengukuran panjang gelombang larutan DPPH (Saleh et al., n.d.) . Larutan DPPH yang telah diencerkan di pipet sebanyak 4 ml masukkan kedalam tabung reaksi lalu diinkubasi selama 30 menit pada ruangan tertutup dan gelap,setelah itu diukur panjang gelombang maksimum 200-600 nm.

(34)

15

Universitas Muhammadiyah Riau

3.4.8. Pemeriksaan aktivitas antioksidan larutan pembanding asam galat Diambil 1,2,3,4,5 ml selanjutnya diencerkan dengan metanol:air (1:1) sampai 50 ml, sehingga diperoleh larutan pembanding asam galat dengan konsentrasi masing-masing 10,20,30,40,50 mikrogram/ml, lalu dipipet 0,2 ml larutan sampel dan masukkan kedalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 3,8 ml larutan DPPH 35 µg/ml. Campurkan dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit ditempat gelap,lalu serapan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 516 nm.

3.4.9. Pengukuran aktivitas antioksidan dari larutan sampel

Dari larutan induk ekstrak mangrove dipipet 1,2,3,4,5 ml masing- masing dimasukkan kedalam labu 10ml, lalu beri aquadest sampai tanda batas. Untuk penentuan panjang gelombang aktivitas antioksidan masing masing konsentrasi dipipet sebanyak 0,2 ml larutan sampel dan masukkan kedalam tabung reaksi yang telah dibungkus dengan aluminium foil, kemudian tambahkan 3,8 ml larutan DPPH yang telah diencerkan lalu inkubasi selama 30 menit pada ruangan tertutup.

Lalu ukur panjang gelombang pada 516 nm . Hilangnya puncak absorbansi pada panjang gelobang 516 nm menunjukkan DPPH telah bereaksi sempurna pada ekstrak. Secara visual, uji positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna larutan dari ungu tua menjadi kuning pucat.

3.4.10. Analisis Data Aktivitas Antioksidan

Aktivitas antioksidan sampel ditentukan dengan besarnya hambatan melalui

% inhibisi serapan DPPH. Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data primer yang merupakan data deskriptif kuantitatif, yaitu analisis aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol daun mangrove (avicennia alba blume) dengan metode DPPH. Dalam memperoleh data ini yang dilakukan adalah analisis data secara kuantitatif sehingga dihasilkan data berupa angka-angka. Diperoleh melalui persamaan regresi linear yaitu y=ax + b pada kurva standar.

Adapun data analisi aktivitas antioksidan diperoleh dari rumus persen inhibisi terhadap DPPH. Dihitung persen penghambatan dengan persamaan:

(35)

16

Universitas Muhammadiyah Riau

a. Persen inhibisi

% 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =𝑎𝑏𝑠. 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 − 𝑎𝑏𝑠. 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝑎𝑏𝑠. 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑥 100%

Keterangan : Absorbansi kontrol : serapan radikal DPPH pada 517 nm Absorbansi sampel : radikal DPPH yang tersisa

didalam serum 517 nm b. Nilai IC50

Perhitungan kapasitas anti radikal bebas DPPH diukur dengan menghitung nilai Ic50 masing-masing dengan menggunakan persamaan regresi. Hasil perhitungan inhibisi (% inhibisi) dimasukkan kedalam persamaan regresi nilai IC50 merupakan nilai dari perhitungan pada saat persen inhibisi (% inhibisi) sebesar 50%.

Persamaan regresi linear:

𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

Keterangan: Y: % hambat (yaitu 50) X:nilai IC50

3.5 Skrining Fitokimia Simplisia

Analisis senyawa aktif ekstrak etanol daun mangrove yang dilakukan meliput alkaloid, tanin, saponin, steroid dan terpenoid, dan flavonoid dan fenolik (Hasibuan, 2022).

3.5.1 Uji alkaloid

Timbang serbuk simplisia sebanyak 0,05 g lalu masukkan kedalam tabung reaksi selanjutnya dilakukan penambahan peraksi HCL 2 N sebanyak 1 ml lalu tambahkan aquadest 9ml selanjutnya panaskan di hot plate, setelah mengeluarkan buih dinginkan filtrat terlebih dahulu setelah itu disaring ke dalam tabung reaksi lainnya, kemudian ambil sebanyak 1 ml masing masing filtrat mangrove lalu tambahkan pereaksi Mayer menghasilkan endapan putih, pereaksi Bouchardat

(36)

17

Universitas Muhammadiyah Riau

menghasilkan endapan cokelat, pereaksi Dragendorf menghasilkan endapan cokelat (Hasibuan, 2022).

3.5.2 Uji Tanin

Timbang serbuk simplisia sebanyak 0,5 g lalu masukkan kedalam tabung reaksi kemudian dimaserasi dengan aquadest 10 ml selama 15 menit setelah itu disaring dan tambahkan aquadest hingga filtrat hampir tidak berwarna,kemudian ambil 2 ml filtrat lalu tambahkan masing-masing nya dengan FeCl3 10%

sebanyak 2 tetes. Jika warna filtrat berubah menjadi biru atau hijau maka filtrat positif mengandung tanin (Hasibuan, 2022).

3.5.3.Uji Saponin

Panaskan air terlebih dahulu diatas Hot Plate,lalu timbang masing masing sampel sebanyak 0,5 g setelah itu masukkan kedalam tabung reaksi,lalu masukkan air panas kedalam tabung reaksi yang berisikan sampel mangrove kemudian kocok kuat hingga timbul busa,jika busa filtrat bertahan selama 1 menit maka sampel positif mengandung saponin (Hasibuan, 2022).

3.4.5.Uji Steroid dam Terpenoid

Ambil sampel sebanyak 2 sendok menggunakan spatula lalu masukkan kedalam tabung reaksi,kemudian sampel direndam dengan kloroform secukupnya hingga sampel terendam didalam tabung reaksi lalu guncang sebentar,setelah itu pindahkan ke dalam lemari asam gunakan APD lengkap saat pengerjaan, kemudian sampel diberi asam asetat anhidrian sebanyak 3 tetes, setelah itu tetes kan pada dinding tabung asam sulfat sebanyak 1 tetes lalu goncang sebentar, amati filtrat jika berubah warna menjadi biru kehijauan makan sampel positif mengandung steorid dan jika sampel berubah warna menjadi merah keunguan maka sampel postif terpenoid (Hasibuan, 2022).

3.4.6 Uji Flavonoid dan Fenolik

Timbang 0,5 g simplisia serbuk mangrove,lalu masukkan kedalam tabung reaksi kemudian masukkan 20 ml aquadest panaskan diatas hot Plate yang sudah berisi air panas didalam beaker gelas selama 15 menit, kemudian dinginkan lalu disaring, setelah itu pada Uji Wilstatter ambil filtrat sebanyak 1 ml masukkan

(37)

18

Universitas Muhammadiyah Riau

kedalam tabung reaksi kemudian teteskan HCl pekat pada dinding tabung sebanyak 2 tetes kemudian tambahkan sedikit serbuk magnesium menggunakan spatula,aduk perlahan jika terbentuk warna merah jingga sampai merah keunguan maka positif mengandung flavanoid. Pada Uji Bate-Smith masukkan filtrat kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml lalu teteskan HCl pekat kemudian dipanaskan di atas Hot Plate selama 15 menit, jika terbentuk perubahan warna merah maka positif mengandung flavanoid. Dan pada Uji NaoH 10% masukkan filtrat kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml lalu tambahkan 2 tetes NaoH 10%

jika terjadi perubahan warna signifikan maka filtrat postif mengandung flavanoid (Hasibuan, 2022).

3.4.7 Penetapan Kadar Abu Total

Sebanyak 2 g serbuk simplisia yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan ke dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara kemudian diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, lakukan pada suhu 600°C selama 3 jam kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan (Depkes RI, 1995). Dihitung dengan rumus :

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢 (%) =(berat abu + krus akhir) − krus kosong

g simplisia 𝑥100%

3.4.8 Penetapan Kadar Susut Pengeringan

Mengatur oven pada suhu 105℃, kemudian dipanaskan menggunakan cawan penguap pada suhu pemanasan selama 30 menit. Timbang 1-2 gram simplisia, di dalam cawan penguap yang sudah ditara kemudian diratakan permukaan ekstraknya. Pengeringan dilakukan pada suhu 105℃ selama 10 menit, dan dimasukan kedalam desikator hingga suhu dingin dan ditimbang.

Percobaan dilakukan secara duplo, perbedaannya tidak kurang dari 0,25%

(Depkes RI,1995). Susut pengeringan dihitung dengan rumus : 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 (%)

=𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠𝑖𝑛 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 berat simplisia

(38)

19

Universitas Muhammadiyah Riau

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Hasil identifikasi tumbuhan di Herbarium ANDA Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Padang menunjukkan bahwa tumbuhan merupakan Avicennia alba Blume dengan famili Acanthaceae (gambar 1, lampiran 1).

2. Hasil ekstraksi 586 gram serbuk kering daun mangrove di maserasi dengan pelarut etanol 70% dan diperoleh rendeman dengan 1:4 hingga simplisia tersebut terendam dilakukan selama 3 hari didalam botol hitam dan terlindung dari cahaya sambil digoncang sebanyak 6 jam sekali (gambar2, lampiran 1).

3. Hasil maserasi lalu dilanjutkan dengan membuat ekstrak kental di rotary evaporator dan diperoleh hasilnya adalah 88 gram ekstrak kental daun mangrove. Hasil rendaman terdapat 15,49 % (gambar 3, lampiran 1).

4. Hasil pemeriksaan skrining fitokimia ekstrak dan simplisia diperoleh Uji flavonoid,uji fenolik, uji saponin, uji terpenoid/steroid, uji tanin terdapat hasil nya positif karna adanya perubahan warna yang signifikan, larutan biru yang kehitaman, berbusa,larutan yang berubah hijau kegelapan dan larutan yang berubah kehitaman (tabel 2, lampiran 2).

5. Hasil kadar abu yang dilakukan pada simplisia terdapat 8,25 % dan pada ekstrak kental didapatkan hasil 10% hasil ini didapatkan sesuai dengan ketentuan kadar abu pada ekstrak yaitu ≤16% (tabel 3 dan 4, lampiran 2).

6. Hasil susut pengeringan yang dilakukan pada simplisia terdapat 8,75 % dan pada perlakuan ekstrak terdapat 20,5% hasil ini sesuai dengan kententuan kadar susut pengeringan pada simplisia (tabel 5 dan 6, lampiran 2).

7. Hasil penentuan panjang gelombang maksimum larutan DPPH dengan blanko metanol dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan

(39)

20

Universitas Muhammadiyah Riau

maksimum panjang gelombang 516, 10 dengan absorbansi 0,528 (gambar 6 lampiran 1).

8. Aktivitas antioksidan yang didapat pada ekstrak etanol daun mangrove (Avicennia alba Blume) terdapat IC50 dari sampel yaitu 130,015 mg/L (gambar 13, lampiran 1).

.

(40)

21

Universitas Muhammadiyah Riau

4.2 Pembahasan

Penelitian ini dimulai dengan mendeterminasi tanaman yang akan digunakan sebagai sampel. Tanaman yang di gunakan dalam penelitian ini adalah daun mangrove (Avicennia alba Blume) yang telah teridentifikasi di laboratorium Herbarium ANDA Universitas Andalas Program Studi Biologi Fakultas Mipa dan Kesehatan (gambar 1, lampiran 1).

Penelitian ini diawali dengan preparasi sampel dengan pembuatan ekstrak.

Pelarut yang digunakan pada proses ekstraksi yaitu dengan pelarut etanol 70%.

Menurut penelitian ( Erwin et al., 2020), Pada pembuatan ekstrak daun mangrove menggunakan etanol 70%, karena etanol 70% bersifat polar dan lebih sering digunakan untuk proses maserasi pada sampel dan lebih banyak menarik senyawa metabolit sekunder yang lebih banyak. Menurut prinsip polarisasi, suatu senyawa akan larut pada pelarut yang mempunyai golongan polifenol yang terdistribusi luas pada tumbuhan (gambar 3, lampiran 1).

Dalam proses pembuatan ekstrak digunakan alat Rotary evaporator dan waterbath untuk menguapkan pelarut dan didapatkan nya ekstrak kental. Ekstrak kental yang didapatkan disimpan didalam desikator yang bertujuan agar ekstrak dapat bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh pathogen maupun yang dapat merusak ekstrak serta mengakibatkan kestabilan terganggu dan terdapat hasil rotary tersebut adalah 88 gram dan pada hasil rendeman terdapat 15,49%.

Skrining fitokimia adalah salah satu uji yang dilakukan untuk mendapatkan senyawa aktif yang ada dalam tumbuhan . golongan senyawa sekunder yang diuji adalah fenolik, flavonoid, alkaloid, saponin, terpenoid dan steroid. Hasil dari skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol 70% daun mangrove (Avicennia alba Blume) dapat dilihat pada (Tabel 2, lampiran 2) didapatkan adanya senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, fenolik, tanin, steroid, terpenoid positif adanya perubahan warna dan terbentuknya endapan. Menurut penelitian ( Erwin et al., 2020) melakukan skrining fitokimia pada mangrove berjenis Avicennia alba Blume yang diambil di Kawasan pantai Sambera Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara bahwasanya simplisia dan ekstrak etanol 70% pada daun mangrove ini positif mengandung flavonoid,

(41)

22

Universitas Muhammadiyah Riau

fenolik dan alkaloid. Pada ekstrak daun mangrove menggunakan etanol 70%

karena etanol 70% bersifat polar dan lebih sering digunakan untuk proses maserasi pada sampel dan lebih banyak menarik senyawa metabolit sekunder yang lebih banyak.

Pada penetapan kadar abu untuk mengetahui kandungan mineral baik internal maupun eksternal yang terdapat didalam simplisia. Pada penentuan kadar abu total, yang diteliti senyawa organik yang tersisa selama pembakaran dan turunnya terdestruksi dan menguap. Tujuan dilakukannya kadar abu adalah untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yan berasal dari proses awal sampai terbentuk ekstrak (Departemen kesehatan, 2000). Hasil kadar abu simplisia dan ekstrak etanol 70% daun mangrove (Avicennia alba Blume) adalah 8,25% dan 10%. Berdasarkan penelitian (Sumartini & Ratrinia, 2021), analisa kadar abu pada daung mangrove yang berjeniskan Avicennia spp memiliki angka yang tinggi sekitar 15,56 - 19,10%, hal tersebut menunjukkan bahwa adanya kandungan mineral yang cukup tinggi pada daun tersebut. Tingginya kadar abu menunjukkan tingginya kandungan mineral internal didalam daun itu sendiri.

Semakin tinggi kadar abu yang diperoleh maka kandungan mineral dalam bahan juga semakin tinggi (tabel 2 dan 3, lampiran 2).

Susut pengeringan merupakan salah satu parameter non spesifik yang bertujuan untuk memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Parameter susut pengeringan pada dasarnya adalah pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105c sampai besar konstan, yang dinyatakan sebagai nilai persen (Departemen kesehatan RI, 2000). Dari hasil penelitian susut pengeringan pada simplisia dan ekstrak etanol 70% daun mangrove (Avicennia alba Blume) sampel adalah 8,75%

dan 20,5%. Berdasarkan penelitian (Utami et al., 2017), diperoleh nilai susut pengeringan massa yang dapat hilang karena pemanasan ini meliputi molekul air, minyak atsiri dan pelarut etanol (tabel 5 dan 6, lampiran 2).

Pada penelitian ini, uji aktivitas antioksidan pada ekstrak daun mangrove dengan metode menggunakan DPPH terdapat pada panja gelombang maksimum 516,10 dimana terdapat absorbansi 0,528 dapat dilihat pada (gambar6, lampiran

(42)

23

Universitas Muhammadiyah Riau

1). Pengujian antioksidan DPPH ini juga terbentuknya perubahan warna ungu pada larutan dan diikubasi di suhu kamar agar tidak teroksidasi cahaya luar ruangan. Metode DPPH merupakan senyawa yang stabil di suhu kamar.

Tahapannya berperan sebagai radikal bebas dimana senyawa direndam dengan antioksidan dan membentuk senyawa DPPH. Elektron yang tidak berpasangan dalam senyawa DPPH ini dapat memberikan absorbansi yang kuat sesuai penelitian terdahulu dengan panjang gelombang maksimum 517 nm dengan ditandai terbentuknya warna ungu dan jika senyawa DPPH direaksikan pada antioksidan makan akan berubah menjadi warna kuning dan sifat senyawa ini stabil (Guci Intan Kemuning et al., 2022) .

Sedangkan pada pengujian asam galat sebagai larutan pembanding DPPH Dari hasil pengukuran tersebut dapat ditentukan pula persentase penghambatan pada radikal bebas oleh larutan pembanding asam galat dengan DPPH bisa dilihat pada(tabel 7, lampiran 2) data tersebut menunjukkan bahwa presentase penghambatan radikal bebas pada larutan pembanding asam galat dengan DPPH jauh berbeda dengan pengujian ekstrak daun mangrove, hasil pada pengujian larutan asam galat ini termasuk kepada nilai IC50 yang kuat yakni 51,78 mg/L.

Hasil ini menujukkan adanya penghambatan pada radikal bebas yang ada pada larutan pembanding asam galat. Menurut penelitian terdahulu (Junaidi & Anwar, 2018) suatu senyawa memiliki kemampuan sebagai antioksidan yang dipengaruhi oleh bebrapa faktor yaitu jumlah gugus fenol, posisi gugus –OH dalam senyawa, dan keberadaan gugus fungsional lain. Asam galat mampu bereaksi dengan radikal bebas peroksi dan hidroksiperoksi yang terbentuk dari reaksi oksidasi.

Radikal asam galat yang terbentuk distabilkan melalui interaksi dua ikatan hidrogen pada posisi ortho. Sehingga kemampuan sebagai antioksidan lebih kuat.

Berdasarkan (tabel 8, lampiran 2) terdapat persen inhibisi yang mendapatkan hasil antioksidan pada ekstrak daun mangrove (Avicennia alba Blume) nilai IC50 130,01 mg/L, termasuk kepada antioskidan yang sedang, sedangkan semakin kecilnya nilai ICtr maka semakin tinggi aktivitas antioskidan.

Hal menunjukkan bahwa persentase penghambatan radikal bebas dari ekstrak daun mangrove sangat jauh berbeda dengan persentase penghambatan asam galat.

Adanya perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang telah pernah

(43)

24

Universitas Muhammadiyah Riau

dilakukan sebelumnya dengan sampel yang sama dapat disebabkan oleh beberapa faktor tertentu, antara lain, kondisi lingkungan temat tumbuhnya daun mangrove, suhu ruangan yang digunakan saat pengujian, dan juga disebabkan oleh Human Error ini adalah suatu perilaku manusia yang kurang efektivitas pada pengerjaan penelitian (Desiani et al., 2022).

Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70% daun mangrove (Avicennia alba Blume) memilki aktivitas antioskidan yang rendah di bandingkan larutan pembanding asam galat. Hal ini sesuai dengan literatur (Junaidi & Anwar, 2018) bahwa asam galat memilki antioksidan yang lebih tinggi, tetapi pada ekstrak etanol 70% daun mangrove (Avicennia alba blume) antioksidannya sedang. Sedangkan Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50, kuat (51-100), sedang (101- 150), dan lemah (151-200).

(Irianti et al., 2020) Semakin kecil nilai IC50 maka semakin tinggi aktivitas antioksidannya.

(44)

25

Universitas Muhammadiyah Riau

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70% daun mangrove (Avicennia alba Blume) nilai IC50 nya adalah 130,01 µg/L.

b. Hasil dari ekstrak etanol 70% daun mangrove (Avicennia alba Blume) memiliki aktivitas antioksidan yang sedang,sedangkan aktivitas antioksidan yang aktif itu 0-50 ppm.

5.2 Saran

Dari penelitian ini dapat disarankan kepadan peneliti agar lebih teliti terhadap pengerjaan penelitian,karna pada pengujian antioksidan ini bersifat sensitif dan selanjutnya penelitian ini bisa dianjurkan dengan menggunakan pelarut etanol 96% dan pelarut lainnya.

(45)

Universitas Muhammadiyah Riau

DAFTAR PUSTAKA

Analuddin, A., Septiana, A., & Harlis, W. O. (2018). Kandungan Antioksidan Teh Hijau Daun Mangrove dan Uji Efektifitasnya Sebagai Antikolesterol Pada Mencit. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Tropis, 5(2), 60.

Andriani, D., & Murtisiwi, L. (2020). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Bunga Telang (Clitoria ternatea L) dari Daerah Sleman dengan Metode DPPH Antioxidant Activity Test of 70% Ethanol Extract of Telang Flower (Clitoria ternatea L) from Sleman Area with DPPH Method. Jurnal Farmasi Indonesia, 17(1), 70–76.

Delta, M., . R., & Hendri, M. (2021). AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN DAN KULIT BATANG MANGROVE Sonneratia alba DI TANJUNG CARAT, KABUPATEN BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN. Maspari Journal : Marine Science Research, 13(2), 129–144.

Desiani, E., Yusufi Mardiana, T., Madusari, B. D., Hidayat, F. N., Farmasi, F., Pekalongan, U., & Perikanan, F. (2022). UJI AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN MANGROVE (Rhizophora mucronata) PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT DENGAN METODE WRITHING REFLEX. Cendekia Journal of Pharmacy, 6(2), 307–317.

Erwin, E., Nuryadi, D., & Usman, U. (2020). Skrining Fitokimia dan Bioaktivitas Tumbuhan Bakau Api-Api Putih (Avicennia alba Blume). Jurnal Sains Dan Kesehatan, 2(4), 311–315.

Fitri, A., & Usman. (2021). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Mangrove ( Avicennia Marina ) Antioxidant Activity Of Mangrove ( Avicennia Marina ) Leave Methanol. In Prosiding Seminar Kimia, 12–17.

Guci Intan Kemuning, Bambang Wijianto, & Andhi Fahrurroji. (2022). UJI

ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL SIPUT ONCHIDIID

(Onchidium typhae) DENGAN METODE DPPH. Jurnal Ilmiah Kedokteran Dan Kesehatan, 2(1), 73–82.

(46)

27

Universitas Muhammadiyah Riau

Harmain, R. M., & Dali, F. A. (2022). Aktivitas Antioksidan pada Daun Mangrove Api-api ( Avicennia marina ). 10(1), 7–16.

Irianti, T. T., Kuswandi., Sindu, N., Purwanto. 2020. Antioksidan dan Kesehatan.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Junaidi, E., & Anwar, Y. A. S. (2018). Aktivitas Antibakteri dan Antioksidan Asam Galat dari Kulit Buah Lokal yang Diproduksi dengan Tanase.

ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia, 14(1), 131.

Martiningsih, N. W., Widana, G. A. B., Kristiyanti, P. L. P., BANDYOPADHYAY, S., MUKERJI, J., Yenerel, N. M., Dinc, U. A., Gorgun, E., Radical, F., Activity, S., Alsophila, O. F., Sm, J., Zuhra, C. F., Tarigan, J. B., & Sihotang, H. (2016). Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Matoa (Pometia pinnata) dengan Metode DPPH. Journal of Ocular Pharmacology and Therapeutics, 3(3), 332–338. Hehakaya, M. O., Edy, H. J. and Siampa, J.

P. (2022) ?Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Body Scrub Ekstrak Etanol Daun Matoa (Pometia pinnata)

Paputungan, Z., Wonggo, D., & Kaseger, B. E. (2017). UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BUAH MANGROVE Sonneratia alba DI

DESA NUNUK KECAMATAN PINOLOSIAN KABUPATEN

BOLAANG MONGONDOW SELATAN SULAWESI UTARA. Media Teknologi Hasil Perikanan, 5(3), 96.

Purwanto, D., Bahri, S., & Ridhay, A. (2017). UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH PURNAJIWA (Kopsia arborea Blume.) DENGAN BERBAGAI PELARUT. Kovalen, 3(1), 24.

Rahayu, M. P., Lucia, D., & Inanda, V. (2015). Penetapan Kadar Fenol Total Ekstrak Etil Asetat dan Fraksi Dichloromethan-Etil Asetat Kulit Batang Mundu (Garcinia dulcis. Kurz) Determination of Total Acetate Extracts Phenol Content and Dichloromethane-Ethyl Acetate Fraction of Mundu Stem Bark (Garcinia dulcis. Kurz) (Vol. 8, Issue 2).

Rahayu, S. M., & Sunarto, S. (2020). Rhizophoraceae Di Ekosistem Mangrove Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi, 9(2), 255–263.

(47)

28

Universitas Muhammadiyah Riau

Ridlo, A., Pramesti, R., Koesoemadji, K., Supriyantini, E., & Soenardjo, N.

(2017). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Mangrove Rhizopora mucronata. Buletin Oseanografi Marina, 6(2), 110.

Rosyada, A., Anwari, M. S., & Muflihati. (2018). Pemanfaatan tumbuhan mangrove oleh masyarakat Desa Bakau Besar Laut Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah. Jurnal Hutan Lestari, 6(1), 62–70.

Saleh, C., Ryn Pratiwi Jurusan Kimia, D., Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, F., Mulawarman Jalan Barong Tongkok No, U., & Gunung Kelua, K. (n.d.). UJI FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN (METODE DPPH) DARI DAUN RAMBAI (Baccaurea motleyana Mull.

Arg.) PHYTOCHEMICAL TEST AND ANTIOXIDANT ACTIVITY TEST (DPPH METHOD) FROM RAMBAI LEAVES (Baccaurea motleyana Mull. Arg.).

Sumartini, S., & Ratrinia, P. W. (2021). Pengaruh Antioksidan Daun Mangrove Terhadap Hasil Pengujian Hedonik Dan Fat Bloom Pada Coklat Batang Selama Masa Simpan. Aurelia Journal, 3(1), 47.

Suri, F., & Purwanto, H. (2020). Keragaman Tumbuhan Mangrove di Pesisir Kabupaten Siak Sebagai Pengendali Abrasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat. Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi …, 8(2), 48–58.

Utami, Y. P., Umar, A. H., Syahruni, R., & Kadullah, I. (2017). Standardisasi Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Leilem ( Clerodendrum. Journal of Pharmaceutical and Medicinal Sciences, 2(1), 32–39.

Sunarto.2020. Tumbuhan Mangrove Bermanfaat Obat di Desa Gedangan, Kecamatan Puwodadi, Kabupaten Puworejo, Jawa Tengah. Jurnal Jamu Indonesia. No.5 Vol 2.76-84.2020.

Septiana, Andi.2018. Kandungan Antioksidan Teh Hijau Daun Mangrove dan Uji Efektifitasnya Sebagai Antikolesterol Pada Mencit. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis. No.5 Vol.3.60-66.2018.

Yudistira, Adithya.2019.Uji Aktivitas Antioksidan Stylissa sp. Dengan Metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Jurnal FMIPA UNSRAT MANADO.

NO.4 VOL.8.2019.

(48)

29

Universitas Muhammadiyah Riau

Yoga, Widnyana ketut. 2015. Penentuan konsentrasi optimum kurva standar antioksidan asam galat, asam askorbat dan trolox terhadap radikal bebas DPPH(2,2-diphenyl-1-picrylhydrazl) 0,1 nm.jurnal seminar nasional FMIPA UNDIKSHA V tahun 2015.

(49)

30

Universitas Muhammadiyah Riau

LAMPIRAN Lampiran 1.Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Hasil determinasi Daun Mangrove

(50)

31

Universitas Muhammadiyah Riau

Lampiran 1(lanjutan)

Gambar 2. Simplisia daun mengrove (Avicennia alba Blume)

Gambar 3. Ekstrak kental daun mangrove (Avicennia alba Blume)

(51)

32

Universitas Muhammadiyah Riau

Lampiran 1 (lanjutan)

Gambar 4. Sertifikat COA 2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl

(52)

33

Universitas Muhammadiyah Riau

Lampiran 1 (lanjutan)

Gambar 5. Larutan induk DPPH dan Pengenceran

(53)

34

Universitas Muhammadiyah Riau

Lampiran 1 (lanjutan)

Gambar 6. Panjang gelombang maksimum DPPH 516,10 nm Dengan absorbansi 0,528

(54)

35

Universitas Muhammadiyah Riau

Lampiran 1 (lanjutan)

Gambar 7. Larutan induk asam galat

Gambar 8. Pengenceran 5 konsentrasi

(55)

36

Universitas Muhammadiyah Riau

Lampiran 1. (lanjutan)

Gambar .9 Uji aktivitas larutan pembanding asam galat terhadap DPPH

Gambar 10. Nilai IC50 larutan pembanding asam galat 51,78µg/L

31.76 35.18

42.89

47.53 46.68

y = 4.219x + 28.151 R² = 0.9011

0 10 20 30 40 50 60

10 20 30 40 50

pemeriksaan IC50

Larutan Pembanding asam galat

y Linear (y)

(56)

37

Universitas Muhammadiyah Riau

Lampiran 4 (lanjutan)

Gambar 11. Pengenceran ekstrak etanol 70% daun mangrove (Avicennia alba Blume)

Gambar 12. Uji aktivitas antioksidan ekstrak terhadap DPPH

(57)

38

Universitas Muhammadiyah Riau

Gambar 13. Nilai IC50 Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Mangrove (Avicennia alba Blume) 130,01µg/L

4.16

8.9

20.83

38.63

48.1

y = 11.761x - 11.159 R² = 0.9697

0 10 20 30 40 50 60

25 50 75 100 125

pemeriksaan IC 50

Antioksidan sampel

Series1 Linear (Series1)

Gambar

Gambar 2.1 Tanaman Avicennia alba Blume
Gambar 1. Hasil determinasi Daun Mangrove
Gambar 2. Simplisia daun mengrove (Avicennia alba Blume)
Gambar 3. Ekstrak kental daun mangrove (Avicennia alba Blume)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun gaharu segar dan ekstrak etanol simplisia diperoleh dari hasil pengukuran absorbansi dengan metode DPPH pada menit ke- 60 dengan

Skripsi dengan judul “Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanolik Daun Sawo Kecik (Manilkara kauki (L.) Dubard) Secara Kualitatif dan Kuantitatif dengan Metode

Menyatakan Bahwa skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Kecipir ( Psophocarpus tetragonolobus L) dengan Metode DPPH

Telah dilakukan penelitian tentang Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Daun Awar- awar (Ficus septica Burm) dengan Metode DPPH.. Penelitian ini bertujuan untuk

Hasil pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode pemerangkapan radikal bebas DPPH menunjukkan bahwa ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan yang kuat

Judul Penelitian : Karakterisasi simplisia dan skrining fitokimia serta uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol kayu siwak. (Salvadora persica Wall .)

Judul Skripsi : Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Ketepeng (Senna alata (L.) Roxb.) dengan Metode DPPH.. Dengan ini

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar fenolik total dan pengaruh perbedaan pH terhadap aktivitas antioksidan dengan metode DPPH ekstrak etanol 70% daun