• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKULTURASI BUDAYA DAN DAMPAK KEHIDUPAN SOSIAL

N/A
N/A
M Habi Maulana

Academic year: 2024

Membagikan "AKULTURASI BUDAYA DAN DAMPAK KEHIDUPAN SOSIAL"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Akulturasi Budaya dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial di Desa Pensiunan Kecamatan Kepahiang.” Dapat memberikan wawasan dalam menganalisis kehidupan sosial di desa pensiunan Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu dimana terdapat akulturasi budaya didalamnya.

PENDAHULUAN

  • Rumusan Masalah
  • Batasan masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Kajian literatur
  • Sistamtika Penulisan

Bab ini berisi uraian tentang subjek penelitian, variabel, metode penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data. Bab ini memuat kesimpulan dan usulan penulis yang merupakan jawaban atas rumusan masalah yang telah dibahas sebelumnya.

LANDASAN TEORI

Akulturasi Budaya

Syarat terjadinya akulturasi budaya harus adanya kontak antara dua anggota, yaitu budaya tuan rumah dan budaya pendatang. Yang pertama adalah sejauh mana individu berinteraksi dengan budaya tuan rumah, mendekati atau menghindarinya (dari kontak dan hubungan kelompok). Sedangkan integrasi adalah ketika individu mempertahankan identitas budaya aslinya ketika berinteraksi dengan budaya tuan rumah.

Berikutnya, Separation, yaitu dimana individu lebih menyukai tingkat interaksi yang rendah dengan budaya tuan rumah, menginginkan hubungan yang tertutup dan kecenderungan untuk menegaskan budaya aslinya. Di sini individu menolak akulturasi dengan budaya dominan dan memilih untuk tidak mengidentifikasi diri dengan kelompok budaya tuan rumah. Orang memilih pemisahan karena permusuhan terhadap budaya tuan rumah sebagai akibat dari faktor sosial atau sejarah.

Marginalisasi ini terjadi ketika individu memilih untuk tidak mengidentifikasi diri dengan budaya asli atau budaya tuan rumah. Akulturasi budaya mengacu pada perilaku individu atau kelompok individu yang berinteraksi dengan budaya tertentu, sedangkan akulturasi psikologis mengacu pada dinamika intrapersonal dalam diri setiap individu yang menghasilkan berbagai reaksi berbeda antara satu sama lain, meskipun berada dalam wilayah yang sama. akulturasi.

METODOLOGI PENELITIAN

  • Wilayah penelitian
  • Subjek penelitian
  • Sumber data
    • Data primer
    • Data skunder
  • Teknik pengumpulan data
    • Wawancara
    • Observasi
    • Dokumen
  • Teknik analisis data
  • Keabsahan data

Desa Pensiunan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar warga Kecamatan Pensiunan Kabupaten Kepahiang bermatapencaharian sebagai pedagang. Berdasarkan tabel tersebut, jumlah suku yang mendiami Desa Pensiunan berbeda-beda, dengan mayoritas pendatang adalah suku Minang.

Kemudian proses akulturasi yang terjadi di rumah jompo ini terjadi dengan cepat karena beberapa faktor. Perpaduan kedua hidangan tersebut menunjukkan adanya percampuran budaya di panti jompo ini, begitu pula aktivitas yang dilakukan ibu-ibu. Oleh karena itu, akulturasi budaya yang terjadi di Desa Pensiunan terlihat sangat jelas dengan beberapa faktor pendorongnya.

Berdasarkan analisis pada Tabel 6, terdapat akulturasi kuliner di Desa Pensiunan yang sebenarnya merupakan akulturasi budaya kuliner masyarakat Minang. Termasuk kuliner Ketupat Lemea di Desa Pensiunan yang menjadi favorit masyarakat Kota Sibolga.

Gambar 5. Proses analisis data penelitian kualitatif 38
Gambar 5. Proses analisis data penelitian kualitatif 38

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Sejarah singkat Kelurahan Pensiunan

Kabupaten Kepahiang menjadi sebuah kabupaten sejak tahun 2014. Sejak zaman penjajahan Belanda, Kota Kepahiang dikenal sebagai ibu kota Kabupaten Rejang Lebong yang kemudian disebut Rejang Lebong Pembagian dengan Kepahiang sebagai ibu kotanya. Selama tiga setengah tahun pendudukan Jepang, Kepahiang tetap menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Rejang Lebong. Dengan demikian, mahkota Kepahiang yang hilang dapat diperoleh kembali seperti pinang yang kembali ke cangkangnya pada tanggal 7 Januari 2004 yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri di Jakarta berdasarkan Undang-undang No. 39 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu. .

Mendapatkan kembali mahkota Kepahiang tidak semudah membalikkan telapak tangan, seperti kata pepatah, meskipun untuk Provinsi Bengkulu, Kepahiang merupakan daerah pertama yang memperjuangkan pemekaran, namun paling akhir mendapatkan persetujuan karena merupakan kabupaten induk ( Rejang Lebong ) ia tak mau melepaskan Kepahiang karena Kepahiang merupakan daerah yang paling potensial di Rejang Lebong. Kepala daerah pertama Kabupaten Kepahiang dilantik melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri No. Tahun 2004 tanggal 6 Januari 2004 tentang Pengangkatan Penjabat Bupati Kepahiang di Provinsi Bengkulu, diangkat oleh Gubernur Bengkulu atas nama Menteri Dalam Negeri. Kasus 14 Januari 2004, Ir. MM, periode 6 Agustus 2005 sampai dengan 6 Agustus 2010, sebagai Bupati Definitif Kepahiang berdasarkan hasil Pemilihan Kepala Daerah Kepahiang Tahun 2005.

Kabupaten Kepahiang terdiri dari 7 kecamatan yaitu: Kecamatan Kepahiang, Kecamatan Kabawetan, Kecamatan Ujan mas, Kecamatan Bermani Ilir, Kecamatan Muara Kemumu, Kecamatan Sebrang Musi, Kecamatan Merigi. Kecamatan Kepahiang merupakan kabupaten yang berbatasan langsung dengan pusat Kota Kepahiang, sehingga dapat dikatakan sebagai pusat peradaban Kepahiang bagi berbagai agama dan suku ras.

Kondisi masyarakat Kelurahan Pensiunan

Dari segi adat istiadat, Desa Pensiunan menganut beberapa adat istiadat, termasuk beberapa adat istiadat yang terdapat di Desa Pensiunan. Setiap suku yang hidup berkelompok di Desa Pensiunan selalu menjalankan adat istiadat yang berbeda-beda, misalnya suku rejang yang merupakan suku asli dan banyak jumlahnya. Diantaranya banyaknya pendatang yang tinggal di tempat ini menjadikan kampung pensiunan sebagai tempat berkumpulnya budaya dan percampuran budaya, dimana suku Minang melakukan adat bernama gendang pada pesta pernikahan. Drumming merupakan kegiatan yang dilakukan pada saat ada acara pernikahan. atau upacara penyambutan di acara besar. Tambur merupakan alat musik berbentuk gendang yang diiringi bunyi tansa yang dimainkan oleh beberapa orang. Hal ini sudah menjadi hal yang selalu hadir di Kampung Pensiunan pada setiap hari besar atau hari penting, kemudian ada masyarakat suku Jawa, Batak dan Thionghiowa yang melakukan berbagai adat istiadat di kampung pensiunan tidak mengalami gangguan sedikitpun.

Kegiatan tradisional juga tidak dinikmati oleh orang-orang dengan budaya yang sama, banyak orang yang mempunyai latar belakang adat yang berbeda namun tetap menikmati kegiatan tersebut karena penasaran dengan sesuatu yang belum pernah mereka lihat. Keharmonisan masyarakat terlihat dari berbagai kegiatan kecamatan yang dilaksanakan dengan melibatkan berbagai masyarakat dari berbagai latar belakang suku, ras, dan agama dengan hasil kerja yang maksimal menunjukkan bahwa masyarakat mampu bersosialisasi dengan baik. Dari segi budaya, masyarakat Desa Pensiunan mempunyai budaya yang berbeda-beda. Tak heran jika percampuran budaya yang terjadi di Desa Pensiunan memunculkan budaya baru, keterbukaan mereka terhadap sesuatu yang baru sehingga bisa masuk ke dalam sesuatu yang lama, banyak budaya lama yang sering terjadi di tempat ini, seperti yang terjadi pada acara-acara. Pernikahan suku Rejang dan Minang dimana dalam kegiatan pernikahan ini memadukan 2 budaya yang berbeda, misalnya saja budaya minang yang menampilkan tari piring dan tradisi rejang yang menampilkan tari kejei, hal ini menunjukkan mampu berbaur tanpa ada hambatan.

Dalam mencari informasi, peneliti melakukan beberapa kali wawancara kepada tokoh-tokoh yang terkait dengan masyarakat, dalam hal ini peneliti memilih informan dari berbagai kalangan antara lain 1 orang dari suku Rejang, 2 orang dari suku Minang, 2 orang dari suku Jawa dan 1 orang dari suku Jawa. orang dari suku jawa.dengan suku pasemah. Dalam hal ini yang saya pilih sebagai informan adalah orang-orang yang benar-benar paham.

Proses akulturasi

Daerah pensiunan tidak bisa memaksakan diri untuk mengambil aset yang wilayahnya sudah masuk ke daerah tetangga. Dalam hal ini peneliti menanyakan dampak akulturasi budaya pada panti jompo baik pada awal akulturasi maupun saat ini melalui informan yaitu Ibu Reniar yang menjelaskannya. Pada pembahasan sebelumnya peneliti memaparkan temuan berupa wawancara dan observasi terhadap beberapa warga Desa Pensiunan yang merasakan dan melihat langsung fenomena yang terjadi di Desa Pensiunan.

Banyak dari mereka yang memilih tinggal di panti jompo karena letaknya yang tidak jauh dari pasar karena sebagian dari mereka mempunyai profesi dagang. Bentuk akulturasi budaya yang terjadi di desa pensiunan bermacam-macam, dalam lingkungan masyarakat pensiunan yang heterogen, multietnik, multiras, dan multiagama tentu terdapat berbagai perbedaan. Akulturasi budaya masyarakat Desa Pensiunan berupa bahasa sehari-hari, dimana terdapat kesamaan antar suku dalam kosakata masyarakat Desa Pensiunan.

Dari tabel di atas terlihat beberapa kosakata yang secara umum serupa dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari seluruh warga desa pensiunan. Kekayaan budaya dan kuliner bangsa ini semakin berwarna karena hadirnya etnis Tionghoa atau Tionghoa.46 Ada juga beberapa akulturasi kuliner di Desa Pensiunan dan sebagian besar menyiapkan menu-menu baru dari segi makanan di Desa Pensiunan. Namun perubahan masakan yang lebih mencolok adalah seluruh masakan Rejang telah berakulturasi dengan makanan Minang, siap dihidangkan untuk semua kalangan di Desa Pensiunan.

Hal ini juga didukung dengan data bahwa warga Desa Pensiunan sudah mengetahui semua masakan tersebut bahkan pernah menikmatinya.

Dampak setelah terjadinya akukturasi

Pembahasan Penelitian

  • Proses akulturasi di kelurahan pensiunan
  • Kehidupan masyrakat Pensiunan setelah terjadinya Akulturasi

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti temukan, di desa pensiunan tersebut terdapat suku asli yang tinggal di sana, suku Rejang merupakan suku asli pertama yang tinggal di desa pensiunan tersebut, karena Kabupaten Kepahiang belum membentuk kabupaten sendiri yaitu suku Rejang. pernah tinggal di desa pensiunan, seiring dengan perkembangan Kabupaten Kepahiang hingga. Kabupaten ini sendiri memiliki banyak suku bangsa yang mulai berdatangan di Desa Penisun. Suku Minang merupakan suku yang berasal dari Sumatera Barat dengan sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai pedagang. Mereka masuk ke desa Pensiunan karena tempat ini dekat dengan pasar, sehingga terpikir untuk menetap di tempat ini, mereka memilih tinggal di desa Penisunan dan menikah dengan salah satu warga asli. , Melalui jalur perdagangan dan perkawinan inilah proses akulturasi terbentuk. Dalam hal ini penulis mengambil kesimpulan bahwa suku-suku di Desa Pensiunan sedang dalam proses pembentukan suatu suku, tidak terlepas dari proses asimilasi dengan beberapa kelompok sosial di luar letak geografisnya, seperti suku Minang, suku Rejang serta pribumi, dan suku Tionghoa, yang dalam perkembangannya kemudian menjadi suku tersendiri yang secara budaya dan kebiasaan berbeda dengan beberapa suku masyarakat di sekitarnya.

Penerapan kosakata di atas sangat dipengaruhi oleh kenyataan bahwa mayoritas pedagang di Desa Pensiunan adalah masyarakat Minang, walaupun semua masyarakat memahami kosakata di atas, namun penggunaan atau penerapannya hanya terbatas pada pedagang atau orang yang biasa berhubungan dengan pedagang. Proses akulturasi budaya di Desa Pensiunan berjalan sangat cepat, sejak Keaphiang Masi bersatu dengan Rejang Lebong, Desa Pensiunan menjadi tempat yang diincar oleh masyarakat perantau, mereka datang ke Desa Pensiunan karena letaknya yang cukup dekat dengan mall, tentunya jalur perdagangan memasuki Desa Pensiunan mereka. Belum lagi warga asli Desa Pensiunan awalnya mengalami culture shock karena datang ke tempat baru dengan membawa budayanya, tinggal di Desa Pensiunan dan melakukan perkawinan campur.

Desa Pensiun Unsur perdagangan tradisional dan pemerintah untuk melestarikan berbagai jenis adat istiadat dan kehidupan sosial beberapa suku yang menghuni Desa Pensiun, agar masyarakat bebas tanpa diskriminasi terhadap kelompok tertentu untuk mengamalkan beberapa adat istiadat yang dianut oleh masing-masing suku, ras dan agama. Harapan kami Masyarakat Desa Pensiunan senantiasa memupuk sifat toleransi dan saling memahami satu sama lain, membangun kehidupan sosial yang rukun dan tenteram, dan dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita berintegrasi tanpa harus memandang asal usul suku dan lain-lain, selalu mengusung kegiatan sosial bersama kegiatan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Gambar

Gambar 1. Bentuk-bentuk akluturasi budaya 11
Gambar 3. Hubungan istilah kunci dalam adaptasi antar Budaya 15
Gambar 5. Proses analisis data penelitian kualitatif 38

Referensi

Dokumen terkait

Dan dari beberapa hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa dengan adanya percampuran dua budaya yang ada sekarang membuat masyarakat di Desa Mangepong lebih

Interaksi sosial dan budaya Masyarakat Nias di Sibolga dipengaruhi oleh adanya kelompok dominan, perspepsi terhadap masyarakat yang menimbulkan streotip buruk terhadap Etnis

Arsitektur masjid Gedhe Mataram merupakan percampuran dari berbagai unsur budaya, mulai dari bangunan utama yang memiliki kesamaan bentuk dengan rumah tradisional

masyarakat secara kompleks untuk dapat dipelajari dan dikajinya 27. Sedangkan masyarakat memiliki pengertian yang berbeda dari kebudayaan, yaitu Menurut Linton, masyarakat

Dalam akulturasi selalu terjadi proses penggabungan (fusi budaya) yang memunculkan kebudayaan baru tanpa menghilangkan nilai-nilai dari budaya lama atau

Hibriditas budaya adalah percampuran beberapa unsur kebudayaan baru atau sebutan lain dari akulturasi, dan asimilasi budaya. Masing-masing kelompok dalam kebudayaan yang

budaya merupakan suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi

Tampilan semua cluster pemetaan dengan menggunakan VOSviewer Dalam segi arsitektur, akulturasi merupakan suatu bentuk percampuran budaya yang tercermin dan dilihat dari bentuk