• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntansi Kredit Yang Diberikan

N/A
N/A
salma

Academic year: 2024

Membagikan "Akuntansi Kredit Yang Diberikan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN MATERI KULIAH AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD

EKA 329 - Kelas A3

“Akuntansi Kredit yang Diberikan”

Dosen Pengampu:

Dr. I Ketut Sujana, SE., Ak., M.Si., CA

Disusun oleh Kelompok 5:

Eugenia Asyadiera 2207531106 (29)

Aghniya Nur Qhoirrizky Solle 2307531345 (34) Imelda Natasya Navyta Andiniwati 2307531349 (35)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2023/2024

(2)

A. JENIS KREDIT YANG DIBERIKAN 1. Jenis Kredit Menurut Bentuknya.

a. Kredit Rekening Koran

Debitur diberi hak untuk menarik dana dalam rekening korannya hingga sebesar target yang ditetapkan bank. Pelaksanaan pokok kredit dilaksanakan saat jatuh tempo, dengan bunga kredit secara kredit dihitung secara harian berdasarkan baki debet atau dengan nilai rata rata baki debet pada setiap bulan.

b. Installment Loan

Kredit ini merupakan kredit yang angsuran pokok serta bunganya dilakukan secara teratur sesuai dengan jadwal waktu yang disepakati. Pada kredit installment, angsuran pokok meningkat dan angsuran bunga menurun, menurun sehingga jumlah seluruh angsuran menjadi konstan sepanjang masa kredit.

2. Jenis Kredit Menurut jangka waktunya a. Kredit Jangka Pendek

Kredit jangka pendek merupakan kredit dengan angka waktu maksimum 1 tahun, tetapi termasuk kredit tanaman musiman yang berjangka lebih dari 1 tahun

b. Kredit Jangka Menengah

Kredit jangka menengah merupakan kredit yang berjangka waktu satu sampai tiga tahun, kecuali kredit untuk tanaman musiman

c. Kredit Jangka Panjang

Kredit jangka panjang merupakan kredit dengan jangka waktu lebih dari tiga tahun, seperti kredit produktif, kredit perumahan, dan kredit kendaraan.

3. Jenis Kredit Menurut kegunaannya a. Kredit Modal Kerja

Merupakan kredit yang bertujuan untuk membiayai modal kerja usaha. contohnya, untuk pembelian barang dagangan

b. Kredit Investasi

Merupakan kredit yang bertujuan untuk membiayai investasi suatu usaha, contohnya kredit untuk pembangunan pabrik, pembelian mesin, dan penyiapan infrastruktur lainnya.

c. Kredit Konsumsi

Merupakan kredit yang bertujuan untuk keperluan konsumsi. misalnya, Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), kredit untuk pembelian kendaraan, kredit untuk pendidikan dan lain sebagainya.

(3)

B. PEMBUNGAAN KREDIT

1. Effective Rate atau Pembayaran Anuitas

Pada praktiknya, perkreditan menetapkan angsuran pokok dan bunga secara konstan selama masa kredit. Sistem pembayaran anuitas yang dilakukan pada setiap selang waktu yang teratur dalam jumlah yang sama atau tetap disebut anuitas. Dengan metode ini nominal angsuran bunga untuk setiap periode atau bulan akan menurun, sedangkan angsuran pokok akan meningkat.

a. Anuitas Pembayaran pada Setiap Akhir Periode Angsuran

Kredit ini pada umumnya dalam bentuk kredit tunai atau direalisasikan dalam bentuk uang, contohnya kredit modal kerja, kredit investasi, kredit pegawai, dan lain lain.

Anuitas dapat diperhitungkan dengan rumus:

𝐴 = 𝑀 𝑥 𝑖

1−(1+𝑖) −𝑛

Keterangan:

A = Anuitas M= Nilai Kredit

i = Tingkat Suku Bunga n = Jangka Waktu Kredit Contoh:

Plafon kredit disetujui dan dicairkan sebesar Rp 600.000.000 pada tanggal 1 April 2017, suku bunga 24%

pa, dengan jangka waktu 3 tahun atau 36 bulan. Berapa yang harus dibayar tiap bulan oleh debitur? Dengan menggunakan rumus bunga efektif, maka diperoleh daftar angsuran sebagai berikut:

(4)

Angsuran kredit perbulan dihitung sebagai berikut:

A = (600.000.000 𝑋 0,02) (1−(1+0,02) 36)

=Rp 23.539.711,56

Angsuran pokok pertama ditentukan dengan rumus:

atau , M X 1 adalah angsuran bunga pertama ( . 𝑎1= 𝐴

(1+𝑖) 𝑛 𝑎

1= ( 𝑀 𝑋 𝑖) 𝑏

1) Dengan demikian angsuran pokok pertama adalah:

= Rp23.539.711,56 - (600.000.000 X 0,02) 𝑎1

= Rp11.539.711,56

b. Angsuran Kredit Diterima Setiap Awal Bulan

Bank juga memberikan kredit non tunai, seperti KPR, kredit mobil. Apabila nasabah mengambil KPR tentu akan dibebani uang muka (down payment) dan angsuran perdana pada saat akad kredit ditandatangani. Untuk menentukan angsuran per bulan bila kredit diangsur setiap bulan, maka menggunakan rumus:

𝐴=[ ]+1

𝑀 1−(1+𝑖)−𝑛+1

1

Keterangan:

A = Anuitas M= Nilai Kredit

i = Tingkat Suku Bunga n = Jangka Waktu Kredit 2. Sliding Rate

Angsuran pokok diperhitungkan tetap atau sama setiap angsuran. Sedangkan bunga yang diperhitungkan menurun sejalan berkurangnya sisa kredit. Dengan demikian total angsuran pokok dan bunga adalah semakin menurun selama periode angsuran. Rumus untuk menentukan angsuran pokok adalah:

a = 𝑀𝑛 Keterangan:

a = Angsuran Pokok M = Plafon Kredit n = Periode Kredit

Untuk menentukan angsuran bunga bisa digunakan perhitungan sebagai berikut:

b1= M x i b = (M − a) x i b = (M − (a x 2)) x i b4= (M − (a x 3)) x i Jadi:

bn= (M − (a x (n − 1))) x i

Dengan menggunakan contoh sebelumnya maka dapat ditentukan angsuran pokok dan bunga

(5)

sebagai berikut:

Angsuran Pokok (a) = Rp 600.000.000/36 bulan

= Rp 16.666.666,67 Angsuran Pokok 1 = Rp 600.000.000 x 0,02

= Rp 12.000.000

Angsuran Pokok 2 = (Rp 600.000.000 - Rp 16.666.666,67)x 0,02

= Rp 11.666.666,67

Angsuran Pokok 3 = (Rp 600.000.000 – (Rp 16.666.666,67 x 2))x 0,02

= Rp 11.333.333,33 Angsuran Pokok 4 = ….dan seterusnya

Dengan demikian total angsuran pokok dan bunga per bulan adalah sebagai berikut:

Angsuran Pokok dan Bunga 1 = Rp 16.666.666,67 + Rp 12.000.000 = Rp 28.666.666,67 Angsuran Pokok dan Bunga 2 = Rp 16.666.666,67 + Rp 11.666.666,67 = Rp28.333.333,34 Angsuran Pokok dan Bunga 3 = Rp 16.666.666,67 + Rp 11.333.333,33 = Rp 28.000.000,00 Angsuran Pokok dan Bunga 4 = Rp 16.666.666,67 + ……….

Dengan demikian angsuran total dengan pendekatan sliding rate adalah menurun selama periode kredit.

3. Flat Rate

Perhitungan bunga dengan flat rate didasarkan pada hitungan bunga secara prorate sesuai dengan jangka waktu kredit dan nominal kredit. Dengan demikian untuk menentukan angsuran pokok dan bunga sangat sederhana. Praktik di bank bila menggunakan flat rate umumnya akan menentukan tingkat suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan effective rate atau sliding rate. Mengapa demikian karena bila menentukan tingkat suku bunga yang sama seperti pada sliding atau effective rate maka total angsuran menjadi sangat mahal. Rumus untuk menentukan angsuran pokok dan bunga adalah Angsuran Pokok dan Bunga= 𝑀+ (𝑀 𝑥 𝑖 𝑥 𝑡)

𝑛

Keterangan:

M = Plafon Kredit i = Tingkat Suku Bunga t = Jangka Waktu Kredit

n = Jumlah bulan angsuran selama masa kredit

Dengan mengacu pada contoh sebelumnya, maka angsuran total per bulan adalah:

Angsuran Pokok dan Bunga = 600.000.000 + (600.000.000 𝑥 24% 𝑥 3) = Rp 28.666.666,67 per bulan

36

C. AKUNTANSI PERKREDITAN

Sesuai dengan pengertian kredit, bahwasannya Akuntansi Perkreditan ini merupakan penyediaan uang yang berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam, dengan perlu adanya akad atau perjanjian kredit.

Perjanjian kredit ini akan mengikat bank dan debitur. Pengikatan tersebut nantinya tidak bisa dibatalkan oleh salah satu pihak selama syarat-syaratnya harus dipenuhi terlebih dahulu oleh kedua belah pihak. Bagi Bank, pengikatan diri dalam perjanjian kredit itu berarti sebuah komitmen yang dimana harus bisa memberikan kredit kepada debitur.

Komitmen kredit ini biasa dikenal dengan transaksi off balanced yang memiliki arti tersendiri yaitu transaksi yang belum mempengaruhi neraca maupun laba rugi namun masih potensial untuk

(6)

mempengaruhinya bila komitmen tersebut direalisasikan. Dalam Akuntansi Bank, komitmen ini hanya bersifat administratif saja, namun apabila nantinya sudah efektif nilainya akan sangat material. Oleh karena itu material ini harus dicatat dalam rekening administratif komitmen kewajiban. Hal ini bisa termasuk dalam komitmen kewajiban bank agar bisa meningkatkan diri demi memenuhi kewajiban dalam memberikan kredit kepada nasabah yang nantinya komitmen kewajiban akan dicatat pada posisi sebelah kredit.

Komitmen kredit akan dipenuhi pada saat melakukan pengucuran kredit (dropping) dana, maka komitmen akan benar-benar efektif. Hal ini seluruh rekening komitmen kredit harus dihapuskan atau dikreditkan sebesar nilai yang telah direalisasikan. Dalam realisasi kredit yang diberikan bisa sekaligus sebesar plafon atau secara bertahap, maka rekening yang belum direalisasikan tetap outstanding hingga seluruh dana bisa direalisasikan atau tidak bisa dibatalkan.

Terhadap realisasi kredit bank akan memungut beban kepada debitur yang sebagai pendapatan bagi bank. Pendapatan tersebut berasal dari biaya provisi, biaya administrasi, biaya taksasi jaminan, biaya asuransi dsb. Kemudian biaya ini akan dibebankan kepada debitur melalui pengkreditan terhadap kredit yang sudah direalisasikan dan pembentukan kredit akan dicatat sebesar nilai yang akan direalisasikan melalui kredit.

Contoh :

Tanggal 15 Maret 2006 Nugroho mengajukan permohonan kredit kepada Bank Artha Yogya sebesar Rp150.000.000. Aplikasi kredit disetujui pada tanggal 1 April 2006 dengan jangka waktu 1 tahun, tingkat suku bunga 24%. Debitur dibebani biaya provisi dan komisi 0,5%, bea materai Rp12.000, biaya penggantian barang cetakan Rp20.000, biaya administrasi Rp150.000, biaya notaris dan PPAT Rp300.000, biaya asuransi kredit Rp250.000. Bank memperhitungkan bunga dengan Sliding Rate. Pada tanggal tersebut, Nugroho langsung mencairkan kredit sebesar Rp150.000.000 dengan perincian di transfer ke cabang Solo Rp80.000.000, dikreditkan ke rekening Giro Nugroho Rp30.000.000, dan sisanya tunai.

Buatlah perhitungan angsuran kreditnya beserta jurnalnya!

Jawab:

(7)
(8)

D. PERLAKUAN AKUNTANSI BUNGA KREDIT

Bunga kredit ini akan dibukukan sendiri secara terpisah dengan angsuran pokok kredit.

Dimana nantinya perlakuan bunga kredit ini akan dilihat dari kualitas kredit yang memberikan bunga. Apabila kredit tersebut tergolong dalam lancar, maka hal itu bank akan menerapkan metode berbasis accrual basis, dimana nantinya bank akan bisa melakukan pencatatan pendapatan bunga pada setiap pelaporan. Bunga yang masih belum jatuh tempo, nantinya bisa dicatat sebagai piutang bunga ketika pelaporan keuangan dilakukan. Jika kredit terdapat bermasalah misalnya di dalam pengawasan khusus tersebut masih kurang lancar, sangat diragukan dan bisa jadi macet, maka bank pasti akan memperlakukan pendapatan bunga berdasarkancash basis. Oleh karena itu apabila hal ini sudah sesuai dengan proses yang dilakukan, maka proses pencatatan pengakuan bunga yang belum dibiayai oleh debitur itu akan dicatat oleh bank dalam rekening administratif kepada kelompok kontingensi dalam tagihan.

Contoh:

Aplikasi kredit Rudiyanto disetujui Bank Bahana Jakarta tanggal 1 Juni 2006 dengan plafon kredit Rp300.000.000, suku bunga 18%, jangka waktu 1 tahun. Dalam transaksi ini, Bank Bahana Jakarta membebani biaya provisi dan komisi 1%, biaya administrasi Rp300.000, biaya notaris Rp3.000.000, biaya materai Rp60.000, biaya asuransi kredit Rp2.500.000. Bank memperhitungkan bunga dengan Postnumerando. Pada tanggal 15 Juni 2006 Rudiyanto datang ke Bank untuk menarik dananya dan dikreditkan ke rekening Gironya Rp150.000.000, ditransfer ke Bank Bahana Cabang Bandung sebesar Rp80.000.000 dan sisanya ditarik tunai.

Buatlah perhitungan angsuran kreditnya beserta dengan jurnalnya!

Jawab:

(9)
(10)

Pada tanggal 15 Desember 2006 Rudiyanto tidak membayar angsuran kredit. Kredit tersebut sudah masuk kolektibilitas kurang lancar, maka pada tanggal 31 Desember 2006 ketika menyusun laporan keuangan perlu mencatat terlebih dahulu tunggakan angsuran sampai dengan 31 Desember 2006 denganCash Basis.

Pada tanggal 15 Januari 2007 Rudiyanto melunasi tunggakan angsuran 15 Desember 2006 dan membayar angsuran 15 Januari 2007. Denda keterlambatan angsuran Rp300.000. Bila kredit tersebut masih tergolong lancar, maka bank menggunakanAccrual Basis.

Maka pencatatan selengkapnya adalah:

(11)

E. Kredit Sindikasi

Kredit sindikasi sering disebut sebagai pembiayaan bersama. Pembiayaan bersama merupakan wewenang kantor pusat selaku unit usaha yang melakukan komitmen pembiayaan tersebut. Kerja sama pembiayaan ini melibatkan beberapa bank yang memiliki komitmen bersama untuk membiayai proyek tertentu. Hubungan kerjasama yang horizontal ini ditunjukan melalui penyertaan pembiayaan tiap-tiap bank pada proyek tersebut. Contoh pembiayaan bersama:

konsorsium,co-financing, dan kredit sindikasi.

Konsorsium merupakan kerjasama pembiayaan di antara bank-bank pemerintah dalam pemberian kredit investasi dan eksploitasi, yang diatur oleh sebuah bank induk dan terdiri dari beberapa bank pemerintahan sebagai anggota. Sedangkan co-financing merupakan perkembangan dari pelaksanaan konsorsium. Pola kerjasama dalam co-financing ini adalah antar lembaga keuangan dengan bank-bank komersial.

Kredit sindikasi merupakan kerjasama pembiayaan yang secara teoritis tidak dibatasi baik dalam jumlah kredit, sektor pembiayaan maupun lembaga keuangan yang terlibat. Secara umum kredit sindikasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Melibatkan lebih dari satu lembaga keuangan atau bank

2. Mempunyai syarat-syarat dan ketentuan yang sama bagi masing-masing peserta 3. Hanya ada satu dokumentasi kredit yang menjadi pegangan bagi bank peserta 4. Kerjasama ini diadministrasikan oleh satu agen yang sama bagi semua bank peserta

(12)

Dalam kaitannya dengan akuntansi, pembiayaan bersama ini di bawah koordinasi satu bank (koordinator/ agen). Sebagai koordinator, maka akan menerima arus dana masuk dari beberapa bank peserta yang dicatat sebagai pinjaman diterima untuk pembiayaan bersama. Rekening ini tetap outstandinghingga proyek yang dibiayai selesai dan kredit lunas.

Dalam pembiayaan bersama, seluruh pendapatan bunga, pendapatan provisi dan administrasi, jumlah angsuran yang diterima, dan risiko kredit dibagi menurutsharemasing-masing bank peserta. Khusus masalah bunga digunakan Weighted Average Interest Rate Calculation Method.

Contoh:

Untuk membiayai proyek PT X, Bank A menjalin kerjasama pembiayaan dengan Bank B, Bank C, Bank D. Bank A ditunjuk selaku bank koordinator. Nilai pembiayaan Rp 100.000.000.000, jangka waktu 2 tahun. Untuk merealisasi kredit sindikasi ini bank peserta harus melimpahkan dananya terlebih dahulu ke bank koordinator (Bank A). pelimpahan dana ini merupakan transaksi antar bank sehingga aliran dana melalui Bank Indonesia (kliring antarbank). Share dan suku bunga kredit sindikasi sebagai berikut:

Bank Peserta Share Tingkat Suku Bunga

A Rp 20.000.000.000 19%

B Rp 10.000.000.000 20%

C Rp 30.000.000.000 20%

D Rp 40.000.000.000 18%

Total Dana Rp 100.000.000.000

Pada saat pelimpahan dana (misal 30 Mei 2018) dari bank peserta ke bank koordinator (Bank A) maka dicatat oleh Bank A sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

30/05/2018

Dr. Giro BI

80.000.000.000 Cr. Giro Bank Lain-Bank B

10.000.000.000 Cr. Giro Bank Lain-Bank C

30.000.000.000 Cr. Giro Bank Lain-Bank D

40.000.000.000

(13)

Untuk menentukan tingkat suku bunga yang dibebankan kepada debitur bisa dihitung sebagai berikut:

Dengan perhitungan tersebut, suku bunga kredit yang dibebankan kepada debitur sebesar 19%. Tingkat suku bunga tersebut kemudian menjadi dasar untuk menentukan nilai angsuran pokok dan bunga serta distribusinya bagi masing-masing bank.

Dengan asumsi realisasi kredit tersebut tanggal 31 Mei 2018 dan bank mengenakan biaya provisi dan administrasi Rp 80.000.000, biaya asuransi Rp 200.000.000, bunga sliding rateuntuk jangka waktu 2 tahun diangsur setiap bulan, pencairan langsung dikreditkan ke rekening giro PT X, maka pencatatan tanggal 31 Mei 2018 di Bank A sebagai berikut:

Pendapatan provisi kredit ini perlu didistribusikan ke bank peserta, sedangkan biaya asuransi dilimpahkan ke perusahaan asuransi. Missal 1 Juni 2018 dilimpahkan, maka catatan jurnalnya:

Bank Peserta

Share (Rp) Bobot Suku Bunga

Individual

Suku Bunga Tertimbang

A 20.000.000.000 0,20 19% 3,80%

B 10.000.000.000 0,10 20% 2,00%

C 30.000.000.000 0,30 20% 6,00%

D 40.000.000.000 0,40 18% 7,20%

Jumlah 100.000.000.000 1,00 19,00%

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

31/05/2018 Dr. Kredit yang Diberikan 100.000.000.000

Cr. Giro PT X 99.720.000.000

Cr. Pendapatan Provisi &

Administrasi

80.000.000

Cr. Premi Asuransi Kredit 200.000.000

(14)

Ada kalanya pendapatan provisi dan administrasi ini dikreditkan langsung ke rekening bank peserta. Bila demikian makan Bank A bisa mengkredit ke Cr. Giro Bank-Bank Lain (Bank Peserta) sebesar Rp 64.000.000.

Pencatatan Alokasi Angsuran Bunga dan Pokok Kredit Sindikasi

Angsuran kredit sindikasi oleh bank koordinator bisa langsung didistribusikan/dilimpahkan ke bank peserta. Pencatatan angsuran bunga dan pokok harus dipisah rekeningnya. Untuk angsuran pertama (30 Juni 2018) yang dilakukan PT X dengan beban giro dapat disajikan catatan jurnalnya di Bank A:

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

01/06/2018 Dr. Pendapatan Provisi & Administrasi 8.000.000

Dr. Pendapatan Provisi & Administrasi 24.000.000

Dr. Pendapatan Provisi & Administrasi 32.000.000

Dr. Premi Asuransi Kredit 200.000.000

Cr. Giro BI 64.000.000

Cr. Giro PT Askrindo 200.000.000

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

30/06/2018 Dr. giro PT X 5.750.000.000

Cr. Kredit yang Diberikan 4.166.666.666.67

Cr. Pendapatan Bunga Kredit Sindikasi

1.583.333.333.33

Pelimpahan Dr. Kredit yang Diterima 3.333.333.333.33 Dr. Pendapatan Bunga Kredit Sindikasi 1.266.666.666.67

Cr. Giro Bank-Bank Lain-Bank B 583.333.333.33

(15)

Jurnal pelimpahan ini hanya mengkredit ke masing-masing rekening bank peserta yang ada di Bank A. bila bank peserta (B,C dan D) menarik dananya di Bank A, maka solusinya melalui kliring, sehingga Bank A akan mendebet rekening Giro Bank-Bank Lain dan mengkredit rekening Giro BI.

Perhitungan alokasi pokok kredit dan bunga untuk angsuran/cicilan pertama:

Perhitungan alokasi cicilan pokok dan bunga bulan kedua:

Cr. Giro Bank-Bank Lain-Bank C 1.750.000.000.00

Cr. Giro Bank-Bank Lain-Bank D 2.266.666.666.67

Bank Peserta

Bobot Cicilan Pokok (Rp) Suku bunga

OSC Bulan Ke-1 (RP)

Alokasi Bunga (Rp) Angsuran Total (Rp)

A 0,20 833.333.333.33 19% 20.000.000.000 316.666.666.67 1.136.805.555.56

B 0,10 416.666.666.67 20% 10.000.000.000 166.666.666.67 576.388.888.89

C 0,30 1.250.000.000.00 20% 30.000.000.000 500.000.000.00 1.729.166.666.67 D 0,40 1.666.666.666.67 18% 40.000.000.000 600.000.000.00 2.241.666.666.67

4.166.666.666.67 1.583.333.333.33 5.750.000.000,00

Bank Peserta

Bobot Cicilan Pokok (Rp) Suku Bunga

OSC Bulan Ke-1 (Rp)

Alokasi Bunga (Rp)

Angsuran Total (Rp) A 0,20 833.333.333.33 19% 19.166.666.666.67 303.472.222.22 1.136.805.555.56 B 0,10 416.666.666.67 20% 9.583.333.333.33 159.722.222.22 576.388.888.89

(16)

Perhitungan bunga kredit sindikasi dan daftar angsuran:

F. Restrukturisasi Kredit

Proses penilaian pemberian kredit sering tidak mengcover semua kemungkinan resiko yang akan terjadi akibat adanya faktor yang tak terduga. Kemungkinan kredit bermasalah selalu ada.

Restrukturisasi kredit memeungkinkan usaha debitur ters berjalan dan dana perbankan bisa diselamatkan. Solusi ini dianggap terbaik sebab selain menyelamatkan dana perbankan dan menyelamatkan usaha debitur juga memberikan manfaat bagi Masyarakat pada umumnya karena penyelamatan kredit dapat ikut mendukungrecoveryekonomi nasional.

Restrukturisasi kredit adalah upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dapat dilakukan antara lain melalui penurunan suku bunga; pengurangan tanggungan bunga kredit; pengurangan pokok kredit; perpanjangan jangka waktu kredit; penambahan fasilitas kredit; pengambilalihan aset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur. Penyertaan modal adalah penyertaan sementara pada perusahaan debitur untuk mengatasi akibat kegagalan kredit. Dengan demikian usaha restrukturisasi bisa dilakukan salah satu maupun kombinasi dari cara yang

C 0,30 1.250.000.000.00 20% 28.750.000.000.00 479.166.666.67 1.729.166.666.67 D 0,40 1.666.666.666.67 18% 38.333.333.333.33 575.000.000.000 2.241.666.666.67 4.166.666.666.67 95.833.333.333.33 1.517.361.111.11 5.684.027.777.78

(17)

Tidak semua debitur yang bermasalah dapat direstrukturisasi kreditnya. Bank harus melihat prospek usaha debitur. Bank harus melihat prospek usaha debitur. Bank dapat melakukan restrukturisasi kredit bila debitur memiliki prospek baik dan telah atau diperkirakan akan mengalami kesulitan pembayaran pokok dan/atau bunga kredit. Sementara itu debitur yang tidak memiliki prospek yang baik dapat saja dilikuidasi. Di samping itu program restrukturisasi tidak diperkenankan bila program tersebut hanyalah untuk menghindar penurunan penggolongan kualitas kredit; atau pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktivitas Produktif (PPAP) yang lebih besar;

atau penghentian pengakuan pendapatan bunga secara akrual.

G. Perlakuan Akuntansi Restrukturisasi Kredit

Perlakuan akuntansi restrukturisasi kredit pada prinsipnya dilakukan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 54 tentang Akuntansi Utang Bermasalah, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1. Nilai buku kredit setelah restrukturisasi kredit (new net book carrying value) dihitung dengan menggunakan metode berdasarkan urutan prioritas sebagai berikut:

1) Nilai tunai (present value) penerimaan kas masa depan (expected future cash flows) sesuai dengan nilai kredit yang direstrukturisasi dengan menggunakan tingkat diskonto; atau

2) Nilai pasar dari kredit yang direstrukturisasi sepanjang nilai dimaksudkan dapat diperoleh, misalnya dari badan khusus dalam rangka penyehatan perbankan; atau 3) Nilai agunan dengan cara penilaian berdasarkan ketentuan pembentukan.

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), apabila pengembalian kredit sangat tergantung pada agunan.

2. Dalam perhitungan nilai tunai penerimaan kas masa depan atas kredit yang direstrukturisasi, bank wajib menggunakan tingkat bunga efektif dari kredit sebelum restrukturisasi sebagai diskonto. Dalam hal akad kredit sebelum restrukturisasi menggunakan tingkat bunga tidak tetap, bank dapat menggunakan tingkat bunga yang mencerminkan tingkat bunga tidak tetap tersebut, misalnya dengan mengambil tingkat bunga pada saat dilakukan restrukturisasi kredit atau pada awal periode kredit memperoleh kualitas kredit tergolong untuk restrukturisasi.

3. Apabila nilai buku kredit setelah restrukturisasi dengan menggunakan salah satu metode perhitungan dalam butir 1 lebih kecil dari saldo kredit sebelum restrukturisasi, bank wajib memperhitungkan selisih tersebut sebagai kerugian. Kerugian tersebut dibebankan setelah diperhitungkan dengan PAAP karena perbaikan kualitas kredit setelah dilakukan restrukturisasi.

4. Dalam memperhitungkan proyeksi penerimaan kas masa depan atas kredit yang direstrukturisasi untuk keperluan perhitungan nilai tunai sebagaimana dimaksud dalam butir 1, bank wajib menggunakan asumsi yang wajib sesuai dengan perkembangan yang ada, agar proyeksi tersebut realistis.

5. Dalam hal restrukturisasi kredit seluruhnya dilakukan dengan pengalihan aset termasuk surat berharga, atau konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara maka pengakuan

(18)

kerugian dicatat sebesar selisih antara nilai pasar dari aset atau ekuitas yang diterima dengan nilai buku kredit.

6. Dalam hal sebagian kredit di restrukturisasi dengan pengalihan aset termasuk surat berharga, atau konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara dan sebagian kredit di restrukturisasi dengan modifikasi persyaratan kredit maka pengakuan kerugian dicatat sebesar selisih antara nilai pasar dari aset atau ekuitas yang diterima dengan nilai buku kredit dan pengakuan kerugian atas modifikasi persyaratan kredit sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1.

7. Perhitungan kerugian untuk Kredit Usaha Kecil (KUK) dan kredit konsumsi yang direstrukturisasi dapat dilakukan menurut jenis kredit dengan menggunakan metode statistik atau dilakukan penilaian terhadap setiap fasilitas kredit sesuai dengan angka 1, angka 2, angka 3, dan angka 4.

8. Bank wajib mengevaluasi kredit yang telah direstrukturisasi setiap triwulan. Apabila terdapat perbedaan yang mendasar dalam proyeksi dan realisasi dari angsuran pokok dan bunga, jangka waktu, arus kas tingkat bunga, atau nilai taksasi agunan, bank wajib menghitung kembali kerugian yang terjadi.

Dasar Perhitungan Restrukturisasi Kredit

Dasar Perhitungan Restrukturisasi Kredit (Lanjutan)

(19)

Ilustrasi Restrukturisasi Kredit:

Kasus 1

Restrukturisasi kredit dengan penghapusan tunggakan bunga (adm), perpanjangan waktu, dan penurunan suku bunga. (kasus keuntungan)

Misalnya kredit macet untuk nasabah X sebesar Rp 100.000.000, tunggakan bunga sampai saat ini Rp 40.000.000, jangka waktu angsuran kredit masih 2 tahun dengan suku bunga 45% pa. Pada hari ini, bank telah bersepakat dengan debitur untuk melakukan restrukturisasi kredit macet tersebut. Bank telah memperhitungkan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif untuk kredit ini (yang harus dibentuk) sebesar Rp 50.000.000. Kebijakan restrukturisasi kredit disepakati adalah tunggakan bunga dihapus, tingkat suku bunga diturunkan menjadi 30%, jangka waktu kredit setelah restrukturisasi 4 tahun dan kolektibilitas menjadi Kurang lancar. bagaimana profil angsuran bagi debitur (dengan pendekatan sliding rate) dan perhitungan restrukturisasi kredit oleh bank.

Profilnya sebagai berikut:

No. Keterangan Sebelum Restrukturisasi

Kredit

Setelah Restrukturisasi Kredit

1 Tunggakan Pokok 100,0 100,0

2 Tunggakan Bunga-Administrasi 40,0 0,0

3 Persyaratan Kredit:

a. Jangka Waktu Kredit 2 tahun 4 tahun

b. Tingkat Bunga 45% 30%

4 Kualitas Kredit Macet Kurang Lancar

5 PPAP Tersedia (Harus Dibentuk) 50,0 12,1

6 Kelebihan PPAP 37,9

7 Penyisihan Restrukturisasi Kredit 19,0

8 Keuntungan Restrukturisasi Kredit 18,9

Perincian perhitungannya sebagai berikut:

No. Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Total

Untuk Pihak Debitur;

1 Pokok Setelah Restrukturisasi 25,5 25,5 25,5 25,5 100,0

2 Bunga Setelah Restrukturisasi 30,0 22,5 15,0 7,5 75,0

3 Arus Kas Masuk (Pokok & Bunga) 55,0 47,5 40,0 32,5 175,0

Untuk Pihak Bank:

(20)

4 Arus Kas Masuk (Pokok & Bunga) 55,0 47,5 40,0 32,5 175,0

5 Nilai Sekarang DenganRate= 45% 37,9 22,6 13,1 7,4 81,0

6 Kredit Sebelum Restrukturisasi (Pokok) 100,0

7 Penyisihan Restrukturisasi Kredit (6-5) 19,0

8 PPAP = 15% × Nilai Sekarang 21,1

9 Kelebihan PPAP (PPAP Dibentuk-8) 37,9

10 Keuntungan Restrukturisasi Kredit (7-9) 18,9

Jurnalnya:

Transaksi Rekening Debet

(Rp)

Kredit (Rp) A. Sebelum Restrukturisasi Kredit

1. Pemberian Kredit Dr. Kredit yang Diberikan 100

Cr. Kas/Giro Nasabah 100

2. Pembentukan PPAP sesuai Kualitas Kredit Dr. Beban PPAP 50

Cr. PPAP 50

B. Setelah Restrukturisasi Kredit

1. Pembentukan Penyisihan Rest. Kredit Dr. Kerugian Rest. Kredit 19

Cr, Penyisihan Rest. Kredit 19

2. Koreksi Kelebihan PPAP Dr. PPAP 37,9

Cr. Beban PPAP 37,9

3. Offsetting Kerugian Rest. dg.keleb.PPAP Dr. Beban PPAP 19

Cr. Kerugian Rest. kredit 19

(21)

DAFTAR PUSTAKA Taswan. (2008).Akuntansi Perbankan. UPP STIM YKP

Referensi

Dokumen terkait