Dan orang-orang beriman yang paling sempurna keimanannya adalah orang-orang yang paling baik akhlaknya.” Sebaik-baiknya diantara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan yang mengajarkannya.” Agar dapat dipahami manusia, Al-Qur’an yang notabene adalah kalam Allah (kalam Allah) tentu menggunakan bahasa manusia yang ada dalam bahasa manusia. sejalan dengan budaya masyarakat setempat tempat diturunkannya kitab suci tersebut. Dalam penelitian ini, fokusnya adalah pada analisis objektif-genetik terhadap karya berjudul Al-Qur'an terjemahan ke dalam bahasa Thailand yang ditulis oleh Tuan Suawanasat.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah ciri-ciri Al-Quran yang diterjemahkan ke dalam bahasa Thailand dan mengungkap metodologi Al-Quran yang diterjemahkan ke dalam bahasa Thailand. Secara tipologis, analisis genetik objektif terhadap Al-Quran terjemahan bahasa Thailand termasuk dalam jenis penelitian terjemahan deskriptif. Jadi di satu sisi, Al-Quran terjemahan bahasa Thailand ini mempunyai kelemahan, yaitu tidak konsisten dalam penggunaan tingkat kosakata yang lazim digunakan masyarakat umum.
Secara metodologis, karya Al-Qur'an Terjemahan Bahasa Thailand menggunakan metode penerjemahan literal, hal ini terlihat dari produk terjemahannya. Yudian Wahyudi Ph.D selaku rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mencari ilmu di program sarjana jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Abdul Mustaqim M.A. selaku Ketua Program Studi Sains dan Al-Qur'an dan Tafsir dan Bapak Afdawaiza M.
Ag selaku Sekretaris Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
PENDAHULUAN
- Rumusan masalah
- Tinjauan Pustaka
- Kerangka Teori
- Sistematika Pembahasan
Selain itu, Thailand juga tidak ketinggalan dalam menerjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Thailand. Di Thailand, kerajaan juga menginginkan Alquran dalam bahasa Thailand dan Alquran harus diterjemahkan dan ditafsirkan untuk masyarakat dalam bahasa Thailand. Demikianlah disusun Al-Quran yang diterjemahkan ke dalam bahasa Thailand pada tanggal 15 Desember 1961.
Arti Ayat Al-Qur'an Surah al-Baqarah ayat 40 Al-Qur'an terjemahan bahasa Thai yang diterjemahkan oleh Mr. Suwannasat, metode penerjemahan seperti ini akan menambah kesulitan pembacanya. Tidak hanya tingkatan dan aturannya, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, banyak perbedaan penggunaan kosakata menurut tingkatan bahasa yang digunakan dalam bahasa sehari-hari, dan juga berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam Alquran terjemahan bahasa Thailand yang diterjemahkan oleh Mr. Suwannasat. Menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa Thailand tidaklah mudah karena bahasa Thailand memiliki kosa kata yang sangat luas dan memiliki ciri khas, untuk menerjemahkannya perlu menyesuaikan kata dan artinya agar dapat memahami arti ayat demi ayat.
13 Arini Royyani, “Al-Qur'an Diterjemahkan Bahasa Madura”, Tesis Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal.12. 14 Arini Royyani, “Al-Qur'an Diterjemahkan ke Bahasa Madura”, Tesis Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal.13. Berdasarkan hasil catatan ilmiah khusus dan umum penulis, tidak ada pembahasan sama sekali mengenai Al-Qur'an terjemahan bahasa Thai.
Tesis pertama yang penulis temukan adalah “Al-Quran yang diterjemahkan ke dalam bahasa Madura” oleh Arini Royyani, mahasiswa Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga yang lulus pada tahun 2015. Dengan pendekatan sosio-linguistiknya, Abdurrahman menceritakan kepada pembaca di mana kekhasan menerjemahkan Al-Quran dalam bahasa Jawa, di mana perlunya pemilihan diksi kata yang tepat untuk mengungkapkan kebesaran Allah SWT. Beberapa penelitian dan kajian mengenai penerjemahan dan penafsiran Al-Quran di Indonesia adalah penelitian Howard M.
Federspiel yang menghasilkan karya berjudul Sastra Indonesia Populer tentang Al-Qur'an yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia "kajian Al-Qur'an di Indonesia". 15 Arini Kerajaan Bahasa Jawa.
18 Ade Yuli Rukhpianti, “Tafsir Hibarna Iskandar Idris (Kajian Metodologi Tafsir Al-Qur’an), Skripsi, Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2003. Data ini diperoleh dari dua sumber, yaitu sumber primer yaitu sumber data sebagai rujukan utama dalam penelitian, disini sebagai sumber primer adalah Al-Quran terjemahan bahasa Thailand.
PENUTUP
Kesimpulan
Penerjemahan Al-Quran ke dalam bahasa Thailand dilakukan dengan metode penerjemahan Tafsiriyah, sedangkan jika mengikuti metode penerjemahan Newmark, terjemahan Al-Quran ke dalam bahasa Thailand mencakup empat jenis metode penerjemahan. Jenis metode yang diperkenalkan oleh Newmark adalah terjemahan literal, terjemahan literal, terjemahan adaptif, dan terjemahan bebas. Karakter bahasa yang digunakan adalah bahasa resmi Thailand, hal ini terlihat dari hasil terjemahannya.
Hal ini terjadi karena pengaruh latar belakang dimana penerjemah tersebut ditugaskan oleh kerajaan untuk menerjemahkan Al-Quran. Namun jika ditelaah kembali, ternyata ada beberapa kosakata yang digunakan oleh penerjemah yang belum langsung dipahami masyarakat umum, misalnya kata มหากรุณาธิคุณ (maha Karuna thikun) yang artinya enak. namun, cara mudah untuk menerjemahkan kata ini adalah ความโปรดปราณ. datang prod pran) yang juga artinya enak. Jika demikian, penulis menyimpulkan bahwa penulisan Al-Qur’an terjemahan bahasa Thailand kurang konsisten dalam penggunaan ciri kebahasaannya.
Ciri-ciri kosakata yang digunakan untuk menerjemahkan mempunyai derajat yang lebih tinggi dibandingkan bahasa sehari-hari.
Saran-saran
Penutup
Az-Zarqany, Manahilil Al-Irfan Fi’ulumi Al-Qur’an, (Kairo: Isa al Babiy al Haliby wa Surakahu, 1961 M). Fauziah, Siti membacakan surat-surat pilihan Alquran di Pondok Pesantren Putri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Heni Hana Ubaidah, Ciri-ciri Tafsir Ahmad Sanusi Dalam Kitab Raudah Al Irfan fi Ma'rifah Al-Qur'an", Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga.