MAKALAH PENDIDIKAN INKLUSI ANAK USIA DINI
“ANAK DISGRAFIA”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusi AUD Dosen Pengampu : Drs. Thomas Iriyanto, S.Pd, M.Pd
Kelompok 5 Disusun Oleh :
1. Maretha Raudhatul Adista (200153603643)
2. Nabillah Alfiy (200153603677)
3. Nabila Mutiara Bilkis (200153603615) 4. Nanda Sephia Dwi Putri (200153403701) 5. Olivia Anissyah Putri Alamsyah (200153603619)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2021
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul Anak Disgrafia.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Inklusi, selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang anak penderita disgrafia bagi pembaca dan penulis.
Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Thomas Iriyanto selaku dosen pengampu mata kuliah ini, yang telah memberikan tugas ini sehingga kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam mengenai topik ini. Terimakasih kami ucapkan kepada rekan rekan sekelompok yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna baik dari penyusunan bahasa maupun penulisannya. Dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila tidak sesuaian kalimat dan kesalahannya. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Malang, 15 April 2021
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...2
DAFTAR ISI...3
BAB I...4
A. Latar Belakang...4
B. Rumusan Masalah...4
C. Tujuan Masalah...4
D. Manfaat...5
BAB II...6
A. Pengertian Disgrafia...6
B. Klasifikasi Penderita Disgrafia...6
C. Penyebab Disgrafia...7
D. Gejala Disgrafia...8
E. Cara Mengatasi gangguan Disgrafia...8
F. Faktor yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis...8
BAB III...10
Daftar Pustaka...11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak awal masuk sekolah anak harus belajar menulis tangan, karena kemampuan ini merupakan prasyarat bagi upaya belajar berbagai bidang studi lainnya. Terdapat macam-macam definisi menulis. Lerner (1985:413) mengemukakan bahwa menulis adalah menuangkan ide-ide ke dalam suatu bentuk visual. Kemampuan menulis berhubungan dengan kemampuan motorik yakni motorik halus karena menekankan pada koordinasi otot tangan dan jari atau kelenturan tangan yang bersifat keterampilan.
Kesulitan menulis tidak hanya menimbulkan masalah bagi anak namun juga menimbulkan masalah bagi guru. Kesulitan dalam hal menulis terjadi pada 5-10%
dari seluruh anak di dunia. Kesulitan menulis sering disebut juga disgrafia (dysgraphia ). Penyebab disgrafia adalah faktor neurologis yakni adanya gangguan pada otak bagian kiri depan yang berhubungan dengan kemampuan membaca dan menulis. Anak mengalami kesulitan dalam harmonisasi secara otomatis antara kemampuan mengingat dan menguasai gerakan otot menulis huruf dan angka
Disgrafia adalah tulisan tangan anak yang sering sekali sulit dibaca. Anak penderita disgrafia juga terkadang menggunakan kata kata yang salah dalam berkomunikasi. Secara singkat, disgrafia adalah gangguan belajar yang berpusat pada kemampuan menulis anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud disgrafia ?
2. Sebutkan klasifikasi dari penderita disgrafia ? 3. Apa penyebab dari disgrafia ?
4. Gejala gejala apa yang dirasakan sebagai penderita disgrafia ? 5. Bagaimana cara mengatasi penderita disgrafia ?
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian disgrafia.
2. Mengetahui klasifikasi dari penderita disgrafia.
3. Mengetahui penyebab disgrafia.
4. Mengetahui gejala gejala dari disgrafia.
5. Mengetahui cara mengatasi untuk penderita disgrafia.
6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis.
D. Manfaat
1. Pemahaman mengenai disgrafia arti, penyebab,gejala gejala,dan cara mengatasinya.
2. Pemahaman tentang Disgrafia dapat memberikan kontribusi bagi para pendidik.
3. Mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan kemampuan menulis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Disgrafia
Disgrafia berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “dys” yang berarti terganggu dan “graphia” yang berarti menulis kata dengan tangan. Disgrafia adalah kemamouan menulis, terutama tulisan tangan, tetapi juga koherensi. Secara singkat adalah gangguan belajar yang berpusat pada kemampuan menulis.
Disgrafia adalah kesulitan belajar spesifik yang mempengaruhi kemampuan menulis dan motoric halus. “ Dr. Sanveen Kak-Sadhnani, psikolo klinis dari Thomson Pediatric Centre The Child Development Centre Singapura.
Meski terlihat sepele, menulis itu sebenarnya membutuhkan kemampuan motoric, memproses informasi, serta mengatur dan mengekspresikan ide.
Penderita disgrafia sering kali dapat menulis pada tingkat tertentu dan mungkin mengalami kesulitan dengan keterampilan motoric halus lainnya. Namun, tidak mempengaruhi semua keterampilan motoric halus. Penderita mengalami kesulitan yang tidak biasa dengan tulisan tangan dan ejaan, yang akhirnya dapat menyebabkan kelelahan menulis.
Gangguan tersebut umumnya muncul saat anak pertama kali diperkenalkan dengan tulisan. Orang dewasa, remaja, dan anak anak semuanya bisa mengalami disgrafia. Anak penderita disgrafia sesungguhnya memiliki gangguan neurologis yang membuatnya sulit menggennggam dan menggerakkan alat tulis untuk merangkai kalimat atau membuat tulisan dengan benar. Meski begitu, tidak semua anak yang tulisannya jelek memiliki kondisi disgrafia. Bisa saja dia masih dalam tahap masa perkembangan kemampuan motoric dan proses yang baik.
B. Klasifikasi Penderita Disgrafia
Disgrafia hampir selalu disertai ketidakmampuan belajar lainnya seperti disleksia, gangguan belajar bahasan lisan dan tertulis dan dapat mempengaruhi jenis disgrafia yang mungkin dialami seseorang.
1. Disleksia Disgrafia
Disgrafia disleksia memiliki ejaan lisan dan tulisan yang buruk yang biasanya bersifat fonemik. Karya mereka yang ditulis secara spontan seringkali tidak
terbaca, memiliki suku kata atau huruf lebih atau dihapus dan mengandung kapitalisasu yang tidk perlu atau spasi besar di tengah kata yang dapat membuat setiap kata tidak dapat dikenali. Penderita disleksia disgrafia memiliki Salinan karya yang cukup baik dan kemampuan menggambar mereka juga terjaga. Kecepatan ketukan jari untuk mengidentifikasi normal, menunjukkan bahwa difisit kemungkinan tidak berasal dari kerusakan otak kecil.
2. Disgrafia Motorik
Disebabkan oleh kurangnya keterampilan motoric halus, ketangkasan yang buruk, tonus otot yang buruk, atau kejanggalan motoric yang tidak dijelaskan.
Secara keseluruhan karya tulis mereka buruk hingga tidak terbaca bahkan disalin secara kasa mata dari dokumen lain dan gambar cacat. Ejaan lisan penderita normal, dan kecepatan jari mereka dibawah normal. Penderita sering mengalami tulisan miring karena salah memegang pen atau pensil, kecepatan menulis rata rata lebih lambat dari orang non-digrapik, tapi bisa membaik seiring bertambahnya usia.
3. Disgrafia Spasia
Memiliki kekurangan dalam memahami ruang. Karya yang ditulis secara spontan dan tidak terbaca, Salinan karya yang tidak terbaca, dan masalah dengan kemampuan menggambar. Memiliki ejaan normal. Kecepatan ketukan jari normal.
4. Disgrafia Fonologi
anak mengalami gangguan fonologi, jenis ini umumnya di derita pada anak yang berbahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa barat lainnya yang di dalamnya terdapat perbedaan antara ejaan dan bunyi.
5. Disgrafia Leksikal
sama dengan disgraphia fonologi, tetapi lebih terjadi pada kata-kata yang tidak sama antara ejaan dan lafalnya, seperti pada bahasa Inggris dan Prancis.
C. Penyebab Disgrafia
Gangguan disgrafia timbul ketika ada masalah sistem saraf yang mengatur kemampuan motoric untuk menulis. Bila terjadi pada anak anak , kemungkinan adanya masalah pada bagian memori yang memampukan anak untuk mengingat kata kata yang ditulis dan diposisikan atau Gerakan tangan untuk bisa menulis.
Disgrafia yang muncul saat dewasa bisa disebabkan oleh cedera otak ataupun stroke.
Pada umumnya penyebab disgrafia tidak diketahui secara pasti, namun apabila disgrafia terjadi secara tiba-tiba pada anak maupun orang dewasa, dapat diduga bahwa penyebab disgrafia terjadi karena trauma kepala, baik disebabkan
oleh kecelakaan, penyakit, atau lainnya. Penyebab yang paling umum adalah neurologis, yaitu adanya gangguan pada otak bagian kiri depan yang berhubungan dengan kemampuan membaca dan menulis. Terkadang timbul bersamaan dengan gangguan belajar lainnya, seperti ADHD, disleksia, dan sebagainya. Gangguan disgrafia dapat diturunkan dan beresiko lebih besar untuk dialami oleh anak yang lahir premature dan yang memiliki gangguan belajar lainnya. Penyebab dari disgrafia belum diketahui secara pasti.
D. Gejala Disgrafia
Ciri khas disgrafia adalah tulisan tangan yang tidak jelas dan sulit dibaca.
Berikut tanda tanda gejla yang dapat mengindikasi kemungkinan anak mengalami disgrafia, meliputi :
1. Sulit menyalin tulisan
2. Memegang alat tulis terlalu keras sehingga menimbulkan kram tangan 3. Pengejaan dan penulisan huruh besar yang salah
4. Menulis terasa sulit dan dilakukan secara lambat 5. Posisi tubuh atau tangan berbeda dketika menulis 6. Mencampur huruf sambung dan pisah
7. Menulis sambal mengeja atau menghafalkan kalimat yang ditulis 8. Ukuran spasi antar kata yang tidak sesuai atau tidak beraturan 9. Kekurangan huruf atau kata dalam kalimat
10. Kesulitan untuk membayangkan kata sebelum ditulis 11. Memerhatikan tangan sambal menulis
12. Kesulitan berkonsentrasi saat menulis
13. Sering menghapus tulisan Ketika sedang menulis
E. Cara Mengatasi gangguan Disgrafia
Disgrafia adalah gangguan belajar yang belum bisa diobati. Namun terdapat penanganan yang bisa dilakukan untuk mengatasi disgrafia. Salah satu penanganan yang diberikan adalah terapi okupasi, berperan untuk meningkatkan kemampuan menulis anak dengan cara seperti :
1. Menggambar garis dalam labirin 2. Belajar menggunakan tanah liat
3. Mengajarkan cara menggenggam alat tulis yang memudahkan anak 4. Mengerjakan puzzle
5. Menuliskan di krim yang berada di atas meja.
F. Faktor yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis
Menurut Lerner (1985 : 402) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis, yaitu :
a. Motorik
Anak yang perkembangan motoriknya belum matang akan menyebaban kesulitan dalam menulis. Beberapa contoh diantaranya adalah tulisannya masih terputus-putus, tulisan tidak terlihat dengan jelas dan tidak mengikuti garis
b. Perilaku
Hiperaktif menjadi salah satu pengaruh kesulitan anak dalam menulis hal itu disebabkan karena perhatian anak yang teralihkan menjadi pemicu terhambatnya pekerjaan menulis anak
c. Persepsi
Anak yang persepsi visualnya terganggu akan sulit membedakan bentuk- bentuk huruf yang hampir serupa. Contohnya b dan d kemudian p dan q.. Jika persepsi auditorisnya yang terganggu maka ia akan mengalami kesulitan untuk menulis kata-kata yang diucapkan guru.
d. Memori
Gangguan memori juga menjadi penyebab terjadinya keuslitan menulis, karena saat terjadi gangguan memori pada anak, anak tidak bisa mnegingat apa yang akan ditulis setelah mendengar penjelasan dari guru.
e. Kemampuan melaksanakan cross modal
Kemampuan cross modal menyangkut kemampuan menstransfer dan mengorganisasikan fungsi visual ke motorik. Ketidakmampuan di bidang ini dapat menyebabkan anak mengalami gangguan koordinasi mata-tangan sehingga tulisan menjadi tidak jelas, terputus-putus, atau tidak mengikuti garis lurus.
f. Penggunaan tangan yang dominan
Anak yang tangan kirinya lebih dominan atau kidal tulisannya juga sering terbolak-balik dan kotor.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwan, Disgrafia adalah kelainan sebagai akibat gangguan integrasi visual motor. Anak tidak mengalami gangguan penglihatan atau gangguan motorik, tetapi tidak mampu untuk mengalihkan informasi visual ke sistem motorik. Tidak hanya akibat gangguan integrasi visual motor, penyandang disgrafia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: perilaku, persepsi, memori, kemampuan melakukan cross modal, dan penggunaan tangan yang dominan. Beberapa faktor tersebut tentu mempengaruhi cara menulis penyandang disgrafia dan bagaimana penyandang disgrafia dalam memegang pensil. Akan tetapi, penyandang disgrafia dapat dibantu melalui beberapa cara penanganan berupapermainan agar pendamping disgrafia mampu menulis dengan baik.
Dengan demikian, sebagai calon pendidik harus mengetahui hal-hal tersebut, agar calon pendidik mengetahui anak yang mengalami disgrafia dan bagaimanan cara penanganan anak disgrafia.
B. Saran
Untuk pendidik diharapkan mampu menentukan strategi pembelajaran menulis yang tepat untuk membantu anak dalam menulis. Tidak kalah pentingnya dengan penetapan strategi adalah pentingnya memelihara sikap positif terhadap anak penderita disgrafia. Sikap positif terhadap anak disgrafia dapat membangun motivasi pada anak untuk belajar menulis. Dengan sikap positif ini sekaligus dapat menghilangkan frustasi bagi guru, orang tua dan anak dalam aktivitas belajar mengajar menulis.
Daftar Pustaka
Dji,Anita. 2019. Tulisan Tangan Anak Sulit Terbaca? Bisa Jadi Disgrafia . SehatQ https://www.sehatq.com/artikel/tulisan-tangan-anak-sulit-terbaca-bisa-jadi-disgrafia
Shofiyah, Hana. 2020. Analisis Kesulitan Belajar Anak Disgrafia pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi Sekolah Dasar . Purwakarta. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta
https://core.ac.uk/download/pdf/346338626.pdf
Warrantyasri, Tiffany. 2019. Mengenal Gejala Anak Disgrafia dan Cara Mengatasinya.
Motherandbaby
https://www.motherandbaby.co.id/article/2019/4/39/12190/Mengenal-Gejala-Anak-Disgrafia- dan-Cara-Mengatasinya
https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Dysgraphia&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search https://en.wikipedia.org/wiki/Dysgraphia
https://www.orami.co.id/magazine/disgrafia-gangguan-belajar-yang-membuat-anak-sulit- menulis/