• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Moral Anak

N/A
N/A
Andi Raida Syahirah

Academic year: 2024

Membagikan "Perkembangan Moral Anak"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERKEMBANGAN MORAL

Oleh:

Aqshara Magfirah 220701502236 Andi Raida Syahirah 220701501046 Syahrul Saleh 220701501142 Aura Syifa Zulfa 220701502172 Avra Aviva Zahra 220701500081 Anggun Ananda Husain 220701502211

Dosen Pengampu:

Eka Sufartianingsih Jafar, . Psi., M. Psi., Psikolog

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI SEMESTER GASAL

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2022

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur Kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah psikologi perkembangan anak yang membahas tentang

“Perkembangan Moral Anak” tepat waktu. Tak lupa, kami berterima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah Psikologi Perkembangan Anak yang memberikan tugas ini karenanya, kami dapat mempelajari dan memahami materi yang kami bahas.

Penulisan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan Anak. Kami berharap makalah ini bisa menambah lagi wawasan maupun pengetahuan tentang perkembangan secara biologis, fisik dan kesehatan bagi para pembaca maupun penulis.

Kami sebagai penulis sadar akan penyusunan makalah ini, masih jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik dan saran yang membangun, sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepanny terima kasih.

Makassar, September 2022

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan... 1

BAB II PEMBAHASAN ... 2

2.1 Pengertian Moral... 2

2.2 Teori Perkembangan Moral... 2

2.3 Kosep Perkembangan Moral...4

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembanagn Moral Anak...6

BAB III PENUTUP ...7

3.1 Kesimpulan...7

DAFTAR PUSTAKA ...8

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu sikap dasar yang harus dimiliki anak untuk menjadi manusia yang baik dan sejati yaitu menerapkan nilai moral dan sikap yang baik dalam berperilaku sebagai anak, anggota keluarga dan anggota masyarakat. Anak-anak di usia muda adalah waktu yang paling tepat untuk meletakkan dasar pendidikan moral.

Pengembangan nilai moral sangat erat kaitannya dengan kepribadian anak seperti kesantunan dan kemauan untuk melakukan kegiatan ibadah dalam kehidupan sehari- hari.

Perkembangan moral yang terjadi pada masa kanak-kanak sering disebut sebagai perubahan psikologis yang memungkinkan anak mengetahui perilaku yang baik untuk dilakukan dan perilaku yang buruk untuk tidak dilakukan. Dengan demikian, penanaman sikap moral pada usia prasekolah memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian individu anak. Mempelajari perkembangan moral dengan menanamkan nilai-nilai moral, diharapkan adanya perubahan sikap pada anak dalam bertingkah laku dan mampu memberi dukungan dalam mengaktualisasikan perkembangan moral bagi anak usia dini

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Yang Dimaksud Dengan Moral ?

2. Bagaimana Teori Tentang Perkembangan Moral ? 3. Bagaimana Konsep Tentang Perkembangan Moral ?

4. Faktor Apa Yang Berpengaruh Dalam Perkembangan Anak ! 1.3 Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Tentang Moral

2. Mengetahui Teori Dan Konsep Tentang Perkembangan Moral

3. Mengetahui Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Perkembangan Anak

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Moral

Dalam terminologi moral berasal dari bahasa latin yaitu, ‘mores’ atau ’mos’

yang artinya adat kebiasaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.

Dalam kamu spsikolog (Chaplin, 2006) moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan social, atau menyangkut hukum ataupun adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku. Kemudian pada psikologi perkembangan, Hurlock (edisi ke-6, 1990) didefinisikan sebagai perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial.

Dari definisi diatas dapat di simpulkan bahwa moral merupakan adat kebiasaan yang menjadi penentu benar salah dan baik buruknya tindakan maupun pemikiran yang sesuai dengan kesepakatan sosial. Biasanya istilah moral ini digunakan agar kita dapat menentukan batas-batas perbuatan, sifat, kelakuan, baik, buruk, benar, salah, layak, tidak layak, maupun patut dan ketidakpatutan.

2.2 Teori Perkembaangan Moral

1. Menurut Piaget

Menurut Piaget (Inggridwati;2008,h.3-21), hakikat moralitas adalah kecenderungan menerima dan menaati sistem peraturan. Piaget menyampaikan bahwa penalaran moral sejalan dengan perkembangan kognitif, ia berpendapat melalui kemampuan kognitif inilah yang dapat menentukan penalaran anak-anak terkait dunia sosial. Menurut Piaget tahap moral terbagi menjadi 2 yaitu,

(6)

▪ Tahap moralitas heteronom

Pada tahap ini biasanya terjadi pada saat umur 4 hingga 7 tahun.(Slavin 2011) menyatakan juga sebagai tahap “realisme moral” atau

“moralitas paksaan”. Kata “Heteronom” juga berarti tunduk pada aturan yang diberlakukan orang lain.

▪ Tahap moralita sotonom

Sedangkan pada tahap ini terjadi pada saat umur 10 hingga 12 tahun, moralitas otonom dianggap juga sebagai moralitas kerjasama. Moralitas tadi timbul saat dunia social anak itu mulai meluas hingga memiliki makin banyak teman sebaya pada lingkungannya. Adanya hubungan serta kerja sama dengan anak lain, membentuk gagasan baru pada anak tersebut perihal aturan dan karenaitu pula moralitasnya berubah.

2. Menurut Kohlberg

Menurut Kohlberg (Inggridwati; 2008,h.3-22) mengemukakan bahwa aspek moral adalah sesuatu yang tidak dibawa dari lahir, tetapi sesuatu yang berkembang dan dapat diperkembangkan atau dipelajari.

Pada teori perkembangan moral menurut Kohlberg ini dipengaruhi tradisi formal pada filsafat dan tradisi strukturalis pada psikologi, kemudian kohlber memutuskan penalaran moral individu dapat digolongkan pada tahap-tahap perkembangan yang dapat memberikan orang-orang kemudahan dalam memahami perkembangan moral.

Kolhberg meneliti sendiri dalam (Durkin, 1995) yang menemukan bahwa meningkatnya usia sesorang, cenderung mencapai penalaran moral yang lebih tinggi.

3. Menurut Sigmund Freud

Pandangan Sigmund Freud mengenai moral initer dapat pada teori psikoanalisa, pada teori ini struktur pembagian manusia terbagi menjadi 3 yaitu, Id, Ego dan Superego. Id ini adalah kepribadian yang terdiri atas aspek biologis yang tidak disadari dan irasional, Ego adalah kepribadian yang terdiri atas aspek psikologis yaitu subsistem ego yang rasional dan disadari, namun

(7)

Tidak memiliki moralitas, superego adalah kepribadian yang terdiri dari aspek sosial yang berisi sitem nilai dan moral.

Menurut Sigmund Freud setiap manusia mengalami konflik Oedipus, saat anak mengatasi permasalahan Oedipus ini, maka perkembangan moral dimulai. salah satu alasan mengapa anak mengatasi permasalahan Oedipus ialah perasaan cemas akan kehilangan kasih sayang orang tua.

2.3 Konsep Perkembaangan Moral

1. Perasaan Moral (Egoideal Freud, Hati Nurani (Conscience)

Perasaan moral/moral feeling adalah aspek lain yang harus ditanamkan kepada anak yang merupakan sumber energi dari diri manusia untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral.

Ego ideal Freud, dari kajian yang dilakukan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa menurut konsep Freud, ego adalah sebuah komponen di antara tiga komponen struktur psikis dan kepribadian manusia. Dua komponen lainnya adalah ide dan superego. Freud mengidentifikasi hati nurani sebagai bagian dari superego.

Hati nurani (conscience) adalah kemampuan psikologis yang dengannya individu menjadi sadar dan merespons hasil moral dari tindakan seseorang. Menurut Freud, perilaku manusia digerakkan oleh naluri-naluri dasar. Naluri-naluri ini pada dasarnya sudah melekat pada setiap individu. Namun realitanya, ada satu komponen yang menggerakkannya secara nalurilah atau tidak.

2. Penalaran / Pemikiran Moral (Teori Moral Kohlberg dan Teori Moral Piaget)

▪ Perkembangan Moral (Teori Moral Kohlberg)

Teori yang dikemukakan oleh Kohlberg menunjukkan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal- hal lain yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada anak-anak.

(8)

Menurut Lawrence Kohlberg, tahapan perkembangan teori moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya teori moral individu berdasarkan perkembangan moral Kolhberg yang di kemukakan oleh psikolog Kolhberg menunjukkan bahwa perbuatan moral bukan sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan norma kebudayaan.

▪ Teori Moral Piaget

Perkembangan moral berdasar teori Piaget, yaitu dengan pendekatan organisraik (melalui tahap-tahap perkembangan yang memiliki urutan pasti dan berlaku secara universal). Selain itu Kohlberg juga menyelidiki struktur proses berpikir yang mendasari perilaku moral (moral behavior).

Menurut Piaget, perkembangan moral terjadi dalam dua tahapan yang jelas. Tahapan pertama disebut Piaget “Tahap realisme moral” atau “Moralitas oleh pembatasan” Tahap kedua disebutnya “Tahap moralitas otonomi” atau moralitas oleh kerja sama atau hubungan timbal balik”

3. Perilaku / Kepribadian Moral (Simpati, Empati, Perilaku Prososial)

▪ Kepribadian Moral (Simpati)

Simpati merupakan suatu proses dimana seseorang akan merasa tertarik dengan orang atau pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan, dan diderita orang lain. Maka dari itu mereka akan merasakan apa yang dialami oleh orang lain, serta dilakukan, diderita oleh orang lain.

Bila dibandingkan dengan rasa kasihan, maka simapati akan menyiratkan rasa kesamaan yang akan lebih besar bersama dengan keterlibatan pribadi yang lebih mendalam. Namun simpati, juga tidak sama seperti empati, yang tidak melibatkan perspektif bersama atau bisa dikatakan emosi bersama, serta meskipun ekspresi wajah simapti menunjukkan kepedulian dan perhatian, mereka tidak menunjukkan kesusahan bersama.

▪ Kepribadian Moral (Empati)

(9)

Empati merupakan sikap yang lebih mendalam, karena seseorang akan lebih mendalam, karena seseorang akan lebih merasakan kesedihan orang lain serta tahu apa yang sedang orang lain serta tahu apa yang sedang orang lain rasakan ketika dalam situasi tersebut. Saat sikap ini muncul, seseorang biasanya juga akan ebih berusaha bekerja sama untuk mencari penyelesaian masalah bersama.

▪ Perilaku Prososial

Perilaku prososial adalah suatu tindakan menolong yang mempunyai akibat sosial secara positif, dan menguntungkan orang lain baik dalam bentuk materi, fisik ataupun psikologis, menciptakan perdamaian dan meningkatkan toleransi hidup terhadap sesama, tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada tindakan tersebut, dan mungkin bahkan melibatkan suatu risiko bagi orang yang menolongnya.

Perilaku prososial dapat ditunjukkan melalui tiga bentuk perilaku diantaranya sharing (berbagi), cooperation (kerja sama), dan donating (menyumbang).

2.4 Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Moral Anak

Perkembangan moral yang terjadi pada diri anak dipengaruhi olehbeberapa faktor, yakni faktor yang ada dalam diri anak secara alami (internal) maupun faktor yang ada dari luar diri pribadinya (eksternal). Kedua faktor tersebut dapat dikatakan sebagai faktor individu manusia itu sendiri dan faktor sosial di sekelilingnya seperti lingkungan (Pranoto, 2017). Kedua faktor tersebut saling bertaut antara faktor yang satu dengan faktor yang lainnya, dikarenakan seorang anak terlahir sebagai pribadi mandiri yang akan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Menurut Berns, dalam Pranoto, ada tiga faktor keadaan yang bisa

memberikan pengaruh terhadap moralitas seorang anak, yaitu situasi, individu dan sosial. Adapun ketiga faktor tersebut yaitu sebagai berikut

1. Faktor Keadaan Yang Ada Di Dekat Anak Atau Hubungan Dengan Lingkungan Sosial.

Keadaan atau situasi merupakan hal di mana seorang anak berada dalam konteks kehidupannya, yaitu keadaan sosial yang di dalamnya terdapat norma-norma

(10)

kemasyarakatan. Artinya tempat dimana seorang anak berada danbersosialisasi memiliki segugus norma yang akan ia lihat, ia alami bahkan dianut (negosiasi).

Keadaan lingkungan inilah yang akan memberikan pengertian dan pemahaman kepada seorang Anak mengenai Moralitas. Sebagai contoh konteks kedaerahan yang memiliki perbedaan antara daerah yang satu dengan daerah-daerah yang lainnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa keadaan yang ada pada sekeliling anak merupakan hal yang akan berbuntut pada perilaku moral yang diaktualisasikan oleh pribadi anak tersebut.

2. Konteks Individu Yang Memiliki Fitrah

Konteks individu merupakan konteks diri pribadi seorang anak. Seorang anak lahir dengan fitrah atau potensi yang akan membuatnyamemiliki karakteristik dan keistimewaan tertentu. Fitrah ini bukanlah moral, namun bawaan yang diberikan oleh Tuhan sebagai anugerah kepada ciptaanNya. Oleh karena itu, seorang anak memiliki berbagai karakter yang berkait dengan dirinya, seperti potensi akal maupun hati.

Kedua potensi ini dapat berkembang dengan melalui sebuah proses pendidikan yang dilaluinya serta proses interaksi sosial yang akan menimbulkan pemahaman mengenai nilai atau norma.

Jadi dapat diartikan bahwa moralitas bukanlah bawaan lahir yang bersifat given, melainkan moralitas merupakan proses panjang dari seorang manusia untuk mengetahui dan bertingkah laku sesuai dengan berbagai norma dan nilai yang dianut olehnya dan oleh orang-orang sekelilingnya. Sehingga, perlu dilakukan

penggemblengan moral terhadap anak, agar seorang anak dapat berlaku dengan moral yang baik di lingkungan keluarga dan sosialnya.

3. Faktor sosial

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu setiap orang pasti melalui proses-proses sosial dalam perkembangannya, termasuk seorang anak.Faktor sosial yang dumaksud disini adalahkeluarga, teman seumur (teman sebaya), media masa, pendidikan (baik pendidikan formal, informal, dan nonformal) dan masyarakat.Melalui konteks sosial anak berusia dini akan belajar, jika dikaitkan dengan lingkungan pendidikan, maka institusi keluarga menjadi yang utama dan pokok.

(11)

Dilanjutkan oleh institusi masyarakat yang mana para anak berusia dini menghabiskan banyak waktu mereka untuk berinteraksi dan bersosialisasi melalui bermain bersama teman sebayanya, serta institusi pendidikan yang juga akan menjadi wadah bagi para anak untuk dibina dan diajar secara intelektual maupun kejiwaannya.

Peran institusi-institusi ini sangat penting karena akan mendukung proses penanaman dan pembentukan moralitas pada seorang anak.

Secara umum ada beberapa faktor-faktor yang menpengaruhi perkembangan moralitas seorang anak yaitu:

▪ Pola pengasuhan yang diberikan orang tua

▪ Penanaman pendidikan Agama pada anak

▪ Pengawasan terhadap pergaulan dan aktivitas anak

▪ Komunikasi dan Interaksi dalam keluarga dan lingkungan sosial

▪ Keadaan lingkungan sekitar

▪ Sistem dan Pola pendidikan (formal, informal maupun nonformal)

▪ Kepribadian anak (seperti Kognitif, emosional dan situasional)

▪ Perkembangan Teknologi dan Informasi

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Moral merupakan penentu baik buruknya perbuatan maupun kelakuan. Biasanya istilah moral ini digunakan agar kita dapat menentukan batas-batas, sifat, benar, salah, tidak layak, maupun patut. Menurut Sigmund Freud setiap manusia mengalami konflik Oedipus yang terdiri atas aspek psikologis yaitu subsistem ego yang rasional dan disadari, namunTidak memiliki moralitas. Maka perkembangan moral dimulai ialah perasaan cemas akan kehilangan kasih sayang orang tua.

(12)
(13)

DAFTAR PUSTAKA

Dian Ibung, P. (2009). Mengembangkan Nilai Moral pada Anak. Jakarta: Elex Media Komputindo.

HASANAH, U. (2018). METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN DISIPLIN BAGI ANAK USIA DINI, 109-110.

Munari, S. (2013). PERKEMBANGAN MORAL (PERSPEKTIF BARAT DAN ISLAM ), 3.

Nurhayati, S. R. (2006). TELAAH KRITIS TERHADAP TEORI PERKEMBANGAN MORAL LAWRENCE KOHLBERG, 99.

Rapoho, B. D. (2022). Teori Perkembangan Moral atau Etika Menurut Piaget dan Kohlberg.

2015. Diakses pada tanggal 04 September 2022.

https://psikologi.ustjogja.ac.id/index.php/2015/11/05/teori-kepribadian-sigmund- freud/http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1996/

2022. Diakses pada tanggal 04 September 2022

https://id.strephonsays.com/what-is-the-difference-between-conscience-and-

superego#:~:text=Freud%20mengidentifikasi%20hati%20nurani%20sebagai,hasil%20moral

%20dari%20tindakan%20seseorang

TanpaTahun. Diakses pada tanggal 04 September 2022

https://news.unair.ac.id/2019/11/20/hati-nurani-pendidikan-masa-kini/?lang=id 2019. Diakses pada tanggal 04 September 2022

https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB314136210011.pdf Tanpa Tahun. Diakses pada tanggal 04 September 2022

https://dosenpsikologi.com/teori-perkembangan-moral-kohlberg Tanpa Tahun. Diakses pada tanggal 04 September 2022

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-rita-eka-izzaty-spsi-msi/f- perkembangan-moral-kuliah-pp1-0509.pdf

Tanpa Tahun. Diakses pada tanggal 04 September 2022

https://m.merdeka.com/jatim/perbedaan-simpati-dan-empati-dalam-kehidupan-sehari- hari-simak-ulasannya-kln.html?page=2

2021. Diakses pada tanggal 04 September 2022

https://www.kajianpustaka.com/2021/02/perilaku-prososial.html 2021.

Diakses pada tanggal 04 September 2022

Siti Magfirah. 2020, perkembangan moral sosial dan spiritual anak usia dini.

Tasikmalaya: Edu Publisher.

Naimah, Mardi fitri. 2020, Jurnal faktor yang mempengaruhi perkembangan moral pada anak. Yogtakarta: Universitas Nageri Sunan Kalijaga.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Film Animasi Adit dan Sopo Jarwo Terhadap Perkembangan Moral Anak Usia Dini” bertujuan untuk mengetahui apakah film Adit dan Sopo

Untuk maksud tersebut di atas, dalam makalah ini akan dibahas tentang : pengertian perkembangan emosi dan perkembangan sosial anak; karakteristik perkembangan sosioemosional anak

Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perkembangan nilai agama dan moral dengan perilaku sosial anak usia dini

Kholberg menyatakan, bahwa perkembangan moral anak prasekolah ada pada urutan yang paling bawah yakni prakonvensional. Perkembangan moral anak ditahap ini masih

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Film Animasi Adit dan Sopo Jarwo Terhadap Perkembangan Moral Anak Usia Dini” bertujuan untuk mengetahui apakah film Adit dan Sopo

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa perkembangan moral dan nilai-nilai agama terhadap perilaku belajar anak pada kelas eksperimen sebelum

128 PENGUATAN NILAI AGAMA DALAM PERKEMBANGAN MORAL ANAK USIA DINI OLEH Nyoman Wiraadi Tria Ariani1*, I Gde Dhika Widarnandana2 1 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa

Berdasarkan analisis data, sehingga dapat disimpulkan bahwa 1 perkembangan moral anak-anak 7-8 tahun yang diberikan kisah fantasi modern lebih tinggi dari perkembangan moral yang