• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku BIMBINGAN DAN KONSERLING ANAK

N/A
N/A
arista Cahya

Academic year: 2023

Membagikan "Buku BIMBINGAN DAN KONSERLING ANAK"

Copied!
374
0
0

Teks penuh

Rifda El Fiah, M.Pd (Guru Besar Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung) dalam bentuk buku “Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini” diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka ikut serta dan memberi kepada dunia pendidikan Indonesia pada umumnya dan bimbingan dan konseling pada khususnya. Diharapkan buku ini dapat memberikan kontribusi bagi para peminat dan pemerhati bimbingan dan konseling anak usia dini, khususnya kepada mahasiswa dan dosen Bimbingan dan Konseling yang tersebar di seluruh nusantara.

DAFTAR ISI

TEORI PERKEMBANGAN ANAK 73

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

LAYANAN EVALUASI DAN TINDAK LANJUT PADA PROGRAM BIMBINGAN

Munculnya Layanan Asesmen (Proses dan Hasil) dan Tindak Lanjut Bimbingan Anak Usia Dini 313 BAB 10 PENGELOLAAN DAN PEMBIMBINGAN PROGRAM.

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING ANAK USIA DINI

Pentingnya Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini

Pendidikan prasekolah pada pendidikan formal berlangsung dalam bentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudlatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat. Dari uraian di atas kita dapat memahami pentingnya bimbingan dan konseling pada jenjang pendidikan prasekolah.

Pengertian Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini

Oleh karena itu, di bawah ini akan kami sajikan pendapat beberapa ahli menurut sudut pandangnya masing-masing, guna mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai pengertian bimbingan dan konseling khususnya bimbingan dan konseling untuk anak usia dini. Bagi anak Taman Kanak-Kanak (TK), bimbingan dan konseling perkembangan yang diberikan kepada mereka merupakan upaya untuk memberikan pendampingan kepada Anak Taman Kanak-Kanak secara berkesinambungan, agar mereka dapat memahami dirinya sendiri sehingga mampu secara alamiah memenuhi tuntutan dan kondisi untuk bertindak. lingkungannya, keluarga dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya.

Tujuan Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini

Untuk membantu orang tua mengambil keputusan dalam memilih sekolah bagi anaknya yang sesuai dengan tingkat kecerdasan, kemampuan fisik dan sensoriknya. Bimbingan dan konseling anak usia dini juga memberikan pemahaman kepada orang tua agar tidak selalu menjadikan anak orang lain sebagai patokan.

Fungsi-fungsi Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini

  • Fungsi pemahaman, yaitu usaha bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang beberapa hal, yaitu sebagai berikut
  • Fungsi pencegahan, yaitu usaha bimbingan yang menghasilkan tercegahnya anak didik dari berbagai permasalahan yang dapat
  • Fungsi perbaikan, yaitu usaha bimbingan yang akan menghasilkan terpecahkannya berbagai permasalahan yang dialami oleh anak didik
  • Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu usaha bimbingan yang menghasilkan terpeliharanya dan berkembangnya berbagai

Dengan kata lain, anak usia dini sangat membutuhkan perhatian terutama dari orang tua dan guru. Perlu ditegaskan bahwa bimbingan dan konseling pada lembaga pendidikan anak usia dini harus menjalankan fungsi pemahaman, pencegahan, perbaikan dan pemeliharaan serta pengembangan.

Prinsip-prinsip dan Sasaran Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini

Padahal, sasaran layanan bimbingan dan konseling di lembaga pendidikan anak usia dini adalah individu siswa. Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah agar individu yang dibimbing mampu mengambil keputusan bagi dirinya sendiri.

Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini

Pelayanan informasi dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan pemahaman baik kepada anak maupun orang tua. Ukuran keberhasilan layanan bimbingan dan konseling dapat dilihat dari sejauh mana terjadi perubahan perilaku anak.

Pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini

Dibandingkan dengan penyelenggaraan layanan bimbingan di tingkat SMA, layanan bimbingan di lingkungan PAUD mempunyai keunikan tersendiri. Singkatnya, dalam lingkungan pendidikan anak usia dini, peran guru lebih besar sebagai mentor dibandingkan sebagai guru atau instruktur.

Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini

KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini

Dengan kata lain, tujuan pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai bekal hidup dan beradaptasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, dalam konteks pendidikan anak usia dini, tujuan pendidikan yang sebenarnya adalah memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara komprehensif.

Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini

Dalam konteks ini, fungsi pendidikan prasekolah adalah fungsi mengembangkan sikap dan motivasi belajar yang positif. Di sisi lain, pola asuh yang tidak memadai pada anak usia dini dapat membuat anak merasa alergi dan kesulitan dalam aktivitas belajar.

Landasan Pendidikan Anak Usia Dini

  • Landasan Yuridis
  • Landasan Filosofis dan Religius
  • Landasan Keilmuan

Sedangkan secara epistemologis pembelajaran anak usia dini harus menggunakan konsep belajar sambil bermain, belajar sambil berbuat, belajar dengan menstimulasi. Dalam mengembangkan kecerdasan semua anak, pembelajaran pada anak usia dini hendaknya ditujukan untuk mengembangkan kedua belahan otak secara harmonis.

Pendekatan dan Arah Pendidikan Anak Usia Dini

Dari tabel di atas terlihat bahwa dengan pendekatan yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini maka aspek perkembangan emosional dan moral serta perkembangan aspek lainnya akan berkembang secara optimal. Pembelajaran anak usia dini dikembangkan sesuai dengan dunia anak, yaitu pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif dan berkreasi dengan konsep belajar melalui bermain.

Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini

Ia menjelaskan, perkembangan anak harus dipahami dalam konteks sosial budaya keluarga, lingkungan pendidikan, masyarakat, dan masyarakat luas. Pendidik anak usia dini perlu memahami pengaruh konteks sosial terhadap pembelajaran, mengenali kompetensi perkembangan anak, dan menerima berbagai cara anak dalam mengekspresikan pencapaian perkembangannya.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pendidikan Anak Usia Dini

Untuk memahami perkembangan individu – termasuk perkembangan anak usia dini – maka perlu dipahami setiap individu dalam beberapa konteks lingkungan. Pandangan perkembangan ekologis menekankan peran yang dimainkan oleh sistem baik di dalam keluarga maupun sistem di luar lingkungan keluarga yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini.

TEORI PERKEMBANGAN ANAK

Teori Psikoanalisis

  • Fase Oral (0-1 tahun)
  • Fase Anal (1-3 tahun)
  • Fase Phalic (3-6 tahun)
  • Fase Latency (7-10 tahun)
  • Fase Genital

Apabila lingkungan pada masa ini tidak mendukung anak untuk mengidentifikasi dirinya dengan baik, maka anak akan mengalami prasangka (ambiguitas) untuk mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki atau perempuan. Pada masa ini, anak sudah bisa mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki atau perempuan.

Teori Psikososial

Pada masa ini individu menghadapi tugas perkembangan yaitu menjalin persahabatan dan hubungan intim dengan orang lain. Pada masa ini, individu akan melihat ke belakang dan mengapresiasi apa yang telah dilakukannya sepanjang hidupnya.

Teori Behaviorisme

Skinner berpendapat bahwa perilaku terkontrol didasarkan pada prinsip operant conditioning yang mengasumsikan bahwa perubahan perilaku diikuti oleh konsekuensi (Corey. Bagaimana hubungan individu, stimulus dan respon dalam teori operant conditioning dapat dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini.

Gambar 3.1 Hubungan antara Stimulus Respons, Baik Tak Terkondisi Maupun  Terkondisi
Gambar 3.1 Hubungan antara Stimulus Respons, Baik Tak Terkondisi Maupun Terkondisi

Teori Kematangan

Meskipun setiap anak mengalami kemajuan dengan kecepatannya masing-masing (dan kecepatan ini merupakan respons tidak langsung terhadap rekayasa lingkungan), urutan proses perkembangannya sama untuk semua anak. Orang tua dan guru hendaknya tidak memaksa anak melakukan pola tindakan yang tidak mereka pahami, namun harus mengikuti instruksi anak sendiri.

Teori Perkembangan Kognitif

  • Teori Jean Piaget
  • Teori Robi Case
  • Teori Jerome Bruner
  • Teori David Ausubel

Namun pemikiran anak masih sangat egosentris – anak belum mampu mengambil sudut pandang orang lain – baik secara emosional, motivasi, dan konseptual. Salah satu kemampuan anak pada tahap ini adalah merefleksikan kembali apa yang telah dilakukannya dan mengevaluasinya.

Gambar 3.5. Hubungan Antara Konsep dan Subkonsep
Gambar 3.5. Hubungan Antara Konsep dan Subkonsep

Teori Perkembangan Moral, Disiplin dan Etika

Pada tahap ini tingkah laku anak tidak lagi terbawa atau dipengaruhi oleh orang lain, melainkan ia telah mengembangkan suatu nilai atau moralitas dalam dirinya, yang ia gunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan moralitas atau nilai tersebut. Pada tahap ini, anak sudah mempunyai pertimbangan yang berbeda-beda terkait dengan moralitas, aturan, dan konsekuensi atas tindakan.

Teori Pembelajaran Sosial (Sosiokultural)

  • Hukum Genetik tentang Perkembangan
  • Zona Perkembangan Proksimal
  • Mediasi

Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan konsep inti paling mendasar dari teori pembelajaran sosiokultural Vygotsky. Dalam teori pembelajaran sosiokultural ini, pengetahuan yang dimiliki seseorang berasal dari sumber-sumber sosial yang ada di luar dirinya.

Pandangan Para Ahli tentang Anak Usia Dini

PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Martin Luther

Martin Luther menekankan bahwa keluarga merupakan institusi terpenting dalam menciptakan landasan pendidikan dan perkembangan anak. Pendidikan merupakan bekal dan landasan bagi anak untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang baik.

John Amos Comenius

Untuk mewujudkan kebutuhan anak ketika dewasa maka sekolah dan keluarga harus saling bersinergi dan bersinergi, karena sekolah dan keluarga merupakan mitra harmonis yang mampu menjadikan anak menjadi individu yang religius dan sebagai sarana menjaga moral. Situasi dan kondisi tersebut akan membentuk pengalaman yang sangat berarti bagi perkembangan pribadi anak dan sekaligus menjadi landasan dasar dalam belajar.

John Locke

Jean-Jacques Rousseau

Sebagai seorang naturalis, Rousseau percaya bahwa orang dewasa berperan sebagai pendidik dengan mendukung perkembangan alami anak. Dengan kata lain: menyediakan lingkungan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan perkembangan anak, sehingga anak dapat berkembang secara optimal dan memberikan kesempatan kepada anak untuk berkembang secara mandiri.

Johann Pestalozzi

Semua kegiatan tersebut akan membangun kesan yang membentuk pengetahuan dan kemampuan; (3) pembelajaran dilaksanakan secara berkala dan bertahap. Pestalozzi berharap kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara berurutan, dari yang konkrit ke abstrak, dari yang mudah ke yang sulit, dari yang dekat dengan anak ke yang terjauh, dari yang sederhana ke yang kompleks.

Friederich Wilhem Frobel

Agar tidak bersifat verbalistik, sebaiknya anak diberi kesempatan mengamati berbagai kondisi lingkungan alam di sekitarnya. Pada lingkungan alam yang jauh atau sulit diamati, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip demonstrasi.

John Dewey

Rudolf Stainer

Maria Montessori

John Bowlby

Ki. Hajar Dewantara

Howard Gardner

Bagian dari kecerdasan majemuk yang berkaitan dengan kepekaan dalam membedakan dan merespons perilaku orang lain. Kecerdasan naturalistik merupakan bagian dari kecerdasan majemuk yang berkaitan dengan kepekaan dalam menghargai alam dan lingkungan sekitar.

Ciri-ciri Fase Anak Usia Dini

  • Bersifat Egosentris Naif
  • Relasi Sosial yang Primitif
  • Kesatuan Jasmani dan Rohani yang Nyaris Tidak Terpisahkan
  • Sikap Hidup yang Fisiognomis

Inti dari sikap ini adalah anak belum dapat memahami bahwa suatu peristiwa tertentu bagi orang lain mempunyai arti yang berbeda dengan pemahaman anak. Dengan kata lain, anak tidak dapat membedakan kondisi dirinya dengan kondisi orang lain atau anak lain di luar dirinya.

Karakteristik dan Permasalahan Perkembangan Anak Usia Dini

  • Perkembangan Fisik Motorik
  • Perkembangan Kognitif dan Kepribadian (Cognitive and Personality Development)
  • Perkembangan Emosi dan Sosial
  • Perkembangan Bahasa
  • Perkembangan Imajinasi
  • Perkembangan Seni dan Kreativitas
  • Perkembangan Moral dan Nilai-nilai Agama

Pada anak usia dini, perkembangan motorik biasanya mengikuti delapan pola umum, yaitu (1) berlangsung terus-menerus, yaitu dimulai dari yang sederhana ke yang lebih kompleks seiring bertambahnya usia anak; (2) mempunyai tahapan yang sama (uniform order), yaitu mempunyai pola tahapan yang sama pada semua anak, meskipun kecepatan setiap anak mencapai tahapan tersebut berbeda-beda; (3) kematangan, yang dipengaruhi oleh perkembangan sel saraf; (4) dari gerakan umum ke gerakan khusus; (5) inisiasi dari gerakan refleks bawaan ke gerakan terkoordinasi; (6) mempunyai arah cephalocaudal, artinya bagian yang mendekati kepala berkembang lebih dulu dibandingkan bagian yang mendekati ekor; (7) bersifat proxima-distal, artinya bagian yang lebih dekat dengan sumbu tubuh (tulang belakang) berkembang lebih awal dibandingkan bagian yang lebih jauh; (8) koordinasi bilateral hingga lintas lateral, artinya koordinasi organ yang sama terlebih dahulu berkembang sebelum dapat dilakukan koordinasi lintas organ (Syafaruddin dkk, 2011: 54). Lebih lanjut mengenai perkembangan apresiasi keagamaan pada anak usia dini, William James (Murphy, 1967; Darajat, 1970) menyebutnya sebagai pengalaman keagamaan.

Kendala dalam Proses Pembelajaran Anak Usia Dini

  • Gangguan Lamban Belajar
  • Gangguan Kesulitan Belajar Spesifik

Gangguan menulis ekspresif (disleksia ejaan, gangguan ejaan) merupakan kemampuan menulis yang berada di bawah usia, pendidikan, dan tingkat kecerdasan anak. Gangguan membaca (disleksia) merupakan kemampuan membaca yang berada di bawah usia, pendidikan, dan tingkat kecerdasan anak.

Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia Dini 1. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

  • Prinsip-prinsip Perkembangan Anak

Progresif artinya perubahan yang terjadi bersifat maju, semakin meningkat dan mendalam (meluas), baik yang bersifat kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikologis). Perubahan yang terjadi pada masa perkembangan bersifat permanen, bukan perubahan yang bersifat sementara atau disebabkan oleh peristiwa yang bersifat insidental.

Tabel 4.1 Arah Tahapan Perkembangan Anak TAHAP
Tabel 4.1 Arah Tahapan Perkembangan Anak TAHAP

Gambar

Gambar 3.1 Hubungan antara Stimulus Respons, Baik Tak Terkondisi Maupun  Terkondisi
Tabel 3.1 Hadiah dan hukuman dalam teori operant conditioning Jenis Hadiah dan Hukuman Menyenangkan Menyakitkan
Gambar 3.5. Hubungan Antara Konsep dan Subkonsep
Tabel 4.1 Arah Tahapan Perkembangan Anak TAHAP

Referensi

Dokumen terkait

Anak Usia Dini Pada Anak usia dini manfaat yang didapat adalah terbantunya proses pembelajaran dan pengenalan memasak yang akan menambahkan pengetahuan dan informasi dengan berbasiskan

198 Perkembangan agama dan moral pada anak usia dini memiliki tahapan-tahapan dimana setiap usia berbeda, pada usia 4-5 tahun perkembangan moral dan agama anak bisa mengetahui agama