• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Perubahan Iklim dan Pengaruhnya pada Produktivitas Tanaman Padi di Kabupaten Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisa Perubahan Iklim dan Pengaruhnya pada Produktivitas Tanaman Padi di Kabupaten Malang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DOI : http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2023.008.2.08

Analisa Perubahan Iklim dan Pengaruhnya pada Produktivitas Tanaman Padi di Kabupaten Malang

Analysis of Climate Change and Its Effects on the Productivity of Rice in Malang Regency

Akbar Hidayatullah Zaini 1*) Akbar Saitama2

1 Program D4 Teknologi Perbenihan, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik Negeri Lampung, Jln. Soekarno-Hatta No.10 Rajabasa, Bandar Lampung

2Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jln. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia

Korespondensi : akbarhzaini@polinela.ac.id Diterima 24 Oktober 2022 / Disetujui 26 September 2023

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki suhu rata - rata sebesar 27-30oC, suhu yang sangat sesuai untuk di budidayakan berbagi jenis komoditas pertanian. selanjutnya, kondisi itu telah berubah disebabkan adanya perubahan iklim yang mempengaruhi pergeseran musim dan perubahan pola distribusi curah hujan yang memiliki pengaruh secara langsung terhadap produksi tanaman pangan terutama padi. Dampak yang terlihat akibat dari perubahan iklim pada sektor tanaman padi adalah menurunnya hasil produksi tanaman padi karena perubahan iklim yang tidak sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan cara penelitian survei.

Pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan pengamatan di Kabupaten Malang untuk mendapatkan data primer dan data sekunder. Pemilihan dua lokasi tersebut dikarenakan Kecamatan Wajak dan Gondanglegi merupakan sentra produksi padi di Kabupaten Malang yang dapat dikatakan mempengaruhi sebagian besar produksi padi di Kabupaten Malang. Dari hasil perhitungan tipe iklim, iklim di Kabupaten Malang dalam 2 dekade tidak terlihat adanya perubahan iklim yang signifikan yang mempengaruhi produktivitas tanaman padi. Kabupaten Malang memiliki tipe iklim C3 yang berarti hanya dapat ditanam padi 1 kali dalam kurun waktu setahun dan selanjutnya ditanami oleh tanaman palawija.

Pada uji korelasi unsur-unsur iklim, curah hujan dan hari hujan memiliki keeratan hubungan dengan produktivitas tanaman padi di Kabupaten Malang. Selanjutnya berdasarkan hasil regresi linier berganda unsur iklim curah hujan dan hari hujan menentukan produktivitas tanaman padi di Kabupaten Malang.

Kata Kunci: Bulan Basah, Bulan Kering, Suhu, Curah Hujan, Oryza sativa L.

ABSTRACT

Indonesia is a tropical country that has an average temperature of 27-30oC, a temperature that is very suitable for cultivating various types of agricultural commodities. Furthermore, this condition has changed due to climate change which affects seasonal shifts and changes in rainfall distribution patterns which have a direct influence on food crop production, especially rice. The visible impact of climate change on the rice sector is a decrease in rice production due to climate change that is not by the conditions for growing rice plants.The research method used was survey research. Sampling is done by observing in Malang Regency to get primary data and secondary data. The selection of the two locations is because Wajak and Gondanglegi Districts are rice production centers in Malang Regency which can be said to

(2)

affect the majority of rice production in Malang Regency. From the results of climate type calculations, the climate in Malang Regency in 2 decades did not show any significant climate change that affected the productivity of rice plants. Malang Regency has a C3 climate type which means that rice can only be planted once a year and is subsequently planted with crops. In the correlation test of climate elements, climate elements of rainfall and rainy days have a close relationship with the productivity of rice plants in Malang Regency. Furthermore, based on the results of multiple linear regression climate elements of rainfall and rainy days determine the productivity of rice plants in Malang Regency.

Keywords: Dry Month, Oryza sativa L., Rainfall, Temperature, Wet Month

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki suhu rata - rata sebesar 27- 30oC. Suhu yang sesuai untuk di budidayakan berbagi jenis tanaman di Indonesia (Rizqiyah, 2013; Leisner, C. P..

2020). Peningkatan antropogenik dalam emisi bahan bakar fosil telah menjadi pendorong utama peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer (CO2) dan gas rumah kaca lainnya yang mengakibatkan suhu yang lebih hangat, perubahan pola curah hujan, dan peningkatan kejadian cuaca ekstrem di wilayah terestrial di seluruh dunia (Leisner, 2020; Choudhary et al., 2022). Perubahan iklim yang mengancam seperti perubahan suhu, curah hujan yang bervariasi, perkembangan resistensi pada patogen dan gulma, salinitas, kekeringan, dan genangan air mempengaruhi produksi pertanian di seluruh dunia, diantaranya adalah pergeseran musim dan perubahan pola distribusi hujan yang memicu terjadinya banjir dan tanah longsor pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau (Ankwoala, 2015; Tripathi, et al., 2016; Raza et al., 2019). Perubahan iklim memiliki pengaruh secara langsung terhadap produksi tanaman pangan terutama padi.

Dampak yang terlihat akibat dari perubahan iklim pada sektor tanaman padi adalah menurunnya hasil produksi tanaman padi karena perubahan iklim yang tidak sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi (Nurhayati et al., 2016; Hariyano et al., 2018).

Curah hujan merupakan faktor penting didalam menentukan tinggi rendahnya produksi padi. Tingkat curah hujan yang

berlebihan di lingkungan dapat menurunkan produksi tanaman padi, hal itu disebabkan karena mudahnya tanaman terserang oleh hama dan penyakit hingga mengurangi kuantitas produksi. Kelebihan air pada lahan dapat meningkatkan terjadinya proses leaching, erosi, bencana longsor dan banjir (Mardawilis dan Ritonga, 2016; Tadele, 2017). Selain itu musim kemarau panjang juga dapat menyebabkan produktivitas tanaman padi menjadi terganggu. Kondisi kemarau panjang dapat menyebabkan kekeringan pada lahan sehingga tanaman padi menjadi kering, layu dan menyebabkan gagal panen (Medika, 2016; Zaini et al., 2017). Diprediksi pada akhir abad 21 akan terjadi peningkatan intensitas dan/atau durasi kekeringan dalam skala regional hingga global. Selanjutnya, kontras antara curah hujan di daerah basah dan kering, serta antara musim hujan dan kemarau akan meningkat. Selanjutnya, perubahan suhu dan curah hujan karena perubahan iklim dapat sangat mengubah iklim regional yang menyebabkan potensi pergeseran dalam produksi tanaman (Chen et al., 2015; Zhao et al., 2015; Leisner, C. P.. 2020)

Kondisi iklim yang semakin tidak stabil di Kabupaten Malang mengakibatkan produktivitas tanaman padi menjadi terganggu. Kajian mengenai pengaruh perubahan iklim sangat penting untuk dilakukan agar dapat mengetahui produktivitas tanaman padi. Faktor-faktor iklim seperti curah hujan, suhu dan intensitas cahaya yang merupakan komponen penting didalam produksi tanaman padi. Sehingga perlu dilakukan pengkajian antara faktor- faktor iklim terhadap produktivitas tanaman padi.

(3)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret - Juli 2022 dengan metode survei dan observasi lapang di Kabupaten Malang, yang dilaksanakan di dua tempat yaitu Wajak dan Gondanglegi, data unsur iklim, data produksi padi selama 20 tahun dari tahun 1999-2018 dan data wawancara.

Jumlah responden yang diwawancarai adalah petani padi dengan jumlah responden sebanyak 40 orang disetiap lokasi penelitian.

Analisis data dibagi menjadi dua, yaitu klasifikasi iklim dan uji korelasi untuk mengetahui hubungan keeratan diantara variabel, dan jika ada hubungan, bagaimana hubungan tersebut. Selanjutnya apabila terdapat hubungan, akan dilanjutkan dengan uji regresi linear berganda. Analisis data di wilayah sentra produksi padi di Kabupaten Malang menggunakan SPSS.

H0: Tidak terdapat pengaruh unsur iklim pada produktivitas padi jika nilai signifikan

>0,05

H1: Terdapat pengaruh unsur iklim pada produktivitas padi jika nilai signifikan

<0,05

Hubungan unsur iklim terhadap produktivitas tanaman padi di Kabupaten Malang

Y=α+b1x1+b2x2+b3x3

Keterangan:

Y=Produktivitas tanaman padi α =Konstanta

b1=koefisien curah hujan b2=koefisien suhu rata-rata

b3=koefisien intensitas sinar rata-rata x1=curah hujan

x2=suhu rata-rata

x3= intensitas sinar rata-rata

Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produktivitas Tanaman Padi

Berdasarkan uji regresi linier berganda pada Tabel 2. menunjukkan bahwa koefisien regresi curah hujan (X1) sebesar 0.065 dan koefisien regresi hari hujan (X2) sebesar 0,594. Besar kecilnya regresi ditentukan oleh koefisien regresi yang paling dominan.

Hasil Wawancara Petani di Kabupaten Malang

Jumlah petani di Kabupaten Malang sebagian besar berumur antara 45-55 tahun, menunjukkan adanya kesenjangan antara petani usia tua dan petani usia muda. Hanya sebagian kecil petani muda yang bekerja terjun langsung ke sawah. Saat ini sudah di wilayah perdesaan petani umumya adalah orang-orang desa yang berusia di atas 50 tahun, ironisnya hal itu juga di imbangi dengan tidak adanya orang tua petani yang menginginkan anaknya meneruskan pekerjaan yang sudah mereka warisi dan tekuni dari generasi ke generasi tersebut.

Usia kebanyakan petani yang menggeluti kegiatan bertani yang sudah cenderung sangat tua dapat dijadikan sebuah alasan menurunnya hasil pertanian dikarenakan kurang maksimalnya petani tua didalam mengelola lahannya. faktor lain yang menyebabkan terjadinya penurunan minat kerja muda pada sektor pertanian adalah citra dan gengsi yang kurang bisa memberikan dampak yang memadai (Susilowati, 2016). Usia petani juga diikuti dengan lamanya petani melakukan kegiatan bertani. Petani di Kabupaten Malang rata- rata telah bertani selama lebih dari 20 tahun.

Petani menjadikan kegiatan budidaya tanaman sebagai mata pencaharian utama untuk menghidupi keluarganya.

Klasifikasi Iklim Tahun 1999-2018 di Kabupaten Malang

Menurut Kamala (2015), perhitungan klasifikasi menurut Oldeman didasarkan pada perhitungan bulan basah dan bulan kering. Bulan basah menurut perhitungan Oldeman adalah rata-rata curah hujan

>200mm dan bulan kering adalah rata-rata curah hujan <100mm secara berturut-turut Disajikan pada Tabel 3.

Berdasarkan hasil perhitungan klasifikasi iklim menurut Oldeman dalam kurun waktu 20 terakhir di Kabupaten Malang didapatkan hasil tipe iklim kabupaten Malang adalah C3. Artinya di wilayah

(4)

Kabupaten Malang hanya dapat dilakukan satu kali penanaman padi dalam kurun waktu setahun dan penanaman tanaman palawija yang kedua harus hati-hati jangan sampai jatuh di bulan kering. Namun, berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan masih terdapat ditemukannya petani yang menanam tanaman padi lebih dari satu kali dalam setahun. Hal ini yang dapat mempengaruhi hasil produktivitas yang saling berubah-ubah setiap tahunnya.

Tabel 1. Matriks korelasi unsur-unsur iklim dan produktivitas padi

Curah Hujan Hari Hujan Suhu

Intensitas Sinar Matahari

Produktivitas

Curah Hujan 0,822** 0,603** -0,022 0,622**

Hari Hujan 0,222 -0,046 0,639**

Suhu 0,127 0,317

Intensitas

Sinar Matahari 0,112

Produktivitas

Tabel 2. Regresi linear berganda curah hujan, hari hujan terhadap produktivitas padi

Variabel Koefisien Regresi thitung signifikasi

Konstanta 46,417

X1 0,065 1,362 0,191

X2 0,594 0,933 0,364

Fhitung 7,420

R Square 0,466

Keterangan: Ŷ = 46.417 + 0.065 Curah Hujan + 0.594 Hari Hujan

Tabel 3. Perhitungan klasifikasi iklim

Tahun Rerata Bulan

Basah Rerata Bulan Kering Tipe Iklim

1999-2008 5 6 C3

2009-2018 5 5 C3

Hubungan Curah Hujan terhadap Produktivitas Tanaman Padi

Rata-rata Produktivitas padi di Kabupaten Malang sebesar 6,44 t ha-1. Produktivitas padi di Kabupaten Malang tergolong sedang. Menurut Bantacut (2012), produktivitas padi di Indonesia sendiri masuk kedalam katogeri sedang dengan capaian produktivitas tertinggi sebesar 4,69 t ha-1 dengan kecenderungan masih dapat meningkat. Kim et al., (2015) mengemukakan bahwa hujan memiliki keterkaitan dengan unsur iklim seperti suhu yang mempengaruhi kelembaban. Menurut Setiawan (2015), tanaman padi membutuhkan curah hujan rata-rata setiap

bulannya sebesar 200 mm/bulan selama masa tanam dan biasanya penanaman dilakukan pada saat awal musim hujan.

Nilai curah hujan di suatu wilayah dengan wilayah lainnya dapat berubah karena beberapa faktor. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Marpaung dan Noersomadi (2010), mereka mengatakan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat curah hujan yang terjadi di Indonesia di antaranya adalah topografi seperti adanya bukit ataupun gunung, kemudian untuk faktor global yang dapat mempengaruhi curah hujan adalah kejadian anomali iklim seperti El Nino dan La Nina. El Nino menyebabkan terjadinya

(5)

penurunan curah hujan sedangkan La Nina menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan. Dampak yang terjadi akibat dari adanya perubahan iklim tersebut akan berpengaruh terhadap produktivitas tanaman padi di Kabupaten Malang.

Pengairan pada lahan sawah yang bergantung pada air hujan dipengaruhi oleh lamanya hari hujan yang terjadi. Semakin lama hujan maka kebutuhan air di lawan sawah terutama sawah tadah hujan akan tercukupi sehingga produktivitas padi akan terus berjalan dengan baik. Namun, lain halnya apabila lama hari hujan berlangsung sebentar atau relatif tidak panjang maka kemungkinan gagal panen menjadi tinggi karena kebutuhan air tanaman tidak dapat terpenuhi. Hal ini sejalan dengan pendapat Surmaini dan Syahbuddin (2016), jika terjadi hari tanpa hujan yang relatif panjang pada budidaya tanaman padi setelah kegiatan tanam maka kemungkinan gagal akan semakin tinggi. Lama hari hujan apabila terjadi dalam frekuensi yang tinggi juga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman padi. Lama hari hujan yang terlampau panjang dapat menyebabkan kelebihan air pada lahan sawah sehingga dapat mengakibatkan tingginya serangan OPT dan juga bencana banjir. Menurut Sumastuti dan Pradono (2016) kejadian hujan turun dengan intensitas yang ekstrim dapat mengakibatkan terjadinya banjir ataupun tanah longsor. Ketidakstabilan hujan juga dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas bahkan sampai gagal panen.

Hubungan Suhu terhadap Produktivitas Tanaman Padi di Kabupaten Malang

Tanaman padi dalam pertumbuhannya membutuhkan suhu yang sesuai untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Menurut Choudhary et al., (2022) suhu tinggi pada tahap perkecambahan mengurangi potensi perkecambahan biji, yang menyebabkan pertumbuhan bibit yang buruk, daun layu, dan penurunan hasil.

Perkembangan organ reproduksi juga terganggu akibat cekaman suhu yang menghambat proses fertilisasi dan selanjutnya perkembangan endosperm pada

padi (Xu et al., 2020). Selain itu, cekaman suhu yang berkepanjangan selama tahap pengisian gabah mengurangi sintesis amilosa dan mempengaruhi berat gabah dalam beras (Folsom et al., 2014; Kadam et al., 2017). Demikian juga diperkirakan bahwa kenaikan suhu dapat menurunkan hasil padi sebesar 10% (Fahad et al., 2016).

Suhu optimum yang baik untuk berbudidaya tanaman padi berkisar antara 24-30oC. Kondisi suhu sangat erat sekali kaitannya dengan curah hujan dan juga sinar matahari. Faktor suhu yang rendah ataupun tinggi dapat mempengaruhi produksi tanaman padi (Hadi et al., 2017).Ttanaman padi memerlukan temperatur 19-27oC, didataran rendah (0-650 mdpl) dengan temperatur 22-27oC sedangkan didataran tinggi (650-1.500 mdpl) dengan temperatur 19-23oC (Maulidiya, 2015),. Suhu di Kabupaten Malang yang cenderung stabil selama 20 tahun terakhir berkisar antara 21,73-25oC tidak terlalu mempengaruhi produktivitas padi di Kabupaten Malang karena masih sesuai dengan syarat tumbuh padi sehingga faktor suhu tidak terlalu mempengaruhi produktivitas padi di Kabupaten Malang. Rohaeni et al., (2016) tingginya tingkat curah hujan akan menyebabkan lingkungan bersuhu rendah.

Cekaman abiotik akibat dari suhu rendah tercatat dapat menurunkan hasil pertanian lebih dari 50%. Cekaman suhu rendah sangat berpengaruh kepada pertumbuhan vegetatif tanaman padi, hal itu meliputi saat perkecambahan, pertumbuhan bibit dan pertumbuhan akar tanaman. Kebanyakan kehilangan hasil akibat bibit busuk disebabkan oleh suhu rendah dan merupakan masalah yang serius.

Hubungan Sinar Matahari terhadap Produktivitas Tanaman Padi di Kabupaten Malang

Tanaman padi membutuhkan sinar matahari yang sesuai dengan syarat pertumbuhan tanaman padi agar proses pertumbuhan tanaman padi dapat berjalan dengan baik. Menurut Magfiroh et al.,

(6)

(2017), tanaman yang mendapat sinar matahari lebih banyak, secara umum menunjukkan hasil yang lebih tinggi daripada tanamana yang tidak terlalu mendapatkan sinar matahari. Hal tersebut dikarenakan sinar matahari dapat dimanfaatkan oleh tanaman padi untuk proses fotosintesis dengan maksimal. Sinar matahari akan menentukan jumlah anakan tanaman padi, hal tersebut sebagai hasil dari fotosntesis tanaman. Penyerapan sinar matahari yang diterima oleh padi tidak terlepas dari adanya pengaruh jarak tanam tanaman padi.

Menurut Donggulo et al., (2017) penggunaan jarak tanam pada tanaman padi pada dasarnya adalah untuk memberikan ruang bagi tanaman untuk dapat tumbuh dah berkembang dengan baik, mengurangi adanya persaingan antar tanaman dalam perebutan hara, air dan sinar matahari.

Jarak tanam yang tepat didalam budidaya tanaman padi akan memberikan ruang yang cukup bagi tanaman untuk mengoptimalkan sinar matahari bagi tanaman dalam proses fotosintesis tanaman. Menurut Kasim dan Hendri (2016), semakin banyak intensitas sinar matahari yang mengenai tanaman maka proses metabolisme terutama fotosintesis tananaman padi yang terjadi didaun akan semakin tinggi sehingga didapatkan kualitas tanaman yang baik.

Dengan kondisi tersebut maka tanaman padi dapat berpoduksi dengan maksimal sehingga produktivitas padi akan semakin baik.

KESIMPULAN

Tidak terjadi perubahan iklim secara signifikan pada 2 dekade terakhir di Kabupaten Malang. Pada periode I (1999 - 2008) dan periode II (2009 - 2018) memiliki tipe iklim yang sama yaitu tipe iklim C3 yang berarti hanya dapat ditanam padi 1 kali dalam kurun waktu setahun dan selanjutnya ditanamin oleh tanaman palawija.

Produktivitas tanaman padi di Kabupaten Malang ditentukan oleh unsur iklim curah hujan dan hari hujan.

DAFTAR PUSTAKA

Ankwoala, N.W. 2015. Causes of Climate and Environmental Changes: The need for Environmental-Friendly Education Policy in Nigeria. J. of Edu and Practice. 6(30): 224-234

Bantacut, T. 2012. Produksi Padi Optimum Rasional: Peluang dan Tantangan. J.

Pangan. 21(3): 281-296

Chen,Y., Z. Li, Y. Fan, H. Wang, H. Deng.

2015. Progress and prospects of climate change impact on hydrology in the arid region of northwest China, Environ. Res. 139 (2015) 11–19, https://doi.org/10.1016/j.envres.2014.1 2.029.

Choudhary, P and M. Muthamilarasan.

2022. Modulating physiological and transcriptional regulatory mechanisms for enhanced climate resilience in cereal crops. J. of Plant Physiol. 278.

153815.

https://doi.org/10.1016/j.jplph.2022.153 815

Choudhary, P., Pramitha, L., Aggarwal, P.R., Rana, S., Vetriventhan, M., Muthamilarasan, M., 2022.

Biotechnological interventions for improving the seed longevity in cereal crops: progress and prospects. Crit.

Rev. Biotec. 20;1-17

Doi: 10.1080/07388551.2022.2027863 Donggulo, C. V., I. M. Lapanjang dan U.

Made. 2017. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Pada Berbagai Pola Jajar Legowo dan Jarak Tanam. Agroland. 24(1):27-35

Folsom, J.J., Begcy, K., Hao, X., Wang, D., Walia, H., 2014. Rice Fertilization Independent Endosperm1 regulates seed size under heat stress by controlling early endosperm development. Plant Physiol. 165, 238–

248.

Hadi, H., D. Chalil dan Rahmanta. 2017.

Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produksi Padi Sawah di Provinsi Sumatera Utara. Social Economic of Agriculture and Agribusiness. 8(5): 1- 12

(7)

Kadam, N.N., Tamilselvan, A., Lawas, L.M.F., Quinones, C., Bahuguna, R.N., Thomson, M.J., Dingkuhn, M., Muthurajan, R., Struik, P.C., Yin, X.Y., Jagdish, S.V. K., 2017. Genetic control of plasticity in root morphology and anatomy of rice in response to water deficit. Plant Physiol. 174 (4), 2302–

2315.

Kamala, R. 2015. Analisis Agihan Iklim Klasifikasi Oldeman Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Cilacap. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Solo. p. 7- 8

Kasim A dan J. Hendri. 2016. Aplikasi Sistem Tanaman Jajar Legowo Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa L.) di Kabupaten Nabire Papua. BB Pengkajian Teknologi Pertanian:

Bogor. p. 129-130

Kim, Y., M. Kim, W.K.M. Lau, K. Kim and C.

Cho. 2015. Possible Mechanism of Abrupt Jump in Winter Surface Air Temperature in the Late 1980s Over the Northern Hemisphere. Journal Geophys Res Atmos. 120(24):12483- 12484.

Leisner, C. P.2020. Review: Climate change impacts on food security- focus on perennial cropping systems and nutritional value. Plant Sci. 293.

110412.

https://doi.org/10.1016/j.plantsci.2020.

110412

Magfiroh, N., I. M. Lapanjang dan U. Made.

2017. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Pada Pola Jarak Tanam Yang Berbeda Dalam Sistem Tabela. Agrotekbis.

5(2): 212-221

Mardawilis dan E. Ritonga. 2016. Pengaruh Curah Hujan Terhadap Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal. p. 335- 343

Marpaung, S dan Noersomadi. 2010.

Analisis Variasi Curah Hujan Terhadap Faktor Topografi Di Pulau Jawa Pada

Saat Kejadian El-Niño 2002 Dan 2006.

Prosiding Seminar Nasional Sains Atmosfer. p. 430-431

Maulidiya, L. 2015. Studi Karakteristtik Pertumbuhan Empat Varietas Padi (Oryza sativa L.) pada Tiga Ketinggian Tempat Berbeda.Universitas Jember:

Jember. p. 5

Medika, C. 2016. Dampak Kemarau Panjang (El Nino) Terhadap Produksi dan Pendapatan Usaha Agroindustri Berbasi Singkong di Desa Karang Anyar Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran. Universitas Lampung. Lampung. p. 1-5

Nurhayati, Y. dan M. Nugroho. 2016.

Sensitivitas Produksi Padi Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Tahun 1974-2015. Agro Ekonomi. 27(2): 183- 196

Raza, A., Razzaq, A., Mehmood, S.S., Zou, X., Zhang, X., Lv, Y., Xu, J., 2019.

Impact of climate change on crops adaptation and strategies to tackle its outcome: a review. Plants 8 (2), 34.

https://doi.org/10.3390/plants8020034 Rianse, U dan Abdi. 2008. Metodologi

Penelitian Sosial dan Ekonomi.

Alfabeta. Bandung.

Rizqiyah, F. 2013. Dampak Pengaruh Perubahan Iklim Global Terhadap Produksi Tanaman Kedelai (Glicine max L Merril) di Kabupaten Malang.

Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 1(2): 1-7

Rohaeni, W. R., Nafisah, A. Hairmansis dan P. Lestari. 2016. Uji Cepat untuk Padi Toleran Suhu Rendah Menggunakan Thermogradientbar. Agrotrop. 6(1): 26- 34

Setiawan K. 2015. Pengaruh Curah Hujan Terhadap Produktivitas Pangan Di Jawa Timur. Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG): Tangerang Selatan. p.1-9 Sumastuti, E dan N. S. Pradono. 2016.

Dampak Perubahan Iklim Pada Tanaman Padi di Jawa Tengah. J. of Eco. Edu. 5(1): 31-38

Surmaini, E dan H. Syahbudddin. 2016.

Kriteria Awal Musim Tanam: Tinjauan Prediksi Waktu Tanam Padi di

(8)

Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian.

35(2): 47-56

Susilowati, S. H. 2016. Fenomena Penuaan Petani Dan Berkurangnya Tenaga Kerja Muda Serta Implikasinya Bagi Kebijakan Pembangunan Pertanian.

Forum Penelitian Agro Ekonomi, 4(1):

35-55

Tadele, Z. 2017. Raising Crop Productivity in

Africa through

Intensification. Agronomy. 7(1): 1-30.

https://doi.org/10.3390/agronomy7010 022

Tripathi., D.K. Chauhan., N. Kumar., G.S.

Singh. 2016. Paradigms of climate change impacts on some major food sources of the world: a review on current knowledge and future prospects, Agric. Ecosyst. Environ. 216

(2016) 356–

373,https://doi.org/10.1016/j.agee.2015 .09.034

Xu, J., Henry, A., Sreenivasulu, N., 2020a.

Rice yield formation under high day and night temperatures-A prerequisite to ensure future food security. Plant Cell Environ. 43, 1595–1608.

Zaini, A.H., Hariyono, D., and Wicaksono, K.P. 2017. Performance of rice (Oryza sativa L.) varieties in rainy season and interaction with plant spacing. Bio Res, 14(3): 662-667

Zhao, J., Q. Huang., J. Chang., D. Liu., S.

Huang., and X. Shi. 2015. Analysis of temporal and spatial trends of hydro- climatic variables in the Wei River Basin, Environ. Res. 139. 55–64, https://doi.org/10.1016/j.envres.2014.1 2.028.

Fahad, S., Hussain, S., Saud, S., Hassan, S., Ihsan, Z., Shah, A.N., Wu, C., Yousaf, M., Nasim, W., Alharby, H., Alghabari, F., Huang, J., 2016.

Exogenously applied plant growth regulators enhance the morpho- physiological growth and yield of rice under high temperatures. Front. Plant Sci. 7, 1250.

Hariyano, D., Hidayatullah, A. 2018. Yield of local varieties of paddy (Oryza sativa L.) with different plant spacing in the rainy season. Journal of Agronomy, 17, 118-122. Doi:10.3923/ja.2018.118.122

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini ditujukan untuk memprediksi dampak perubahan iklim terhadap produksi, pasokan, permintaan, dan harga komoditas pertanian utama; bukan hanya pada sub sektor

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hasil proyeksi perubahan iklim di masa yang akan datang dan kaitannya dengan perubahan waktu tanam dan pola tanam tanaman padi di

Judul Skripsi : Hubungan Perubahan Iklim dengan Produktivitas Padi dan Tingkat Kerentanan Penghidupan Petani di Kabupaten Sragen (Studi pada: Desa Kecik Kecamatan

Perubahan iklim pada dasarnya merupakan dampak dari pemanasan global akibat dari berbagai aktivitas manusia, Menghadapi perubahan iklim global, Pemerintah Indonesia telah

Variabel dampak akibat perubahan curah hujan antara lain sumberdaya lahan, sumberdaya air, infrastruktur, ancaman bencana, produktivitas, luas tanam dan luas panen, kualitas

Kriteria daerah yang terkena pengaruh Dampak Pengaruh Iklim (DPI) Bencana alam banjir dan kekeringan pada tanaman padi untuk masing – masing kecamatan disetiap kabupaten/kota

Ketidakpastian musim sebagai akibat dampak perubahan iklim telah membingungkan petani untuk memulai musim tanam, memilih jenis tanaman dan beragamnya serangan

Sistem pertanian tanaman pangan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim dengan indikasi tingkat bahaya penurunan akibat peningkatan suhu dan perubahan pola iklim, dengan begitu,