Nama : Alvin Hermawan NPM : 2120103043 Rombel : K3 Manajemen
TUGAS INDIVIDU MANAJEMEN RESIKO
1. Menurut kamu, apakah investasi yang pasti atau tidak ada risiko ada dimuka bumi ini? Jika ada sebutkan! Jika tidak ada, jelaskan! Kenapa?
➢ Menurut saya investasi merupakan hal yang pasti terdapat resiko. Ketika kita berinvestasi dalam nominal kecil resiko yang akan di hadapi pun kecil dan sebaliknya jika kita berinvestasi dengan nominal besar resiko yang akan di hadapi pun besar. Kita ambil contoh investasi saham yang pada saat ini banyak anak muda di Indonesia melakukan investasi saham. Ketika tidak pandai dalam membaca grafik resiko yang akan di hadapi pun besar. Ditambah pada dunia saham terdapat bandarmologi yang bisa mempermainkan harga saham. Selain itu banyak orang – orang yang mengatakan jika berinvestasi pada tanah atau membeli tanah akan mendapatkan keuntungan yang besar jika dijual beberapa tahun kedepan. Akan tetapi menurut saya kembali pada resiko yang pada dasar nya semua hal yang kita lakukan mempunyai resiko atau ketidakpastian.
Jika suatu saat tanah yang dibeli mengalami kerusakan yang disebabkan oleh pencemaran maupun bencana alam akan membuat tanah tersebut tidak laku untuk dijual belikan.
2. Sudah banyak contoh kejadian risiko yang merugikan. Bisakah kamu menemukan cases seperti kasus yang sudah dicontohkan dan hubungkan dengan materi saat ini.
➢ Study Case PT Sariwangi
Pada 1972 para pendiri perusahaan memperkenalkan teh dengan kemasan kantong.
Produknya menjadi teh celup pertama yang ada di Indonesia. Produk teh celup cukup diterima lantaran cara mengkonsumsi ternyata dinilai lebih praktis ketimbang teh tubruk. Salah satunya adalah perusahaan teh terkenal seperti Sariwangi misalnya.
Perusahaan teh yang sudah berdiri sejak tahun 1973, bahkan pada 1985 Sariwangi mulai mengekspor produknya ke berbagai negara termasuk Amerika Serikat, Australia, Inggris, Timur Tengah dan Rusia. Namun pada tahun 2018, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menyatakan kedua perusahaan itu pailit. Perusahaan dianggap telah melanggar perjanjian perdamaian soal utang utang dengan PT Bank ICBC Indonesia.
Pailitnya minuman teh yang dirasa bagus untuk kesehatan ini terjadi lantaran mereka menanggung beban hutang yang cukup besar. Sesuai dengan yang tertulis pada hukum pengadilan Niaga Jakarta Pusat, PT. Sariwangi Agricultural Estate Agency dikabarkan mereka tidak mampu membayar hutang yang mencapai 1 triliun rupiah. Beban tersebut telah mereka pikul sejak tahun 2015 ke beberapa kreditur, salah satunya adalah PT.
Bank ICBC Indonesia.
Hal ini Berawal dari Sariwangi dan Perkebunan Teh afiliasinya tersebut ingin mencoba melakukan ekspansi bisnis dengan cara memperluas sistem drainase air dan juga teknologi penyiraman. Dan untuk melakukan dua kegiatan tersebut, PT. Sariwangi dan afiliasinya harus melakukan peminjaman uang ke beberapa debitur hingga totalnya mencapai 1,5 triliun. Dari jumlah uang yang dikeluarkan, hasil akhir tidak maksimal sehingga PT. Sariwangi harus menanggung beban yang cukup besar. Sejatinya, mereka sudah hampir dinyatakan bangkrut beberapa tahun silam tapi mereka bisa mengajukan permohonan homologasi. Secara berkala, PT. Sariwangi mampu membayar hutang dan cicilan bunga terhadap beberapa kreditur namun pada akhirnya perjanjian permohonan homologasi dibatalkan pihak pengadilan niaga. Tidak ada cara lain untuk menyelamatkan produsen teh celup terkemuka tersebut sehingga mereka harus gulung tikar.
➢ Identifikasi Resiko
Berawal dari ambisis PT Sariwangi yang ingin memperluas bisnisnya tanpa mempertimbangan keuangan perusahaan dan kemudian melakukan peminjaman ke debitur yang totalnya mencapai 1,5 Triliun. Selain itu PT Sariwangi tidak menganalisis resiko ketika meminjam uang ke debitur yang pada akhirnya pihak PT sariwangi tidak mampu membayar utang tersebut sehingga perusahaan mengalami kebangkrutan.
➢ Dampak
• PT Sariwangi mengalami kebangkrutan
• Para karyawan kehilangan pekerjaan
➢ Kesimpulan
PT Sariwangi terlalu fokus terhadap tujuannya untuk mengekspansi perusahaan lebih besar tanpa memperhatikan manajemen resiko, kejelasan tujuan, tantangan yang akan dihadapi, komitmen terhadap suatu produk, feedback atau kritikan dari konsumen, dan kompleksitas tugas yang dibawa.
